Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
Tangisan Yuliana Jian bukan hanya dikarenakan Peggy He masih hidup, tetapi karena Yuliana Jian merasa bahwa dia akhirnya bisa menyelamatkan sesuatu. Perasaan ketidakberdayaan saat dia tidak bisa menyelamatkan ayahnya terus mengganggu Yuliana Jian, namun Peggy He saat ini membuat perasaan ketidakberdayaan akhirnya menghilang.
Ternyata dia bisa menyelamatkan nyawa orang-orang di sekitarnya.
"Kamu menangis ..." Bisik Peggy He.
Yuliana Jian menyeka air matanya dan berbisik: "Syukurlah kamu baik-baik saja, lain kali hati-hati,lebih baik menyuruh beberapa pengawal untuk melindungi kamu."
Peggy He mengendus hidungnya dan berkata dengan sedikit tersedak: "Kamu sangat perhatian padaku, tidak ada seorang pun yang begitu perhatian padaku ..."
Suara nyonya He yang lembut segera terdengar dari sambungan telepon: "Peggy, apakah kamu berpikir ibumu sudah mati? Apakah aku tidak perhatian padamu?"
Peggy He buru-buru menjelaskan: "Kamu adalah orang kedua yang perhatian padaku selain ibuku. Ayahku bahkan tidak perhatian padaku seperti kamu. Sepertinya pilihanku menjadikan dirimu sebagai sahabat adalah pilihan yang tepat, Kak Wiranto akan kuserahkan padamu. Aku tidak akan merebutnya lagi, meskipun aku masih menyukainya. "
Sudut bibir Yuliana Jian terangkat setelah mendengar perkataan Peggy He: "Terima kasih, tetapi kamu jangan lupa lindungi dirimu sendiri."
Nyonya He bergumam di samping Peggy He: "Sudah berapa kali aku mengingatkanmu untuk berhati-hati, kenapa kamu selalu mengabaikannya. Bahkan jika kamu tidak peduli pada orang jahat di luar sana, kamu harus waspada terhadap kakakmu yang satu itu. Siapa yang tahu apa yang direncanakannya, jika sesuatu terjadi padamu, aku harus bagaimana... "
Nyonya He menangis,Peggy Hesegera menghiburnya: "Jangan menangis, aku sudah tahu. Aku akan semakin hati-hati, oke? Aku berjanji akan tetap menemaniibuku, jadi berhentilah menangis."
Suara Nyonya He terisak-isak: "Jika kamu mengerti, maka kamu sudah bertambah dewasa."
Yuliana Jian menyipitkan matanya dan tersenyum ketika mendengarkan percakapan antara dua orang ibu dan anak. Yuliana Jian merasakan kehangatan yang luar biasa dari percakapan mereka. Sepertinya keputusan yang dibuat untuk menyelamatkan Peggy He adalah keputusan yang tepat sehingga seorang ibu tidak harus kehilangan anaknya dan tidak harus merasakan kepergian orang terdekatnya, ini adalah hal paling bermakna yang telah dia lakukan belakangan ini.
Yuliana Jian tersenyum dan berkata dengan lembut: "Jika Peggy baik-baik saja, maka istirahatlah dulu. Jangan mengabaikan luka ringan, tetap jaga makanan sehingga bisa menghindari bekas luka."
Peggy He tersenyum dan berbisik: "Yuliana, apakah kamu jadi mengajakku nongkrong? Aku belum pernah nongkrong dengan sahabatku."
Yuliana Jian mengangguk dan tersenyum: "Selama kamu punya waktu, kita bisa bertemu kapan saja. Tapi harus tunggu kamu sudah sembuh total, jika tidak ibumu akan khawatir."
“Iya, aku tahu.” Jawab Peggy He sambil tersenyum.
Yuliana Jian tersenyum mengatakan "sampai jumpa" dan memutuskan panggilan telepon kemudian pergi ke perusahaan. Saat ini dikarenakan kematian ayah Yuliana Jian, perusahaan menjadi berantakan, meskipun Yuliana Jian tidak ingin menghadapi urusan perusahaan, namun perusahaan ini masih terkait dengan kehidupan dan masa depan para karyawan, dia memiliki tanggung jawab sehingga tidak boleh membiarkannya begitu saja.
Yuliana Jian telah menstabilkan kondisi perusahaan, tetapi Yuliana Jian merasa bahwa dia tidak memiliki energi untuk menghadapi urusan perusahaan dan berencana untuk menemukan kesempatan yang baik agar bisa menjual perusahaan ini, dia tidak berani berharap bisa mendapatkan nominal harga jual yang bagus, yang terpenting adalah dia dapat memastikan bahwa para karyawan tidak akan kehilangan pekerjaan. Langit sudah gelap ketika dia menyelesaikan pekerjaanya dan telah kembali ke Kediaman Leng.
Yuliana Jian pergi menyapa Nyonya Tua Leng dan kembali ke kamar. Saat tiba di kamar, Yuliana Jian melihat Wirianto Leng sedang bekerja di mejanya, Wirianto Leng mengenakan kacamata berbingkai hitam sedang fokus pada pekerjaannya, seolah-olah dia tidak memperhatikan bahwa Yuliana Jian telah masuk ke dalam kamar. Yuliana Jian bersandar di pintu dan tersenyum memicingkan matanya menatap Wirianto Leng.
Saat ini dia menatap Wirianto Leng dan sangat yakin bahwa Wirianto Leng memang bukan pria yang muncul bersama ayahnya di dalam foto itu. Sekarang Yuliana Jian tidak tahu mengapa saat itu dia begitu panik sebelum mengetahui kenyataannya dan bahkan mencurigai Wirianto Leng.
Mungkin jika semuanya tidak berkaitan dengan ayahnya, dia tidak akan begitu panik.
“Apa yang kamu lihat?” Wirianto Leng melepaskan kacamatanya dan bertanya dengan suara serak.
“Aku merasa kamu sangat tampan.” Yuliana Jian melangkah maju sambil tersenyum dan berjalan menghampiri Wirianto Leng.
Yuliana Jian membuka kacamata Wirianto Leng dan menundukkan kepalanya untuk mencium bibir Wirianto Leng yang sedang duduk di kursi. Wirianto Leng mengerutkan kening dan menatap Yuliana Jian dengan tatapan yang sangat aneh, ada kejutan dan keraguan di dalam tatapannya. Wirianto Leng sepertinya tidak menyangka bahwa dia masih bisa menciumnya.
Kemudian Wirianto Leng tersenyum pahit dan mengulurkan tangannya untuk memeluk Yuliana Jian seolah keduanya telah berpisah sekian lama dan akhirnya bertemu lagi.
Ketika selesai berhubungan, mereka teringat bahwa mereka tidak menggunakan pengaman. Wirianto Leng mengerutkan kening, suaranya terdengar serak: "Kali ini adalah kelalaianku lagi."
"Tidak, ini adalah kelalaian kita." Yuliana Jian memeluk Wirianto Leng dan berbisik: "Bukan kelalaianmu, tetapi kita berdua. Mulai saat ini kita berdua telah bersatu, aku tidak akan pernah curiga dan tidak percaya padamu lagi."
Wirianto Leng sedikit tegang kemudian menundukkan kepalanya dan tiba-tiba memeluk Yuliana Jian. Napasnya sedikit kacau, tetapi bukan karena perasaan, melainkan karena emosinya sehingga dia merasa sedikit serba salah.
Yuliana Jian masuk ke dalam pelukan Wirianto Leng, tidurnya sangat nyenyak, seperti anak kecil yang tidak memiliki kekhawatiran. Namun Yuliana Jian merasa bahwa suasana hati Wirianto Leng tidak stabil, dia sangat gembira dan reaksinya sangat besar, tetapi juga menyembunyikan kesedihan yang dalam. Dia bisa mencium bibirnya dengan kuat kemudian mendesah dengan berat.
Yuliana Jian dan Wirianto Leng saling berpelukan hingga subuh. Wirianto Leng bangun dan ingin pergi, Yuliana Jian membuka matanya, mengulurkan tangannya untuk memeluk Wirianto Leng, dia mendekati bibir Wirianto Leng dan memberi kecupan kepadanya kemudian membiarkan Wirianto Leng pergi.
Kemudian Yuliana Jian tidur lagi, setelah dia bangun, pikirannya menjadi jauh lebih jernih. Masalah yang sebelumnya membuat dia bingung mulai terlihat arah yang jelas, Yuliana Jian mengeluarkan foto dari tasnya dan mengerutkan kening. Jika ingin tahu siapa pembunuh ayahnya di belakang semua ini, maka dia harus bertindak terlebih dahulu.
Yuliana Jian meletakkan kembali foto itu di dalam tasnya dan mulai membuat dirinya sedikit berantakan seolah dia tidak tidur sepanjang malam. Yuliana Jian datang ke kantor polisi dengan membawa tas tersebut, melalui seorang teman yang dia kenal sebelumnya, Yuliana Jian menemukan sebuah tempat pusat pemeriksaan yang bisa memeriksa fotonya. Foto itu bukan rekayasa, Yuliana Jian berjalan keluar dari kantor polisi setelah dia mengetahui hasil pemeriksaannya dengan ekspresi yang sangat kecewa.
Jika Yuliana Jian tidak salah menebak, kabar bahwa dia telah pergi ke pusat pemeriksaan untuk memeriksa foto tersebut akan segera tersebar pada orang yang berusaha menjebaknya. Kemungkinan orang itu adalah salah satu orang yang berasal dari Keluarga Leng, apa keuntungan yang dimiliki seorang Yuliana Jian? Namun jika sebagai wanita milik Wirianto Leng, posisinya akan berubah dan refleks memiliki banyak keuntungan yang bisa disalah-gunakan oleh orang lain.
Seorang wanita yang membenci Wirianto Leng karena telah membunuh ayahnya, namun juga seorang wanita yang dicintai oleh Wirianto Leng.
Demi balas dendam atas kematian ayahnya, dia kemungkinan bisa menikam Wirianto Leng. Seseorang telah merencanakan semuanya dengan matang agar dirinya menjadi sebuah pisau untuk membunuh Wirianto Leng dengan penyebab kematian ayahnya.
Yuliana Jian hampir saja masuk ke dalam jebakan, jika dia tidak akrab dengan Wirianto Leng dan ayahnya, jika bukan dikarenakan dia cukup percaya pada Wirianto Leng dan tidak memerhatikan fotonya dengan seksama dan menemukan kejanggalan pada foto, kemungkinan dia telah dipergunakan oleh orang itu.
Semuanya telah berjalan pada titik ini, ini sudah saatnya menerima hasilnya. Hanya diperlukan seseorang untuk mendukungnya dari kekecewaan yang dialaminya dan bisa membantunya balas dendam pada Wirianto Leng, agar mendapatkan kesempatan untuk melakukan aksi “balas dendam atas kematian ayah”.
"Eh, bukannya ini kakak ipar? Mengapa kamu kelihatan lemas? Apa yang sedang terjadi?" Terdengar suara tawa seorang pria tepat di belakang Yuliana Jian.
Yuliana Jian terbengong kemudian perlahan-lahan menoleh melihat pria yang bersandar pada sebuah mobil tua. Kemunculan pria itu membuatnya terkejut namun masih bisa diterima olehnya. Dia kelihatan sangat sembrono dan sombong, tidak terlihat seperti orang yang bisa membuat rencana seperti itu. Tetapi jika memang dia pelakunya, ini juga tidak aneh.
Yuliana Jian menggerakkan bibirnya dan tersenyum perlahan pada pria itu: "Tuan August Leng, sudah lama tidak berjumpa."
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensPredestined
CarlyMy Tough Bodyguard
Crystal SongAfter The End
Selena BeeCantik Terlihat Jelek
SherinMy Charming Wife
Diana AndrikaCinta Yang Terlarang
MinnieCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia