Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 32 Menjadi Wanitaku

Yuliana sedikit menyipitkan matanya, dia melihat langit yang indah, ketika kembang api hilang, semuanya kembali menjadi gelap, barulah Yuliana menutup matanya.

"Eh, kamu adalah seorang wanita hamil, jika tertidur disini tidaklah bagus bagi janinmu." Sebuah suara terdengar disamping telinga Yuliana, suaranya terlihat sedikit meledek.

Yuliana bergegas membuka kedua matanya dan menoleh kearah orang itu, dengan sinar cahaya bulan, Yuliana melihat bahwa orang yang berdiri disampingnya memang benar adalah August Leng.

Yuliana tidak ingin berkata bersama August, dia langsung berdiri dan bersiap untuk kembali ke kediaman Leng, August adalah orang yang penuh misterius akan tindakannya, Yuliana tidak tahu apa yang akan terjadi jika terus bersama August disini, dia hanya bisa berusaha untuk menghindari interaksi dengan August.

August melangkah cepat dan mengikuti Yuliana, dan berkata sambil tertawa, "Kenapa? Tidak suka melihatku? Demi kamu aku bahkan tidak mengikuti acara perjamuan itu, aku sengaja pulang untuk menemanimu, hatimu pasti tidak nyaman kan ditinggalkan sendiri didalam rumah?"

Yuliana melototi August dan tidak menjawab perkataannya, dia berjalan langsung kearah depan.

"Kamu ini benar-benar adalah wanita yang susah untuk dibaik-baikan." August menarik tangan Yuliana.

Yuliana menoleh dan berteriak dengan kencang, "Lepaskan!"

Tapi, seusai Yuliana berkata, dia langsung tercengang, dia melihat bahwa satu tangan August menarik tangannya dan tangan lainnya memegang sebuah kue yang besar, ketika melihat Yuliana yang tercengang, August terrsenyum, dia melepaskan tangan Yuliana, dan menyalakan kembang api kecil ditangannya.

Setelah menyalakannya, August tertawa sambil memberikannya ketangan Yuliana, wajah Yuliana kembali tersinar oleh cahaya kembang api, Yuliana menatapi kembang api ditangannya dan mengerutkan keningnya, "Kamu ini?"

August berkata sambil tertawa, "Selamat ulang tahun, Yuliana."

Yuliana tetap mengerutkan keningnya, "Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?"

August tersenyum, "Apakah ini adalah sebuah rahasia? Sekali dicari tahu saja langsung tahum dihadapan orang niat, tidak ada rahasia sama sekali."

Yuliana menundukkan kepalanya dan menatapi kue ditangan August, sambil berkata, "Terima kasih."

"Aduh......sungguh jarang bisa mendengarkan sebuah kata baik dari mulutmu." August mendekati Yuliana, dan suaranya berubah berat, "Jika ingin berterima kasih maka ciumlah aku sekali."

Yuliana bergegas mundur, "Kamu jangan bercanda, mengapa masih mempersulit keadaanku? Kamu tumbuh besar dikeluarga Leng, kamu pasti bukanlah seorang lelaki playboy polos, aku tidak pernah kamu tidak mempunyai tujuan lain untuk mendekatiku, tapi baik apapun tujuanmu, aku tidak ingin bekerja sama denganmu, semoga kamu bisa menjaga jarak denganku kedepannya, tapi hari ini aku masih sangatlah berterima kasih, kamu bersedia membelikan kue untukku dan menyalakan kembang api untukku, aku sangatlah berterima kasih kepadamu....."

Yuliana sambil berkata, dia menyicip kue ditangan August dengan jarinya lalu meletakkannya dimulut, "Rasa kuenya juga lumayan, aku terima kebaikanmu, tapi sekarang juga tidak pagi lagi, aku mau kembali dulu."

August berhenti tersenyum mesum, dia menyipitkan matanya untuk melirik Yuliana, dan berkata dengan suara pelan, "Kamu bilang aku tidaklah polos? Apakah kamu tidak takut kuenya terdapat barang yang tidak boleh dimakan oleh ibu hamil?"

"Tidak takut." Yuliana mengangkat kepalanya untuk menatapinya, "Kamu tidak akan sebodoh itu, kamu ingin mendekatiku dan baik terhadapku maka kamu tidak akan melakukannya, aku sekarang bisa berada disisi Wirianto semua karena ada anak ini, Yuliana yang kehilangan anaknya mengapa masih harus menetap disisi Wirianto? Apakah masih punya benefit untuk dimanfaatkan? Bukankah semua rencanamu terhadapku akan sia-sia?"

August tersenyum, "Ternyata didalam hatimu aku adalah orang yang begitu pintar, jika kamu tidak siaga terhadapku, lalu mengapa selalu bersembunyi didalam kamar?"

Yuliana berkata sambil tertawa, "Kamu ingin memanfaatkan aku, tapi tidak melambangkan bahwa semua orang disampingmu ingin memanfaatkan aku, ada yang merasa bahwa anak didalam perutku bukanlah sebuah pion yang bisa dimanfaatkan, melainkan sebuah paku dimatanya.

August memiringkan kepalanya dan menatapi Yuliana, dia lalu tersenyum dan mengelengkan kepalanya, "Asumsi kamu yang seperti ini membuatku menjadi orang jahat, aku sangatlah sedih mendengarkannya"

Yuliana menjawab, "Aku bersedia begitu tulus dihadapanmu, mengapa kamu masih mau berakting? Aku....."

Ketika Yuliana ingin berkata, tiba-tiba sebuah percikan kembang api ditangannya jatuh di punggung tangannya, Yuliana merasa kesakitan.

"Mengapa kamu begitu tidak hati-hati?" August menarik tangan Yuliana dan langsung menariknya kesamping air mancur ditaman bunga, untuk mencelupkan tangannya didalam air.

Melihat punggung tangan Yuliana yang merah, August mengerutkan keningnya, dia berkata kepada Yuliana, "Aku ambilkan obat untukmu....."

"Tidak mau." Yuliana bergegas menarik kembali tangannya, dia berkata, "Aku tidak menggunakan obat, semua obat begituan tidak baik bagi janin, aku sekarang sedang mengandung, aku tahan saja nanti juga sembuh."

"Kamu tidak mau mengoles obat nanti akan berbekas." August mengerutkan keningnya.

"kalau begitu tinggalkan bekas saja." Yuliana tiba-tiba tertawa, "Jika karena takut meninggalkan bekas, dan aku melakukan hal yang mungkin mengancam nyawa bayiku, aku sungguh tidak layak menjadi seorang ibu yang baik."

Yuliana menatapi August, "Terima kasih, kamu masih merayakan ulang tahun untukku, tapi kedepannya jangan seperti begitu lagi identitasku di keluarga Leng adalah kakak iparmu."

Seusai Yuliana berkata, dia berjalan kedalam rumah, August menatapi sosok belakangnnya dan mengerutkan keningnya, Dia melangkah cepat dan menarik Yuliana, dan tiba-tiba mencium bibir Yuliana, ciuman August sangatlah kuat, Yuliana bahkan merasa bibirnya sedikit sakit, seolah digigit dan dirobek oleh August.

Yuliana berusaha untuk mendorong August, namun tenaganya sungguh terlalu lemah dihadapan August, Yuliana juga tidak berani terlalu mengelak, karena dia takut melukai anak didalam perutnya, jadi Yuliana sama sekali tidak bisa mendorong August pergi.

Terakhir, Augustlah yang melepaskan Yuliana, barulah Yuliana bisa terbebas, dia lalu menampar August, dan berakta, "Aku harap kedepannya kamu jangan mengangguku lagi!"

"Maaf, tadi aku bukan sengaja." August memegang pipinya dan tersenyum.

Sesampainya disini dia tiba-tiba maju lagi dan berkata sambil tersenyum, "Kali ini baru sengaja....."

Seusai August berkata, dia memeluk Yuliana lagi dan mencium bibir Yuliana, hanya saja ciumannya kali ini lebih lembut dari sebelumnya, Yuliana sambil melindungi perutnya sendiri, dia sambil mengelak hingga akhirnya August melepaskannya lagi, dia mengangkat tangan dan menampar August lagi.

"Manis!" August memegang tangan Yuliana dan tertawa, "Kali ini aku merasakan kemanisan, sungguh seru, jadilah wanitaku, baik sebelumnya aku berbuat onar atau kamu merasa bahwa aku mendekatimu dengan tujuan tertentu, ingin memanfaatkanmu tapi mulai sekarang aku benar-benar serius! Aku akan lebih bagus lagi daripada Wirianto, apa pantasnya dia sehingga membuatmu terus saja menolakku? Apakah kamu juga serius kepadanya? Apakah kamu benar-benar menyukainya?"

"Dasar orang gila! Apakah aku suka dengan Wirianto atau tidak juga tidak ada hubungannya denganmu!" Yuliana bergegas kembali kedalam rumah, dan ke kamarnya.

August tersenyum, "Sepertinya benar-benar suka."

Seusai berkata, senyumannya hilang, diwajahnya terlihat ekspresi seram, "Yuliana, kamu terus saja menolakku ternyata karena sudah suka dengan Wirianto, sungguh menarik sekali...."

Sepulang kekamarnya, Yuliana bergegas kembali ke kamar mandi, dia mencuci wajahnya dengan menggunakan air, barulah dia kembali melihat kearah dirinya dicermin, Yuliana menyadari bahwa benar saja bibirnya digigit oleh August, dan sama sekali tidak bisa disamar, jelas terlihat bahwa itu digigit oleh lelaki ketika berciuman.

"August ini sungguh sebuah gangguan." Yuliana mengosok menggunakan tangannya dan sambil memaki August, dia lalu keluar dari kamar mandi.

Sekeluarnya dari kamar mandi, dia langsung melihat Wirianto tengah berdiri diluar kamar mandi, dia menatapinya dan Yuliana terkejut karena Wirianto yang tiba-tiba muncul, dia mundur beberapa langkah dan berkata, "Mengapa kamu sudah pulang?"

Wirianto melirik kearah bibir Yuliana, sesaat kemudian barulah dia berkata, "Acaranya selesai dan aku pulang."

Yuliana mengedipkan matanya, "Oh, kalau begitu pakai saja kamar mandi, aku akan tidur dulu."

Seusai Yuliana berkata, dia lewat dari samping Wirianto dan kembali ke kasur kecilnya, terbaring dan menutup kedua matanya, Yuliana merasa bahwa Wirianto melewati sampingnya dan terbaring dikasur besar disamping sana, meskipun sama seperti sebelumnya, mereka berdua tidak berkata apa-apa, tapi Yuliana jelas merasakan bahwa aura udara saat ini jauh lebih dingin dari pada biasanya, dan membuatnya tidak tahan untuk menarik kasur lebih erat.

Setelah ragu-ragu sejenak, Yuliana menghempaskan nafasnya, dia berkata, "Tadi August menciumku, aku tidak cukup siaga, dan diiumnya, dua kali...."

Yuliana sambil berkata, dia melirik kearah arah Wirianto, terlihat Wirianto tengah terbaring dikasur dan tidak bergerak, Yuliana menarik nafas dalam-dalam dan berkata, "Dia sengaja meninggalkan bekas, mungkin saja untuk memperburuk hubungan kita berdua, mungkin untuk menggunakan kesempatan ini dan mempergunakan aku, tapi aku sama sekali tidak ingin dimanfaatkannya, aku bersedia mengatakan semuanya karena daripada kedepannya kamu mengetahuinya dan curiga lagi aku ada hubungan dengannya, dan curiga bahwa aku adalah mata-mata yang dia kirim untuk berada disampingmu."

Seusai berkata, dia tidak mendengar balasan dari Wirianto, dia merasa bahwa Wirianto sudah tertidur dan bergumam sendiri, "Aku juga ada tanggung jawab, aku tidak seharusnya sendirian pergi ketaman, tapi dia juga berada dikeluarga Leng, dia juga adalah seorang lelaki, aku sama sekali tidak kuat untuk melawannya, meskipun aku juga ada tanggung jawab, tapi tanggung jawabku tidaklah besar, hanya sedikit saja...."

"Iya." Wirianto tiba-tiba menjawabnya.

Yuliana tidak menyangka bahwa Wirianto ternyata belum tidur, dia menghempaskan nafasnya dalam-dalam, "Baguslah jika kamu mau mendengar penjelasan dariku, penjelasanku bukan karena aku masih punya halusinasi terhadapmu, jadi aku tidak ingin kamu salah paham, aku hanya saja tidak ingin kamu merasa bahwa aku adalah orang dari August, aku tidak suka terlibat kedalam pertempuran kalian berdua, sudahlah, semua yang harus kukatakan sudah aku sampaikan, aku tidur dulu."

Seusai Yuliana berkata, dia menutup matanya dan barulah Wirianto membuka matanya dan melirik kearah bibirnya, perlahan dia menyipitkan matanya.

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu