Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba

Melvin Jian malah tidak begitu mengerti apa yang dikatakan Yuliana Jian, jadi dia hanya mengerutkan kening dan menatap Yuliana Jian. Yuliana Jian melihat Melvin Jian yang menunjukkan ekspresi bingung. Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dan berkata dengan suara rendah, "Oh ... anakku, gadis yang menyukaimu di masa depan pasti akan kesusahan."

Melvin Jian mengerutkan kening dan berkedip melihat Yuliana Jian. Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Belum mengerti ya, melihatmu begini, pasti kamu akan lebih menyusahkan gadis daripada ayahmu. Melvin, sebagai orang tua kandungmu, aku harus mengingatkanmu sekarang, kamu harus bersikap lembut dengan gadis-gadis yang menyukaimu, jangan terlalu membosankan, terlalu dingin. Kalau tidak, kamu sendiri juga akan kesusahan ... "

“Bu ... Bu ... aku juga ingin diingatkan.” Melly Jian buru-buru berteriak, seolah-olah hal yang dikatakan Yuliana Jian adalah hal yang sangat menarik baginya.

Yuliana Jian melirik Melly Jian, mengerutkan kening, menggelengkan kepalanya, dan berkata dengan suara rendah: "Kamu mah tidak perlu diperingati, kamu kan sudah sangat pintar mengejar anak laki-laki sekarang, aku paling harus memperingati mereka, jangan sampai di bully kamu. Tapi kakakmu berbeda, kakakmu terlihat benar-benar memiliki jalur cinta yang susah."

Melly Jian mengerutkan kening dan memiringkan kepalanya dengan bingung: "Banyak anak laki-laki dan perempuan yang suka sama kakak, gimana dia tidak hidup dengan enak?"

"Ini benar-benar berbeda dari disukai banyak orang, sama seperti ayahmu, ada banyak orang yang menyukainya, tapi ..." Ketika Yuliana Jian mengatakan ini, dia melihat Wirianto Leng turun dari lantai atas.

Yuliana Jian mengedipkan matanya, menghentikan apa yang akan dikatakannya, dan tertawa, menatap Wirianto Leng, dan berkata sambil tersenyum: "Wirianto, kenapa kamu turun? Bukannya kamu sedang merencanakan perjalanan kita? "

Wirianto Leng berjalan ke bawah sambil menatap Yuliana Jian dengan tersenyum dan bertanya, "Kenapa kamu tidak melanjutkan perkataanmu? Tapi apa?"

Yuliana Jian mengedipkan matanya dan dengan cepat berkata sambil tersenyum, "Tapi kamu bertemu denganku? Betulkan, Ini menunjukkan kalau kamu benar-benar baik, tidak hanya kamu tampan, kamu kaya dan ganteng, dan kamu juga pintar, benar-benar hebat. Sebenarnya, banyak pria tampan dengan uang yang banyak, tapi tidak banyak orang yang sama cerdasnya denganmu, benar deh ... "

Wirianto Leng mengangkat alisnya dan bertanya sambil tersenyum, "Benarkah begitu?"

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, mengerjap, dan berbisik: "Betul ... benar-benar yang terbaik di dunia. Sangatlah hebat ..."

Wirianto Leng mendengarkan apa yang dikatakan Yuliana Jian dan langsung tertawa, dia mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Ya, sepertinya kamu juga sangat cerdas. Bagaimana? Sudah selesai memberikan konseling ke anak-anak? "

Yuliana Jian mengangguk, dan berkata dengan suara yang dalam, "Ya sudah, mereka sebenarnya sangat hebat, mereka tidak membutuhkan konseling apapun, mereka juga sudah setuju, membiarkan kita untuk pergi jalan-jalan."

Wirianto Leng pun tersenyum dan melirik Melly Jian dan Melvin Jian, dan bertanya, "Benarkah?"

Melly Jian ​​segera mengangguk dan berkata sambil menyeringai: "Betul, betul, apa yang dikatakan ibu semua benar, tapi ibu juga menyetujui permintaan kami, mengatakan kalau dia akan membawa banyak hadiah kembali, iya kan? "

Yuliana Jian mengulurkan dua jari dan tersenyum ke Wirianto Leng dan berkata, "Sebenarnya, aku hanya akan membawa dua hadiah, hanya dua, perkatan Melly itu selalu dilebih-lebihkan."

"Aku tahu ..." Wirianto Leng tersenyum, lalu berjalan ke dapur dan berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu ayo kita mulai makan sekarang."

Setelah Wirianto Leng selesai masak dan mereka sekeluarga mulai makan, Yuliana Jian tidak tahan untuk melirik Wirianto Leng yang masih memiliki sedikit senyum di wajahnya, Yuliana Jian mengerutkan kening dengan perasaan ingin tahu, lalu bertanya dengan suara rendah, "Um ... apa yang sebenarnya kamu rencanakan? Aku benar-benar ingin tahu, apa kamu tidak bisa memberitahuku dulu?"

Wirianto Leng melirik Yuliana Jian, tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Kalau aku kasih tahu sekarang, maka tidak termasuk kejutan, aku berharap memberimu kejutan."

Yuliana Jian mengerutkan kening dan berkata dengan tergesa-gesa, "Sebenarnya, aku bukan wanita yang suka kejutan. Benar deh, kamu tidak perlu mengejutkan aku, aku bisa menerimanya, beneran..."

Wirianto Leng tersenyum dan melirik Yuliana Jian, lalu berkata sambil tersenyum: "Tapi aku seorang pria yang suka mengejutkan orang."

Yuliana Jian melihat Wirianto Leng menolak untuk mengatakan apa-apa, jadi dia mengambil napas dalam-dalam, mengerutkan kening, menggelengkan kepalanya tanpa daya, dan berbisik, "Sepertinya aku benar-benar tidak akan mendapatkan info apapun dari mu, mulutmu benar-benar ketat ya."

Tapi semakin Wirianto Leng tidak mau mengatakannya, Yuliana Jian semakin penasaran. Setelah makan malam, Yuliana Jian pun naik ke atas duluan dan menyelinap ke kantor Wirianto Leng, melihat kekacauan rencana perjalanan yang ada di mejanya. Yuliana Jian pun mengerutkan keningnya, mencoba untuk membacanya. Tapi baru baca satu halaman, Yuliana Jian tiba-tiba dipeluk dari belakang.

Pada saat dia dipeluk, Yuliana Jian tahu bahwa orang yang memeluknya adalah Wirianto Leng, dan Yuliana Jian tidak melarikan diri, membiarkan Wirianto Leng memeluknya. Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian dengan erat, dan berkata sambil tersenyum: "Aku sudah menangkap seorang pencuri, bagaimana aku bereskan ya?"

"Aku ... aku terlalu penasaran," Yuliana Jian berbisik: "Setidaknya beri tahu aku kira-kira kita akan kemana, biar aku bisa mempersiapkannya terlebih dahulu?"

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, tidak akan seru, betapa bagusnya sekarang, seperti permainan."

Yuliana Jian berpikir sejenak, dan mengangguk: "Ini memang lebih menarik, tapi aku ... aku ... aku penasaran, atau kalau tidak, aku coba tebak, kamu memberiku petunjuk, oke kan? "

Wirianto Leng berpikir sejenak, dan akhirnya menyipitkan matanya, dan berkata dengan suara rendah, "Jika kamu benar-benar penasaran, aku juga bisa memenuhi permintaanmu ..."

Yuliana Jian cepat-cepat berkata: "Oke, kalau begitu aku tebak ya ..."

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Tapi kalau mau menebak, ada syaratnya, kamu harus memberikanku sesuatu yang membuatku senang, aku baru akan menjawab pertanyaanmu."

"Yahh, kok repot amat..."Yuliana Jian mengerutkan keningnya, menatap Wirianto Leng dan mengeluh dengan kesal.

Wirianto Leng berhenti tersenyum, dan berkata dengan suara berat, "Sepertinya ada orang yang tidak terlalu penasaran? Kalau begitu lupakan saja, aku memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa padanya."

Yuliana Jian segera berbalik dan memeluk Wirianto Leng,dengan buru-buru menggelengkan kepalanya: "Jangan ... jangan ... jangan, jangan, ayo kasih tahu aku, aku akan memberimu sesuatu yang membuatmu senang."

Yuliana Jian berkata, mengangkat kepalanya dan mencium bibir Wirianto Leng, lalu tersenyum dan bertanya, "Lalu pertanyaan pertama, apakah tempat itu di darat?"

Wirianto Leng tertawa, menatap Yuliana Jian, dan bertanya dengan lembut, "Bagaimana kamu bisa yakin dengan apa yang kamu berikan pasti akan membuatku senang?"

Yuliana Jian mendongak, tersenyum dan mencium Wirianto Leng lagi: "Kalau satu saja tidak membuatmu senang, aku akan kasih kamu satu lagi."

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu