Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 157 Penjahat yang paling besar
Wirianto Leng membuka laci, lalu mengeluarkan setumpuk foto dan melemparkannya ke sekretaris itu: "Jadi, kematian mereka sama sekali tidaklah sayang."
Sekretaris itu melihat foto-foto itu, melihat wajah-wajah penuh darah di dalam foto membuatnya menangis dengan sedih.
Wirianto Leng melihat sekretaris itu sambil berkata dengan suara pelan, "Kamu hanya orang biasa, kenapa kamu melibatkan diri dalam perseteruan keluarga Leng? Kamu masih punya satu anggota keluarga, aku menyisakan putrimu, apakah kamu mau dia mati juga? "
Mata sekretaris itu memerah, dia menatap Wirianto Leng sambil berteriak dengan keras, "Kamu, kamu bukan manusia! Mereka semua tidak bersalah! Mereka hanya keluargaku! Kenapa kamu mencelakakan mereka hingga menjadi seperti ini?"
Wirianto Leng memandangi sekretaris itu sambil tertawa dengan sinis: "Karena mereka adalah keluargamu, jadi sudah ditakdirkan menjadi seperti ini. Putrimu beruntung, setidaknya, dia masih tahu kamu adalah ayahnya!"
Selesai berbicara, Wirianto Leng menunduk melihat sekretaris itu sambil bertanya dengan dingin: "Kamu mengkhianatiku. Kalau aku tidak menyingkirkanmu, aku tidak bisa membangun kedudukanku. Jadi apa keputusanmu sekarang?"
"Aku... aku yang membunuhnya ..." kata sekretaris itu, selesai berbicara dia menatap Wirianto Leng sambil berkata dengan pelan, "Awalnya kupikir August Leng adalah orang yang paling kejam, meskipun kamu kelihatannya dingin, tetapi masih merupakan pengusaha yang mengikuti aturan, aku tidak menyangka kamu jauh lebih kejam daripada dia. Jika tahu dari awal, aku ... "
Wirianto Leng menyipitkan matanya menatap sekretaris itu dengan dingin lalu berkata, "Siapa yang memberikan kesan yang salah ini kepadamu, aku adalah keluarga Leng ... seharusnya kamu merasa beruntung, sekarang kamu masih bisa memilih untuk masuk penjara. Kalau dulu, orang seperti dirimu, bisa langsung dibakar sampai mati. "
Dengan gemetar sekretaris itu menarik napas dalam-dalam, sambil membawa pistol, dia berbalik dengan perlahan-lahan dan berjalan keluar dari ruangan. Wirianto Leng menatap punggung sekretaris itu, lalu menatap mayat Steven Leng yang tergeletak di atas lantai, kemudian dia mengulangi kata-katanya tadi dengan suara pelan: "Aku adalah keluarga Leng."
Selesai mengatakannnya, Wirianto Leng menyipitkan matanya, mencium aroma darah yang perlahan menyebar di udara. Tiba-tiba dia teringat dengan novel bela diri yang pernah dia baca ketika dia masih muda dulu, di dalam novel pendekar bisa menegakkan keadilan dan menghukum orang jahat. Tapi itu hanya ada di dalam novel, keadilan mengalahkan kejahatan, adalah aturan dalam yurisdiksi hukum. Tetapi bagi orang-orang yang berada di luar yurisdiksi hukum, hukum hanyalah alat yang mereka mainkan, keadilan mengalahkan kejahatan sama sekali tidak ada. Kalau ingin berurusan dengan lawan yang kejam, kamu harus lebih kejam dari orang itu.
Tidak ada pendekar yang menegakkan keadilan dan mengalahkan penjahat, hanya ada penjahat paling besar mengalahkan penjahat.
Persis seperti jurus sihir rahasia Yunnan, sekelompok orang terjebak dalam pertarungan keji, yang menang pasti sihir paling beracun. Dia melahap kejahatan orang lain untuk bisa selamat.
Wirianto Leng menghela nafas pelan, dia berdiri, dan menatap Steven Leng yang berlumuran darah dengan tatapan dingin, lalu dia berjalan melewati genangan darah. Darah yang merah menodai sol sepatu Wirianto Leng , dan meresap ke dalam karpet yang mewah. Wirianto Leng berjalan ke bawah, di seberang jalan sudah penuh dengan kerumunan orang, dari dalam kerumunan terdengar seorang pria sedang berteriak denagn keras: "Aku membunuh seseorang ... aku yang menembaknya... Ayo, tangkap aku! Ayo bunuh aku! "
Suaranya sedih, persis dengan suara sekretaris Wirianto Leng .
Wirianto Leng masuk ke dalam mobil, lalu dia melambaikan tangannya dengan lembut, dan mobil langsung melaju. Wirianto Leng menoleh untuk melihat langit di luar jendela, warnanya masih berwarna biru, birunya jernih hingga membuat mata Wirianto Leng terasa sedikit perih.
Wirianto Leng langsung kembali ke Kediaman Leng. Karena kematian Steven Leng, dekorasi di dalam rumah penuh dengan unsur putih polos. Wirianto Leng berjalan masuk ke dalam langsung mencibir, "Bagus, kelihatannya rumah terlihat jauh lebih bersih."
Nyonya Tua Leng menyeka air mata di sudut matanya, sambil menangis dia berkata kepada Wirianto Leng : "Kamu masih bisa berbicara seperti ini, paman keduamu memang serakah dan ingin mendapatkan lebih banyak uang, tapi apakah kamu perlu memaksa pamanmu hingga ke titik ini? Dia adalah paman keduamu, dia melihatmu tumbuh dewasa. "
Wirianto Leng mengerutkan kening menatap Nyonya Tua Leng sambil bertanya dengan heran: "Kenapa nenek berbicara seperti ini? Aku tidak memaksa paman kedua. Ah, aku memang tahu beberapa bukti paman kedua melakukan penggelapan barang publik, tapi aku mengumpulkannya untuk menghancurkannya. Mana mungkin aku menggunakannya untuk mengancam paman kedua, dan bukankah paman kedua tidak sengaja jatuh dari jendela? Aku sudah membujuk paman kedua untuk mengurangi minum arak, tetapi kenapa dia tidak mendengarkanku? "
Selesai berbicara, Wirianto Leng menghela nafas dan kembali berkata: "Paman kedua ini membuatku sangat kesusahan."
Nyonya Tua Leng mengerutkan kening melihat Wirianto Leng, lalu dia bertanya dengan keras, "Masalah berturut-turut terjadi di Keluarga Leng, kamu yang akhirnya mendapatkan untung. Wirianto, apa yang ingin kamu lakukan? Apakah kamu baru puas kalau keluarga Leng terpecah belah? Jangan terlalu keterlaluan, kamu pikir sekarang kamu sangat hebat? Tapi anggota keluarga yang lain juga bukan orang yang mudah dihadapi! Kalau kamu berbuat seperti ini, takutnya akan terjadi masalah! "
Nyonya Tua Leng berharap Wirianto Leng bisa mengikuti kemauannya dan sepenuhnya menjadi boneka yang mematuhinya. Tapi di keluarga Leng, hanya keuntungan dia dan Wirianto Leng yang paling berkaitan, kalau Wirianto Leng berhasil disingkirkan, orang-orang hanya tinggal menghadapinya. Sebaliknya, Cindy Gu dan putranya dibiarkan tinggal, untuk dijadikan boneka, lalu dengan sedikit demi sedikit mengosongkan harta keluarga mereka.
Bujukan Nyonya Tua Leng saat ini tulus. Belakangan ini tindakan Wirianto Leng terlalu terburu-buru, seolah-olah ... dia ingin mati bersama dengan seluruh keluarga Leng ini. Seumur hidupnya Nyonya Tua Leng selalu berhati keras dan dia tidak pernah takut, tetapi saat ini dia merasa takut, Wirianto Leng tidak seperti sedang merebut kekuasaan, tetapi mencari kematian.
Dia seperti sedang berjuang mati-matian, menyatukan tanah yang rata diantara duri untuk seseorang?
Wirianto Leng tersenyum memandangi Nyonya Tua Leng: "Nenek tidak perlu khawatir, itu tidak akan terjadi. Kalau terjadi apa-apa denganku, bukankah masih ada nenek?"
Selesai berbicara Wirianto Leng berdiri sambil tersenyum, lalu dia berkata dengan lembut, "Nenek, aku sangat merindukan Wibowo, aku ingin kembali ke kamar untuk beristirahat."
Selesai mengatakannya, Wirianto Leng berjalan melewati Tania Sui yang dari tadi tidak berhenti menangis, sambil berkata dengan dingin, "Bibi kedua jangan menangis lagi, paman kedua sudah tidak ada, tapi bibi kedua mendapatkan banyak uang. Perhiasanmu sudah kamu ganti dengan satu set yang baru. Buat apa membuang-buang air matamu lagi?"
Tania Sui langsung berhenti, Wirianto Leng selalu enggan berdebat dengan wanita itu, tak disangka sekarang dia menyindirnya. kata-katanya membuat Tania Sui terkejut, setelah Wirianto Leng berjalan cukup jauh, dia membalas ucapannya dengan suara pelan: "Aku benar-benar sedih, bukan berpura-pura. Kami sudah bertahun-tahun menjadi suami dan istri, mana mungkin aku tidak sedih?"
Selesai mengatakannya, Tania Sui menatap Nyonya Tua Leng dengan mata terbelalak, lalu dia bergegas berkata, "Nyonya Tua , anda harus percaya padaku, aku benar-benar sedih ..."
Nyonya Tua Leng meliriknya dengan tatapan dingin, Tania Sui yang tidak pandai berakting sedih, tidak menangis lagi, setelah medengus dengan dingin dia langsung bangun. Nyonya Tua Leng yang sedang berjalan ke arah pintu menoleh melihat rumah yang serba putih itu, lalu dia mengerutkan kening dan berkata, "Ini sudah berlalu cukup lama kan? Sudah waktunya mengganti warna kan? Apakah kita akan terus berkabung? Aku masih hidup, rumah yang bagus malah terlihat sangat sial! Ganti semuanya! Ganti dengan warna yang meriah!"
Selesai berbicara, Nyonya Tua Leng langsung berbalik dan berjalan ke kamarnya. Tania Sui malah merasa lega mendengar perkataan Nyonya Tua Leng ini: Dikarenakan masa berkabung sudah berlalu, kalung yang baru aku beli akhirnya bisa aku pakai.
Ketika Wirianto Leng berjalan ke atas, dia melihat para pelayan berlarian dengan terburu-buru, mereka mengatakan ingin menganti dekorasi yang putih polos menjadi warna yang lebih meriah. Ketika Wirianto Leng sampai di depan pintu kamarnya, dari seberang August Leng berjalan menghampirinya .
Ekspresi wajah August Leng yang masih sama seperti beberapa tahun yang lalu, masih seperti tuan muda yang jangak. Beberapa tahun sudah berlalu, tapi August Leng seakan masih tidak berubah.
"Eh, kakak pertama." August Leng memandangi Wirianto Leng sambil berkata dengan tersenyum: "Aku dengar belakangan ini kakak telah melakukan banyak hal, aku benar-benar salut."
Melihat August Leng, Wirianto Leng mengangkat bibirnya lalu berkata dengan sinis, "Tidak bisa dibandingkan dengan apa yang kamu lakukan, tak disangka kamu bahkan berani membunuh ayahmu."
August Leng tersentak, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Kakak jangan bicara seperti itu, memfitnah adalah perbuatan yang ilegal. Kalau orang berwibawa seperti kakak masuk ke penjara karena hal ini, takutnya akan sangat tidak baik."
Selesai mengatakannya August Leng diam sebentar, setelah itu dia berkata sambil tersenyum, "Tapi kalau kakak juga di penjara, bukankah sangat serasi dengan Yuliana Jian?"
August Leng berkata sambil merendahkan suaranya: "Kamu bisa membohongi orang lain, tapi kamu tidak bisa membohongiku, karena aku juga suka dengan Yuliana Jian. Tenang saja, aku tidak membocorkan hal ini, karena aku juga tidak ingin Yuliana Jian berada dalam bahaya. "
Wirianto Leng menatap August Leng , sambil berkata dengan serius: "Aku tidak menyangka kamu hanyut dalam perasaan yang tidak berguna ini. Kalau kamu ingin menculiknya, membunuhnya, memanfaatkannya, lakukan saja, tidak perlu memberi tahu aku . "
"Benarkah?" August Leng berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu aku akan benar-benar melakukannya."
Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk: "Kalau tidak ada hal lain, tolong minggir."
Sikap Wirianto Leng benar-benar membuat August Leng bingung. August Leng mengerutkan kening menatap Wirianto Leng : "Kamu ... kamu benar-benar tidak peduli dengan Yuliana Jian? Kamu benar-benar mencintai Cindy Gu? "
Wirianto Leng menyipitkan matanya memandangi August Leng : "Apakah kamu benar-benar pernah memiliki kekuasaan terbesar di keluarga Leng?"
August Leng mengerutkan keningnya, sambil bertanya dengan serius: "Apa maksudmu?"
Wirianto Leng tertawa dengan sinis dan berkata, "Kalau kamu benar-benar pernah memiliki kekuasaan terbesar, kamu tidak akan menanyakan pertanyaan kekanak-kanakan seperti ini? Menyukai siapa? Wanita? Kekuasaan barulah kekasih seorang pria. Kamu bekerja keras mendapatkan Yuliana Jian untuk mengalahkan aku. Awalnya ingin mengalahkan aku dengan tubuh Yuliana Jian, lalu ingin mengalahkanku dengan hati Yuliana Jian. Karena kamu tidak bisa mengalahkan aku dalam perseteruan keluarga Leng, jadi kamu mencurahkan semua pikiran pada seorang wanita. Semua siasat kamu gunakan pada seorang wanita, kamu sama sekali tidak mengerti untuk berada di posisiku ini, sama sekali tidak perlu menyiasati wanita. Aku membunuh seseorang, tapi siapa yang bisa melakukan sesuatu kepadaku? Aku menuntunmu membunuh ayahmu, tapi kamu bisa melakukan apa kepadaku? Kendatipun hari ini aku membunuhmu, siapa yang bisa melakukan sesuatu kepadaku? "
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiPenyucian Pernikahan
Glen ValoraLove In Sunset
ElinaCinta Yang Terlarang
MinnieGet Back To You
LexyBeautiful Lady
ElsaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia