Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
Pada detik-detik terakhir ketika Wirianto Leng mengucapkan "aku cinta kamu" kepada Yuliana Jian, dia sudah siap untuk pergi mati. Dia sudah tahu apa perintah yang diberikan oleh August Leng kepada Yuliana Jian. Ketika Yuliana Jian mendengar "aku cinta kamu", dia pasti akan membunuh orang yang ada di depannya.
August Leng melakukan banyak pelatihan agar Yuliana Jian dapat berbuat seperti itu ketika mendengar tiga kata tersebut. Selama dia mendengar tiga kata tersebut, maka dia akan mulai membunuh orang termasuk August Leng sendiri.
Tiga kata yang biasa digunakan untuk memperlihatkan rasa cinta pun di bawah pelatihan August Leng pun menjadi sebuah pisau tajam yang dapat membunuh orang.
Sebelum Wirianto Leng jatuh pingsan, dia sudah melakukan persiapan untuk mati. Hanya saja Wirianto Leng tidak menyangka dia masih hidup. Wirianto Leng terbangun karena bau air disinfektan, tidak peduli seberapa mewahnya sebuah ruangan pasti akan tercium juga bau air disinfektan. Lalu Wirianto Leng membuka matanya perlahan-lahan dan melihat di depannya ada seorang wanita yang sedang duduk, Wirianto Leng bergegas membuka matanya berkata: "Yuliana......."
Tetapi nama Yuliana Jian ini baru saja dikeluarkan, dia langsung menghentikannya karena Wirianto Leng melihat ternyata wanita di depannya adalah seorang perawat. Sang perawat melihat Wirianto Leng yang sudah siuman dengan ekspresi terkejut dan menutup mulutnya: "Direktur Leng, akhirnya Anda sudah siuman."
Wirianto Leng menatap perawat di depannya sambil mengerutkan kening berkata: "dimana istriku?"
Wirianto Leng tidak merasa dengan keselamatan dia maka keadaan Yuliana Jian akan baik-baik saja. Rasa bersalah dia karena sudah menusuk dia pasti akan memperburuk penyakitnya, yang bisa membuatnya tidak terkontrol, bahkan bisa memilih jalan terpahit karena rasa bersalah yang berlebihan.
Sang perawat mengerutkan keningnya berkata: "istri? Anda tidak memiliki istri."
Wirianto Leng segera menegakkan badannya dan memegang pergelangan tangan sang perawat sambil mengerutkan keningnya berkata: "apa maksud ucapanmu? Apanya yang dimaksud dengan tidak memiliki istri?"
Cengkraman Wirianto Leng sangat kuat hingga membuat sang perawat bergegas mengerutkan keningnya berkata: "Anda memang tidak memiliki istri."
Seketika hari Wirianto Leng mendingin. Dia menatap orang di depannya dengan kening yang dikerutkan berkata: "dia menghilang atau sudah mati?"
Sang perawat tidak mengerti perkataan Wirianto Leng, dia mengerutkan kening berkata: "Direktur Leng, kondisimu sekarang belum stabil, harap Anda tenang terlebih dahulu."
Wirianto Leng berkata: "aku tidak perlu menenangkan diriku!"
Lalu Wirianto Leng bergegas menyibakan selimut lalu baru saja dia ingin turun dari bangsal, dia melihat pintu kamar dibuka dan Yuliana Jian berjalan masuk. Melihat Wirianto Leng yang turun dari bangsal pun membuat Yuliana Jian mengerutkan keningnya: "ada apa denganmu? Untuk apa kamu turun, lukamu belum sembuh."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil mengerutkan keningnya seperti tidak mengenal Yuliana Jian. Setelah beberapa saat, Wirianto Leng baru mengeluarkan suaranya yang serak berkata: "benar-benar kamu? Kamu masih ada? Kamu tidak pergi?"
Perawat yang berdiri di samping pun menatap Wirianto Leng dengan tatapan tidak mengerti, tetapi Yuliana Jian mengerti. Dia perlahan-lahan duduk di pinggir ranjang dan melihat Wirianto Leng berkata: "tentu saja aku belum pergi. Jika aku pergi siapa yang akan menolongmu?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan tertawa serak berkata: "iya, jika seperti itu bukannya aku akan mati?"
Perawat yang berdiri di samping tidak mengerti dengan pembicaraan mereka berdua. Tetapi melihat tadi Wirianto Leng begitu marah pun dia sudah menyadari bahwa dia sudah membuat Wirianto Leng marah. Sang perawat juga tidak berani berlama-lama, baru saja dia bersiap-siap untuk keluar.
Wirianto Leng menatap perawat itu dan berteriak: "tadi bukannya kamu mengatakan tidak melihat istriku dan mengatakan aku tidak mempunyai istri?"
Sang perawat tersebut terkejut hingga matanya memerah karena teriakan Wirianto Leng. Dia dengan pelan berkata: "iya.....iya....iya memang tidak ada istri, karena Nona Yuli tidak pernah mengatakan kalau dia adalah istri Anda."
Wirianto Leng segera tertegun. Awalnya dia masih ingin mengomeli sang perawat akan tetapi dia tidak dapat bersuara. Yuliana Jian melihat ekspresi tercekat Wirianto Leng pun tersenyum berkata: "kamu sepertinya lupa kalau kita belum menikah."
Wirianto Leng mengenggam tangan Yuliana Jian berkata: "sekarang semuanya sudah selesai, kita sudah dapat terus bersama, aku ingin segera mengadakan pernikahan kita."
"Tidak perlu terburu-buru, semuanya belum berakhir." Yuliana Jian berkata sambil mengerutkan keningnya.
Wirianto Leng bergegas menegakkan badannya sambil mengerutkan kening menatap Yuliana Jian berkata: "apa? Apa masih ada masalah lain?"
Karena Wirianto Leng mengeluarkan tenaga terlalu kuat sehingga membuat luka pada perutnya terasa sakit. Wirianto Leng segera mengerutkan kening menutupi lukanya. Yuliana Jian bergegas menatap Yuliana Jian berkata: "kamu kenapa? Kamu sudah lupa kamu sedang terluka? Mengapa kamu bersikap tak acuh? Aku dengan susah payah menolongmu bukan untuk membuatmu terus memperparah lukamu."
Wirianto Leng menutupi lukanya sambil menggeleng-gelengkan kepala berkata: "sebenarnya masih ada masalah apa lagi? Masih ada masalah apa yang belum terselesaikan?"
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan tidak berdaya berkata: "itu urusan aku sendiri........"
Wirianto Leng mengerutkan keningnya menatap Yuliana Jian: "masalahmu adalah masalahku juga, apakah ada yang membedakannya?"
Yuliana Jian mengadahkan kepalanya menatap Wirianto Leng lalu menoleh menatap sang perawat berkata: "di sini sudah tidak membutuhkan kamu, kamu keluarlah terlebih dahulu."
Sang perawat segera menghembuskan nafas dengan panjang begitu mendengar perkataan Yuliana Jian. Pria bernama Wirianto Leng ini benar-benar menakutkan, sambil mengerutkan kening sambil berekspresi dingin. Benar-benar menakutkan, tidak tahu kenapa banyak perawat yang memuji dia tampan dan ingin menikah dengannya.
Setelah Yuliana Jian melihat kepergian sang perawat, barulah dia berkata kepada Wirianto leng: "mungkin karena aku pernah membunuh orang karena dipaksa oleh August Leng."
"Bukan kemungkinan, kamu memang dipaksa oleh dia." Wirianto Leng berbicara dengan serius: "kamu jangan melupakan poin ini. Jangan memikul kesalahan August Leng pada dirimu sendiri. Kamu tidak bersalah, siapa pun tidak dapat menghukum kamu."
Yuliana Jian menunjuk ke arah dadanya sendiri: "tetapi di sini bisa."
Yuliana Jian menarik nafas dalam-dalam, menatap ke arah bawah berkata: "ketika aku melihat kamu jatuh pingsan pada genangan darah, aku melainkan menjadi tenang. Pada saat itu aku berpikir mungkin ini adalah akhir yang baik. Kita mati bersama-sama tanpa perlu merasakan beban apa pun. Tetapi........ketika aku melihat tubuhmu perlahan-lahan menjadi dingin, aku langsung menyesal, aku sudah pernah melihat bagaimana bentuk orang mati. Jika sudah mati maka semuanya akan berakhir, tidak akan ada lagi kemungkinan yang lain. Kita terlihat seperti sudah mengakhiri semua penderitaan, tetapi kita juga sudah mengakhiri semua kebahagiaan."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya secara perlahan-lahan dan menatap jari tangannya berkata: "lalu aku berusaha menolongmu sepeti orang gila. Aku berusaha menebus semua kesalahanku yang dulu. Aku berusaha untuk melihat dirimu yang hidup. Ketika aku melihat kamu melewati masa kritis, aku juga sudah sadar perlahan-lahan. Proses untuk sadar mungkin terlihat sulit, tetapi terkadang itu hanya memerlukan waktu sesaat saja. Di saat itu aku sadar hingga dapat merasakan bahwa mimpi buruk itu sudah selesai. Tetapi ini tidak dapat diartikan semua hutang-hutangku sudah terbayar lunas. Ucapanmu sangat benar, pengadilan hukum mana pun tidak dapat menghukum aku, karena aku ini dipaksa dan memiliki penyakit psikis yang cukup parah. Kelakuan aku saat itu tidak terkontrol dan tidak berada di dalam ruang lingkup dalam hukum. Tetapi pada akhirnya aku tetap sudah membunuh orang, aku tidak dapat menebus dosaku kepada orang-orang yang sudah meninggal, tetapi aku dapat menebus dosaku kepada orang-orang yang masih hdup."
Ketika Yuliana Jian sedang berbicara, dia mengambil setumpuk berkas di sampingnya berkata: "ini merupakan semua keluarga korban, aku sudah merapikan semua data. Aku akan menembus dosaku pada mereka. Meskipun ini tidak dapat menebus rasa sakit karena kehilangan sanak saudara, tetapi setidaknya dapat membuat hidup mereka jauh lebih mudah, setidaknya mereka tidak perlu menghadapi lagi kekurangan materi dalam hidupnya."
Ketika Yuliana Jian selesai berbicara, dia dengan pelan berkata: "sebelum mengurangi rasa bersalah pada hatiku, aku bahkan tidak berani bertemu dengan anak-anak. Aku takut mereka dapat mencium bau darah yang amis pada tanganku."
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya sambil menatap Yuliana Jian berkata: "Yuliana........jika kamu saja sudah begitu, maka aku..........."
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng berkata: "kamu berbeda, pada saat itu kamu berbuat seperti itu untuk melindungi dirimu sendiri."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan berteriak: "kamu juga sedang melindungi dirimu sendiri bukan?"
Mungkin karena nada bicara Wirianto Leng terlalu kencang, sehingga membuat Yuliana Jian terkejut hingga memundurkan badannya. Psikis Yuliana Jian belum pulih sepenuhnya, dia masih tidak tahu harus berbuat apa melihat perubahan sekelilingnya yang begitu tiba-tiba. Yuliana Jian mengerjapkan matanya dan menatap Wirianto Leng dengan gugup. Wirianto Leng bergegas mengatupkan bibirnya menatap Yuliana Jian berkata: "semoga kamu dapat mengerti perkataan aku, aku juga sedang melindungi dirimu sendiri."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan tersenyum pahit berkata: "mungkin saja, tetapi hatiku tidak dapat melewatinya begitu saja. Aku mengerti maksud ucapanmu tetapi aku selalu merasa ucapan seperti itu seperti sedang mencari alasan untuk diriku sendiri. Apa itu melindungi diri sendiri? Itu hanya takut mati, takut setelah mati tidak mendapatkan ketenangan. Jadi berusaha menjauhi orang lain untuk menolong diriku sendiri agar aku dapat terus hidup."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian berkata: "karena kamu sudah berkata seperti itu, bukannya aku juga harus menebus dosaku kepada orang-orang yang pernah kucelakai?"
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng: "kamu?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan tersenyum: "aku tidak sebaik kamu, aku hanya membereskan akhirnya saja. Tidak mungkin aku terus membawa bercak darah ini untuk selamanya, aku ingin sepenuhnya menyelesaikan masalah ini. Mungkin menebar kebaikan jauh lebih berguna dibandingkan membunuh hingga ke akar-akarnya?"
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng berkata: "kamu tidak perlu demi aku......."
"Memang untuk kamu, tetapi juga untuk anak-anak kita. Aku tidak berharap mereka terus melanjutkan hidup mereka seperti itu." Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "cari penerus dari musuh dan adopsi mereka. Lalu aturkan mereka di sebuah tempat dimana mereka tidak dapat menemukan status diri mereka yang sebenarnya. Mereka dapat melupakan status mereka sendiri dan hidup seperti orang biasa. Kita......kita juga berubah menjadi orang biasa......"
Wirianto Leng tersenyum dan menatap Yuliana Jian berkata: "bagaimana?"
Yuliana Jian perlahan-lahan menganggukkan kepalanya berkata: "aku merasa sangat baik."
Yuliana Jian tidak pernah menyangka akan ada hari seperti ini, dimana dia bisa melihat Wirianto Leng mengenakan pakaian relawan dan bermain catur dengan orang tua. Karena Wirianto Leng sangat tampan. Meskipun datang ke panti jompo, tetapi juga banyak nenek-nenek yang berdiri belakang Wirianto Leng, memberikan berbagai macam makanan kepada Wirianto Leng. Baik Wirianto Leng menjawab mau atau tidak mau, pasti sebiji-biji anggur akan dimasukkan ke dalam mulut dia.
Intimidasi Wirianto Leng benar-benar tidak berguna di depan orang-orang tua ini. Mereka berpegang pada gagasan "aku sudah seusia ini, siapa yang takut pada siapa?" Sehingga membuat aura direktur Wirianto Leng pun menghilang begitu saja. Begitu aura semacam ini menghilang, meskipun Wirianto Leng menonjol di luar, ia menjadi kurang mencolok di antara sekelompok relawan yang mengenakan pakaian serupa.
Ketika Yuliana Jian bersiap-siap untuk menghampiri Wirianto Leng, dia harus mengerahkan banyak tenaga agar dapat melihat Wirianto Leng di dalam sekelompok orang. Setelah Yuliana Jian menemukan Wirianto Leng, dia segera tersenyum menatap Wirianto Leng dan berjalan menghampirinya.
Awalnya Wirianto Leng merasa menderita karena dirinya dikelilingi oleh sekelompok orang tua. Tetapi ketika melihat Yuliana Jian berjalan ke arah dia, Wirianto Leng segera menegakkan badannya. Dia sambil melirik ke arah Yuliana Jian, sambil bermain catur dengan sekelompok orang tua. Tetapi sebelum Yuliana Jian sampai ke sisi Wirianto Leng, dia sudah dicegat oleh seorang pria paruh baya yang mengenakan kaca mata hitam.
Yuliana Jian melihat orang yang mencegat dia adalah relawan yang datang bersama-sama dengannya. Yuliana Jian tersenyum berkata: "ada masalah apa?"
Pria paruh baya itu tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "oh kamu Yuli kan?"
Yuliana Jian tersenyum menganggukkan kepalanya berkata: "iya, ada masalah apa?"
Pria paruh baya itu mendorong bingkai kaca matanya sambil tersenyum berkata: "begini, dengar-dengar kamu masih lajang?"
Awalnya Yuliana Jian ingin mengangkat tangan menunjuk Wirianto Leng untuk memberitahu bahwa dia tidak lajang, bahwa dia sudah berjadian dengan Wirianto Leng. Tetapi belum sempat Yuliana Jian berbicara, dia sudah dipotong oleh pria paruh baya itu. Dia tersenyum berkata: "aku tahu...aku tahu....apakah kamu ingin mengatakan kamu sudah punya kekasih? Tetapi orang lain sudah mengatakan padaku bahwa kamu tidak memiliki kekasih karena kriteriamu terlalu tinggi, sehingga kamu tidak melirik siapa pun.Sebenarnya aku ingin menjelaskan, untuk apa kriteria yang tinggi? Jelas-jelas syarat kamu sendiri juga ada batasannya. Aku dengar orang lain mengatakan kamu sudah memiliki dua orang anak dan seorang janda. Kamu sudah memiliki dua anak, kalau begitu kamu sudah tidak boleh pemilih seperti anak gadis, cari saja yang lumayan."
"Aku bukan...." Yuliana Jian menggelengkan kepala dan berusaha menjelaskan.
Tetapi belum juga Yuliana Jian berbicara, dia sudah dipotong oleh relawan itu: "apanya yang bukan? Mengapa kamu tidak cepat-cepat mencari pria? Aku bertemu denganmu di sini dan merasa dirimu lumayan baik karena saat ini sudah tidak banyak orang yang ingin menjadi relawan. Aku ingin mengenalkan kamu kepada seseorang. Pria ini lumayan loh. Dia orang lulusan teknik, penghasilan dia juga lumayan, dan dia memiliki seorang putri. Dua tahun yang lalu istrinya meninggal, umurnya juga baru berkepala empat. Bukannya ini sangat cocok denganmu? Aku sudah mengirimkan beberapa fotomu pada dua hari yang lalu kepada dia. Dia merasa puas, sekarang tinggal menunggu jawaban kamu."
Yuliana Jian sudah melalui banyak hal dan dirinya sudah menjadi lebih tenang. Lagipula selama beberapa saat ini Yuliana Jian terus melakukan banyak hal baik sehingga karakter Yuliana Jian juga menjadi lebih baik, jika tidak, jika dirinya yang dulu bertemu orang seperti ini, dia pasti sudah marah.
Yuliana Jian hanya melihat sekilas ke arah pria paruh baya tersebut berkata: "aku tidak berharap kamu mengirimkan fotoku lagi untuk kedepannya tanpa persetujuan orang tersebut. Lagipula aku juga sudah memiliki kekasih....di sana........"
Ketika Yuliana Jian berbicara, dia menunjuk ke arah Wirianto Leng. Pria paruh baya itu menatap ke Wirianto Leng lalu menggelengkan kepala dan tertawa: "Yuli, kamu tidak perlu berpura-pura menolak lagi. Pria itu begitu tampan dan dari gaya berpakaiannya saja sudah terlihat lumayan, bagaimana mungkin dia bersedia mencari kamu? Aku katakan padamu ya, di dalam acara ini banyak anak gadis yang menyukai dia. Meskipun dia pernah berbicara beberapa patah kata denganmu, tetapi kamu juga tidak boleh asal menunjuk bukan? Lagipula jika memang sepasang kekasih, mengapa jam kalian sampai di acara berbeda? Jika memang mengenal bukan seharusnya datang bersama? Mengapa kamu sampai terlebih dahulu dibanding dia?"
Yuliana Jian berbicara dengan tak berdaya: "dia memang kekasihku. Dia juga ayah dari kedua anakku."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, tidak menyangka pria paruh baya itu tertawa semakin kencang berkata: "aduh kamu jangan membuat lelucon lagi. Pria seperti itu bisa memiliki dua anak denganmu dan tidak menikah? Siapa yang bodoh di antara kalian?"
Yuliana Jian tersenyum tidak berdaya ke arah pria ini. Dia juga merasa keadaan seperti ini memang sangat lucu. Awalnya Yuliana Jian dan Wirianto Leng ingin menyembunyikan hubungan mereka di dalam kegiatan ini. Siapa yang tahu akan muncul masalah lain. Tetapi bukannya dengan hidup normal maka masalah sepele-sepele ini akan meningkat?
Yuliana Jian tersenyum lalu menganggukkan kepala dengan serius dan tersenyum ke arah pria paruh baya itu berkata: "aku tidak berbohong, dia memang kekasihku. Apakah aku perlu memanggilnya kemari?"
Pria paruh baya mengerutkan keningnya berkata: "benar?"
Yuliana Jian bergegas melambaikan tangan ke arah Wirianto Leng dan berteriak: "Wirianto, apakah kamu bisa tolong kemari?"
Wirianto Leng langsung melepaskan catur di tangannya dan berlari ketika mendengar Yuliana Jian sedang memanggil dia. Wirianto Leng berjalan ke samping Yuliana Jian berkata: "ada apa Yuli?"
Yuliana Jian mendengar panggilan Wirianto Leng pun segera mengerutkan keningnya. Entah kenapa ketika Yuliana Jian mendengar orang lain memanggilnya dengan panggilan Yuli dia tidak merasa aneh, tetapi ketika mendengar Wirianto Leng memanggilnya dengan panggilan tersebut, Yuliana Jian merasa aneh. Wirianto Leng seperti tiba-tiba berubah menjadi ekor dirinya. Karena Yuliana Jian merasa aneh, dia pun mengerutkan keningnya berkata: "kamu jangan memanggilku seperti itu."
Wirianto Leng tersenyum berkata: "aku suka memanggilmu seperti itu, jika sejak awal tahu boleh memanggilmu dengan panggilan itu, aku pasti sudah memanggilnya seperti itu sejak awal."
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng dengan tatapan jijik: "mengapa aku merasa tidak nyaman ketika kamu memanggilmu seperti itu. Kamu jangan memanggilku seperti itu!"
"Kalau begitu bagaimana dengan memanggilmu dengan panggilan 'istriku'?" Wirianto Leng bertanya sambil tertawa.
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesLove at First Sight
Laura VanessaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangPredestined
CarlyThe Winner Of Your Heart
ShintaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia