Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 18 Ini bukan salahku

Yuliana mengernyitkan dahi melihat Wirianto yang tertunduk, dia juga tidak tahu bagaimana seharusnya menjawab pertanyaan Wirianto. Yuliana juga merasa langkah yang paling baik adalah meninggalkan Wirianto. Jika keluarga Leng masih bersedia melanjutkan bantuan tunjangan dana untuknya, kemudian membiarkan dia melahirkan dan membesarkan anak ini sendiri, itu adalah yang terbaik.

Saat ini ada pembantu yang mengetuk pelan pintu kamar Wirianto, dengan suara rendah berkata : “Tuan muda, nyonya muda. Tuan sudah kembali……”

“Tuan?” tanya Yuliana ragu, dan menoleh ke arah Wirianto.

Wirianto tersenyum dingin : “Mestinya adalah paman kedua, sebelumnya ini adalah panggilan untuk ayahku. Sejak ayahku meninggal, dia menjadi ‘tuan’ dalam kediaman keluarga Leng. Meskipun dia terlihat seperti tidak berkuasa, tapi dia tidak pernah berhenti menguasai pemikiran keluarga Leng. Tidak bisa menyentuh hak keluarga inti, maka dia mulai dari panggilan ini. Dulu dia tidak memiliki kemampuan untuk mengubah, namun……”

Wirianto perlahan terdiam, menyipitkan mata, dengan suara rendah berkata : “Kira-kira setelah aku jatuh sakit, membuat pengaruhnya lebih kuat dibanding dulu, dan mampu mengubah panggilannya.”

Seusai Wirianto bicara, dia menghadap lemari dan mengangkat dagunya pelan : “Ganti bajumu, kita akan turun.”

Yuliana dengan alis mengkerut melihat Wirianto, ganti baju di sini? Di depan Wirianto?

Wirianto melirik Yuliana, memutar tubuh dan membelakangi Yuliana, dengan dingin berkata : “Aku tidak tertarik sama sekali dengan tubuhmu. Kamu ganti baju sekarang, tambah waktu sepuluh menit untuk dandan.”

Yuliana melihat punggung Wirianto, dengan bibir terkatup baru melepaskan baju yang ada di tubuhnya, kemudian menggantinya dengan gaun hitam yang ada di lemari. Tapi gaun ini karena baru dibeli, meskipun dipakai pas di tubuh, namun resleting di bagian punggung tidak begitu lentur. Tangan Yuliana menarik resleting di belakang, membuat resleting yang awalnya memang tidak lentur itu tertarik dengan rambutnya.

“Ssshh……” Rambutnya membelit pada resleting, sekali Yuliana tarik rambutnya juga ikut tertarik membuatnya tidak bisa menahan dan mengeluarkan suara kesakitan.

“Apa yang terjadi?” tanya Wirianto yang membelakangi dirinya, dengan tidak sabar bertanya : “Bahkan pakai baju kamu juga tidak becus?”

“Bukan, segera akan selesai.” Yuliana tidak mau Wirianto merasa dirinya tidak bisa apa-apa, bahkan tidak bisa memakai baju dengan baik, segera dengan sekuat tenaga menarik resletingnya. Alhasil malah membuat rambut dan resleting terbelit makin erat, membuatnya sakit hingga mengernyitkan dahi. Hanya kali ini dia menahan untuk tidak mengerang kesakitan.

“Apa masih ada orang yang lebih bodoh darimu?” Mendadak terdengar suara Wirianto dari belakang Yuliana.

Yuliana dari tadi sibuk menarik resleting, dan sama sekali tidak memperhatikan Wirianto telah membalikkan badan dan berjalan ke arahnya. Karena Yuliana masih belum menarik resletingnya, sekarang semua bagian punggungnya terlihat semua. Sesuai dengan insting wanita, Yuliana segera membalikkan badannya, menyandarkan punggungnya pada dinding, menutupi dada dan berteriak keras : “Mengapa kamu berjalan ke sini?”

Dengan tatapan dingin Wirianto melihat Yuliana : “Aku tidak datang melihatmu, maka aku tidak akan tahu kamu begitu bodoh. Berputar!”

Dengan alis mengkerut, Yuliana menatap Wirianto : “Aku, aku……kamu, kamu, aku dan kamu pria dan wanita ada perbedaan, bagian punggungku……terbuka……”

Wirianto memicingkan matanya : “Seorang wanita demi uang, bersedia melahirkan anak untuk seorang pria asing, apa masih memiliki rasa malu? Malam ini juga mungkin kita harus tidur bersama di atas satu ranjang. Sekarang kamu pura-pura seperti ini, apa sangat menarik?”

Yuliana mengerti mengapa Wirianto mengatakan kemungkinan malam ini mereka akan tidur bersama di atas satu ranjang. Karena kondisi keluarga Leng sekarang agak rumit, jika menambah ranjang lagi di kamar Wirianto, kemungkinan akan membuat orang tahu mereka tidak tidur seranjang sama sekali. Itu tidak menguntungkan bagi dia, juga bagi Wirianto.

Yuliana menggigit bibirnya, lalu perlahan memutar badan, berdiri tegak dan membelakangi Wirianto. Karena tidak bisa melihat Wirianto, Yuliana merasa sangat sensitif terhadap sentuhan Wirianto. Dia bisa merasakan Wirianto menggelung rambutnya, jari tangannya yang dingin menggores tengkuknya, kemudian tangan Wirianto menyentuh punggungnya.

Ujung jari Wirianto sangat dingin, saat menyentuh kulit punggung Yuliana, mungkin juga karena sentuhan dari pria, atau mungkin juga karena jari tangan Wirianto yang sangat dingin, membuat Yuliana tidak bisa menahan tubuhnya yang sedikit gemetar, dengan panik menghindar.

“Heh……” terdengar suara ejekan Wirianto yang merasakan Yuliana menghindar darinya.

Wirianto seakan-akan sedang mengejek Yuliana yang sekarang sedang berpura-pura bersikap hati-hati, namun Yuliana tidak bisa mengendalikan perasaan cemasnya. Saat seorang wanita disentuh secara dekat oleh seorang pria, kalau tidak ada perasaan gelisah, itu baru aneh.

“Apa masih belum selesai?” tanya Yuliana pelan.

Dia bisa mendengar suara resleting yang ditarik Wirianto, namun tampak jelas masalah resleting ini sangat membingungkan Wirianto juga. Di belakang punggung Yuliana terdengar suara berat dari Wirianto : “Kalau saja kamu tidak begitu bodoh, tidak membelitkan rambut pada resleting, tidak akan sampai rusak seperti ini.”

Selesai bicara, Wirianto menarik dengan kuat, Yuliana segera mendengar suara gaun yang sobek, dia langsung memutar badannya. Tapi saat dia berputar, gaun di tubuhnya, karena ditarik oleh Wirianto hingga membuat sebuah sobekan besar, di luar dugaan langsung meluncur turun dari tubuhnya.

Yuliana begitu saja berhadapan dengan Wirianto. Wirianto dengan kemeja yang licin, ekspresi wajah yang dingin. Yuliana hanya memakai bra dan celana dalam, dengan wajah bingung.

“Aku……aku bukan sengaja……” Yuliana menjadi takut dengan nada bicara Wirianto yang dingin, sekarang malah tidak memperhatikan untuk menutupi dirinya, dan hanya ingin memberi penjelasan pada Wirianto.

Wirianto melihat tubuh Yuliana, bentuk tubuh Yuliana bagus, karena Yuliana orang yang sangat menuntut dirinya sendiri. Asalkan ada waktu, Yuliana akan pergi senam kebugaran. Di bagian pinggangnya ada garis lekuk yang lembut, kulit kencang juga putih dan berkilau.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu