Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat

Melly Jian mengerjapkan mata dan teriak, "Tapi, ibu aku cinta padamu."

Melly Jian selalu seperti ini. Ketika dia merasa rugi atau menginginkan sesuatu, dia akan terus mengatakan "aku cinta padamu" atau perkataan sejenis lainnya. Meskipun tahu Melly Jian mungkin tidak tahu apa arti "cinta" yang sesungguhnya, tapi ketika Yuliana Jian mendengar Melly Jian berkata seperti itu, dia tetap tidak tahan menghela napas, dan berkata rendah, "Kamu masuk sini, aku bantu kamu ikat rambut."

Melly Jian menganggukan kepala, menyelesaikan kehidupan meminta makanan di segala penjuru dan masuk ke dalam penjara Yuliana Jian. Melly Jian berkata dengan suara kecil, "Ibu, apa aku boleh mengikat dua kuncir dengan kunciran bunga yang Bibi Susan berikan?"

Yuliana Jian mengangukkan kepala dan Melly Jian langsung tersenyum dan menempel pada Yuliana Jian, "Ibu sangat baik."

"Kalau begitu kenapa kamu masih mau memanggil orang lain ibu?" Yuliana Jian menyisir rambut Melly Jian dan memarahi.

Melly Jian berkata sambil tersenyu, "Ibu kamu jangan cemburu, semua itu hanya akting. Menjadi orang pasti harus pandai bersosialisasi."

Yuliana Jian tanpa bisa ditahan tertawa, "Akting? Bersosialisasi? Darimana kamu belajar kata-kata ini?"

Melly Jian mengerutkan dahi, seperti tidak ingat darimana dia belajar kata-kata itu. Melly Jian bertemu terlalu banyak orang di dalam penjara, dan dia juga sangat pandai bicara, belajar begitu banyak kata-kata yang sembarangan. Tapi satu-satunya yang membuat Yuliana Jian merasa beruntung adalah, banyak teman-teman di penjara termasuk menjaganya, tidak mengatakan kata-kata kotor di hadapan Melly Jian, kalau tidak sekarang Melly Jian pasti adalah anak yang bicaranya kasar.

Sambil menyisir rambut Melly Jian, Yuliana Jian menundukkan kepala menatap Melly Jian. Wajah bulat Melly Jian, mata Melly Jian juga bulat, dan memancarkan perasaan tidak tenang. Bibir yang kecil dan kulit yang putih. Satu-satunya yang kurang baik adalah, hidung Melly Jian yang agak pesek. Tapi karena itu mirip dengan ayah Yuliana Jian, Yuliana Jian malah merasa hidung Melly Jian adalah indra yang paling bagus dibandingkan lainnya.

Setiap kali Yuliana Jian melihat Melly Jian, pasti mulai membayangkan, anaknya yang direbut itu, kira-kira tampangnya bagaimana, sifatnya bagaimana. Apa akan seperti Melly Jian yang tidak berperasaan dan terlalu cepat mengenal dunia orang dewasa, atau anak yang lembut?

"Ibu, bunga kecil ..." Melly Jian mengulurkan kunciran bunga dan mengingatkan Yuliana Jian agar tidak lupa mengikatkan kunciran bunga di rambutnya.

Yuliana Jian mengambil kunciran dari tangan Melly Jian sambil tersenyum. Setelah mengikatkan ke rambut Melly Jian, Yuliana Jian tersenyum, "Lihat cermin, cantik tidak?"

Melly Jian mengangguk dulu baru menjawab senang, "Aku cantik sekali."

Lalu Melly Jian menatap bunga kecil yang ada di atas dua kunciran rambutnya dan berkata kecil, "Ibu, apa bunga kecil ini bisa menukar banyak makanan yang enak? Aku dengar ada orang yang bilang, ini harganya 4 juta lebih. Empat juta lebih bisa beli banyak kue dan susu bukan."

"Ini adalah hadiah yang Bibi Susan berikan padamu, apa kamu suka?" Yuliana Jian tersenyum sambil bertanya.

Melly Jian mengangguk, "Suka."

Yuliana Jian tersenyum sambil berkata, "Bagus kalau begitu. Benda dibuat untuk membawa kesenangan bagi orang lain. Kalau kamu suka dia, maka dia menjadi berharga."

Melly Jian bersandar di pelukan Yuliana Jian dan mengerjapkan mata, "Ibu, aku dibuat olehmu, apa aku membuatmu senang?"

Yuliana Jian menganggukan kepala lalu berkata sambil tersenyum, "Sangat senang, Melly adalah hadiah terbaik yang ibu dapatkan di dalam kehidupan ini."

Kalau tidak ada Melly Jian, Yuliana Jian sama sekali tidak dapat membayangkan dia harus bagaimana melewati tiga tahun yang panjang ini. Tapi sejak dia memiliki Melly Jian, Yuliana Jian merasa meskipun hari-hari terasa lama berlalu, dia masih bisa bertahan.

Melly Jian mengerucutkan bibir dan berkata kecil, "Kalau aku begitu membuat ibu senang, apa aku boleh meminta satu permintaan?"

"Permintaan apa?" Yuliana Jian bertanya sambil tersenyum.

"Ibu, apa ibu boleh menukar namaku?" Melly Jian berkata sambil tersenyum, "Aku ingin bernama ... Michelle Jian .... itu adalah nama princess. Setelah menjadi princess, bisa makan banyak makanan yang enak."

"Tidak boleh." wajah Yuliana Jian masam lalu berkata dengan suara rendah.

Begitu Melly Jian melihat Yuliana Jian begitu tegas, dia langsung takut dan duduk di ujung ruangan, tidak berani mengungkit tentang ganti nama lagi. Meskipun Melly Jian biasanya sangat nakal, tapi dia memiliki ketakutan yang alami kepada Yuliana Jian. Selama wajah Yuliana Jian masam, Melly Jian tidak berani macam-macam lagi.

Melly Jian terus diam sampai malam, saat waktunya aktivitas, baru kembali semangat. Karena dalam penjara, hanya di malam waktu aktivitas baru boleh nonton tv. Pengawas demi merayakan ulang tahun Melly Jian, hari ini khusus menambahkan setengah jam waktu kartun. Setelah Yuliana Jian mengganti baju Melly Jian, Melly Jian langsung membawa kursi dan duduk di depan.

Melly Jian sangat suka menonton tv. Demi menonton tv, bahkan bisa menyerah terhadap cemilan. Mungkin ini karena Melly Jian dari kecil hidup di penjara, hanya bisa melihat dunia luar dari televisi. Meskipun televisi belum dibuka, Melly Jian duduk di atas kursi kecil dan meletakkan tangan kecilnya di atas lututnya dengan sopan, menengadahkan kepala, dan matanya terus menatap layar tv yang masih hitam.

Yuliana Jian duduk di samping Melly Jian dan melihat ke arah Melly Jian, lalu ke arah tv. Tidak lama kemudian, tv dibuka dan Melly Jian langsung membesarkan mata, menonton tv dengan serius. Meskipun pada awalnya menonton berita, tapi Melly Jian tetap menonton dengan serius. Sambil menonton, sambil mengoceh mengikuti pembawa acara, "Keadaan dunia menegangkan, keadaan negara kami juga akan menghadapi ..."

Setelah berita negara selesai, dilanjutkan dengan berita daerah, pembawa acara dengan cepat membacakan berita hari ini. Awalnya yang sedang melihat berita dengan Yuliana Jian sambil tersenyum, ketika melihat sebuah berita, pelan-pelan senyumnya hilang. Itu adalah berita seseorang yang bunuh diri. Tapi status orang yang bunuh diri sangat spesial, yaitu orang Keluarga Leng. Melihat foto yang bunuh diri, Yuliana Jian bahkan sedikit familiar. Saat dia baru masuk ke Keluarga Leng dan berkumpul dengan keluarga besar Leng, dia pernah melihat sekali orang itu. Orang itu di Keluarga Leng masih termasuk memiliki status yang tinggi.

Tapi orang itu bisa-bisanya bunuh diri. Selain itu Keluarga Leng malah tidak menyembunyikan informasi ini dan mengumumkannya secara terbuka. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Keluarga Leng?

"Ibu, melompat dari gedung, apa sudah meninggal?" Melly Jian mengerjapkan mata, menoleh dan bertanya.

Yuliana Jian mengerutkan dahi lalu pelan-pelan menganggukan kepala, "Iya, sudah meinggal."

Melly Jian mengerucutkan bibir dan berkata rendah, "Kalau sudah meninggal tidak bisa makan yang enak-enak lagi. Kakek ini benar-benar sangat bodoh."

"Tidak boleh seperti itu mengatakan orang yang sudah meninggal." Yuliana Jian memarahi dengan dingin.

Melly Jian segera diam dan tidak berani berkata apapun lagi. Kemudian terus diberitakan berita mengenai Keluarga Leng, perubahan MITH Company, pertengkaran Keluarga Leng, dan informasi lainnya. Terakhir adalah Wirianto Leng yang berhadapan dengan para wartawan dengan wajah dingin, tidak menjawab pertanyaan apapun yang ditanyakan wartawan, langsung berjalan menjauh dari para wartawan.

Wajah Wirianto Leng kelihatan pucat, kurus, dan dingin, seperti pedang yang sudah diasah.

"Ibu, orang itu sangat mengerikan dan kelihatan galak. Orang lain bertanya padanya, dia tidak menjawab, tidak sopan!" Melly Jian menunjuk Wirianto Leng yang berjalan cepat di layar tv dan berkata kecil.

Yuliana Jian menarik napas dalam baru menenangkan perasaannya dan berkata sambil tersenyum pada Melly Jian, "Dia pasti memiliki hal yang ingin dia lakukan, baru tidak ada waktu untuk menjawab pertanyaan."

Melly Jian mengeluh, "Kalau begitu Melly setiap hari juga sangat sibuk, setiap hari Melly memiliki banyak makanan yang ingin dimakan. Tapi tetap harus menjawab pertanyaan ibu, Melly juga sangat lelah ..."

Yuliana Jian tidak mendengar keluhan kecil dari Melly Jian, hatinya terus mengulang berita tadi. Keluarga Leng dalam melakukan hal lebih rendah hati dibandingkan keluarga kaya lainnya. Kecuali pernikahan Wirianto Leng dua tahun lalu yang dilaksanakan dengan meriah, yang lainnya sangat jarang masuk berita. Lebih tidak mungkin lagi masalah bunuh diri seperti ini. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Keluarga Leng? Sebenarnya untung bagi Wirianto Leng, atau malah merugikan Wirianto Leng?

Juga anak satunya lagi, apakah akan mempengaruhi anaknya itu?

Yuliana Jian selalu melamun di tempat duduk. Melly Jian yang sudah selesai menonton kartun, bersandar di tubuh Yuliana Jian dan berkata kecil, "Ibu, Melly sudah ngantuk."

Yuliana Jian baru tersadar dan menggendong Melly Jian. Dia segera tersenyum sambil berkata, "Oh, ok, ibu bawa Melly tidur ya."

Yuliana Jian menggendong Melly Jian, dan Melly Jian bersandar dalam pelukan Yuliana Jian. Yuliana Jian baru menghela napas lega. Keresahan tadi hilang semua. Dia tidak seharusnya berpikir terlalu banyak mengenai Keluarga Leng. Wirianto Leng sudah menikah, selain itu juga sudah mempunyai anak. Apa lagi hubungan dia dengan Wirianto Leng? Baik atau buruknya Wirianto Leng, tidak ada hubungannya dengan dia.

Yuliana Jian masih ingat pernikahan Wirianto Leng yang meriah itu, meskipun berita hanya memutarkan video kecil tentang pernikahan, tapi juga dapat terlihat kemewahan dan kemeriahannya. Wirianto Leng dan istrinya itu seperti pangeran dan putri dalam cerita dongeng, di bawah kelopak bunga yang turun, berjalan ke arah kerumunan orang yang mendoakan mereka.

Wirianto Leng dan Cindy Gu kelihatan sangat cocok. Masa lalu Yuliana Jian dan Wirianto Leng dulu, di hadapan pernikahan yang mewah itu, terasa tidak berharga sama sekali.

Yuliana Jian saat itu menatap Wirianto Leng dan Cindy Gu sangat lama. Otaknya seketika kosong. Di saat itu, Yuliana Jian benar-benar mengira dia akan mati di sana. Yuliana Jian yang tidak pernah menangis, di saat itu malah menangis, membuat dia kembali hidup.

"Ibu, aku mencintaimu ..." Melly Jian bersandar di bahu Yuliana Jian. Meski sudah sangat ngantuk, tapi tetap berkata dengan suara kecil.

Yuliana Jian memeluk Melly Jian dengan erat dan berkata rendah di telinga Melly Jian, "Iya, ibu juga mencintaimu."

Setelah Melly Jian mendengar perkataan Yuliana Jian, Melly Jian tersenyum baru tertidur di bahu Yuliana Jian. Sambil tidur, Melly Jian mengoceh, "Enak ... enak ... Melly mau makan semuanya!"

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu