Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku

Yuliana Jian memicingkan matanya, menatap Wirianto Leng sambil tersenyum, “Kalau begitu kamu cium aku dulu, aku akan langsung mendengarkan kamu dan tidak lagi iri padanya.”

Mungkin karena sudah kembali ke kediaman Leng, Wirianto Leng langsung berubah menjadi dingin kembali dan setelah mendengar Yuliana Jian menjawab seperti itu, Wirianto Leng mengepalkan tangannya, kemudian dia merapatkan bibir dan sengaja batuk pelan, “Mengapa kamu bisa mengajukan permintaan seperti itu? Kamu benar-benar.....”

Sebelum Wirianto Leng selesai berbicara, Yuliana Jian berjinjit dan mencium bibir Wirianto Leng dengan lembut, lalu tersenyum dan berkata: "Kalau begitu aku yang menciummu saja."

Bibir Wirianto Leng terasa hangat, dia tidak menahan diri lalu menunduk menatap Yuliana Jian, dia melihat Yuliana Jian tertawa seperti seorang kucing yang berhasil mencuri makanan yang sangat bangga pada dirinya sendiri. Wirianto Leng akhirnya tidak bisa menahan lagi dan tertawa juga, kemudian dia merangkul pinggang Yuliana Jian, dengan suara yang pelan dia berkata: “Jika kamu main-main lagi, kamu tahu apa akibatnya?”

Yuliana Jian melihat cahaya gelap dari mata Wirianto Leng, dia segera menarik napas dalam dan tegang kemudian berbisik: “Aku ... aku sepertinya tahu, tapi tubuhku tidak tahan lagi, kedap suara kamarmu sebenarnya tidak begitu bagus juga, akan sangat memalukan jika seseorang lewat dan mendengarnya. Jadi aku tidak main-main lagi, Aku tidak akan membuat masalah lagi.”

“Kalau begitu kamu masih main-main?” Wirianto Leng mendekati Yuliana Jian dan bersandar di telinga Yuliana Jian.

Yuliana Jian segera mundur selangkah dan menempelkannya di dinding, dengan jujur dia berjanji: “Aku tidak akan main-main lagi nantinya.”

Yuliana Jian selesai berkata, mukanya yang tadinya sangat kasihan itu tiba-tiba terlintas sebuah senyuman jahat: “Tapi kamu jelas masih ingin main-main, namun kamu harus menahan diri dan berkata ‘tidak akan main-main’ lagi, ekspresi seperti itu sangat lucu, membuat diriku juga tidak bisa menahan diri ingin bermain denganmu.”

“Kamu bukan wanita yang baik.” Wirianto Leng menyipitkan matanya berbisik dan tersenyum sambil mencium bibir Yuliana Jian.

Yuliana Jian mengaitkan leher Wirianto Leng dan mencium balik Wirianto Leng sambil tersenyum, dengan tulus mengakui: "Hei, kadang-kadang aku memang sedikit jahat, CEO Leng menyesal kah?"

Wirianto Leng mencium bibir Yuliana Jian dengan lembut, mengangguk, dan berkata sambil tersenyum: “Aku menyesal, aku menyesal mengapa tidak bersamamu dari dulu, jadi bisa melihat kenakalanmu ini.”

Wirianto Leng tidak pernah membayangkan akan seperti apa jika dia pacaran dengan Yuliana Jian, Yuliana Jian sama sekali tidak ada dalam rencana hidupnya. Jika bukan karena insiden kemarin, Wirianto Leng mungkin akan menyimpan semua keinginan dalam hatinya, namun hanya lewat satu malam saja, semua hal langsung berubah, Wirianto Leng tidak habis pikir bagaimana dia bisa menjalani hidupnya jika tanpa Yuliana Jian kedepannya?

Seseorang yang pernah menyentuh matahari dan sudah tahu betapa hangat rasanya, bagaimana bisa kembali ke kegelapan yang dingin?

Yuliana Jian tadinya mengatakan bahwa dia iri pada Leny Liu, karena Leny Liu terlibat dalam kehidupan Wirianto Leng sebelumnya. Tapi Wirianto Leng juga cemburu, cemburu pada semua orang yang muncul dalam kehidupan Yuliana sebelumnya, hanya karena mereka semua kenal Yuliana Jian lebih awal dari Wirianto Leng.

Masa lalu Wirianto Leng menjadi kesalahan baginya karena tidak bisa lebih awal menjadikan Yuliana Jian menjadi miliknya.

“Biasanya orang selalu suka pada wanita yang lemah lembut, tidak disangka ternyata CEO Leng bisa menyukai wanita seperti aku, selera CEO Leng benar-benar spesial.” Kata Yuliana Jian sambil tersenyum.

Wirianto Leng mengangguk dan tersenyum: “Karena dengan begini tidak akan ada yang bisa merebutmu dari aku.”

“Hah?” Mata Yuliana Jian melebar karena terkejut, "Apakah CEO Leng takut kalah dengan orang lain?"

Wirianto Leng perlahan tersenyum dan mengangguk serius: "Takut."

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng kaget, setelah itu dia mengerti apa maksud dari jawaban yang diberikannya. Wirianto Leng takut dirinya akan kalah dengan orang lain karena dia tidak ingin merasakan kehilangan Yuliana Jian dan ini bisa dikatakan karena Wirianto Leng belum memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi?

Seorang Wirianto Leng yang penampilannya sangat dingin itu ternyata demi dia menjadi gelisah, hal ini bukannya patut dibanggakan olehnya?

Tapi sekarang Yuliana Jian tidak memiliki rasa bangga sama sekali, tetapi dia malah bisa merasakan kesedihan dari dalam hati Wirianto Leng. Yuliana Jian menunduk, memeluk Wirianto Leng, dan berkata dengan serius: “Tidak perlu khawatir akan ada orang yang merebutku darimu, karena tidak akan ada yang bisa melakukannya! Aku sudah yakin akan bersama dirimu, aku seperti makan permen lengket, yang jika sudah menempel di badanmu, kamu tidak bisa menyingkirkannya lagi.”

Wirianto Leng mengangkat tangannya menyentuh kepala Yuliana Jian, dia tersenyum dan menundukkan kepalanya untuk mencium ringan leher Yuliana Jian. Pada saat ini, tiba-tiba ada orang mengetuk pintu dan terdengar suara seorang pelayan berkata dengan hormat di luar pintu, "Tuan, Nyonya Tua menyuruhmu menemuinya."

Wirianto Leng mengangguk dan menjawab dengan dingin, “Baiklah, Aku akan pergi sekarang juga.”

Kemudian Wirianto Leng melepaskan tangan Yuliana Jian: “Aku pergi sebentar, kamu istirahat dulu.”

Yuliana Jian mengangkat tangan Wirianto Leng dan mengerutkan kening sambil berkata: “Kamu...”

Yuliana Jian hanya mengucapkan sepatah kata, setelah itu dia tidak tahu harus berkata apa lagi, dibandingkan dirinya, Wirianto Leng jelas lebih mengerti Nyonya Tua Leng, Yulian Jian sebenarnya ingin mengingatkan sesuatu padanya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Wirianto Leng menepuk pelan tangan Yuliana Jian dan tersenyum berkata padanya: “Kamu tenang saja, aku tahu bagaimana menghadapinya.”

Yuliana Jian sedikit mengangguk dan melihat Wirianto Leng berjalan keluar dari kamar, dia terus mengerutkan kening dan menatap pintu dengan cemas.

Ketika Wirianto Leng berjalan sampai ke kamar Nyonya Tua Leng, Nyonya Tua Leng sedang memegang kuas untuk latihan menulis Kaligrafi. Wirianto Leng langsung berjalan menghampiri nenek, dengan suara pelan berkata: “Nenek, apakah nenek sedang mencari Aku?”

Nyonya Tua Leng meletakkan kuasnya dan bertanya dengan dingin, "Apakah kamu sudah jadian dengan Yuliana Jian?"

Wirianto Leng mengangguk: “Ya, bukankah nenek pernah mengatakan bahwa aku akan meyukainnya?”

Nyonya Tua Leng mencibir: “Maksudku mengatakan bahwa kamu akan menyukainya sebagai ibu dari calon anakmu nanti, hanya sebagai status saja, bukan menyukainya sebagai wanita pendampingmu! Lihatlah apa yang kamu lakukan sekarang? Bersama dirinya bermalaman di luar, seperti takut orang lain tidak tahu kalian sedang berpacaran saja. Yuliana Jian tidak boleh tinggal di Keluarga Leng lagi, dia harus segera membatalkan kontraknya dan meninggalkan Keluarga Leng!”

Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: “Yuliana Jian adalah orang yang nenek cari, dulunya nenek tidak meminta persetujuanku langsung menyuruhku bersama dirinya. Aku sangat berterima kasih kepada nenek, karena nenek aku bisa mengenalnya, tetapi aku tidak akan mengikuti perencanaan nenek lagi, menyuruhnya berpisah denganku. Nenek tidak ingin aku menikah dengan orang yang aku cintai karena takut dia akan menjadi kelemahanku, dulu aku juga merasa perkataan nenek benar. Tetapi terakhir aku menyadari bahwa menjadi sebuah robot yang tidak memiliki kelemahan sama sekali juga tidak ada gunanya”

Nyonya Tua Leng memelototi Wirianto Leng: “Kamu tahu betapa berbahayanya kamu kedepannya? Dia akan membuatmu membuat banyak keputusan yang salah sehingga kamu tidak bisa melihat apa tujuanmu yang sebenarnya?”

“Berbahaya?” Wirianto Leng berkata dengan dingin: “Jika karena dengan menyukai seorang wanita akan membahayakanku, berarti aku selalu hidup dalam kondisi yang berbahaya. Apakah nenek berpikir bahwa jika aku tidak memiliki orang yang aku pedulikan maka aku akan bebas dari ancaman lain?"

Nyonya Tua Leng menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara dalam: “Tidak hanya itu, dengan kamu menyukainya, kamu akan memaparkan segala sesuatu tentang dirimu padanya, jika suatu hari dia mengkhianatimu, maka kamu akan mengalami kerugian besar! Kita sebagai anggota keluarga Leng, meskipun berstatus suami istri pun tetap harus saling mewaspadai, kondisimu sekarang, apakah kamu sekarang bisa mewaspadainya? Jika tidak biarkan dia pergi bersembunyi, lebih baik sembunyi di luar negri, jangan memberinya kesempatan untuk mengambil kekuasaan inti dalam Keluarga Leng, lalu kamu menikahi wanita lain, aku akan membantumu memilih.....”

“Aku tidak akan memilih wanita lain.” Wirianto Leng berkata dengan suara yang dalam: “Dia bukan wanita yang akan menerima jika menyuruhnya pergi bersembuyi."

Nyonya Tua Leng menepuk meja dengan kuat: “Wirianto Leng, apakah kamu sudah tidak menganggap nenekmu ini? Jangan berpikir bahwa kamu sekarang adalah satu-satunya orang yang berhubungan darah denganku, aku bisa menyuruh Yuliana Jian mengandung anakmu, berarti aku juga memiliki kemampuan menyuruh wanita lain mengandungnya juga, lagipula sekarang teknolgi sudah berkembang pesat, tidak perlu kerjasamamu, aku juga akan menghasilkan keturunan Keluarga Leng dengan caraku sendiri.”

Wirianto Leng memandang dingin Nyonya Tua Leng dan tertawa: “Nenek bisa melakukan apapun yang nenek inginkan, tetapi aku ingin menasehati nenek jika ingin membimbing ahli waris yang baru akan menghabiskan banyak waktu dan juga modal, apabila terjadi konflik, maka paman kedua akan memiliki kesempatan untuk ikut campur tangan ke dalam.”

Nyonya Tua Leng mengerutkan kening, menatap Wirianto Leng: “Kamu sudah tahu, mengapa masih tidak ingin mengikuti arahanku?”

Dengan berat Wirianto Leng menjawab: “Karena aku bukanlah boneka nenek.”

Nyonya Tua Leng mendengus, menyipit mata menatap Wirianto Leng: “Kamu akan menyesali keputusanmu nantinya! Jatuh cinta dengan seorang wanita? Ketika Yuliana Jian mengkhianatimu dan terluka, kamu akan tahu bahwa keputusanku benar!"

“Aku juga percaya keputusanku itu benar.” Wirianto Leng memandang Nyonya Tua Leng dan bertanya dengan suara dingin: “Nenek berkata seluruh anggota Keluarga Leng harus saling mewaspadai, apakah nenek juga mewaspadaiku?”

Nyonya Tua Leng menyipitkan matanya dan perlahan-lahan mencondongkan tubuh ke belakang, menyimpan ekspresi paksaan dan menunjukkan senyum ramahnya: “Bagaimana mungkin aku bisa mewaspdaimu juga? Perkataanku tadi semua hanya karena aku sedang emosi, kamu itu adalah satu-satunya keluarga yang memiliki hubungan darah denganku.”

“Aku juga tidak pernah mewaspadai nenek.” Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: “Jika seperti itu bisa dikatakan bukan semua anggota keluarga Leng mewaspadai semua orang, seperti aku dan nenek juga selalu saling percaya, maka Yuliana juga akan hidup rukun bersama kita.”

Nyonya Tua Leng tertawa pelan: “Ya, hubungan nenek dan cucu seperti kita ini adalah contoh yang baik. Baiklah, kamu memikirkan lagi bagaimana menangani urusan Yuliana Jian, kamu sudah boleh pergi beristirahat dulu, aku juga sedikit lelah.”

“Jika begitu, nenek istirahat dulu.” Selesai bicara Wirianto Leng tersenyum dan berbalik meninggalkan kamar Nyonya Tua Leng.

Nyonya Tua Leng mengerutkan kening setelah melihat punggung Wirianto Leng, dia berkata dengan suara dingin, “Keluarga Leng masih dibawah pimpinanku, siapapun jangan pernah mencoba menantang untuk merebut kekuasaan ini, termasuk Kamu!"

Nyonya Tua Leng berkata sembari menoleh untuk melihat pot yang berada di meja, dia mengangkat tangannya dan memetik bunga yang baru mekar di tangkainya: “Aku tidak mungkin membiarkan bunga yang aku rawat besar ini tumbuh sembarangan, setiap daun yang tumbuh, setiap bunga yang tubuh semua harus bertumbuh sesuai dengan isi hatiku!”

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu