Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 374 Hadiah

Setelah Yuliana Jian mengungkapkan hal ini, dirinya sendiri juga tidak percaya dengan kata-katanya sendiri, selesai mengatakannya, dia menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah, mengerutkan sudut bibirnya lalu menggelengkan kepalanya sedikit.

“Sudahlah, mending kita lihat gaunnya.” Yuliana Jian bergumam, lalu mengambil gaun yang ada di dalam kotak hadiah, kemudian dia menanggalkan bajunya dan mencoba gaun tersebut.

Setelah Yuliana Jian mengenakan gaunnya, dia langsung berjalan ke depan cermin dan tersenyum berputar-putar di depan cermin. Yuliana Jian merasa bahwa Wirianto Leng sepertinya sudah tumbuh dalam hatinya, dia bahkan bisa menebak pakaian seperti apa yang dia sukai, dia juga bisa langsung mengantarkan sesuatu yang dia inginkan, seolah-olah dia bisa mendengar apa yang dikatakan dalam hatinya.

Yuliana Jian terkadang bertanya-tanya apakah Wirianto Leng memiliki kemampuan khusus yang dapat membaca isi pikirannya. Sama seperti gaun ini, biarpun dilihat dari warna atau gayanya adalah yang paling disukai Yuliana Jian saat ini. Penilaian keindahan Yuliana Jian bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu, namun Wirianto Leng masih bisa memberikan hadiah yang tepat untuknya, Yuliana Jian berpikir bahwa Wirianto Leng benar-benar sangat hebat.

Memikirkan hal ini, Yuliana Jian tersenyum dan berkata dengan ekspresi sedikit puas, "Tetapi aku yang memilihnya, pasti lebih hebat lagi."

Setelah Yuliana Jian bergumam, dia berjalan ke meja rias dan mulai merias wajahnya. Saat wajahnya telah selesai dirias, dia juga mengenakan beberapa perhiasan, pelayan segera berjalan keatas, kemudian tersenyum sambil berkata "Nyonya, tuan telah mengirim mobil untuk menjemput anda."

“Sebegitu tepat waktu?” Yuliana Jian mengangkat kepalanya dengan terkejut, kemudian dia melihat ke sudut kamarnya dan bergumam dengan suara rendah: “Apakah dia masih memasang kamera pengawasan di kamar tidur? Jika tidak mengapa dia bisa sebegitu tepat waktu?”

Yuliana Jian menghela napas dengan ekspresi takjub kemudian menggelengkan kepalanya, "Pria ini seperti dewa."

Setelah menghela napas, Yuliana Jian berjalan keluar dari kamar. Ketika Yuliana Jian berjalan turun ke bawah, dia melihat bahwa lantai bawah telah dibersihkan, saat melihatnya, hatinya juga lebih tenang lagi, senyuman muncul di wajahnya dan berjalan keluar rumah sambil tersenyum.

Begitu dia berjalan keluar dari pintu, Yuliana Jian melihat mobil diparkir di pintu, Yuliana Jian memasuki mobil tetapi tidak melihat Wirianto Leng. Yuliana Jian segera bertanya kepada supir, "Di mana Wirianto?"

Sopir itu dengan cepat berbalik dan menjawab, "CEO Leng sudah menunggu anda di restoran."

Yuliana Jian segera mengerutkan kening dan menjadi waspada. Yuliana Jian telah mengalami terlalu banyak bahaya dan kewaspadaan semacam ini telah menembus ke dalam tulangnya, secara tidak sadar ini menjadi kemampuannya juga. Tetapi saat Yuliana Jian ingin berkata sesuatu, supir langsung memberikan telepon kepada Yuliana Jian, setelah Yuliana Jian menjawab telepon itu, dia mendengar Wirianto Leng berkata dengan lembut di seberang telepon, "Yuliana, aku benar-benar sedang menunggumu di restoran, jangan khawatir."

Yuliana Jian seketika merasa lega kemudian dia tersenyum mengangguk kepala, "Baik, aku akan pergi mencarimu."

Kemudian Yuliana Jian menutup telepon dan menyerahkan telepon kepada supir lalu merasa sedikit lega, dia tersenyum sambil berkata, "Baik, mari jalan."

Ketika mobil berhenti di depan restoran, Yuliana Jian turun dari mobil, dia tersenyum memasuki restoran baru menyadari bahwa seluruh restoran sangat hening, tiba-tiba dia mendengar suara orang memainkan piano. Yuliana Jian berjalan perlahan mencari arah datangnya suara piano tersebut. Setelah melihat orang yang duduk dan sedang memainkan piano adalah Wirianto Leng, Yuliana Jian tersenyum berjalan selangkah demi selangkah mendekatinya, tidak berbicara dan hanya bersandar di samping piano dan mendengarkan dengan tenang.

Wirianto Leng memperhatikan Yuliana Jian datang dan menatapnya, dia memainkan piano sambil tersenyum berkata pada Yuliana Jian, "Aku mendengar biasanya gadis-gadis menyukai laki-laki yang bisa bermain piano, tiba-tiba aku teringat sepertinya aku bisa memainkan piano, jadi bagaimana menurutmu? "

Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk, "Memainkannya dengan sangat bagus, namun kamu mengatakan satu hal yang salah."

Wirianto Leng tersenyum dan memandang Yuliana Jian, "Apa yang salah?"

“Masalah gadis-gadis biasanya menyukai laki-laki yang bisa bermain piano.” Yuliana Jian berkata sambil tersenyum, “Lebih tepatnya, seharusnya gadis-gadis paling suka laki-laki tampan yang bisa bermain piano, poin pentingnya adalah tampan. Pria tampan penjual martabak juga disukai oleh para gadis... "

Wirianto Leng tertawa, tangannya berhenti memainkan piano, dia mengangkat kepalanya menatap Yuliana Jian sambil tersenyum, "Apakah kalian semua begitu realistis?"

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya, "Bukan karena semua wanita begitu realistis, tetapi aku memang sangat realistis. Apakah kamu lupa bahwa saat itu aku menyukaimu juga karena kamu sangat tampan dan membuatku tergila-gila padamu?"

"Kalau begitu sepertinya aku harus terus-menrus menjaga penampilanku yang begitu tampan." kata Wirianto Leng sambil tersenyum.

Yuliana Jian mengangguk, "Ya, itu maskdunya. Tetapi itu adalah permulaan, sepasang pria dan wanita awalnya tertarik akan penampilan satu sama lain, tetapi setelah lama menjalin hubungan, semua ini tidak hanya karena penampilan lagi. Seperti dirimu, di dunia ini begitu banyak lelaki yang tampan, pastinya ada yang lebih tampan daripada kamu, tetapi ada berapa lelaki yang bisa mengirimkan baju yang ukurannya tepat padaku? Sama sekali tidak ada, benar? "

Wirianto Leng menoleh untuk melihat Yuliana Jian dan sedikit menyipitkan matanya, "Apa yang baru saja kamu katakan?"

Yuliana Jian mengerutkan kening dan bertanya dengan suara rendah, "Kenapa? Apakah aku salah mengatakan sesuatu?"

Kemudian Yuliana Jian dengan sengaja seperti menyadari sesuatu, lalu dia menutup mulutnya dengan panik, kemudian tersenyum dan berkata, "Apakah dikarenakan perkataan ada orang yang lebih tampan daripada kamu?"

Melihat Wirianto Leng memicingkan matanya, Yuliana Jian berbalik dan duduk di pangkuan Wirianto Leng, mengaitkan leher Wirianto Leng dan tersenyum menggodanya, "Iya, aku yang salah mengatakan kata-kata itu, jangan marah lagi ya? "

Setelah Yuliana Jian selesai berkata kemudian mencium lembut bibir Wirianto Leng dan berkata sambil tersenyum, "Ini adalah permintaan maafku padamu."

Wirianto Leng meraih pinggang Yuliana Jian dan bertanya sambil tersenyum, "Sebenarnya kamu sengaja berkata seperti itu agar kamu bisa meminta maaf padaku dan bisa memberi aku ciuman."

Yuliana Jian segera mengangkat tangannya untuk menutupi mulutnya, membuat ekspresi terkejut, lalu tersenyum dan berkata, "Mengapa kamu bisa menebaknya? Mengapa kamu bisa menebak semua rencanaku? Kamu sungguh hebat, aku memang... aku memang berpikir seperti itu..."

Wirianto Leng tersenyum dan memeluk Yuliana Jian dengan erat, dia juga mencium bibir Yuliana Jian dengan lembut, "Kamu benar-benar pintar membuat hatiku senang."

"Ya, aku sekarang merupakan juara sebagai orang yang pintar membuat hati Wirianto Leng senang." Yuliana Jian tersenyum dan berdiri: "Jika di dunia ini ada jurusan yang membuat hati Wirianto senang, aku pasti sudah mendapatkan penghargaan Nobel."

Wirianto Leng tertawa, dia tersenyum sambil menggelengkan kepala menatap Yuliana Jian, kemudian dia berkata, "Kamu terlalu rendah hati."

"Kerendahan hati yang berlebihan akan berubah menjadi kesombongan, lagipula yang aku katakan semua adalah hal yang sebenarnya, bukan?" Yuliana Jian melirik Wirianto Leng dan berkata sambil tersenyum, "Ngomong-ngomong, apa yang akan kamu lakukan dengan memesan semua tempat di sini? Apakah ada makanan yang enak di sini?"

"Ya, restoran ini memiliki koki dari Prancis, masakannya lumayan, aku ingin kamu mencobanya." kata Wirianto Leng sambil tersenyum.

Yuliana Jian menoleh dan menatap Wirianto Leng, "Mengapa kamu membiarkan aku makan masakan orang lain? Bukankah kamu paling suka aku makan makanan yang dimasak olehmu?"

“Jika kamu tidak mencicipi masakan orang lain, bagaimana kamu bisa tahu bahwa masakan yang aku masak adalah yang paling cocok denganmu?” bisik Wirianto Leng sambil bersandar pada Yuliana Jian.

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu