Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 84 Aku Menyukaimu
Wirianto Leng memegang erat tangan Yuliana Jian dan menarik Jane Yinuo dengan kuat ke sisinya. Yuliana Jian tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum dan memegang tangan Wirianto Leng, dengan lembut jarinya menggaruk telapak tangan Wirianto Leng, dia menatap Wirianto Leng. Wajah Wirianto Leng tertutup setengah karena memakai masker, dan matanya menatap lurus ke depan, tampaknya dia tidak memiliki reaksi apapun, tetapi tangannya terus bergerak di dalam telapak tangan Wirianto Leng, dan tangannya tiba-tiba digenggam dengan erat oleh Wirianto Leng, dan membuat jarinya tidak bisa bergerak.
"Jangan berulah sekarang." kata Wirianto Leng dengan suara yang rendah.
"Baik." Yuliana Jian mengangguk dengan patuh.
"Kamu bisa berulah ketika kita berada di rumah." Wirianto Leng menunduk dan menatap Yuliana Jian, dia berkata dengan suara yang rendah, dan matanya menyipit, terlihat seperti sedang tersenyum.
Yuliana Jian mendengar ucapan Leng Shaoting, dan mengangguk, lalu tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum ketika melihat Wirianto Leng juga tersenyum. Sambil tersenyum, Yuliana Jian berpikir: Rumah? Wirianto Leng jarang mengucapkan kata rumah, tampaknya rumah yang tersembunyi di daerah perumahan biasa ini, benar-benar berarti berbeda baginya.
Ketika dia sampai di lantai rumahnya, Wirianto Leng berusaha keluar kerumunan di depan, sambil membawa Yuliana Jian keluar dari lift, dan tiba di depan sebuah pintu. Wirianto Leng segera mengambil kunci untuk membuka pintu rumahnya, lalu menoleh dan berkata kepada Yuliana Jian sambil tersenyum, "Ayo masuk."
Ketika Yuliana Jian baru beberapa langkah masuk ke dalam rumah, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terkejut. Ketika pertama kali memasuki Kediaman Leng, dia terkejut dengan kemewahan rumah itu. Tapi yang mengejutkan sekarang adalah rumah ini biasa saja. Semuanya begitu sederhana, furnitur berwarna krem, tanaman yang berada di sudut ruangan, buku-buku berserakan di dalam rak buku. Gaya furniturnya terlihat agak tua, dan tidak terlihat seperti kamar yang baru saja direnovasi.
Tempat ini sama sekali tidak terlihat seperti tempat yang akan ditinggali oleh Wirianto Leng, Yuliana Jian bertanya: "Ini rumahmu?"
Wirianto Leng mengangguk: "Bagiku Kediaman Leng, adalah sebuah tempat pertempuran, aku bukanlah sebuah patung, bagaimana mungkin tidak ada perasaan sama sekali? Pada usia 17 tahun, aku masih belum terlalu bisa mengontrol emosiku. Setiap kali ketika suasana hatiku sedang buruk, aku akan tinggal di sini beberap hari, ketika suasana hatiku sudah membaik, aku baru akan keluar untuk menghadapi masalah. Setelah itu, meskipun aku sudah lebih baik mengendalikan diriku sendiri, aku datang ke sini untuk bersantai, dan telah menjadi kebiasaanku. Kemudian, saya mengalami kecelakaan mobil, setelah aku tersadar, aku mempunyai banyak hal yang harus kulakukan dan belum pernah datang ke sini lagi. Aku hanya datang ke sini sekali ketika suasana hatiku sedang buruk. Sebelumnya ini adalah rumahku seorang, tetapi sekarang adalah rumah kita berdua."
Yuliana Jian tersenyum, dan berbisik: "Rumah kita berdua, apakah kamu sedang menyatakan perasaanmu padaku?"
Wirianto Leng mengangguk, dia berbalik dan memeluk pinggang Yuliana Jian: "Aku sudah mengatakannya, aku menyukaimu......"
Wirianto Leng, yang biasanya bersikap dingin terhadap Yuliana Jian, tiba-tiba berubah menjadi orang yang terus menyatakan perasaan kepadanya, hal ini membuat Yuliana Jian sedikit malu dan sedikit bangga: "Kamu selalu mengatakan kamu menyukaiku, kamu membuatku sangat malu. Kamu jangan menyatakan perasaanmu sepanjang waktu, kamu harus tunggu aku memikirkannya, lalu tunggu aku menolakmu, kamu baru menyatakan perasaanmu lagi....."
Yuliana Jian memiliki pikiran jahat di dalam hatinya, dia merasa bahwa dia telah menyatakan begitu banyak perasaannya kepada Wirianto Leng sebelumnya, sekarang setelah dia tidur bersama dengan Wirianto Leng, dia menyatakan perasaannya kepadanya, lalu dia mengikuti Wirianto Leng, Yuliana Jian merasa bahwa dia dirugikan. Dia ingin mendengarkan Wirianto Leng menyatakan perasaannya beberapa kali padanya, baru dia akan menerimanya.
"Merasa malu? Dan perlu dipikirkan?" Wirianto Leng mengerutkan keningnya, dia menatap Yuliana Jian di depannya, lalu bertanya dengan bingung: "Waktu itu bukankah kamu mengira aku tidak menyukaimu maka dari itu kamu menangis, sekarang kamu malah merasa malu? Jika kamu tidak menyukaiku, dan menolakku....."
"Aku menyukaimu! Aku tidak akan menolakmu!" Yuliana Jian yang baru saja ingin mengerjainya, segera menjawab dnegan cepat. Karena dia takut, Wirianto Leng tidak akan menyatakan perasaannya lagi!
Wirianto Leng tidak bisa menahan tawanya ketika melihat reaksi Yuliana Jian yang begitu cepat: "Kamu benar-benar menjawabnya dengan cepat."
Yulaian Jian terbatuk dengan canggung, lalu segera mengalihkan pembicaraan: "Kamu berkata akhir-akhir ini pernah datang ke sini, kapan itu terjadi?"
Yuliana Jian tidak percaya bahwa Wirianto Leng yang sekarang memiliki suasana hati yang buruk juga? Dia selalu terlihat sangat kuat, dan dia tampaknya sama sekali tidak terpengaruh oleh emosi apa pun., bagaimana mungkin ada sesuatu yang memengaruhi suasana hatinya? Apakah karena dia?
"Itu....." Wirianto Leng menghentikan ucapannya, dan menatap Yuliana Jian: "Itu karena masalah pekerjaan."
Wirianto Leng berkata, sedikit memalingkan wajahnya dan tidak lagi menatap Yuliana Jian. Dia datang ke rumah ini, bukan karena pekerjaannya, tetapi karena ketika Yuliana Jian dan August Leng berada di alam liar beberapa hari yang lalu, ketika dia tiba-tiba memutuskan panggilannya. Wirianto Leng datang ke sini dan duduk sepanjang malam sebelum kembali ke Kediaman Leng. Hanya saja masalah ini, Wirianto Leng tidak ingin memberi tahu Yuliana Jian, dia dapat melihat ekspresi bangga di wajah Yuliana Jian, jika dia memberitahu masalah kepada Yuliana Jian, dia pasti akan merasa sangat bangga.
Dibandingkan dengan Yuliana Jian yang tadi, yang terus ingin menyentuhnya. Wirianto Leng lebih suka melihat Yuliana Jian yang menatapnya dengan enggan, dan terus-menerus bertanya kepadanya mengapa dia tidak menyukai penampilannya yang menyedihkan.
Wirianto Leng tidak pernah jatuh cinta dengan seorang wanita, tetapi pengalaman yang dia dapatkan, mengatakan kepadanya bahwa apa pun hubungannya, jika membuat pihak lain terlalu bangga dan melihat semua kartunya jelas, bukanlah sebuah hal yang baik. Terutama ketika sedang menghadapi Yuliana Jian.
"Oh...." Yuliana Jian terus menatap Wirianto Leng untuk menunggu lanjutannya, dia menundukkan kepalanya dengan frustrasi, dan berbisik, "Ternyata itu urusan pekerjaan? Kalau begitu aku akan pergi mandi, tetapi aku tidak memiliki pakaian yang baru."
Wirianto Leng mengangguk, lalu tersenyum: "Mandilah, aku akan membeli pakaian baru untukmu."
"Apakah kamu tahu aku memakai pakaian ukuran berapa?" tanya Yuliana Jian dengan bingung.
"Tahu....." Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Aku sudah pernah menyentuhnya."
Yuliana Jian tidak menyangka Wirianto Leng akan menjawabnya seperti ini, ketika dia memikirkan bagaimana Wirianto Leng menyentuhnya, dia langsung tersipu, dan segera berbalik lalu berjalan ke dalam kamar mandi, tanpa melihat Wirianto Leng. Setelah memasuki kamar mandi, setelah dia membasuh dirinya, dan membersihkan bagian tubuhnya yang lengket, Yuliana Jian berdiri di depan cermin dan melihat jejak yang ditinggalkan oleh Wirianto Leng di tubuhnya, dia tersipu dan berbisik: "Ini....."
Beberapa kata kasar berada di dalam mulut Yuliana Jian, tetapi Yuliana Jian enggan menggunakan kata "binatang" untuk menggambarkan Wirianto Leng, dan akhirnya dia hanya berbisik pelan dan lembut: "Dia sangat jahat!"
Begitu kalimat ini keluar, walaupun di dalam kamar mandi hanya ada Yuliana Jian seorang, dia merasa sedikit canggung. Apakah dia sedang memarahi orang? Atau sedang menggodanya?
“Benar-benar sangat bodoh!” Yuliana Jian tidak bisa menahan dirinya untuk memarahi dirinya sendiri, karena dia malah mengikuti Wirianto Leng.
Pada saat ini, pintu kamar mandi diketuk beberapa kali, dan Yuliana Jian segera membuka pintu. Ketika dia membuka pintu, Yuliana Jian mencondongkan kepalanya, dan melihat Wirianto Leng berdiri di depan pintu dengan sebuah pakaian. Ketika Wirianto Leng memandang Yuliana Jian, yang tubuhnya masih tersisa uap air, matanya menggelap, dan bertanya dengan suara yang rendah, "Apakah kamu sudah membersihkan dirimu? Apakah kamu ingin aku membantumu? Tadi kamu tidak bisa berjalan dengan benar, apakah kamu bisa membersihkan dirimu sendiri?"
Meskipun Wirianto Leng berkata dengan serius, dan membuat orang lain tidak bisa melihat apa yang berada di dalam hatinya. Tetapi jika Wirianto Leng membantunya mandi, hal apa yang pasti akan dia lakukan?
Walaupun Yuliana Jian juga memikirkan jika mereka melakukannya di dalam kamar mandi, dan sepertinya terlihat sangat bagus. Tetapi tubuhnya sudah tidak bisa melakukan hal itu lagi, jadi dia berkata dengan suara yang kecil: "Kita akan bicarakan masalah itu lain kali, aku tidak ingin mandi sekali lagi."
Setelah Yuliana Jian selesai bicara, dia segera mengambil baju dari tangan Wirianto Leng, lalu menutup pintu kamar mandinya. Wirianto Leng berdiri di depan pintu kamar mandi dan tersenyum: "Masalah apa? Kapan aku bisa melakukannya lagi? Besok atau lusa?"
Yuliana Jian mengerutkan bibirnya, wajahnya memerah, dan berpikir dengan serius, lalu tergagap: "Lu....lusa saja!"
Wirianto Leng tidak bisa menahan tawanya, dia mengangguk, lalu tersenyum: "Baiklah, aku akan menunggumu."
Yuliana Jian mengenakan pakaiannya, dan merapikan pakaian olahraganya: "Tidak disangka ternyata pakaiannya sangat cocok untuk diriku."
Wirianto Leng mengangkat tangannya, dan mengelus kepala Yuliana Jian: "Ayo makan."
Rumah itu tidak besar, Yuliana Jian berjalan beberapa langkah dan tiba di meja makan, dia memandangi makanan yang berada di atas meja makan, Yuliana Jian tersenyum dan bertanya: "Kamu membelinya?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya: "Aku yang membuatnya."
"Apa?" Yuliana Jian mengambil lauk, dan tertegun: "Kamu bisa masak?"
Wirianto Leng tersenyum dan bertanya: "Apakah aneh? Memasak itu sangat menyenangkan, apakah kamu tidak bisa?"
Yuliana Jian mengerutkan bibirnya, dan berkata: "Jika merebus telur termasuk sebagai memasak, maka aku hanya bisa memasak itu saja."
"Tidak mudah untuk membuat telur rebus." Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Kamu jangan dengan mudah menunjukkan hidangan rumah tangga ini jika kita akan kembali lagi ke sini, aku akan memasak lebih banyak lauk."
"Ah......" Yuliana Jian menggaruk kepalanya dan tersenyum: "Sepertinya aku telah menemukan sebuah harta karun."
Wirianto Leng menggeleng: "Bukan sepertinya, tetapi kamu memang telah menemukan sebuah harta karun."
"Aku sangat malu ketika mendengar kamu berkata seperti itu." Yuliana Jian menunjuk dirinya sendiri, lalu mengedipkan matanya, dan menatap Wirianto Leng: "Kamu memuji dirimu seperti itu, kalau begitu aku apa?"
Wirianto Leng memegang dagunya, menatap Yuliana Jian dengan serius, lalu berkata: "Kamu adalah......."
Yuliana Jian berkedip, menatap Wirianto Leng, berharap mendengar kata-kata pujian yang baik dari mulut Wirianto Leng.
Wirianto Leng tiba-tiba tersenyum: "Kucing, kamu adalah kucing.....yang tidak menyenangkan jika sedang sedih, dan menyenangkan jika sedang bangga."
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyI'm Rich Man
HartantoTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelUnperfect Wedding
Agnes YuPejuang Hati
Marry SuWahai Hati
JavAliusCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia