Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 293 Ingatan palsu

Wirianto Leng membawa Yuliana Jian ke pulau, setibanya di vila tepi laut, dia membuka pintu vila, dan melambai kepada Yuliana Jian: "Sudah, ayo masuk."

Yuliana Jian mengerutkan kening, dengan hati-hati dia melihat dekorasi vila lalu menoleh menatap Wirianto Leng: "Apakah kita benar-benar akan tinggal di sini?"

Wirianto Leng mengangguk: "Iya, apakah kamu memiliki permintaan yang lain?"

Yuliana Jian menundukkan kepalanya sambil bergumam dengan suara rendah, "Aku tidak punya permintaan lain. Yang penting kamu tidak membohongiku, dan August benar-benar akan datang mencariku. Saat ini aku paling takut kamu membohongiku dan August tidak datang mencariku. "

Wirianto Leng menoleh menatap Yuliana Jian, sambil terkekeh, "Apakah kamu tidak mempercayainya? Apakah dia ada memberitahumu dia pasti akan datang mencarimu?"

Yuliana Jian langsung mendongkak dan menatap Wirianto Leng, lalu dia bergegas berkata, "Tentu saja aku percaya kepadanya. Dia mengatakan kepadaku tidak peduli kemanapun aku pergi, dia akan datang mencariku. Dia akan selalu ... selalu bersamaku ... … "

Mendengar kata-kata Yuliana Jian , Wirianto Leng menyipitkan matanya dengan perlahan-lahan, lalu dia berkata dengan serius: "Karena kamu mempercayainya, seharusnya kamu tahu dia tidak akan membohongimu, kan? Kalau begitu tunggu dia dengan tenang di sini, suatu hari nanti dia pasti akan datang mencarimu. "

Yuliana Jian mengangguk, lalu dia bergegas mengangkat kepalanya melihat Wirianto Leng sambil berkata dengan suara pelan, "Kenapa ... kenapa aku merasa kamu sedikit aneh?"

Wirianto Leng terkekeh: "Aneh? Aneh dimananya?"

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan suara pelan, "Aku ... untuk sementara aku tidak tahu dimana letak keanehanmu, tetapi kamu ... kenapa kamu begitu baik padaku?"

Wirianto Leng memandangi Yuliana Jian sambil terkekeh, "Karena kamu pantas menerima kebaikanku..."

Selesai berbicara, Wirianto Leng mengangkat tangannya membelai pipi Yuliana Jian. Tapi sebelum tangan Wirianto Leng menyentuh pipi Yuliana Jian, Yuliana Jian bergegas menghindar. Yuliana Jian memalingkan wajahnya lalu dia berkata kepada Wirianto Leng dengan panik: "Kamu, kamu, jangan sentuh aku seperti ini, hanya August yang boleh menyentuhku seperti ini."

Wirianto Leng tersenyum dan menarik kembali tangannya, setelah itu dia meminta maaf sambil tersenyum kepada Yuliana Jian : "Maaf, aku terlalu lancang. Silahkan masuk, semuanya sudah dipersiapkan untukmu."

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng, dia menyampingkan tubuhnya menghindari Wirianto Leng, lalu berjalan masuk ke dalam villa. Yuliana Jian mengerutkan kening, menatap dekorasi vila, lalu dia menoleh melihat Wirianto Leng sambil berkata dengan pelan: "Saat ini hanya ada kita berdua?"

Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Apakah kamu merasa bosan? Apakah kamu ingin lebih banyak orang? Kalau kamu mau, aku bisa menyuruh lebih banyak orang datang kesini."

"Tidak." Yuliana Jian bergegas menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan suara rendah, "Tidak, tidak perlu, kita berdua sudah cukup. Aku hanya merasa sebelumnya ada banyak orang di sekitarmu, tapi kenapa saat ini hanya ada kamu? Apakah semua orang yang ada di sekitarmu kabur dan meninggalkanmu? "

Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Iya, sekarang aku tidak punya apa-apa, aku sangat kasihan, bukan?"

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan serius. Setelah menghela nafas, dia mengangguk dan berkata dengan suara rendah, "Kelihatannya sangat kasihan. Tapi August lebih kasihan daripada kamu, kamu tidak tahu betapa menderitanya hidupnya. Selain aku tidak ada yang bisa memberikan kebahagiaan kepadanya, jadi kalau kamu menyukaiku, aku mungkin harus menolakmu. "

Wirianto Leng mengerutkan keningnya, setelah itu dia langsung tersenyum kepada Yuliana Jian dan berkata: "Kalau kamu khawatir aku menyukaimu, maka kamu tidak perlu khawatir. Aku sudah punya seseorang yang aku cintai, dan aku selalu menunggunya. "

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng : "Benarkah?"

Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum, "Benar, bukankah aku sudah bilang, aku sedang menunggu seseorang? Orang itu adalah wanita yang aku cintai."

Yuliana Jian tersipu malu, dia menundukkan kepalanya, sambil berkata dengan suara rendah, "Aku ... aku terlalu ke pede-an, maaf."

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum , "Tidak apa-apa."

Yuliana Jian masuk ke dalam sambil membawa kopernya, setelah itu dia menoleh dan menatap Wirianto Leng sambil berkata dengan suara rendah, "Dekorasi rumah ini sangat indah."

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Apakah kamu suka?"

Yuliana Jian mengangguk dengan bersemangat: "Suka, aku suka tepi pantai. Aku suka ..."

Ketika Yuliana Jian bicara sampai di sini, tiba-tiba dia mengerutkan kening dan mengangkat tangannya untuk mengenggam kepalanya, lalu dia berkata dengan suara rendah: "Kepalaku sangat sakit."

Wirianto Leng langsung menyipitkan matanya menatap Yuliana Jian: "Apakah kamu teringat dengan sesuatu?"

Yuliana Jian bergegas menggelengkan kepalanya, lalu dia berkata dengan suara rendah: "Aku ... aku juga tidak tahu, aku hanya merasa kepalaku sakit."

Wirianto Leng bergegas menggendong Yuliana Jian ke atas sofa, lalu dia berkata dengan lembut, "Kalau kamu merasa sakit, jangan berpikir terlalu banyak, istirahatlah. Aku akan menuangkan segelas air untukmu ..."

Yuliana Jian mengangguk dengan lemah, dia masih memegang dahinya, wajahnya menunjukkan ekspresi wajah kesakitan: "Kenapa? Kenapa sakit sekali?"

Wirianto Leng menuangkan segelas air lalu menaruhnya di tangan Yuliana Jian. Sambil tersenyum dia berkata, "Mungkin karena baru turun dari pesawat, jadi kamu merasa sedikit tidak terbiasa. Mungkin beberapa hari lagi akan baikan.

"Beberapa hari lagi? Apakah aku harus menunggu beberapa hari lagi August baru datang menemuiku?" Setelah menyesap seteguk air, Yuliana Jian mengerutkan kening dan bertanya kepada Wirianto Leng .

Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Dia juga banyak pekerjaan, mungkin dia tidak bisa datang begitu cepat, tapi kamu bisa menunggunya di sini dengan tenang. Aku bisa menemanimu sampai August Leng datang."

Yuliana Jian mengejapkan mata menatap Wirianto Leng. Menurut Yuliana Jian , tinggal di sebuah vila bersama seorang pria tidak dikenal seperti Wirianto Leng, kelihatannya sedikit tidak pantas. Tapi ini lebih baik daripada terpenjara di rumah sebelumnya. Sekarang hanya ada dia dan Wirianto Leng. Andaikata Wirianto Leng membohonginya, dia akan lebih mudah melarikan diri daripada sebelumnya. Ini adalah alasan mengapa dia memilih untuk datang ke tepi laut, dia berpikir Wirianto Leng dan August Leng sama-sama bermarga Leng, seharusnya mereka memiliki hubungan kan?

Mungkin kerabat, mungkin saudara? Kalau seperti itu, apakah ucapan pria jangkung di depannya ini benar? Dia benar-benar menemaninya menunggu August Leng di sini?

Yuliana Jian berpikir sebentar, dia merasa tidak ada salahnya dia menyetujui Wirianto Leng dulu, oleh kerena dia mengangguk dan berkata dengan suara rendah, "Kalau begitu ..., aku akan tinggal di sini dan menunggu August datang ke sini, tapi aku tidak mudah ditindas, kamu jangan punya pikiran aneh-aneh. Meskipun kelihatannya kamu lumayan baik, tapi di dalam hatiku hanya ada August. Kamu jangan berpikir yang bukan-bukan, aku bukan gadis yang mencintai setiap pria yang aku temui . "

“Gadis?” Wirianto Leng menatap Yuliana Jian lalu dia bertanya sambil tersenyum, “Kalau begitu apakah kamu masih ingat berapa umurmu sekarang?”

Yuliana Jian langsung mengangguk: "Tentu saja, apakah ada orang yang akan melupakan usia mereka? Sekarang aku berusia 21 tahun, aku bermarga Jian, namaku Yuliana Jian."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum, lalu dia berkata dengan suara rendah: "Sebenarnya aku kakak sepupu August Leng, sebenarnya sangat penasaran. Karena August Leng ..."

Bicara sampai di sini, Wirianto Leng mengertakkan giginya dengan keras, setelah menahan kebenciannya terhadap August Leng , dia menoleh dan berkata dengan pelan kepada Yuliana Jian : "Sebenarnya, August Leng adalah pria yang sangat baik, dan banyak wanita yang menyukainya. Kenapa dia memilih bersamamu? "

Yuliana Jian menunjukkan senyuman malu-malu di wajahnya: "Sebenarnya ... sebenarnya pertemuan kami sangat sederhana. Kami bertemu saat aku akan menaiki bus, kami berada di halte bus yang sama, dan dia mengajakku berbicara, setelah itu kami berkenalan. Tadinya aku kira dia adalah pria miskin, karena dia mengenakan pakaian compang-camping, sebenarnya aku sedikit keberatan. Karena kalau latar belakang keluargaku sedikit baik, tidak peduli dia kaya atau miskin aku akan bersamanya. Tapi ... "

Yuliana Jian mengerutkan kening, dia merendahkan suaranya, lalu berkata, "Tapi terjadi masalah di keluargaku, terjadi masalah di perusahaan ayahku , dan perusahaannya hampir bangkrut. Tapi aku tidak menyangka August sangat kaya dan dia bersedia membantuku . Dia juga menyelamatkanku saat aku ... diganggu ... pria bajingan. Oleh karena itu aku bersamanya ... "

Selesai berbicara, Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng , lalu dia bertanya dengan hati-hati: "Kamu pasti merasa aku matre? Sebenarnya, kalau aku punya uang, aku benar-benar tidak peduli soal uang. Tapi karena aku miskin, aku menyadari seberapa pentingnya uang itu. Keluargaku hampir bangkrut, kalau aku bersama dengan seorang pria yang memiliki latar belakang keluarga yang buruk, bukankan akan menjadi lebih gawat. Meskipun awalnya aku menyukai August tapi aku sudah memutuskan untuk menyerah. Tetapi tak kusangka keadaan berubah, aku benar-benar tidak matre. "

Ketika Yuliana Jian mengatakan hal ini, wajahnya langsung memerah karena cemas, dia bergegas melambaikan tangannya dan berkata kepada Wirianto Leng, "Kamu tidak akan salah paham terhadapku kan? Meskipun kedengarannya aneh, tapi perasaanku terhadap August tulus. Kamu, kamu tidak akan memberitahu August ucapanku barusan kan? "

Selesai berbicara, Yuliana Jian menundukkan kepalanya dengan sedih, lalu dia bergumam dengan suara rendah: "Tahu dari awal, aku tidak mengatakan semua ini kepadamu."

Wirianto Leng memicingkan mata menatap Yuliana Jian yang berada di hadapannya. Dia seperti melihat Yuliana Jian yang baru dikenalnya, hanya saja saat ini Yuliana Jian tidak memiliki ingatan tentangnya, di dalam ingatan Yuliana dirinya digantikan oleh August Leng. Wirianto Leng seperti seorang pendengar, yang mendengarkan cerita antara Yuliana Jian dan August Leng yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Ujung jari Wirianto Leng sedikit gemetar.

Yuliana Jian melihat sudut bibir Wirianto Leng yang mengatup dengan erat saat dia berusaha menahan emosinya. Yuliana Jian mengerutkan kening sambil bertanya dengan merendahkan suaranya, "Ada apa? Kamu sedang marah? Apa ... apa aku salah bicara?"

Wirianto Leng tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, "Tidak, kamu tidak mengatakan sesuatu yang salah, kamu juga tidak melakukan kesalahan, hanya saja saat mendengar ceritamu aku tiba-tiba teringat dengan wanita yang aku cintai."

Mata Yuliana Jian berbinar, dia tersenyum sambil menatap Wirianto Leng , lalu dia bertanya dengan lembut, "Aku tidak tahu seperti apa wanita yang kamu cintai? Kamu juga terlihat lumayan. Gadis yang kamu cintai seharusnya imut juga kan? "

Wirianto Leng langsung tertawa ketika mendengar ucapan Yuliana Jian . Dia menoleh menatap Yuliana Jian lalu berkata sambil tersenyum: "Iya, gadis yang kucintai juga sangat imut, tidak... ... tidak bisa dikatakan sangat imut, dia amat sangat imut. Dia sangat cantik, saat tersenyum dia terlihat lebih cantik, lekuk tubuhnya juga sangat indah. Tapi aku lebih suka kepribadiannya dibandingkan penampilannya. Dia selalu membuatku bahagia dan membuat hidupku penuh dengan hal-hal menarik. Saat dia sedang berbicara juga sangat menarik, kadang-kadang dia sedikit blak-blakan, kendati pun seperti itu dia juga sangat imut. Aku sudah bertemu banyak orang, tetapi aku belum pernah bertemu dengan orang se-imut ini. Bahkan anak-anak kami kalah dengannya ... "

"Kalian sudah punya anak?" Yuliana Jian mengerutkan kening: "Tapi kelihatannya kamu juga sudah lumayan tua, sudah seharusnya memiliki anak."

“Lumayan tua?” Wirianto Leng mengangkat tangannya dan membelai cambangnya sambil terkekeh. Meskipun saat ini usianya tidak jauh berbeda dengan usia Yuliana Jian , tapi dibandingkan dengan Yuliana Jian yang mengira saat ini dirinya baru berusia 21 tahun, mungkin dia lumayan tua.

Wirianto Leng menghela nafas lalu berkata sambil tersenyum, "Iya, mungkin aku benar-benar lumayan tua."

Yuliana Jian menghela nafas panjang, sepertinya dia merasa lega: "Sebenarnya, tadi aku sangat khawatir, aku takut kamu memiliki maksud lain terhadapku, tetapi setelah mendengar kata-katamu, aku benar-benar merasa lega. Dikarenakan ada wanita yang sangat kamu cintai dan kamu sudah memiliki anak, seharusnya kamu tidak memiliki maksud apa-apa terhadapku. Jadi, kamu benar-benar bersedia menemaniku menunggu August? "

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian : "Apakah kamu masih ingat dengan kejadian masa lalumu?"

Yuliana Jian mengerutkan keningnya, kelihatannya dia sedang berpikir dengan serius: "Aku hanya ingat August berbisik di telingaku, lalu ketika aku bangun aku melihat sekelompok orang mengerumuniku , mereka menyuntikku dan membuatku tidur, lalu aku melihatmu dan kamu membawaku ke sini ... "

“Apa yang August Leng katakan kepadamu?” Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil bertanya dengan lembut.

Yuliana Jian mengerutkan kening dan mengambil napas dalam-dalam, sepertinya dia sedang berusaha mengingat kembali ingatan masa lalunya. Yuliana Jian berpikir keras selama beberapa saat, tapi akhirnya dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan merendahkan suaranya, "Tidak ... ada yang salah, aku tidak tahu ... aku lupa, tapi sepertinya sesuatu yang penting ... kenapa aku lupa?"

Selesai berbicara Yuliana Jian memukul pelipisnya dengan kesal, lalu dia berkata dengan suara rendah, "Tidak seharusnya aku melupakannya. Ini adalah kata-kata yang August ucapkan kepadaku. Ini sangat penting. Bagaimana aku bisa melupakannya?"

Selesai berbicara Yuliana Jian mengerutkan dahinya karena sakit kepala, lalu dia berteriak: "Sakit, sakit ..."

Setelah itu Yuliana Jian jatuh di atas sofa. Wirianto Leng segera memeriksa nafas Yuliana Jian, saat mendapati Yuliana Jian hanya pingsan, Wirianto Leng langsung menghela nafas lega. Dia meluruskan tubuh Yuliana Jian di atas sofa, lalu menutupi tubuh Yuliana dengan selimut. Setelah itu Wirianto Leng mengeluarkan alat perekam suara dari sakunya, kemudian dia mengeluarkan laptopnya dan mengirimkan hasil rekaman suara ke psikiater .

Meskipun selama ini hanya Wirianto Leng yang menemani Yuliana Jian, tapi perawatan Yuliana Jian tidak pernah dihentikan. Wirianto Leng akan selalu membawa alat perekam suara dan merekam semua percakapan antara dia dan Yuliana Jian lalu mengirimkannya ke psikiater untuk dianalisis.

Setelah melakukan semua ini Wirianto Leng menunduk dan menatap Yuliana Jian. Sebenarnya kondisi Yuliana Jian saat ini sangat berbeda dengan kondisi Yuliana Jian saat dia baru ditemukan di ruang bawah tanah. Saat itu Yuliana Jian masih bisa membedakan siapa August Leng dan siapa Wirianto Leng. Tapi ingatan Yuliana Jian saat ini benar-benar kacau.

Apakah ini berarti kondisi Yuliana Jian semakin memburuk?

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu