Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
Apakah Yuliana Jian bisa menerima kenyataan bahwa dirinya pernah membunuh banyak orang karena dikontrol oleh August Leng? Wirianto Leng merasa jika Yuliana Jian mengetahui semuanya, Yuliana Jian pasti tidak bisa menerimanya dan semua usaha dia akan menghilang begitu saja. Kemungkinan besar semuanya akan menjadi bertambah buruk.
Wirianto Leng hanya dapat memeluk Yuliana Jian dan dengan pelan berkata: "Yuliana kamu harus ikuti kata hatimu. Hanya kamu sendiri yang mengetahui kenyataan tersebut, aku sendiri pun juga tidak tahu apa yang terjadi pada kamu dan August Leng. Jika kamu ingin mencari kebenaran, maka dirimu sendiri yang harus pergi mencarinya."
Ucapan Wirianto Leng ini bukan hanya untuk menenangkan Yuliana Jian melainkan ini juga merupakan perkataan yang ingin dia katakan, karena dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi pada August Leng dan Yuliana Jian pada masa lalu. Meskipun dia sudah dapat menebak kejadian secara garis besar tetapi jika ada kesalahan sedikit saja itu dapat membuat dia tidak dapat mengetahui kebenaran yang sebenarnya.
Wirianto Leng merasa ucapan psikolog sangat tepat. Meskipun saat ini Yuliana Jian sedang mencari tahu jawaban dari dirinya. Tetapi jika Wirianto Leng benar-benar menceritakan semuanya kepada Yuliana Jian, kemungkinan besar Yuliana Jian pasti tidak mempercayainya. Karena khayalan dan ingatan dia memiliki perbedaan yang sangat jauh dan kemungkinan besar dapat membuat Yuliana Jian kehilangan rasa kepercayaan terhadap Wirianto Leng. Jika benar seperti itu maka semuanya sudah kembali ke titik awal.
Yuliana Jian menangis hingga matanya memerah sambil menggelengkan kepalanya berkata: "aku tidak ingin mencarinya dengan sendiri. Aku takut, aku benar-benar takut!"
Yuliana Jian merasa sangat takut begitu teringat kembali perasaannya yang tadi. Dia seperti tenggelam di dalam kegelapan tanpa batas, tidak ada orang yang melihat ketakutan dan kepanikan dia, tidak ada orang yang mendengar pemintaan tolongnya dan juga tidak ada orang yang datang untuk menolongnya. Yuliana Jian panik sambil menangis berkata: "apa.....apa yang harus aku lakukan? Sebenarnya siapa yang akan datang untuk menolong aku....."
Yuliana Jian memejamkan matanya dengan erat begitu berbicara hingga tahap ini. Wirianto Leng bergegas memeluk Yuliana Jian ke dalam dekapannya dengan pelan berkata: "Yuliana mungkin kamu sudah lupa seberapa kuatnya kamu. Kamu bisa menolong dirimu sendiri. Kamu pasti bisa........"
"Menolong diriku sendiri?" Yuliana Jian menangis sambil menatap ke arah Wirianto Leng: "bukannya kamu yang menolong aku?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya sambil tertawa berkata: "aku hanya menemanimu. Mulai saat ini, aku akan berada dimana pun kamu berada. Jika kamu masuk ke dalam lubang kegelapan aku juga akan terjun masuk bersamamu. Jika kamu mati aku akan menemanimu pergi mati. Jika kamu hidup aku akan terus menemanimu melewati kehidupanmu. Jika kamu menderita aku akan menemanimu menderita. Jika kamu bahagia aku akan menemanimu bahagia bersama-sama."
Begitu Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, dia menarik hidungnya lalu sambil menangis menatap Wirianto Leng dengan pelan berkata: "benar?"
Meskipun Wirianto Leng mengatakan bahwa dia tidak akan membantu Yuliana Jian, tetapi ketika Yuliana Jian mendengar bahwa Wirianto Leng akan terus menemaninya, Yuliana Jian merasa tenang. Janji ini seperti jauh leih membuatnya tenang dan terharu dibanding Wirianto Leng mengiyakan untuk membantu dia.
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian lalu pelan-pelan mengulas sebuah senyuman dan menganggukkan kepalanya dengan pelan berkata: "semua perkataanku adalah benar."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan lekat, mengedipkan matanya, lalu dia mengadahkan kepalanya dan mencium bibir Wirianto Leng. Wirianto Leng tertegun atas perlakuan Yuliana Jian yang begitu tiba-tiba, tetapi dia dengan cepat merespon dan memeluk Yuliana Jian. Yuliana Jian seperti tidak mengingat sama sekali bagaimana cara dia mencium Wirianto Leng pada masa lalu. Dia bergegas menundukkan kepalanya setelah mencium pelan bibir Wirianto Leng dengan pelan berkata: "aku.....aku merasa........."
Wirianto Leng menundukkan kepalanya menatap Yuliana Jian dengan pelan bertanya: "apa yang kamu rasakan?"
Suara Yuliana Jian semakin mengecil berkata: "aku merasa......aku semakin mempercayai kamu karena bibirmu sangat familiar."
Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "masih banyak hal lain yang dapat membuat kamu merasa familiar."
Yuliana Jian segera membesarkan matanya dengan panik berkata: "kamu........kamu jangan berbicara sembarangan! Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan! Meskipun aku sudah mencium kamu tetapi itu bukan sesuatu hal yang disengajakan. Kamu jangan mengira karena aku sudah mencium kamu, maka aku dapat melakukan hal lain dengan kamu!"
Wirianto Leng tidak dapat menahan tertawaannya begitu mendengar perkataan Yuliana Jian, dia menggelengkan kepalanya dengan pelan berkata: "bukan ini maksud aku! Aku tidak seperti yang kamu pikirkan itu. Maksud aku adalah masih banyak kenangan dan kebiasaan di antara kita, selama kamu sudah dapat mengingatnya dengan samar-samar maka dalam waktu singkat pasti kamu sudah dapat mengingat semuanya. Kita pun juga sudah dapat kembali ke kehidupan dulu......"
Yuliana Jian segera membesarkan matanya begitu mendengar perkataan Wirianto Leng, sambil mengerutkan keningnya berkata: "yang kamu maksud itu kenangan dan kebiasaan kita yang dulu? Aku mengira.............."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil mengerutkan keningnya dan dengan pelan berkata: "kamu mengira apa?"
Yuliana Jian mengedip-kedipkan matanya dengan pelan berkata: "aku......aku mengira kamu...........kamu ingin berbuat..........."
Yuliana Jian semakin mengecilkan suaranya dan wajahnya bersemu merah berkata: "aku mengira..........."
Baru saja Yuliana Jian bersiap-siap mengatakannya tetapi dia bergegas mengadahkan kepalanya menatap Wirianto Leng sambil mengerutkan keningnya berkata: "bukannya kamu sudah mendapatkan jawabannya? Mengapa kamu terlihat seperti tidak tahu apa-apa?"
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia bergegas beranjak dengan panik berkata: "aku tidak ingin berbicara denganmu lagi. Jelas-jelas kamu sudah mengetahuinya tetapi kamu masih ingin aku mengatakannya."
Wirianto Leng tidak menyangka respon Yuliana Jian akan jauh lebih cepat daripada perkiraannya. Wirianto Leng tersenyum sambil mengikuti Yuliana Jian dari belakang dengan pelan berkata: "apakah kamu sudah merasa lebih baik?"
Yuliana Jian terhenti dan menoleh menatap Wirianto Leng lalu mengangguk pelan berkata: "aku.........aku merasa lebih baik.........meskipun aku tidak tahu apa yang sudah terjadi, tapi perkataanmu sangat masuk akal. Ini adalah urusan aku seharusnya aku yang menyelesaikannya."
Yuliana Jian tersenyum begitu selesai berbicara. Wirianto Leng mengangkat tangannya dan mengelus kepada Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "kamu memang kuat seperti perkiraan aku. Entah dirimu yang seperti apa pasti dapat membuat aku terkejut dan suka padanya."
Yuliana Jian membalikkan badannya dan melihat sekilas ke arah Wirianto Leng dengan pelan bertanya: "kamu dulu mengatakan kamu sedang menunggu seseorang. Apakah seseorang itu adalah aku?"
Wirianto Leng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum berkata: "tentu saja kamu, selain kamu tidak ada orang lain yang perlu aku tunggu."
Yuliana Jian mengigit bibirnya, menundukkan kepalanya sambil tersenyum ringan berkata: "lalu hal-hal aneh yang kamu pelajari itu juga karena aku? Seperti menggali kerang dan hal aneh lainnya itu."
Wirianto Leng tersenyum dan bertanya: "hal aneh?"
Yuliana Jian mengigit bibirnya dan menganggukkan kepalanya berkata: "iya, aku selalu merasa kamu adalah orang yang sangat teratur tetapi tadi ketika kamu melepaskan pakaianmu, kamu terlihat dengan jelas sedang menggoda aku."
Yuliana Jian menganggukkan kepalanya dengan malu begitu selesai berbicara lalu dengan pelan berkata: "apakah karena aku? Kamu menjadi buruk karena aku bukan?"
Wirianto Leng berbicara sambil tertawa: "meskipun kamu sudah tidak mengingat masa lalu tetapi aku tidak menyangka kamu masih begitu terus terang seperti dulu. Iya..........karena kamu. Aku tidak pernah menyukai wanita lain. Semua pertama kali mulai ada sejak bersamamu, semua karena kamu. Karena kamu aku baru mengetahui bagaimana menyukai seseorang, bagaimana melindungi seseorang. Meskipun..........."
Senyuman pada wajah Wirianto Leng memudar begitu berbicara hingga ke tahap ini, dengan pelan berkata: "meskipun beberapa masalah tidak terlihat baik, tetapi aku yang dulu tidak mengerti bagaimana berkorban untuk seseorang hingga bertemu denganmu. Akhirnya aku merasakan perasaan bahagia begitu melihatmu bahagia."
Yuliana Jian mengigit bibirnya dan menundukkan kepalanya dengan wajah yang bersemu merah berkata: "kalau begitu berarti hubungan kita sangat baik ya?"
Wirianto Leng tersenyum dan menganggukkan kepalanya: "iya......baik.....sangat baik......."
Yuliana Jian tersenyum sambil mengadahkan kepalanya menatap Wirianto Leng sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan berkata: "aku sangat percaya pada ucapanmu yang ini."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia menggarukkan kepalanya dan menatap Wirianto Leng dengan malu-malu: "lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?"
Wirianto Leng tersenyum berkata: "juga tidak ada hal lain yang dapat kita lakukan di pulau kecil ini. Selain makan, tidur dan ngobrol. Sudah siang, sudah jam makan."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya: "makan lagi?"
Yuliana Jian merasa tertekan, mengapa harus makan sesering ini. Pada awalnya dia tidak merasa lapar tetapi sudah harus makan kembali. Lagipula dia juga tidak melakukan apa pun karena berada di pulau kecil ini setiap hari dan sekarang sudah mau makan. Meskipun masakan Wirianto Leng sangat baik tetapi Yuliana Jian juga sudah merasa bosan.
Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "kali ini aku akan mengajarimu memasak, aku ingin mengajarimu satu masakan yang enak."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya: "tetapi aku tidak bisa memasak."
Dulu Yuliana Jian sama sekali tidak pernah mencoba untuk memasak, dia tidak menyukai semua barang yang berada di dalam dapur. Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "kamu bukan hanya tidak bisa memasak. Kamu ini benar-benar tidak mengetahui semua hal yang berada di dapur."
Yuliana Jian dengan kebingungan mengerutkan kening sambil menunjuk hidungnya sendiri: "tidak tahu semua hal yang ada di dapur? Itu aku?"
Wirianto Leng menganggukkan kepalanya dan berbicara dengan serius: "iya itu kamu, apakah kamu tahu sebenarnya kedua anak kita menganggap makananmu seperti hukuman?"
Begitu Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, dia memiringkan sedikit kepalanya sambil menatap Wirianto Leng dengan kening dikerutkan. Setelah beberapa saat, Yuliana Jian tidak dapat menahan tertawaannya, dia menutup mulutnya sambil tersenyum ringan berkata: "terdengar sangat menarik. Akan lebih baik jika aku sudah kembali semula, dengan begitu aku mengetahui apa yang telah terjadi, bagaimana dengan diriku yang dulu dan wajah anak-anak......"
Begitu selesai berbicara, Yuliana Jian menundukkan kepalanya dengan pelan berkata: "tetapi aku merasa sangat kacau dalam menghadapi ini semua. Untung saja kamu tidak membawa anak-anak kemari, jika tidak aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Aku masih tidak tahu bagaimana menjadi seorang ibu, tetapi aku sangat tertarik begitu mendengar pembicaraan kamu, aku benar-benar berharap aku lekas sembuh."
Begitu selesai berbicara, Yuliana Jian tiba-tiba menggenggam lengan Wirianto Leng dan bertanya dengan kencang: "oh iya aku bahkan sudah melupakannya. Bagaimana ayahku? Apakah dia baik-baik saja? Aku tidak berhubungan dengan ayah sejak aku sakit. Dulu aku berpikir aku diculik olehmu sehingga dia tidak berani menghubungi aku. Tetapi sekarang aku sudah merasa yakin bahwa kamu dapat dipercaya, aku pun ingin menghubungi ayahku dan memberitahu keadaanku yang sekarang baik-baik saja, dia tidak perlu khawatir."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan mengatupkan bibirnya. Dia merasa Tuhan memperlakukan Yuliana Jian terlalu kejam. Hal yang pernah dia lalui itu sudah cukup sulit dan kebanyakan orang tidak bisa menerimanya. Tetapi sekarang dia ingin membuat Yuliana Jian merasakannya sekali lagi, semua perpisahan dan rasa sakit harus di ulang sekali lagi.
Wirianto Leng tidak berani memberitahu semuanya, hari ini Yuliana Jian sudah mengetahui banyak hal dan itu sudah mencapai batas maksimalnya. Jika dia terus memberitahunya, kemungkinan akan dapat memohok Yuliana Jian. Wirianto Leng tersenyum ringan berkata: "ayah kamu sedang sibuk dengan urusan kantor, dia tidak tahu mengenai penyakit kamu. Kamu juga seharusnya ingat bahwa ayahmu sangat sibuk, tekanan darahnya juga tinggi, jika dia mengetahui mengenai keadaanmu, itu akan memperburuk kesehatannya. Jika kamu menelepon dia sekarang, tanpa memerlukan waktu yang lana dia pasti akan menyadari ada yang salah denganmu. Bagaimana jika dia menanyakan mengenai anak, apa yang akan kamu jawab? Jika dia menanyakan hubungan kita, apa yang akan kamu jawab? Jika dia mengetahui ada yang salah dengamu, dia pasti tidak dapat menerimanya. Jadi kita jangan memberitahu dia terlebih dahulu, tunggu kamu pulih sepenuhnya, kamu baru beritahu lagi kepada ayahmu, bagaimana?"
Yuliana Jian memiringkan kepalanya begitu mendengar perkataan Wirianto Leng dan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum berkata: "kamu sangat teliti. Oh iya kalau begitu apakah kamu memberitahu ayah mengenai hal apa yang sedang aku lakukan sekarang?"
Wirianto Leng menjawab dengan pelan: "aku sudah mengatakannya. Dia tahu kita sedang bertamasya, kamu tenang saja, ayahmu sangat menghormati kehidupan kita berdua, dia pasti tidak akan menelepon untuk menganggu kita."
Yuliana Jian segera tersenyum sambil menolehkan kepalanya menatap Wirianto Leng begitu mendengar perkataannya: "aku percaya pada perkataanmu yang baru saja kamu katakan. Ayahku memang seperti itu, dia tidak akan menganggu kehidupan aku. Dia pasti akan mendukung aku apabila ada hal yang ingin aku lakukan. Tetapi, ibu angkatku dan adikku tidak menyukai aku, terkadang mereka membicarakan tentang kejelekanku di depan ayah. Tetapi dia tidak pernah mempercayainya. Dia tidak seperti beberapa ayah yang lain, begitu sudah memiliki istri baru (ibu angkat untuk anaknya) maka dia sendiri akan menjadi ayah angkat. Dia selama ini selalu menjadi ayah kandung, karena dia meskipun seberapa benci terhadap ibu angkat dan adikku, tetapi aku terus berusaha untuk menjaga mereka meskipun suatu saat nanti jika ayah sudah tidak ada............"
Yuliana Jian mengeluarkan ekspresi sedih dan berkata: "meskipun suatu saat nanti dia sudah tidak ada, aku juga akan berusaha untuk menjaga mereka dengan baik."
"Oh........." Wirianto Leng menjawab sambil menatap Yuliana Jian.
Yuliana Jian memang benar sedang berusaha menjaga ibu angkat dan adiknya. Tetapi ketika dia mengetahui adiknya Sally Jian memiliki kaitan dengan kematian ayahnya Rishendy Jian, Yuliana Jian langsung melepaskan ibu angkat dan adiknya.
Yuliana Jian berjalan beberapa langkah lalu menoleh menatap Wirianto Leng sambil tersenyum berkata: "dulu ayahku selalu cemas aku tidak dapat menikah. Dia selalu mengatakan aku terlihat lembut dari luar tetapi dalamnya sangat keras. Tetapi sekarang aku bertemu denganmu. Bagaimana? Ketika aku menikah denganmu, dia pasti bahagia bukan? Apakah dia menangis?"
Wirianto Leng mengatupkan bibirnya sambil menatap Yuliana Jian. Dia tidak tahu bagaimana cara mengatakannya kepada Yuliana Jian. Karena beberapa hal, mereka tidak ada waktu mengadakan resepsi. Lagipula awal hubungan mereka juga tidak baik. Mengenai ayahnya pun tidak sempat mengetahui bahwa dia sudah memiliki orang yang dicintai.
Wirianto Leng mengerutkan keningnya sambil menatap Yuliana Jian. Yuliana Jiang juga melihat ke arahnya. Setelah beberapa saat, Wirianto Leng baru berkata: "dia sangat bahagia dan juga sangat sedih karena tidak rela. Tetapi aku tidak melihatnya menangis. Dia adalah seorang pria dewasa, jika menangis pun juga akan menangis diam-diam."
Yuliana Jian menganggukkan kepalanya sambil menatap Wirianto Leng berkata: "benar, yang kamu katakan itu memang ayahku! Dia memang seperti itu!"
Setelah selesai berbicara, Yuliana Jian kembali membalikkan badannya dan berjalan ke arah depan. Sambil berjalan Yuliana Jian sambil berkata dengan tersenyum: "kalau begitu aku benar-benar harus bisa memasak. Tunggu ingatanku kembali aku tidak hanya dapat memasak untuk anak-anak tetapi juga untuk ayahku, dengan begitu dia tidak akan curiga bukan?"
Wirianto Leng menatap punggung Yuliana Jian sambil mengangguk pelan dan tersenyum berkata: "yang kamu katakan sangat benar."
Melihat Yuliana Jian berjalan ke depan dengan bersemangat, Wirianto Leng menjulurkan tangan menopang pada dinding dan memaksa untuk berdiri tegak. Wirianto Leng selamanya pun tidak akan lupa wajah sedih Yuliana Jian ketika melihat mayat ayahnya dan juga membuat dirinya salah mengambil keputusan. Dia mengira dengan Yuliana Jian pergi menjauh darinya maka sedang menjaga dia.
Apa yang harus dilakukan Wirianto Leng agar Yuliana Jian dapat berhasil melewati kenangan ini. Tiba-tiba Wirianto Leng merasa panik begitu melihat Yuliana Jian yang perlahan-lahan sudah mengingat beberapa keping masa lalu. Dia merasa lebih panik dibanding dengan ketika Yuliana Jian hilang ingatan sepenuhnya.
Yuliana Jian tersenyum sambil berjalan ke dapur pada lantai satu dan melambaikan tangan ke arah Wirianto Leng lalu berteriang: "Wirianto ayo kemari. Apa yang ingin kamu ajarkan padaku?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum dan bertanya dengan pelan: "apa yang ingin kamu pelajari?"
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan kepala di miringkan: "aku hanya ingat ayah suka makan beer braised duck, sedangkan apa yang disukai anak-anak.........anak kita......."
Ketika Yuliana Jian membicarakan hal ini, dia masih merasa sedikit tidak nyaman dan dia berbisik dengan malu-malu: "apa yang disukai oleh kedua anak kita?"
Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "Melly Jian suka makan makanan manis, dia paling menyukai kue."
Yuliana Jian bergegas mengerutkan keningnya berkata: "hah? Kue? Terdengar sangat sulit!"
Wirianto Leng sambil tersenyum berkata: "kalau begitu ganti dengan yang lain."
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum berkata: "tidak, kue saja. Meskipun aku merasa sulit tetapi begitu teringat bisa membuatkan untuk dia, dia pasti akan sangat senang. Entah kenapa ketika aku terpikirkan hal ini, aku merasa begitu senang. Aku merasa aku sangat cocok menjadi seorang ibu........apakah dulu aku adalah ibu penuh waktu? Maksudnya seorang ibu yang melakukan segala hal demi anaknya seperti ibuku dulu yang sangat lembut terhadap anak-anaknya. Tidak pernah memarahi mereka dan menyalahi mereka."
Begitu Wirianto Leng teringat peristiwa ketika Yuliana Jian dengan anak-anak, dia tidak bisa menahan tertawaannya dan menggelengkan kepalanya: "sepertinya tidak selembut yang kamu pikirkan. Kamu bisa menghukum mereka, mereka juga dapat menindas kamu. Kedua kubu yang sangat hebat."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan dengan ekspresi curiga: "benarkah? Mengapa aku merasa tidak dapat dipercaya? Aku ini orang dewasa, sedangkan mereka berdua hanyalah anak kecil. Bagaimana mungkin bisa melawan denganku?"
Wirianto Leng tersenyum melihat Yuliana Jian yang penuh dengan rasa percaya diri berkata: "mungkin kedua anak kita berbeda dengan anak yang lain."
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng dengan pelan bertanya: "apa? Kedua anak yang sombong bukan?"
Wirianto Leng berbicara dengan pelan: "bukan sombong melainkan jail. Mevin jauh lebih baik daripada Melly Jian tetapi dia jail pada sisi yang lain sehingga tidak dapat dikatakan siapa yang jauh lebih mudah diatur."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya begitu mendengar perkataan Wirianto Leng dan menghela nafas berkata: "mendengar perkataanmu, sepertinya sangat sulit untuk berinteraksi dengan kedua anak ini."
"Kamu tidak perlu cemas sama sekali." Wirianto Leng melihat ekspresi Yuliana Jian seperti seorang "ibu angkat" yang sedang menghadapi dua anak jail. Wirianto Leng tersenyum ringan dan membujuknya: "kamu tenang saja, mereka sangat mencintaimu. Mereka juga sangat takut ketika kamu sedang marah."
Akhirnya Yuliana Jian mengulas sebuah senyuman begitu mendengar mengenai hal ini dan menghembuskan nafas dengan lega, lalu mengerutkan keningnya menatap Wirianto Leng dan bertanya dengan kebingungan: "sebenarnya aku selalu tidak mengerti mengapa kedua anak itu tidak mengikuti marga kamu? Meskipun aku hilang ingatan, tetapi aku ingat Keluarga Leng merupakan sebuah keluarga besar. Bagaimana mungkin mereka memperbolehkan keturunannya mengikuti marga pihak wanita? Apakah pemikiran keluargamu begitu terbuka?"
Novel Terkait
The Richest man
AfradenLove In Sunset
ElinaLove at First Sight
Laura VanessaBehind The Lie
Fiona LeeMr Huo’s Sweetpie
EllyaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia