Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 403 Berendam di sumber air panas

Mendengar apa yang dikatakan Yuliana Jian, Wirianto pun hanya tertawa tanpa berbicara. Meskipun Wirianto Leng tidak berbicara, Yuliana Jian juga dapat melihat sesuatu dari ekspresi Wirianto Leng. Yuliana Jian segera menyipitkan matanya, tersenyum dan menatap Wirianto Leng, dan bertanya dengan suara rendah, "Apa kamu sudah atur dari awal? Apakah kamu tidak membiarkan saya makan lebih banyak? Menyuruhku untuk tidak makan terlalu kenyang, biar aku bisa makan sepuasnyua nanti?"

Wirianto Leng tersenyum, menoleh untuk melihat Yuliana Jian, tersenyum dan berkata, "Tapi kamu tetap saja tidak boleh makan terlalu banyak."

Mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung tertawa: "Ini luar biasa, kamu benar-benar pantas menjadi suami yang sempurna, hebat."

Wirianto Leng tersenyum dan mengangkat tangan Yuliana Jian dan mengingatkan dengan suara rendah: "Jangan terlalu bersemangat, pelan-pelan nyetirnya, di depan sudah harus belok."

Yuliana Jian mengangguk, dan berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, aku akan menstabilkan perasaanku."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia menyetir dan bergumam sambil tersenyum, "Ada makanan apa saja ya? Apa ada bubur seafood? Seharusnya tidak ada masalah kalau aku makan bubur seafood."

Wirianto Leng duduk di kursi penumpang, memiringkan kepalanya untuk melihat Yuliana Jian, dan tidak bisa menahan tawanya. Yuliana Jian dengan cepat menemukan hotel sumber air panas itu. Setelah Yuliana Jian menghentikan mobilnya, dia tersenyum dan berseru: "Aku pikir tadinya ini cuma hotel kecil, tidak menyangka ternyata resort sumber air panas yang bagus. Ah, kamu kok bisa tahu ada tempat sebagus ini? "

Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Meskipun kamu bilang untuk menyetir sesukamu, tapi aku tahu sudah hampir malam, dan aku tidak bisa akan menyetir sembarangan. Aku hanya mengendarai mobil di sini karena aku tahu ada tempat seperti itu di sini. Bilangnya mau bebas, tapi aku tidak mungkin menyetir dan berhenti di sembarang tempat, aku terlalu banyak berpikir. "

Ketika Wirianto Leng mengatakan ini, dia menggelengkan kepalanya tanpa daya, dan berkata dengan suara rendah, "Aku benar-benar tidak bisa jadi gentleman."

Yuliana Jian mendengar apa yang dikatakan Wirianto Leng, dan tertawa: "Ngapain jadi gentleman, aku pikir jadi orang biasa lebih seru. Sudahlah, jangan banyak bicara, ayo cepat masuk, aku benar-benar lapar, lihat perutku, sampai gepeng. "

Yuliana Jian berkata, mengambil tangan Wirianto Leng dan membelai perutnya. Wirianto Leng membelai perut Yuliana Jian, dan perut Yuliana Jian tiba-tiba bersuara dan merekapun tidak bisa menahan tawa. Wirianto Leng mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Baiklah, ayo kita masuk sekarang."

Setelah Wirianto Leng selesai berbicara, dia memegang tangan Yuliana Jian, dan memasuki resort pemandian air panas. Memasuki kamar yang dipesan, Yuliana Jian melihat meja makan besar di tengah ruangan dengan beberapa makanan dan hotpot seafood besar di tengahnya. Yuliana Jian tersenyum dan melompat sedikit, berbalik dan memeluk Wirianto Leng, tersenyum dan berkata, "omg, ada hot pot juga, ini mah sudah terlalu sempurna."

Wirianto Leng memandang Yuliana Jian dan tidak bisa menahan senyum: "Kamu seperti ini terlihat mirip Melly ..."

Ketika Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, dia sedikit mengernyit, dan berbisik dengan suara menyalahkan diri sendiri: "Ya, kalau Melly ada di sini, dia pasti akan sangat senang. Aku jadi benar-benar tidak enak, aku hanya kepikiran untuk bermain-main, aku saja belum menelepon ke rumah selama dua hari, aku harus menelepon ke rumah besok."

Mendengar apa yang dikatakan Yuliana Jian, Wirianto Leng mengulurkan tangannya dan memeluk Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Jangan berpikir terlalu banyak, telpon saja besok. Malam ini kita nikmati baik-baik, jangan berpikir kalau kita adalah orang tua yang tidak bertanggung jawab, lagi pula, kita bukan hanya tadi tidak bertanggung jawab. "

Yuliana Jian memiringkan kepalanya dan melirik Wirianto Leng, mengangkat alisnya dengan ringan, dan berbisik, "Kenapa kamu mengatakannya dengan bangga ya."

"Anak-anak sangat penting bagi orang tua, tetapi kita hanya memiliki satu kehidupan, dan sama pentingnya untuk menikmati hidup kita sendiri," kata Wirianto Leng, dia tersenyum dan memegang tangan Yuliana Jian, lalu berjalan ke meja dan berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, Melly mungkin makan lebih baik dari kita sekarang, ayo kita coba dan lihat gimana rasanya?"

Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk, pertama mengambil bubur seafood yang diletakkan di sebelahnya, menyicipi perlahan, lalu tersenyum dan mengangguk: "Rasanya sangat enak, masih panas lagi."

Wirianto Leng tersenyum dan mengangkat tangannya, dan menyeka sudut mulut Yuliana Jian. Dengan suara rendah, dia tersenyum dan berkata, "Kalu sudah puas makannya, kamu bisa pergi ke sumber air panas. Jangan makan terlalu kenyang, kalau tidak, pas berendam di sumber air panas tidak akan nyaman. "

Yuliana Jian menyipit ke Wirianto Leng, mengerutkan kening dan berkata, "Nada suaramu ini aneh ya, sepertinya terdengar seperti aku adalah babi yang sudah gemuk dan mau dimasak? . "

Wirianto Leng tertawa, membungkuk dan mencium bibir Yuliana Jian dengan ringan, dan berkata sambil tersenyum: "Ya, ini tujuanku. Aku mau mencuci mu dengan bersih, lalu akan aku makan."

“Kedengarannya mengerikan.” Yuliana Jian tersenyum dan mengambil kepiting, memakannya sambil tersenyum dan berkata: “Kalau begitu aku harus makan lebih banyak, biar pas aku dimakan nanti tidak rugi. "

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Oke kalau begitu, makan lebih banyak, nanti pas disentuh lebih enak."

Wirianto Leng berkata, menggosok perut Yuliana Jian lagi. Yuliana Jian segera bersembunyi, memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya, dan berkata dengan samar, "Jangan main-main sekarang, aku hanya mau makan makan dengan puas sekarang."

Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk, lalu berhenti bicara, hanya memiringkan kepalanya untuk melihat Yuliana Jian ​​makan. Setelah Yuliana Jian kenyang, Yuliana Jian menoleh dan melirik Wirianto Leng, lalu tersenyum dan bertanya, "Kamu kenapa? Kenapa kamu tidak makan daritadi?"

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Karena aku suka melihatmu makan."

Wirianto Leng selesai berbicara, dan menjangkau Yuliana Jian, tersenyum padanya dan berkata, "Gimana? Ayo kita pergi bersama."

Yuliana Jian tersenyum dan berdiri, dan digandeng Wirianto Leng ke sumber air panas di luar. Yuliana Jian mandi dulu, berganti pakaian, lalu berjalan ke sisi mata air panas dan mandi dengan Wirianto Leng. Melalui kabut air panas, Yuliana Jian melirik Wirianto Leng, dan kemudian menoleh dengan cepat.

Wirianto Leng memperhatikan tindakan Yuliana Jian, dan tersenyum dan berkata dengan suara rendah: "Kalau kamu mau melihatnya, lihat saja, ngapain diam-diam?"

Yuliana Jian melirik Wirianto Leng dan bergumam dengan suara rendah, "Aku jarang melihatmu olahraga, kenapa kamu masih memiliki otot? Apa otot-otot ini tumbuh di badanmu? Benar-benar aneh."

Yuliana Jian berbicara sambil menundukkan kepalanya, "Aku belum berolahraga selama beberapa hari, tapi lemak di pinggangku sudah muncul, tapi kamu tidak ada."

"Oh? Sudah ada lemak?" Wirianto Leng tersenyum dan mendekati Yuliana Jian, menyentuh pinggang Yuliana Jian dengan tangannya, dan bertanya dengan suara rendah sambil tersenyum: " Di mana, coba aku sentuh ... "

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu