Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku

Melvin memandang ekspresi Yuliana Jian dan mengerutkan kening bertanya dengan suara rendah, "Kenapa? Penjelasanku salah?"

Yuliana Jian dengan cepat menggelengkan kepalanya dan berbisik:"Tidak, kamu menjelaskannya dengan baik dan itu agak terlalu bagus, yang membuat ibu sedikit malu."

Melvin mengerutkan kening ketika mendengar kata-kata Yuliana Jian, memiringkan kepalanya dan mengulangi:"Bu?"

Yuliana Jian sedang mengkhawatirkan Wirianto Leng, untuk sesaat tidak memperhatikan apa yang dikatakan Melvin berulang kali. Yuliana Jian pusing hingga mengerutkan kening dan mendesah. Tiba-tiba dia mendengar Wirianto Leng memanggil namanya dengan suara rendah. Yuliana Jian segera berdiri dan berkata kepada Melvin dan Melly Jian:"Kalian pergi dulu, aku harus merawat ayah kalian."

Melly Jian memiringkan kepalanya, mengerjapkan matanya, dan berkata sambil tersenyum, "Aku juga bisa menjaga Ayah dan Melly ingin tetap bersama."

Yuliana Jian memegangi dahinya dan berkata dengan sedikit malu: "Kalian ... kalian belum bisa mengurusnya. Kalian keluar dengan cepat, kalau tidak aku akan mengurangi jajanan kalian!"

Yuliana Jian benar-benar takut Wirianto Leng akan memiliki reaksi aneh lagi, nantinya apakah dia masih bisa menjadi manusia di depan kedua anaknya? Jadi Yuliana Jian dengan tegas membiarkan Melly Jian dan Melvin pergi.

Ketika Melly Jian mendengar kata-kata Yuliana Jian, dia mengerutkan bibirnya dan bergumam:"Ibu pilih kasih, ketika kamu melihat ayah, kamu tidak perduli tentang aku."

Yuliana Jian menghela nafas dan berkata kepada Melly Jian: "Aku juga merasa bahwa setelah kamu menemukan ayah, kamu jadi tidak beres."

Melly Jian mendengus, segera mengambil tangan Melvin dan membuang wajahnya dengan kencang, dengan sangat marah berkata:"Kakak, kita pergi, jangan perduli dengan ibu jahat yang hanya ingat suami tapi lupa anak."

Setelah Melly Jian selesai berbicara, dia dengan cepat menarik Melvin berlari keluar ruangan dengan cepat. Begitu dia meninggalkan kamar, Melly Jian berdiri di dekat pintu dan berbisik, "Ampun ya, dulu ibu hanya punya seorang anak yaitu aku, sekarang harus merawat ayah dan kamu. Sepanjang pagi hanya bicara beberapa patah kata dengank, kupikir ketika menemukan ayah, akan ada orang yang merawat ibu dan ibu akan lebih baik kepadaku. Sekarang modal pun hilang, rugi Bandar!

Melvin melepaskan tangan Melly Jian dan berkata dengan suara dingin: "Emosi dia tidak terlalu baik."

Melly Jian mengangguk, mengerutkan kening dan mengeluh: "Emosinya sangat buruk dan dia sering menghukum saya. Sekarang kamu baru saja bertemu dengannya, dia belum punya waktu untuk mengaturmu. Kamu tunggu beberapa hari lagi, kamu pasti juga akan dihukum. Jadi kamu lebih baik menemukan orang tua angkatmu dan segera pergi. Emosinya sangat buruk, kamu tidak akan tahan."

Melvin melirik Melly Jian: "Mengapa kamu tidak pergi?"

Melly Jian berkedip dan berkata dengan tergesa-gesa, "Aku ... aku karena ... karena ... dia ibu aku... aku tidak bisa pergi. Jika aku pergi, dia akan sedih."

Melvin mendengarkan Melly Jian dan menatap Melly Jian. Melly Jian ketakutan oleh mata Melvin dan segera mundur selangkah berbisik, "Mengapa kamu membuatku takut?"

Melvin mengerutkan kening, tidak banyak bicara dan berjalan langsung ke kamarnya. Melly Jian segera mengikuti Melvin dan berkata dengan tergesa-gesa, "Siapa itu, apakah kamu benar-benar ingin pergi, aku bantu kamu mengepak barang ya? Aku akan bawakan kamu dua potong makanan ringan untuk makan di perjalanan. Atau kalau tidak ... kalau tidak aku juga membagikan susu untuk kamu! "

Yuliana Jian melihat suara kedua anak itu perlahan pergi, dia mengangkat kepalanya, mengerutkan kening mendesah dan berbisik pada dirinya sendiri: "Melly ini benar-benar dimanjakan oleh aku."

“Yuliana, apa kamu di luar?” Wirianto Leng membisikkan nama Yuliana Jian lagi.

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, tidak lagi memikirkan hal lain, mengangguk dan berbisik, "Oh, aku, aku di luar."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya, membuka pintu kamar mandi, dan berjalan ke kamar mandi. Wirianto Leng berdiri di sebelah wastafel, melambai ke Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum, "Ini masalah kamu lagi."

"Um ..." Yuliana Jian menjawab dan segera berjalan ke sisi Wirianto Leng, mengangkat tangannya dan meraih tangan Wirianto Leng dan meletakkan Wirianto Leng di bahunya.

Yuliana Jian lalu dengan penuh semangat membantu Wirianto Leng keluar dari kamar mandi selangkah demi selangkah, keduanya terlalu berdekatan, tubuh mereka berdekatan, dan napas mereka terjerat. Ketika Yuliana Jian membantu Wirianto Leng kembali ke tempat tidur, wajah Yuliana Jian memerah lagi.

Yuliana Jian bisa merasakan betapa merah wajahnya sekarang, karena sudah terasa panas. Yuliana Jian merasa bahwa dia sangat memalukan sekarang, tadi malam dia mengatakan kepada Wirianto Leng bahwa keduanya tidak punya hubungan dan tidak ada yang tidak bisa bertahan hidup. Kemudian dia memerah seperti ini sekarang, seolah-olah semua kejadian tadi malam berubah menjadi lelucon.

Yuliana Jian benar-benar merasa terlalu memalukan!

“Ada apa denganmu?” Wirianto Leng memandang Yuliana Jian dan bertanya sambil tersenyum: “Apakah terlalu panas? Jika terlalu panas, buka saja jendelanya.”

Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng dan langsung menatap ke arah Wirianto Leng, menurutnya bukankah Wirianto Leng agak aneh? Jelas-jelas dia yang bereaksi duluan dan membuatnya risih, mengapa dia seperti baik-baik saja dan sebaliknya dirinya yang salah.

Yuliana Jian tidak bisa tidak berpikir: Mengapa saya tidak melihat itu sebelumnya, Leng Wirianto ini adalah orang yang agak jahat?

Yuliana Jian memikirkan hal ini, tetapi tidak bisa menahan diri: bahkan jika dia sangat jahat, keluarga Leng memiliki dasar untuk menjadi orang jahat, terlalu tidak berguna jika aku berbelit-belit di sini.

Yuliana Jian memikirkan hal ini dan tidak bisa menahan emosi: "Aku tidak panas sama sekali."

Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Kamu bilang tidak panas maka tidak panas, tadi ..."

Yuliana Jian mengerutkan kening dan berkata, "Aku tahu barusan itu adalah reaksi normal para pria, aku tidak peduli tentang itu."

Wirianto Leng tidak bisa menahan tawa, setelah beberapa saat Wirianto Leng melihat Yuliana Jian mengerutkan kening dengan jengkel, Wirianto Leng hanya 2 kali terbatuk ringan karena tidak bisa menahan tawa, berbisik kepada Yuliana Jian. : "Aku tidak membicarakan ini, aku mengatakan bahwa Melly Jian dan Melvin baru saja di sini?"

Yuliana Jian segera menggigit bibirnya, dia menarik napas dalam-dalam dan diam-diam melirik dinding di sebelah, diam-diam memperkirakan seberapa besar tenaga yang dibutuhkan agar bisa tabrak dinding hingga mati dengan 1 kali tabrakan. Bisakah dia lebih memalukan hari ini? Masih bisa?

Yuliana Jian benar-benar malu dan sekarat saat ini, tetapi memikirkan Melly Jian dan Melvin, Yuliana Jian menggertakkan giginya lagi dan menahan segalanya. Mengambil keputusan yang kuat yaitu tetap harus hidup.

Yuliana Jian menggertakkan giginya dan menjawab: "Ya, mereka tadi di sini. Tapi mereka baru saja pergi lagi."

Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Kita sekarang dapat berbicara tentang reaksi tadi."

Yuliana Jian tiba-tiba mendongak dan menatap Wirianto Leng. Dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun sekarang. Dengan kata lain, Yuliana Jian bahkan tidak tahu harus berkata apa. Kapan Wirianto Leng menjadi begitu buruk?

Wirianto Leng tiba-tiba berkata kepada Yuliana Jian dengan tulus: "Maaf, meskipun tubuh lelaki itu terkadang sulit dikendalikan, tetapi tetap saja tidak sopan kepada kamu. Saya harap kamu bisa memaafkan aku."

Yuliana Jian tiba-tiba mendengar permintaan maaf tulus Wirianto Leng. Dia benar-benar terkejut. Dia mengedipkan matanya segera dan memiringkan kepalanya untuk melihat Wirianto Leng. Dia bertanya dengan suara rendah: "Kamu meminta maaf kepada aku?"

Wirianto Leng mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Ya, maaf."

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, dan kemudian hanya bergumam, "Tidak, itu tidak masalah."

Untuk pertama kalinya, Yuliana Jian mendengar permintaan maaf serius Wirianto Leng dan itu untuk hal yang memalukan, Meskipun Yuliana Jian merasa canggung di hatinya, apa yang bisa Yuliana Jian katakan selain mengatakan "Tidak apa-apa"?

Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Kamu bisa memaafkan aku, aku bahagia. Tapi setelah itu, aku khawatir aku akan terus menyusahkan kamu untuk merawat aku. Jika ada respon tidak sopan dari aku, aku harap kamu tidak akan keberatan."

Yuliana Jian segera mengerutkan bibirnya dan mengerutkan kening pada Wirianto Leng. Dia merasa bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Wirianto Leng benar-benar menjadi jauh lebih baik. Kalimat singkat tentang dirinya ini setara dengan memblokir semua jalannya. Jika dia tidak mau terus merawat Wirianto Leng, itu adalah orang yang pelit. Jika Wirianto Leng memiliki reaksi dalam proses merawat Wirianto Leng, maka dia tidak dapat peduli, karena Wirianto Leng telah memberitahu sebelumnya.

Yuliana Jian berulang kali mempertimbangkan antara menolak untuk merawat Wirianto Leng dan terus merawat Wirianto Leng. Tepat ketika Yuliana Jian merasa bahwa dia sudah malu total sampai tingkat ini, bahkan jika harus terus merasa malu dengan mengatakan bahwa dia benar-benar keberatan tinggal bersama Wirianto Leng dan tidak ingin terus merawat Wirianto Leng, seharusnya juga tidak masalah.

Yuliana Jian bersiap untuk menolak Wirianto Leng dan membiarkan Wirianto Leng dengan cepat menemukan pengasuh untuk merawatnya.

Wirianto Leng tiba-tiba bergumam sedikit dengan sedih: "Sesungguhnya jika kamu merasa canggung, kamu bisa saja tidak merawat aku. Lagi pula, kita telah berhubungan sebelumnya dan memiliki hubungan yang sangat dekat. Hubungan ini mungkin masih dapat mempengaruhi kamu, membuatmu tidak bisa berinteraksi dengan aku seperti orang biasa. Aku juga tahu bahwa masa lalu tidak akan mudah dilupakan seperti yang kamu katakan."

Jika tidak merawatnya, artinya masih terus memikirkan masa lalu, masih terus menyukainya Wirianto Leng?

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, mengerutkan kening dan hanya bisa mengertakkan giginya berbisik: "Tidak, aku sudah lupa hal sebelumnya, aku bisa terus merawatmu."

Ketika Wirianto Leng mendengar kata-kata Yuliana Jian, dia tersenyum kecil dengan sedih, lalu mengangkat kepalanya memperhatikan Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum:"Kalau begitu repotin kamu."

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya, bersikap sudah kepalang tanggung, berkata dengan nada berat:"Tidak masalah. Apa yang ingin kamu lakukan?"

Wirianto Leng sedikit mengernyit, dengan ekspresi malu: "Tidak apa-apa?"

Yuliana Jian mengerutkan kening dan melanjutkan: "Kamu katakan, tidak perlu ditahan."

Yuliana Jian benar-benar sudah kepalang basah, toh sudah sangat memalukan, Yuliana Jian tidak percaya masih ada hal lain yang bisa membuatnya semakin malu.

Wirianto Leng mengangkat tangannya dan menunjuk ke punggungnya: "Ini sedikit gatal, bisakah kamu membantu?"

Ketika Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, wajahnya langsung tertekuk.

Dia salah, yang membuatnya lebih sulit dan lebih memalukan, memang ada!

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu