Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 399 Kenangan Yang Indah

Wirianto Leng berdeham, menoleh, dan tertawa tak berdaya: "Yuliana, kita tidak perlu melakukan hal ini."

"Aku tidak memaksamu." Yuliana Jian tersenyum lalu berkata dengan suara pelan: "Jika kamu tidak bersedia untuk memakannya, maka kamu boleh tidak memakannya."

Yuliana Jian tersenyum lalu mengambil mangkuk wonton nya sendiri, dan memakan sebuah wonton, lalu berkata: "Aku ingat rasanya juga cukup enak, kamu sungguh tidak mencubanya?"

Wirianto Leng tersenyum dan menggelengkan kepala: "Untuk masalah makan, aku rasa aku masih sedikit angkuh."

"Sungguh aneh, masakanku jauh lebih tidak enak dibandingkan ini, dan tidak layak jual. Tapi kamu malah menyukainya?" Sambil memakan wonton nya Yuliana Jian berkata.

Wirianto Leng tersenyum dan menyahut: "Karena kokinya berbeda, aku lebih suka wanita cantik yang ada di depanku ini yang memasakkannya untukku."

Yuliana Jian tertawa tergelak: "Perkataanmu sungguh menyentuh, aku sangat terharu, tapi apa kamu benar-benar tidak inginmencuba rasa wonton ini?"

Wirianto Leng mengerucutkan bibir bawahnya, dan menggelengkan kepala: "Aku rasa.... aku akui aku lebih pemilih untuk tempat di mana aku makan, jika bisa yang kebersihan sampai pada tahap yang aku anggap cukup."

"Baiklah kalau begitu, tunggu aku selesai menghabiskan wonton ini, kita akan pergi ke tempat lain." Yuliana Jian tersenyum dan berkata: "Tapi juga cukup menarik, kita akhirnya memiliki sedikit pertentangan, tapi kita juga tetap belum mengakomodasi satu sama lain. Ini membuktikan bahwa hubungan kita lebih wajar dan stabil, jika ada salah satu saja yang mengakomodasi pasangannya, tanpa memikirkan dirinya sendiri, setelah waktu yang lama, dalam hati akan tumbuh suatu benih kecemburuan. Aku dulu terus mengkhawatirkan apa hubungan kita ini cukup wajar, kita terlalu mengakomodasi satu sama lain.... mm... sebenarnya yang terpenting adalah kamu yang mengakomodasi."

Wirianto Leng menyipitkan mata: "Sepertinya wonton itu terlihat cukup enak, membuatmu bisa berbicara begitu banyak, sepertinya aku harus mencobanya juga."

"Mm, kamu boleh mencobanya, cobalah maka kamu akan mendapati......."Sambil mengatakannya, Yuliana Jian kembali menggigit wonton nya. kemudian dia mengernyitkan dahi dan berbisik: "Wirianto, lebih baik kamu tidak memakannya."

"Hm? Mengapa?" Wirinato Leng bertanya dengan dahi berkernyit.

Yuliana Jian mengerucutkan bibir, lalu dengan suara tertekan berkata: "Rasanya tidak enak, dan ada suatu rasa aneh di udangnya.... mungkin tidak cukup segar.... mungkin lidahku juga ikut bermasalah....."

"Iya kah?" Wirianto Leng tertawa, lalu mencoba sebuah wonton. Yuliana Jian segera mengangkat tangannya dan mencegahnya: "Hei..... apa kamu benar-benar ingin makan makanan tidak jelas ini? Rasa wonton ini sungguh tidak sama dengan rasa yang ada di ingatanku."

Wirianto Leng tertawa, lalu berkata dengan suara pelan: "Mm, rasanya memang biasa saja. Tapi jika nanti kamu mengungkit kembali tentang rasa wonton ini, aku tidak akan berdiskusi lagi denganmu, itu akan jadi sangat kacau."

Yuliana Jian tidak bisa menahan tawanya, lalu menggelengkan kepalanya perlahan: "Kamu ini benar-benar...."

"Benar-benar apa?" Wirianto Leng tertawa dan bertanya: "Apakah kata-kata ini membuat orang merasa terharu?"

Yuliana Jian tertawa sambil menganggukkan kepala: "Aku sangat tersentuh, aku ini adalah seorang kekasih yang sempurna, segala sesuatunya begitu sempurna, aku tidak bisa membayangkan, bagaimana aku harus membalasmu."

Bicara sampai di sini, Yuliana Jian menunduk dan melihat ke arah mangkuk wonton nya, lalu mengernyitkan dahi dan bertanya dengan suara pelan: "Tapi di ingatanku wonton di tempat ini sangatlah enak, mengapa sekarang rasanya berubah?"

Wirianto Leng tertawa dan bertanya: "Mungkin karena suasana hati dan lingkungan sudah berubah, dulu bagaimana keadaanmu saat makan wonton pedagang kaki lima ini?"

"Oh... saat itu musim dingin, aku punya kesepakatan untuk mengerjakan suatu pekerjaan rumah dalam waktu yang sangat lama, tapi ;ama sekali aku belum mendapatkannya, aku kelaparan sehari penuh, dan ingin makan sesuatu, lalu....." Sampai di sini, Yuliana Jian tersenyum dan terhenti, lalu menatap Wirianto Leng dan berkata dengan pelan: "Sepertinya aku sudah tahu masalahnya ada dimana? Saat itu aku sangat kelaparan dan kedinginan, tentu saja aku bisa merasakan wonton ini luar biasa enak. Saat itu mungkin saat ada yang memberikan sebotol air panas untukku sekalipun, aku akan merasa itu adalah sup yang enak sekali."

Wirianto Leng tertawa dan menggelengkan kepalanya; "Kamu ini benar-benar berlebihan."

"Memang sedikit berlebihan, tapi aku mulia ingat akan hal lain." Yuliana Jian mengangkat alisnya, dan menatap Wirianto Leng, lalu bertanya dengan pelan: "Hal ini adalah kenangan indahku, hal yang lain itu, mungkinkah juga adalah kenangan indahku?"

Wirianto Leng mengambil tangan Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu ayo kita coba?"

Yuliana Jian menunduk dan melihat tangannya yang digenggam oleh Wirianto Leng, lalu dia tersenyum dan bertanya: "Benarkah? Benarkah kita akan mencoba yang lain?"

Wirianto Leng mengangguk: "Tentu saja, aku sangat ingin kembali merasakan kenangan yang dulu, misalnya....."

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, dan segera mengerti apa maksud dari perkataan Wirianto Leng, Yuliana Jian menggigit bibirnya, dan berkata: "Kalau begitu apa kamu tidak perlu pergi ke sebuah restoran besar untuk makan sesuatu dulu?"

Wirianto Leng tertawa dan menjawab: "Tidak perlu, aku rasa aku punya sesuatu yang lebih nikmat yang perlu dirasakan."

Yuliana Jian tertawa dan mendekati Wirianto Leng, lalu mengecup bibirnya. Para pembeli yang ada di dalam warung kecil wonton itu, masih belum begitu terbuka, melihat sepasang pria dan wanita berciuman, masih pula tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejut di wajah mereka. Yuliana Jian yang merasakan tatapan kaget tersebut, mendorong Wirianto Leng, dan tersenyum lalu berkata: "Lebih baik kita pergi dulu."

Setelah mengatakannya, Yuliana Jian meninggalkan uang di atas meja, kemudian berbalik dan menarik tangan Wirianto Leng keluar dari warung wonton itu. Sesampainya di sisi mobil, Yuliana Jian melihat ke arah mobil, kemudian tersenyum dan berkata: "Di sini ada terlalu banyak orang, seharusnya aku memarkirkan mobil di sebuah gang kecil, bukan?"

"Kamu adalah sopirnya, kamu juga yang memberi keputusan." Wirianto Leng menyahut sambil tertawa.

Yuliana Jian duduk di kursi sopir, dan menyalakan mobilnya, lalu membawanya ke sisi sungai. Melihat lampu kota yang terpantul di permukaan air sungai, Yuliana Jian tertawa dan menghentikan mobilnya: "Kelihatannya aku belum memiliki kenangan indah apa pun di sini, di sini juga cukup indah. Baiklah, aku hanya sekedar melewati tempat ini saja, sekarang kita bisa menuju ke gang kecil....."

Sebelum Yuliana Jian selesai berbicara, Wirianto Leng sudah mengecup bibirnya, Wirianto Leng memiringkan tubuhnya dan memeluk Yuliana Jian. Yuliana Jian tertawa dan berkata: "Tunggu, kita bisa ke gang kecil......"

"Yang benar saja?" Wirianto Leng kembali mencium dan melumat bibir Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Benarkah harus menunggu begitu lama......"

Yuliana Jian tertawa dan menatap Wirianto Leng, lalu mengangkat tangannya dan mengusap lembut sisi wajah Wirianto Leng, dan berbisik sambil tersenyum: "En, aku rasa sebenarnya dibandingkan mengulang kenangan yang dulu, lebih baik membuat suatu kenangan yang lebih menarik, yang juga lebih mengasyikan."

Baru saja Yuliana Jian selesai berbicara, dia pun dengan kuat mencium bibir Wirianto Leng, dan memanjat ke atas tubuh Wirianto Leng, sambil menunduk dia sama sekali tidak berhenti mencium Wirianto Leng. Wirianto LEng memeluk tubuh Yuliana Jian, Yuliana Jian menjulurkan tangan untuk menyangga tubuhnya di sisi setir, tapi tidak sengaja menekan klakson mobilnya. Yuliana Jian tersentak kaget, kemudian tawanya meledak: "Kelihatannya masih ada banyak sekali insiden."

Wirianto Leng memeluk tubuh Yuliana Jian, dan berbisik sambil tersenyum: "Kalau begitu apa kamu siap untuk mengukir lebih banyak lagi kenangan?"

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu