Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 8 Dia sudah Bangun

Nyonya Tua Leng menatapi Wirianto, setelah sekian lama dia baru membuka matanya lebar, mengangkat tangannya menutup mulutnya, air matanya mengalir.

Kemudian Nyonya Tua Leng berlari dengan ceroboh ke arah Wirianto, berkata sesenggukan: "Wirianto? Ini benar kamu? Kamu benar-benar sudah bangun?"

Wirianto mengangguk, tertawa ringan dan berkata: "Iya, ini aku, Nenek. Aku sepertinya sudah tidur sangat lama......."

Nyonya Tua Leng memukul Wirianto dengan ringan, sambil menangis berseru: "Dasar kamu anak kurang ajar, kenapa baru bangun sekarang? Kamu tahu bagaimana aku melewati setahun ini? Aku.....mati lebih baik daripada hidup! Aku setiap hari berpikir apakah aku hidup terlalu lama, merebut keberuntungan ayahmu dan kamu, baru ayahmu bisa meninggal begitu cepat, dan membuatmu mengalami hal seperti ini Aku merasa semua salahku......"

Nyonya Tua Leng menangis sambil berbicara, kemudian mengangkat tangannya memeluk Wirianto, mulutnya tetap marah-marah: "Dasar kamu anak kurang ajar, aku hanya punya kamu seorang, kamu bisa-bisanya mengalami kecelakaan demi seorang perempuan, dan tidur begitu lama! Benar-benar membuatku sakit hati!"

Awalnya di mata Wirianto masih terlihat kebingungan, namun sekarang sepertinya sudah mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi, dia mengangkat tangan memeluk Nyonya Tua Leng yang lebih pendek banyak darinya, berkata dengan suara serak: "Maaf, Nenek, telah membuatmu khawatir."

Kemudian Wirianto melihat ke arah Yuliana dan berkata dengan suara kecil: "Nenek, aku baru bangun, ada banyak hal yang tidak kumengerti. Perempuan ini kenapa bisa muncul di kamarku?"

Nyonya Tua Leng mengelap air matanya dan berkata: "Aku akan menjelaskan semuanya kepadamu, tapi sekarang seharusnya lebih dulu memanggil dokter untuk memeriksa kondisimu, nanti setelah kesehatanmu benar-benar sudah tidak bermasalah, aku akan menjelaskan semua yang terjadi selama kamu koma dengan jelas."

Wirianto mengangguk, kemudian melewati sekelompok orang melihat Yuliana yang didorong orang sampai ke sudut. Meskipun sikap Wirianto terhadap Nyonya Tua Leng sangat lembut, tapi ketika dia melihat orang lain, tatapanya sangat dingin.

Sebelumnya Yuliana pernah mendengar Wirianto adalah orang yang sangat dingin dan angkuh, tapi ketika dia bertemu dengan tatapannya yang dingin, Yuliana baru tahu seberapa dinginnya tatapan itu, membuat merasa ketakutan dan secara refleks menunduk, menghindari tatapan dingin Wirianto.

Dokter dengan cepat sampai ke Kediaman Leng, setelah memeriksa kondisi Wirianto, dia baru melapor kepada Nyonya Tua Leng: "Tuan muda Leng karena mengonsumsi cairan nutrisi dalam jangka panjang, menyebabkan tubuhnya sedikit kekurangan nutrisi, yang lainnya semua normal, hanya perlu istirahat dan menambah nutrisi, tidak perlu waktu lama sudah bisa kembali sehat, besok aku akan melakukan pemeriksaan detail."

Setelah mendengar perkataan dokter, Nyonya Tua Leng baru menghela nafas panjang, berpaling melihat orang-orang di sekeliling dan berkata dengan suara kecil: "Kalian semua keluarlah, aku mau berbicara dengan Wirianto......."

"Ibu.....Aku........" Tania Sui baru saja bermaksud berbicara, langsung ditatap dingin oleh Nyonya Tua Leng, dia pun hanya bisa menelan kata-kata yang ingin dia katakan.

Tania Sui mundur selangkah, kemudian tersenyum kaku terhadap Nyonya Tua Leng dan berkata: "Kalau begitu aku pergi umumkan kabar baik ini kepada para anggota keluarga."

Nyonya Tua Leng melambaikan tangannya, tertawa dingin sambil berkata: "Tidak usah beritahu mereka, hal ini belum tentu adalah kabar baik untuk mereka. Kamu pergi perintahkan ke orang dapur, masak..... Tidak...... Yuliana, kamu pergi ke dapur, perintahkan mereka masak sedikit bubur sesuai pesan dokter, kamu harus pastikan makanan Wirianto tidak muncul masalah apapun."

"Ibu, aku juga bisa melakukan hal ini dengan baik. Wirianto sudah bangun, apakah Nona Yuli ini masih perlu tinggal di keluarga Leng?" Tania Sui segera berkata.

Yuliana mengerutkan kening, melihat Tania. Sekarang situasi berubah begitu cepat, Yuliana juga tidak menyangka Wirianto bisa bangun, dia juga tidak tahu apa yang akan dihadapinya.

"Yuliana, kamu sudah tidak menurutiku?" Nyonya Tua Leng melihat Yuliana.

Yuliana menunduk, berkata dengan suara kecil: "Nyonya Tua Leng, aku pergi sekarang."

Kemudian, Yuliana segera berbalik dan berjalan keluar dari kamar Wirianto. Tania Sui menggertakkan giginya dan ikut keluar.

Menutup pintu kamar, Tania Sui berpaling melihat Yuliana, sambil tersenyum sinis sambil berkata: "Nona Yuli, bagaimana rasanya baru saja menjadi Nyonya muda keluarga Leng, sudah mau diusir? Aku beritahu kamu, Nyonya Tua Leng kita adalah orang berdarah dingin, Wirianto Leng lebih dingin lagi. Dulu ketika ayah dan ibunya meninggal, dia bahkan tidak meneteskan satu tetespun air mata. Sebuah alat sepertimu, ketika Wirianto masih berbaring di kasur, kamu menggunakan anak di kandunganmu, masih mungkin menjadi Nyonya Muda keluarga Leng. Tapi dia sudah bangun, untuk dia, kamu adalah bukti dari pengalaman memalukannya itu. Kamu membuktikan bahwa dia harus menggunakan uang dan kekuatan, baru bisa membuat seorang perempuan rela melahirkan anaknya, menurutmu dia akan membiarmu tetap tinggal di Keluarga Leng?"

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu