Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
Tapi Wirianto Leng baru saja mengulurkan tangan, Yuliana Jian segera memukul lagi Wirianto Leng, Yuliana Jian mengerutkan kening, berkata kepada Wirianto Leng dengan dingin: "Jangan sentuh aku!"
Wirianto Leng perlahan menarik tangannya dan berkata dengan serak:"Aku menakuti kamu?"
Yuliana Jian tidak berbicara, dengan mata merah menutupi pakaiannya yang terrobek oleh Wirianto Leng, mengerutkan bibirnya dan segera berdiri.
Wirianto Leng menatap punggung Yuliana Jian dan tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak, "Yuliana, bisakah kita terus bersama?"
Yuliana Jian berhenti segera. Dia mengambil napas dalam-dalam dan bertanya dengan gemetar: "Kamu pikir aku ini apa? Mainan atau seseorang? Apakah hanya alat pelampiasanmu emosimu sesaat atau hanya ibu dari anak-anakmu. Apakah kamu ingin Melvin menjadi pewaris, jadi mencari aku dan Melly lagi? Karena kamu ingin merangkul Melvin atau ingin beberapa orang melihat kamu memiliki keluarga yang sehat dan lengkap, baru kamu melakukan tindakan tadi padaku?"
Wajah Wirianto Leng sedikit tenggelam, memandang punggung Yuliana Jian dengan dingin:"Kamu selama ini berpikir aku mencarimu kembali demi Melvin?"
“Kalau tidak?” Yuliana Jian berbalik dan memandang Wirianto Leng: “Aku tidak tahu apa rencanamu! Wirianto Leng, bukan aku tidak ingin mempercayaimu, tetapi kepercayaanku padamu sudah hancur. Aku tidak tahu kapan kamu akan terpisah dari aku untuk menikahi wanita lain. Dalam beberapa tahun terakhir, aku tidak pernah ingat masa lalu, tidak ada berita tentang kamu yang muncul di sekitar saya, tetapi aku juga telah melewatinya. BNukankah ini sama juga untuk kamu? Bahkan tanpa aku di sisimu, kamu tetap hidup. Ini menunjukkan bahwa kita tidak membutuhkan satu sama lain secara mutlak. Kita juga bisa memiliki pilihan lain. Keretakan di antara kita benar-benar sulit untuk diperbaiki. Kami belum bersama selama bertahun-tahun, aku sekarang tidak bisa menebak apa yang kamu pikirkan, aku tidak tahu kapan kamu serius kapan kamu berpura-pura. Kamu mungkin berpikir aku tidak bisa mengertimu dan bukan wanita yang baik. Jelas-jelas keselamatanku saat ini diperjuangkan olehmu."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dengan mata merah dan berkata dengan dingin, "Aku tidak berpikir seperti itu. Kamu adalah wanita terbaik dan paling sempurna yang aku sukai. Sekarang masalah kita adalah efek samping dari keputusan yang waktu itu aku ambil. Semua ini disebabkan oleh aku, aku bisa memperbaikinya."
Yuliana Jian memandang Wirianto Leng dan menggelengkan kepalanya, "Bagaimana cara memperbaikinya? Biarkan waktu kembali ke masa lalu? Wirianto Leng, jangan memaksakan satu sama lain. Bahkan jika waktu kembali ke masa lalu, pilihanku juga tidak mau jatuh cinta padamu."
Yuliana Jian selesai berkata langsung berbalik dan berjalan kembali ke kamar Melly Jian. Wirianto Leng perlahan memegang dinding untuk berdiri, berkata dengan nada berat:"Bagaimana jika aku ingin memaksakannya?"
Setelah begitu banyak kesulitan, Wirianto Leng tidak percaya bahwa pada saat dia mampu melindungi Yuliana Jian, justru Yuliana Jian tidak ingin bersamanya.
Wirianto Leng baru selesai bicara dan melihat Melvin membuka pintu berjalan keluar dan memandangnya.
Mata Melvin tenang, melihat Wirianto dan berkata dengan seriius:"Tampaknya hubungan kalian sangat buruk."
Wirianto Leng memandang Melvin dan berkata sambil tersenyum: "Tapi perlahan-lahan itu akan menjadi lebih baik."
Melvin melirik kamar-kamar Yuliana Jian dan Melly Jian dan menggelengkan kepalanya dengan lembut: "Sepertinya dia memiliki temperamen yang buruk, apakah itu benar-benar cocok untuk menjadi istrimu?"
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Tidak ada yang lebih cocok daripada dia. Istri aku tidak perlu memenuhi lebih banyak persyaratan, selama aku mencintainya."
“Cinta?” Melvin yang masih muda menunjukkan ekspresi dewasa dan menatap Wirianto Leng dengan kepala miring penuh tanda tanya, seolah-olah dia tidak mengerti apa arti kata itu.
Wirianto Leng tidak menjelaskan terlalu banyak, hanya menyeringai pada Melvin dan berkata, "Tidurlah."
Melvin melirik Wirianto Leng, lalu mengerutkan kening dan kembali ke kamar. Wirianto Leng perlahan berjalan kembali ke kamarnya dengan memapah kaki kirinya. Setelah kembali ke kamar, Wirianto Leng berbaring telentang di tempat tidur, mengangkat tangannya untuk menutupi matanya, dan perlahan-lahan menertawakan dirinya.
Rasa sakit di kaki kiri perlahan melanda, membuat senyum Wirianto Leng agak pahit. Kemudian Wirianto Leng perlahan duduk, menatap kaki kirinya dan tertawa ringan.
Setelah Yuliana Jian kembali ke kamar, dia tidak beristirahat dengan baik, dia tidak bisa tidur sama sekali. Dalam benak Yuliana Jian berputar berulang-ulang kejadian yang telah dilakukan Wirianto Leng padanya sekarang. Yuliana Jian tanpa sadar mengangkat tangannya dengan lembut membelai bibirnya. Ketika menyentuh luka yang digigit oleh Wirianto Leng di bibirnya, rasa sakit sedikit lagi menegaskan bahwa apa yang terjadi tadi adalah nyata. Wirianto Leng benar-benar menciumnya, setelah bertahun-tahun dia tetap merasakan detakan jantung bertambah kencang karena ciuman Wirianto Leng.
Yuliana Jian bolak balik sepanjang malam, ketika subuh keesokan harinya, saat dia membuka matanya, dia melihat Melly Jian berbaring di sampingnya dan bertanya dengan suara rendah: "Bu, ada apa dengan bibirmu? Apakah kemarin curi makan sesuatu dan menggigit bibirmu? "
Yuliana Jian buru-buru menutupi bibirnya dan berkata dengan buru-buru, "Tidak, tidak ada, apa yang anak kecil sembarangan lihat? Cepat bangun, sikat gigi dan siap untuk sarapan."
Melly Jian cemberut dan bergumam pelan: "Eh? Bu, kenapa kamu begitu galak? Melly sudah bangun dan akan pergi mencuci muka dan mengenakan pakaian. Benaran ya setelah wajah ikan mati itu datang, Ibu tidak peduli dengan Melly lagi, bahkan sangat galak pada Melly. "
“Wajah ikan mati?” Yuliana Jian mengerutkan kening dan menatap Melly Jian: “Maksudmu kakakmu, Melvin?”
Melly Jian segera mengerjap dan tersenyum berkata, "Bu, kamu langsung menebaknya begitu aku katakan. Bukankah kamu juga berpikir dia terlihat mirip ikan mati ..."
Kata Melly Jian, meniru penampilan Melvin, menunjukkan ekspresi dingin.
Yuliana Jian segera menekukkan wajahnya dan berteriak kepada Melly Jian: "Melly Jian!"
Melly Jian terkejut, dan segera menarik lehernya, berbisik, "Bu, aku tahu itu salah, aku tidak akan pernah memberi nama panggilan kakakku lagi, aku akan rukun dengan kakakku. Kakakku akhirnya berkumpul dengan kita, kita harus bersatu dan bersahabat, menjadi sepasang saudara yang saling membantu. Bu, Melly akan cuci muka."
Melly Jian yang memiliki sikap baik dalam mengakui kesalahan, menekan semua yang ingin dikatakan Yuliana Jian kepada Melly Jian setelah dia mengatakan ini. Sementara Yuliana Jian tertegun, Melly Jian segera bangkit dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi untuk mencuci muka.
Melihat Melly Jian melarikan diri, Yuliana Jian mengangkat tangannya membelai bibirnya dan menghela napas panjang: "Apakah lukanya begitu serius?"
Ketika Yuliana Jian akhirnya berjalan ke kamar mandi dan menatap bibirnya, Yuliana Jian segera mengerutkan kening. Luka di bibirnya begitu jelas sehingga dia tidak bisa menutupinya dengan lipstik, dan Yuliana Jian memegang wastafel dan tidak bisa menahan napas panjang. Setelah bertahun-tahun, bagaimana teknik ciuman Wirianto Leng tidak membaik! Apakah ini ciuman atau gigitan?
Yuliana Jian menghela nafas tanpa daya, bersandar di wastafel, mengerutkan kening, benar-benar tidak ingin berjalan keluar dari ruangan untuk menghadapi Wirianto Leng. Tapi Melly Jian tidak mengizinkan Yuliana Jian bersembunyi di kamar mandi untuk menghindari semua ini. Melly Jian melihat bahwa Yuliana Jian tidak keluar untuk waktu yang lama, jadi dia berteriak:"Bu ... Bu, kamu segera keluar, Melly sangat lapar, Cepatlah makan. "
Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, berjalan keluar dari kamar mandi, berjalan keluar kamar bersama Melly Jian. Setelah berjalan keluar dari kamar, Yuliana Jian dan Melly Jian turun ke bawah dan melihat bahwa di dekat meja makan, Melvin telah duduk dengan benar, memegang segelas susu dan meminumnya. Kulit Melvin sangat putih, ketika memegang susu, ia bahkan tampak lebih putih daripada susu putih murni.
Melly Jian segera meraih tangan Yuliana Jian dan berbisik, "Bu, apakah dia benar-benar kakak laki, tidakkah dia kakak perempuan?"
Yuliana Jian tersenyum dan mengusap kepala Melly Jian, berkata sambil tersenyum, "Ini benar-benar kakak Melly, jangan tanya kakakmu tentang ini, dia akan kesal dan itu juga tidak sopan."
Melly Jian bertanya dengan ragu, "Menanyakan apakah kakak itu laki-laki atau perempuan yang akan membuat kakak marah, attaukah memanggil kakak dengan panggilan wajah ikan mati yang akan membuat kakak marah?"
Yuliana Jian mengerutkan kening dan memicingkan mata kepada Melly Jian: "Jika kamu berani melakukan percobaan ini, berbicara sembarangan di depan kakakmu, aku akan mematahkan kaki kecilmu yang gemuk."
Melly Jian dengan wajah sedih berbisik, "Ibu benar-benar pilih kasih, aku hanya memikirkannya tanpa melakukannya!"
“Aku tahu apa yang akan kamu lakukan, jadi berikan peringatan terlebih dahulu,” Yuliana Jian mengangkat alisnya dan berkata dengan dingin.
Melly Jian cemberut dan berkata dengan mendengus, "Aku tidak melihatmu memperingatkan kakak, itu benar-benar tidak adil! Aku tidak peduli lagi, aku akan makan."
Setelah Melly Jian selesai berbicara, dia segera berlari ke meja makan dan mengambil sarapannya.
Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, berjalan ke Melly Jian dan duduk, mengambil mangkuk bubur dan meminum bubur. Bubur ini bukan buatan Wirianto Leng, ada yang mengirimnya dari luar? Tapi jika Wirianto Leng memanggil seseorang untuk mengantarkan makanan, dimana dirinya sekarang? Apakah ada yang salah dengan perusahaan?
“Kaki Tuan Leng terluka parah dan sekarang dia beristirahat di kamar.” Melvin menghirup susu dan berkata dengan suara kekanak-kanakan.
Yuliana Jian mengerutkan kening: "Luka kaki parah? Apakah kakinya kambuh?"
"Itu bukan kambuh, itu patah tulang." Melvin mennghirup susu lagi seolah-olah tiada hubungan dengan dirinya:"Sepertinya dia terluka tadi malam."
Yuliana Jian tiba-tiba teringat jatuhnya Wirianto Leng tadi malam. Apakah Wirianto Leng terluka kakinya ketika dia menjatuhnya dirinya untuk melindungi dirinya jatuh ke lantai tadi malam? Tetapi jika kaki Wirianto Leng patah, mengapa dia memiliki begitu banyak kekuatan untuk melakukan hal yang keterlaluan padanya.
Tapi bagaimanapun juga, jika itu adalah patah tulang, dia terluka karena dirinya. Yuliana Jian memikirkan hal ini, dia tidak bisa duduk diam. Dia segera berdiri dan berkata, "Aku akan ke atas dan melihat."
Melly Jian mengambil mangkuk bubur, memandangi lauk di atas meja dengan enggan, dan berbisik, "Kalau begitu aku ..."
Yuliana Jian segera berkata: "Melly, kamu tidak harus naik, kamu makan dulu."
Kemudian Melly Jian segera kembali ke meja dan duduk, meskipun dia sudah tahu bahwa Wirianto Leng adalah ayahnya. Namun Melly Jian belum memiliki hubungan dengan Wirianto Leng. Dalam dunia Melly Jian, Yuliana Jian lebih penting dari segalanya, kemudian urusan makan lebih besar dari ayahnya Wirianto Leng.
Novel Terkait
Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaHidden Son-in-Law
Andy LeeMarriage Journey
Hyon SongHanya Kamu Hidupku
RenataGet Back To You
LexyThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlLove In Sunset
ElinaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia