Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 391 Pasangan yang Sempurna

Mendengar kata-kata Wirianto, Yuliana mendekatinya dengan senyum, menggandeng lengannya dan berkata sambil tersenyum: "Karena kamu telah mengatakan itu, aku akan memberimu kesempatan untuk menemaniku."

Pada awalnya, mereka masih memilih-milih barang, tetapi secara perlahan, mereka tampak seperti sedang kencan. Banyak barang sepele yang belum dibeli, Yuliana mengandeng tangan Wirianto, lalu berjalan menuju kamar hotel. Dia mendorongnya ke ranjang hotel, menciumnya dengan lembut. Wirianto hanya memegang pinggang Yuliana dengan senyuman yang penuh dengan hasrat.

Sebelum perjamuan dimulai, jantung Yuliana berdetak kencang. Dia mengerutkan kening, menatap pria dan wanita yang mengenakan pakain begitu indah di depan jendela mobil, mengepalkan tangannya dengan gugup. Wirianto menoleh untuk melihat Yuliana dan bertanya: "Ada apa? Apa kamu merasa gugup?"

Yuliana menarik napas dalam-dalam, mengangguk, lalu menoleh untuk menatap Wirianto, berbisik: "Aku... Apakah aku tampak menjanjikan? Mengapa aku tiba-tiba merasa begitu gugup, aku ..."

"Tidak, kamu punya banyak keberanian, kamu bisa selangkah demi selangkah untuk mencapai titik ini. Aku belum pernah bertemu wanita yang memiliki keberanian seperti kamu." Wirianto berkata dengan suara rendah sambil tersenyum.

Ketika Wirianto selesai berkata, Yuliana menarik napas, mengigit bibirnya, dan berbisik: "Itu..."

"Kalau begitu, mari kita pulang." Wirianto berkata sambil tersenyum.

Yuliana menggigit bibir bawahnya, menggelengkan kepalanya: "Tidak, aku tidak ingin kembali. Ayo masuk, aku tidak ingin terlalu memanjakan diriku. Setiap kali aku mengambil langkah maju, aku akan menuai keajaiban. Kupikir kali ini jika aku berusaha untuk bergerak maju, maka aku akan menuai mukjizat. "

Wirianto menatap Yuliana dengan khawatir: "Apakah kamu benar-benar siap?"

Yuliana mengangguk, mengangkat tangannya, mengambil tangan Wirianto: "Selama kamu ada di sisiku, aku akan siap kapan saja."

Wirianto memegang Yuliana kembali, berkata sambil tersenyum: "Baiklah kalau begitu, aku akan mengantarmu untuk turun dari mobil. Jika kamu merasa tidak nyaman, maka katakan saja padaku, maka aku akan segera membawamu pergi. Aku akan selalu berada sisimu ... "

Wirianto berkata sambil memegang tangan Yuliana, lalu keluar dari mobil. Yuliana pun sedikit menyipitkan matanya, karena tertusuk oleh cahaya silau. Tetapi ketika Yuliana sudah terbiasa, begitu dia melihat banyak orang yang melihatnya dalam sekejap kakinya tampak membeku di tanah dan tidak bisa bergerak.

Dia melihat bibir orang-orang di sekitarnya bergerak sedikit, seolah-olah berbisik: "Lihat... Wanita itu... Pembunuh... Sungguh menjijikkan..."

Yuliana mengerutkan alisnya, dalam sekejap merasa seakan kehabisan napas. Pada saat ini, ada suara berat yang tiba-tiba terdengar di telinga Yuliana: "Mereka semua melihatmu, menganggap gaunmu sangat indah ..."

Yuliana menarik napas, memalingkan kepalanya, menatap Wirianto, mengerutkan kening: "Wirianto..."

Wirianto menggandeng tangan Yuliana, berkata sambil tersenyum: "Aku sudah berkata, bahwa aku berada di sisimu."

Yuliana segera mengambil tangan Wirianto. Dia perlahan beradaptasi dengan cahaya dan kebisingan disekitarnya, secara perlahan terbiasa dengan orang-orang penuh pesona yang berjalan di dekatnya. Tatapan mereka, dan suara-suara yang terdengar itu dari waktu ke waktu menjadi hal yang biasa.

Saat ini Yuliana baru memperhatikan bahwa jamuan ini adalah jamuan pertunangan Antonius. Yuliana pun segera menoleh untuk melihat Wirianto: "Apakah ini pesta perjamuan Keluarga Sun?"

Wirianto menatap Yuliana sambil tersenyum: "Bukankah kamu sedikit terlambat untuk menyadarinya?"

Yuliana tersenyum malu-malu: "Aku... reaksiku sedikit lambat? Tapi bukankah kamu telah berkata orang yang kamu benci adalah Antonius. Jika kamu tidak menyukai Antonius, maka betapa menyedihkan wanita yang bertunangan dengan Antonius. Itu adalah nasib buruk untuk menikah dengannya. Lalu mengapa kita masih membuat masalah dengannya?"

"Wanita yang bertunangann dengannya adalah Anita." Wirianto menatap Yuliana sambil tersenyum.

Yuliana mengerutkan kening, segera menatap Wirianto: "Apa? Bukankah dia hanyalah seorang bintang kecil? Bukankah mereka tidak punya apa-apa? Bagaimana Keluarga Sun memungkinkan Anita untuk masuk ke dalam keluarga mereka."

Wirianto tertawa: "Nasib sangat misterius. Terakhir kali Anita menjalani operasi, golongan darahnya sangat istimewa. Dia ditemukan sebagai putri tidak sah dari Keluarga Bai. Keluarga Sun dan keluarga Bai ingin mengambil kesempatan ini untuk menikahkannya. Jika mereka sudah ditakdirkan berdua, apa yang bisa mereka tolak?"

Yuliana menatap Antonius dengan wajah pahit dari kejauhan, mengerutkan kening dan menghela nafas. Wirianto segera mengerutkan kening menatap Yuliana, lalu bertanya dengan suara yang dalam: "Ada apa denganmu? Apakah kamu begitu sedih karena Antonius akan segera menikah?"

"Kamu cemburu lagi." Yuliana tersenyum, lalu berkata: "Aku hanya merasa kalau aku tahu mereka berdua yang menikah, maka aku tidak akan datang. Sekarang situasi nya sangat canggung."

"Jika tidak datang, itu baru memalukan." Wirianto berbisik di telinga Yuliana sambil tersenyum: "Jika kita tidak datang, itu berarti kita peduli dengan apa yang terjadi sebelumnya. Hal ini akan membuat Keluarga Sun dan Keluarga Bai malu. Sekarang kita di sini, itu artinya kita tidak akan mengingat hal-hal sebelumnya, sehingga semuanya dapat merasa tenang. "

"Sepertinya aku sudah lama diam di rumah. Aku sudah lupa aturan mainnya. Tidak peduli berapa banyak kutu tumbuh di bawah pakaian, selama permukaannya berkilau maka itu sudah cukup."

"Aku bisa mendengar sindiranmu." Wirianto mengambil tangan Yuliana sambil tersenyum berkata dengan suara rendah: "Tapi hal ini layak untuk kita. Banyak orang memujimu karena kecantikanmu."

Yuliana mengambil tangan Wirianto dan berkata sambil tersenyum: "Itu karena aku berdiri di siampingmu."

Yuliana berkata sambil melirik Antonius, yang mengenakan tuksedo. Antonius juga menatap Yuliana. Pandangannya tampak redup dalam keheningan. Namun, sebelum Antonius memberikan ekspresi apa pun, Anita yang berada di sisi Antonius, menggandeng lengannya, lalu berjalan sambil tersenyum.

Postur elegan Anita tampak seperti seorang wanita muda yang berpendidikan. Ketika dia menggandeng Antonius, menghampiri Yuliana dan Wirianto, ekspresi wajah Antonius terlihat sedikit canggung. Namun, Anita tampaknya memperlakukan Yuliana seolah-olah dirinya dan Yuliana adalah teman lama yang telah berpisah sejak lama, dia tersenyum sambil berkata: "Aku benar-benar tidak mengira Nyonya Leng akan menghadiri jamuan pertunangan kami. Kamu terlihat jarang menghadiri pesta perjamuan. Kami benar-benar merasa terhormat. Baru saja aku berkata kepada Antonius bahwa kami tidak tahu apakah kami akan mendapat dukungan dari Tuan Leng dan Nyonya Leng untuk menjadi pasangan suami istri yang sempurna. "

"Uhuk..." Antonius tidak dapat menahan, tetapi terbatuk dua kali, mengerutkan keningnya kepada Anita, yang berpura-pura berpose.

Anita menatap Antonius sambil tersenyum, seolah-olah dia tidak melihat rasa jijik Antonius terhadapnya. Dia berkata sambil tersenyum: "Ada apa? Apakah kamu merasa tidak nyaman? Aku akan mengantarmu untuk beristirahat. Tuan Leng dan Nyonya Leng kami permisi dulu."

Melihat kedua orang itu berjalan seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih sejati, Yuliana tidak bisa menahan diri untuk menatap Wirianto, tersenyum dan berbisik: "Mungkin kedua orang itu memang benar-benar ditakdirkan untuk bersama."

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu