Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 145 Dimana Anakku?
Yuliana Jian mengigit bibirnya dan dengan pelan berkata: "kamu pasti mengetahui keberadaan anakku bukan? Karena dia sudah menyuruhmu kemari bagaimana mungkin kamu tidak tahu sebenarnya aku memiliki dua anak?"
Odelia Ye mengerutkan keningnya dan dengan dingin berkata: "Yuliana, sebaiknya kamu lupakan saja anak itu, anak itu sudah mati........."
"Apa?" Yuliana Jian menatap Odelia Ye dan meninggikan suaranya.
Odelia Ye menghela nafas dan melihat ke sekeliling lalu dengan pelan berkata: "sekarang kita berada di luar. Meskipun tidak ada alat pendengar di sini dan tidak ada yang membuntutimu, tetapi kamu juga harus tetap tenang, dengan begitu kamu baru bisa membantumu. Jika orang lain melihat emosimu tidak stabil dan menyadari statusku. Bukan hanya kamu saja yang berbahaya, Melly juga akan berbahaya. Kamu bukan hanya ibu dari anak itu, kamu juga ibu dari Melly!"
Yuliana Jian menarik nafas dengan dalam dan berusaha menenangkan emosinya. Dia menatap Odelia Ye bertanya: "mengapa anak itu bisa meninggal?"
Odelia Ye mengerutkan keningnya berkata: "aku tidak tahu peristiwa tersebut dengan rinci. Aku hanya mengetahui dari Nyonya Tua Leng bahwa itu adalah anak laki-laki.........."
"Anak laki-laki?" Yuliana Jian menggertakkan giginya untuk menahan air matanya dan mengerutkan keningnya menatap Odelia Ye.
Odelia Ye menganggukkan kepalanya: "iya anak laki-laki. Jika tidak bagaimana mungkin Nyonya Tua Leng bisa menginginkannya dan meninggalkan Melly? Ketika sedang dalam perjalanan membawa dia kepada Nyonya Tua Leng, terjadi kecelakaan dan mobil tersebut terlempar lalu masuk ke dalam laut. Tidak dapat ditemukan apa pun, dia masih begitu kecil sudah pasti sudah tidak bernyawa. Jadi kamu jangan menyelidikinya kembali. Jika Nyonya Tua Leng mengetahui kamu sedang menyelidiki masalah anak ini, maka kemungkinan besar kamu akan membuat Nyonya Tua Leng menjadi marah dan pada saat itu bagaimana dengan kamu dan Melly?"
Yuliana Jian mengepalkan tangannya dan bertanya dengan bergetar: "bagaimana dengan dia? Apakah dia tidak melakukan apa apun? Apakah dia diam saja ketika melihat Nyonya Tua Leng merebut anakku?"
Odelia Ye bergegas mengangkat tangannya dan menekan tangan Yuliana Jian. Dia bergegas berkata: "Yuliana Jian kamu tenanglah sedikit. Dia juga memiliki pemikiran yang tidak kamu ketahui."
Yuliana Jian menghirup nafas dalam-dalam dan tersenyum sambil menundukkan kepalanya: "iya dia memiliki pemikirannya sendiri, bagaimana mungkin aku tidak mengetahuinya? Aku mengetahui dia memiliki pemikirannya sendiri! Aku bisa mengerti aku mencoba untuk mengerti dia, tetapi itu sebelum dia menikah. Sekarang aku sudah tidak memiliki posisi untuk memaafkan dia, dia bagiku hanyalah Anggota Keluarga Leng."
Begitu Yuliana Jian berbicara sampai sini, dia menghembuskan nafas dengan panjang, menyipitkan matanya menatap Odelia Ye dan bertanya dengan pelan: "apakah kamu harus berada di sisiku? Apa yang akan kamu lakukan jika aku memintamu untuk pergi?"
Odelia Ye mengerutkan keningnya dan berkata dengan pelan: "jika bukan karena bantuan dia, aku dan adikku sudah tidak ada di dunia ini sejak awal. Aku harus berhasil melakukan hal yang dia inginkan, jika tidak aku sudah tidak memiliki tujuan apa pun untuk tetap hidup."
"Apakah dia pantas membuatmu melakukan semuanya? Kamu bahkan berada di penjara begitu lama untuk menemani aku." Mata Yuliana Jian memerah menatap Odelia Ye dan bertanya dengan pelan.
Odelia Ye menganggukkan kepalanya: "dia yang memberikan nyawaku, dan pada dasarnya yang aku miliki sekarang merupakan pemberian dia. Bukan aku akan mengorbankan segalanya untuk dia melainkan seluruh hidupku merupakan milik dia."
"Iya aku bahkan sudah melupakannya." Yuliana Jian berbicara sambil tersenyum: "dulu aku juga merasa bahwa seluruh hidupku merupakan miliknya, aku bisa mengorbankan semuanya untuk dia. Awalnya aku berpikir aku sangat hebat karena aku bisa melakukan apa saja untuk orang yang aku suka. Tetapi sekarang kelihatannya aku bukan satu-satunya, banyak orang yang bisa mengorbankan semuanya untuk dia tanpa perlu menyukai dia........"
"Tidak." Odelia Ye mengerutkan keningnya menatap Yuliana Jian: "kebalikannya, kamu memang satu-satunya."
Begitu Odelia Ye berbicara sampai di sini, tiba-tiba dia berhenti berbicara, dia tahu dirinya sudah salah berbicara dan dia menatap Yuliana Jian dengan penuh penyesalan. Yuliana Jian tersenyum, memejamkan matanya dan bersandar pada sofa.
Pada saat ini Peggy He membawa Melly Jian kembali. Melly mengangkat tinggi kedua mainannya dan berlari ke sisi Yuliana Jian dan masuk ke dalam dekapannya lalu tertawa berkata: "ibu lihatlah, ini mainan yang dibelikan oleh Ibu Peggy kepadaku, sangat cantik!"
Begitu Yuliana Jian mendengar suara Melly Jian, dia segera membuka matanya sambil tersenyum dan mengelus kepala Melly Jian sambil tersenyum berkata: "mainan ini memang sangat cantik. Apakah kamu sudah mengucapkan terima kasih kepada Ibu Peggy?"
Melly Jian menganggukkan kepalanya sambil tersenyum berkata: "sudah, aku sudah berterima kasih kepada Ibu Peggy. Ibu Peggy juga memujiku bahwa aku sangat sopan. Aku pun mengatakan Ibu Peggy jangan memujiku kembali, ini semua merupakan ajaran ibu, Ibu Peggy pun memuji ibu mengajari aku dengan sangat baik."
Peggy He sambil tersenyum berkata: "memang, Melly benar-benar sangat penurut dan sopan."
"Dan juga." Melly Jian tiba-tiba menutup mulutnya seperti pencuri dan diam-diam tersenyum: "Melly tahu dimana perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Tadi Melly dengan berani menarik celana anak laki-laki dan akhirnya aku menemukannya! Melly sangat pintar. Melly melihat anak laki-laki ada....."
"Sst!" Peggy He bergegas menjulurkan tangannya dan menaruhnya di depan bibir, membuat gaya untuk diam. Lalu pipi Peggy He bersemu merah dan berbicara kepada Melly Jian dengan pelan: "Melly kamu tidak boleh sembarangan berbicara, ini adalah tempat umum."
Melly Jian segera mengadahkan kepalanya menatap Yuliana Jian berkata: "ibu apakah benar seperti itu? Kita tidak boleh membicarakan hal ini?"
Yuliana Jian menganggukkan kepalanya sambil tertawa berkata: "iya kamu tidak boleh berbicara sembarangan. Kamu bisa memberitahu ibu setelah pulang ke rumah, dan kedepannya kamu tidak boleh melepaskan celana anak laki-laki, tunggu kamu dewasa baru kamu boleh melakukannya."
Perkataan Yuliana Jian membuat Peggy He memijat dahinya dan dengan pelan berkata: "Yuliana aku tarik kembali pujian aku tadi!"
Setelah Peggy He selesai berbicara, dia menghela nafas dan menoleh menatap Odelia Ye sambil mengerutkan keningnya: "kenapa kamu masih berada di sini?"
Odelia Ye tidak menatap Peggy He. Dia terus menatap Yuliana Jian dan bertanya dengan pelan: "Yuliana apakah kamu mengizinkan aku untuk terus berada di sini?"
Perkataan Odelia Ye memiliki dua arti, yang pertama yaitu menanyakan apakah Yuliana Jian mengizinkan dia untuk tetap tinggal di sini dan juga bertanya apakah Yuliana Jian mengizinkan dia untuk tetap berada di sisinya. Yuliana Jian menatap Odelia Ye dalam waktu yang cukup lama dan tersenyum ringan berkata: "memangnya kamu bisa pergi kemana lagi? Jika kamu ingin tinggal, maka tinggallah. Jika tidak ada kamu maka juga akan ada orang lain yang datang. Aku lebih tenang jika ada kamu."
Odelia Ye segera tersenyum, matanya memerah dan mengendus hidungnya lalu berkata dengan pelan: "maaf dan juga terima kasih."
Peggy He menatap Odelia Ye dan Yuliana Jian sambil mengerutkan keningnya berkata: "ada apa dengan kalian?"
Lalu Peggy He mengerjapkan matanya dan mengangguk lalu menatap Yuliana Jian sambil tersenyum: "Yuliana kamu memang sahabat terbaikku. Apakah kamu ingin mengusir wanita ini karena melihat aku tidak menyukainya? Yuliana kamu sebenarnya tidak perlu seperti itu. Aku juga sudah dewasa aku bukan lagi anak kecil. Lagipula dia terlihat begitu menyedihkan, baru keluar dari penjara, tidak memiliki pekerjaan apa pun dan memiliki wajah yang biasa-biasa saja. Bagaimana mungkin dia bisa memenangkan aku bukan?"
Yuliana Jian tersenyum menatap sekilas ke arah Peggy He dan kembali menatap Odelia Ye berkata: "bagaimana aku harus menjawabnya?"
Odelia Ye tersenyum berkata: "kamu boleh menjawab iya untuk membuatnya merasa puas."
Yuliana Jian pun menganggukkan kepalanya dan mengacungkan jempolnya kepada Peggy He berkata: "Peggy memang benar sahabat terbaik di dunia ini."
Begitu melihat Yuliana Jian mengacungkan jempolnya, Melly Jian juga mengacungkan jempolnya sambil terkikik berkata: "Ibu Peggy sangat hebat."
Peggy He menganggukkan kepalanya dan menerima pujian Yuliana Jian dan Melly Jian tanpa rasa malu sedikit pun berkata: "bagus! Akhirnya kalian mengakui kenyataan yang sudah menjadi hal umum ini."
Peggy He sangat periang, dia selalu berbicara sambil tertawa yang dapat menambah kebahagiaan dalam hidup Yuliana Jian. Hanya saja setelah Peggy He pergi dan berpisah dengan Odelia Ye, Yuliana Jian kembali menjadi muram, senyumannya memudar. Rasa sakit atas kehilangan anaknya pun kembali menguasai dirinya.
Yuliana Jian menatap Melly Jian yang sedang berlari ke sana ke mari di dalam hotel pun seperti melihat dua bayangan, yang satu adalah Melly Jian, yang satu lagi adalah anak laki-laki, dia memiliki tinggi yang tidak jauh berbeda dari Melly Jian, hanya saja tidak memiliki dua ekor kuda. Dia berlari bersama Melly Jian lalu berbarengan menoleh ke arahnya sambil berteriak: "ibu........."
Lalu bayangan anak laki-laki tersebut menghilang, hanya tersisa Melly Jain sendirian yang berlari ke arah Yuliana Jian dan memeluk kakinya. Melly Jian mengadahkan kepalanya menatap Yuliana Jian, lalu mengerutkan keningnya bertanya dengan pelan: "ibu kamu kenapa? Kenapa kamu menangis?"
Yuliana Jian mengusap matanya dengan kasar sambil tersenyum berkata: "iyakah? Apakah ibu menangis?"
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia mengangkat tangannya dan mengusap ujung matanya, ternyata memang benar terdapat air mata.
Melly Jian mengendus hidungnya dan terisak berkata: "apakah karena Melly tidak menjadi anak penurut sehingga membuat ibu marah? Melly tidak akan menarik celana anak laki-laki kembali. Melly pasti akan menjadi anak penurut dan tidak lagi membuat ibu terluka dan menangis kembali."
Yuliana Jian mengangkat tangannya mengusap air matanya sambil menatap Melly Jian tersenyum: "Melly ibu tidak apa-apa dan ibu menangis bukan karena kamu......."
Begitu Yuliana Jian berbicara sampai di sini, dia mengangkat tangannya mengusap kepala Melly Jian sambil tersenyum berkata: "ibu menangis karena bersedih kepada bunga yang lain."
Melly Jian mengendus hidungnya dan bertanya dengan pelan: "mengapa bersedih?"
Yuliana Jian menunduk dan berkata: "karena bunga yang lain itu sudah menghilang sebelum ibu sempat melihatnya."
Melly Jian dengan cepat melambaikan tangannya berkata: "ibu kamu jangan seperti itu. jika kamu memang menyukai bunga, aku bisa memberikan semua bunga untukmu. Kedepannya jika aku bertemu dengan bunga yang cantik, aku akan memetiknya dan memberikannya kepada ibu."
Yuliana Jian tersenyum memeluk Melly Jian berkata: "tidak boleh berbuat seperti itu karena ibu akan bersedih. Ibu sudah sangat bersyukur bisa memiliki satu bunga seperti Melly. Aku benar-benar sudah sangat bersyukur......."
Jadi Tuhan aku mohon padamu jangan membuat Melly Jain meninggalkan aku.
Yuliana Jian memeluk Melly Jian sambil tersenyum dan berdoa di dalam hatinya. Melly Jian segera tersenyum dan masuk ke dalam dekapan Yuliana Jian berkata: "iya, Melly akan menjadi anak yang penurut dan tidak akan meninggalkan ibu selamanya!"
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniBretta’s Diary
DanielleRahasia Istriku
MahardikaLove at First Sight
Laura VanessaMy Tough Bodyguard
Crystal SongLove In Sunset
ElinaBeautiful Lady
ElsaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia