Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 38 Menerima Akibatnya

Yuliana mendengar Silvia telah di tangkap polisi, dia meleapskan botol kaca di dalam pelukannya lalau dengan hati-hati meletakkannya di atas meja, kemudian mengganti pakaian rumah sakit dengan pakaiannya sendiri dan berjalan keluar dari kamar pasien. Setelah Yuliana perlahan keluar dari rasa sakit dan kesedihannya setelah keguguran, dia segera teringgat akan ayahnya yang baru sadar.

Walaupun terasa sakit kehilangan anaknya, tetapi Yuliana harus bangkit kembali, karena ayahnya perlu dirinya untuk menjaganya. Ayahnya baru sadarkan diri, masih banyak hal yang ingin dia katakan dengan jelas kepada ayahnya.

Yuliana menggit bibirnya, memnguatkan dirinya dan perlahan berjalan menuju kamar Rishendy. Dirinya bagaikan jiwa yang terbang, bertahan di dalam cangkang tubuh yang telah mati, demi dapat secepatnya bertemu dengan ayahnya, dengan sulit dia bergerak.

Yuliana berpikir, betapa baiknya bila dapat bertemu dengan ayahnya, setelah ayahnya kembali sehat, apa yang dia perbuat selama ini sudah sepantasnya.

Sebelum dengan susah payah berjalan menuju kamar Rishendy Jian, Yuliana melihat perawat yang dia pekerjakan untuk merawat ayahnya berjalan keluar dari kamar pasien.

Perawat tersebut melihat Yuliana, dan lansung berkata: "Akhirnya anda datang, aku terus menunggu anda, sebelumnya aku meneleponmu, tetapi anda tidak mengangkatnya. Wajahmu ini....."

Yuliana baru saja keguguran, wajahnya pucat, dia berpengangan pada dinding agar dapat berdiri dengan baik, dia segera menggelengkan kepala: "Aku tidak apa-apa, bagaimana ayahku?"

Perawat tersebut mengerutkan alisnya, dengan sedih berkata: "kemarin baru saja melakukan pemeriksaan, tubuh ayah anda.......terdapat sedikit masalah".

"Ada apa?" Yuliana segera bertanya.

Perawat tersebut berbicara dengan suara rendah: "Setelah pemeriksaan, kerusakan pada bagian kepala ayah anda cukup parah,kerusakan otakl, takutnya tidak dapat hidup seperti orang normal....."

"Apa?" Tubuh Yuliana bergoyang, dia segera bertahan memengang dinding, dan segera mencoba untuk berdiri dengan stabil: "apa yang di maksud dengan kerusakan otak?"

Perawat tersebut segera memapah Yuliana, dengan panik berkata: "karena saat itu tiba-tiba mengalami pendarahan otak, mengeluarkan darah cukup banyak, menyebabkan kerusakan otak yang cukup parah, tidak sama seperti pikun, ayah anda akan selamanya mengalami gangguan mental, sekarang dia hanya mengingat....."

Yuliana menutup matanya, air matanya langsung mengalir, dengan suara serak berakta: "Mengapa bisa begini? dengan susah payah aku menunggu ayahku sadar, mengapa sekarang menjadi seperti ini?"

"Anda jangan panik, dokter mengatakan akan melakukan pemeriksaan lebih dalam kepada ayah anda, lebih baik anda masuk untuk melihat ayah anda dulu. Mungkin begitu melihat anda, dia akan mengingat hal-hal sebelumnya". Perawat tersebut berkata dengan pelan kepada Yuliana.

Yuliana mengigit bibir bawahnya, lalu menghapus air matanya dan membuka pintu kamar pasien, perlahan dia msuk ke dalam. Begitu masuk dia melihat ayahnya duduk bersandar di atas ranjang, membelakangi Yuliana, menatap ke arah jendela.

Yuliana perlahan berpengangan pada dinding, selangkah demi selangkah masuk, setiap langkah dia menggunakan tenaga yang besar. Hingga tiba di belakang Rishendy Jiang, Yuliana baru perlahan memanggil: "Ayah....."

Rishendy Jiang tidak membalaikan kepala, dia hanya terus menatap jendela, tatapan matanya terlihat kacau, tanpa sadar terus mengatakan: "Yuliana, makan kue nya......Sally harus menurut pada kakak....."

"Ayah. lihat aku, aku adalah Yuliana, aku datang untuk menjenguk mu". Yuliana segera berjalan ke hadapan ayahnya dan memegang tangan Rishendy Jian dan berbicara padanya.

Tetapi Rishendy Jian sama sekali tidak bereaksi, dia terus menatap jendela dan tanpa sadar terus berbicara: "Yuliana, saatnya pulang dan makan....."

Perlahan Yuliana terdiam di depan ranjang, dia menutup mulutnya dan menangis tanpa suara: "Ayah....ayah......ayah lihatlah aku, aku adalah Yuliana, aku datang , kamu lihatlah aku, kamu jangan begini, dengan susah payah aku menunggumu sadar, kamu jangan tidak memperdulikan aku. Apapun sudah tidak aku miliki, anakku pun sudah tidak ada, kehormatanku sudah tidak ada, ayah kamu jangan seperti ini tidak memperdulikanku".

Tetapi bagaimanapun Yuliana memanggilnya, Rishendy Jian sama sekalitidak bereaksi, seperti sama sekali tidak mendegar suara Yuliana. Rishendy Jian sama sekali tidak menatap Yuliana dia hanya menatap jendela, dengan suara yang kecil terus berkata: "Yuliana......Sally.....kalian harus menurut...."

Melihat Rishendy Jian, Yuliana terus menerus menggengkan kepala, dia tidak mempercayai semua ini. Ayahnya adalah pendekar di dunia bisnis, tidak seharusnya selamanya bersembunyi di atas ranjang, melihat jendela, dan hidup dengan kehilangan martabatnya.

Yuliana menangis dan berkata: "Ayah, aku adalah Yuliana. Aku sangat membutuhkanmu, aku membutuhkanmu menemaniku melewati hari-hari yang sulit ini. Bicaralah denganku, kamu jangan tidak memperdulikanku, bila marah denganku, bicaralah, Aku akan berubah. Aku sungguh akan berubah, bicaralah denganku...."

Tetapi, tidak peduli Yuliana berkata apa, Rishendy Jian tetap menatap jendela dengan tatapan yang kacaru, seperti jiwa yang kehilangan cangkang tubuhnya.

"Ya Tuhan, ada apa?" Fenny He berteriak, dan langsung berlari masuk.

Dengan berpura-pura Fenny He menangis, kemudian berlari ke sisi Rishendy Jian: "Jian Tua, akhirnya kamu sadarkan diri? kamu tidak tahu belakangan ini bagaimana kami melewati hidup? Kamu harus bertindak, Yuliana begitu memiliki uang tetapi dia sama sekali tidak membiarkan kita menggunakannya...."

Fenny He berkata dan langsung memutar kepalanya berteriak ke arah pintu: "Sally cepat masuk, lihat ayahmu".

"Sudah sudah, aku masih mau bermain game, kamu jangan menggangguku. Sudah sadar ya sudah sadar, apa yang di lebih-lebihkan?" Sally Jian sambil berjalan masuk sambil berbicara.

Sally Jian dan Yuliana memiliki alis dan mata yang serupa, tetapi Yuliana memiliki temperamen wanita yang matang dan pintar, tetapi Sally Jian benar-benar seperti "gadis tidak berguna". Saat ini Sally Jian kuliah tingkat pertama, seluruh tubuhnya menggunakan pakaian bermerek, kukunya di warnai dengan warna beragam, dan sedang beramin game.

Sally Jian sambil bermain ponsel, sambil mengeluarkan suara tawa: "Haha orang bodoh ini, kalah lagi dariku. Sungguh bodoh!"

Yuliana mendengar suara Sally Jian, perlahan dia menghapus airm matanya dan menatap Sally Jian, dengan suara rendah berakata: "Sally, ayah juga terus menyebut namamu, bisakah kamu kesini dan melihat ayah? Sekarang otaknya mengalami kerusakan parah, hanya ingat aku dan kamu...."

Fenny He pun menyadari ada yang aneh dengan Rishendy Jian, dia segera mengerutkan alisnya. Melihat Rishendy Jiang sama sekali tidak bereaksi, dia memutar kepalanya dan menatap Yuliana: "Mengapa aku memanggil ayahmu, dia tidak bereaksi? ada apa dengan dirinya?"

Dengan suara terisak Yuliana berkata: "otaknya mengalami kerusakan, kecerdasannya mengalami kerusakan".

Fenny berteriak: "bukankah....."

Fenny tidak menyelesaikan kata-katanya, Sally Jian langsung berteriak: "bukankah berbuah menjadi idiot? lebih baik langsung mati saja. AKu tidak mau di sini lagi, bila teman-temanku tahu ayahku adalah idiot, sangat memalukan".

Selesai berbicara Sally Jian memutar tubuhnya dan bersiap berjalan keluar.

"Berhenti!" Yulina Jian berteriak.

Selesai berkata, Yuliana menghapus air matanya dan bangkit berdiri, dan berteriak kepada Sally Jian: "Sally Jian! kamu berani mengatakan kata-kata tadi sekali lagi? dia adalah ayahmu! pernah memberimu kehidupan yang baik, mengapa kamu berkata demikian?"

"Mengapa? memang idiot...." Sally Jian terus melawan.

Dengan cepat Yuliana menghampiri, mengangkat tangannya dan menampar Sally Jian, dengan megeraskan rahang berakta: "Sekarang sesuatu terjadi padah auah, aku sebagai kaka terbesar, aku harus mengajarimu, mengajarimu apa yang pantas di katakan dan apa yang tidak pantas di katakan, dan bagaimana seharusnya menjadi seorang anak perempuan! Ayah dulu begitu menyayangimu, sekarang walupun otaknya rusak, dia hanya mengingat kita berdua, mengapa kamu sama sekali tidak memiliki hati nurani?"

"Ibu, kamu lihat dia, dia berani memukulku!" Sally Jian segera mendekati Fenny.

Fenny mencoba menghentikan Sally Jian, tetapi melihat Yuliana dengan dingin menatapnya. Fenny menjadi takut, dia hanya berkata dengan suara kecil: "Kamu, tadi kamu berbicara begitu juga kelewatan. Mengapa berbicara seperti itu?"

"Huh, kalian semua hanya berpihak kepada Yuliana, tidak ada yang berpihak padaku, kalian semua tidak memperdulikan perasaanku. Aku akan pergi dqari rumah, dan tidak akan kembali lagi". Sally Jian berteriak dan menangis.

"Kamu berani keluar dari kamar ini, seluruh kartumu akan aku bekukan, aku akan membuatmu tidak dapat menggunakan uang sepeserpun!" dengan dingin Yuliana berkata.

"Kamu...." Sally Jian menatap Yuliana, dengan menagis berakta: "mengapa kamu berbuat demikian?"

Yuliana baru saja keguguran, tadi reaksiny cukup besar, hampir saja dia tidak dapat berdiri dengan baik, dia segera berpegangan pada meja dan berdiri dengan stabil, tetapi dia mengigit bibirnya dan berkata kepada Sally Jian: "Aku akan terus begini, ketika ayah jatuh sakit, dia hanya memanggil namamu dan namaku. Bagaimanapun kamu membenci aku, kakakmu, tetapi ayah sangat baik padamu, tidak sepantasnya kamu berkata demikian! Sejak sekarang, kamu harus terus bersamakau menjaga keluarga Jian, menjaga ayah".

Sally Jian menutup wajahnya dan menangis: "Aku tidak peduli, aku tidak ingin menjaga siapapun, aku begitu muda dan cantik, sama sekali tidak perlu hidup seperti ini, begitu banyak pria yang bersedia mengeluarkan uang untukku. Aku sama sekali tidak ingin menjadi wanita yang di buang sepertimu, juga tidak ingin menjaga orang sakit, masa mudaku bukan di gunakan untuk menjaga orang tua!"

Selesai Sally Jian berkata, dia segera memutar tubuhnya dan berlari keluar. Fenny segera mengejarnya: "Sally, anak ini, kamu jangan lari. Begitu kamu keluar dari kamar ini, maka tidak ada uang untukmu lagi. Dia akan melakukannya seperti yang dia katakan!"

Selesai Fenny berkata, dia menatap Yuliana, lalu berkata: "Yuliana, kamu jangan tidak memberikan Sally uang, dia adalah adik kandungmu".

Dengan mengeraskan rahang Yuliana berkata: "aku tidak memiliki adik yang mencampakkan ayahku. Dia tidak mengerti, maka dia harus menangung apa yang dia perbuat!"

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu