Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 371 Pria yang Aneh

Setelah mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian segera mundur selangkah karena takut, dia menatap seikat bunga di depannya dengan tatapan was-was. Berdasarkan pengalaman yang pernah dia alami sebelumnya, selain Wirianto Leng, pria-pria yang sengaja baik kepadanya, pasti ada maunya. Yuliana Jian memiliki nasib yang tidak bagus, dia sering bertemu dengan pria jahat, jadi jika berpapasan dengan kondisi seperti ini, hal pertama yang dia rasakan adalah ketakutan.

Yuliana Jian melangkah mundur dengan panik, sampai tangannya dipegang oleh Wirianto Leng, Yuliana Jian baru bisa menghela napas, kemudian dia menoleh untuk melihat Wirianto Leng dan berbisik, "Siapa orang itu?"

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia dengan cepat melirik Melly Jian dan Melvin Jian, kemudian dengan cepat menyembunyikan ekspresi bingung di wajahnya dan tersenyum pada Melly Jian dan Melvin Jian lalu berkata, "Kalian naik ke atas terlebih dahulu, saat makan malam selesai dimasak, ayah dan ibu akan memanggil kalian."

“Kenapa?” Melly Jian memiringkan kepalanya melihat Yuliana Jian dan bertanya dengan terheran-heran.

Setelah Melly Jian bertanya, dia langsung ditarik oleh Melvin Jian, Melvin Jian berkata dengan suara pelan, "Jangan sembarangan bertanya, ayo kita naik ke atas."

Melly Jian mengerjap, mengangguk segera, lalu tersenyum dan berkata kepada Yuliana Jian dan Wirianto Leng, "Ibu, ayah, aku akan membawa kakakku ke atas dulu."

Setelah Melly Jian selesai berbicara, dia segera mengandeng tangan Melvin Jian dan berjalan ke atas sambil tersenyum. Setelah Yuliana Jian melihat Melly Jian dan Melvin Jian berjalan ke atas, lalu berbalik untuk melihat Wirianto Leng, mengerutkan kening dan bertanya, "Apakah kamu tahu siapa itu?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu, tapi aku bisa menelesurinya"

Yuliana Jian mengerutkan kening dengan ekspresi semakin bingung." Lalu bagaimana kamu tahu ini diberikan oleh seorang pria kepadaku?"

Wirianto Leng mengulurkan tangannya, mengeluarkan kartu di karangan bunga dan berkata dengan suara pelan, "Karena ini adalah tulisan seorang pria, dia menulis dengan sangat kuat, tidak seperti ditulis oleh seorang wanita."

Yuliana Jian mengerutkan kening dan melirik Wirianto Leng, menyipitkan matanya sedikit, "Tidak seperti tulisan seorang wanita, jadi menurut kamu tulisan wanita seharusnya seperti apa? Apakah kamu memiliki prasangka buruk terhadap wanita?"

Wirianto Leng memandang Yuliana Jian sambil tertawa: "Kamu benar pandai berbicara, baiklah, mungkin saja aku yang salah menilai, tulisan ini mungkin ditulis oleh seorang pria atau seorang wanita yang memiliki tenaga yang kuat."

Yuliana Jian mengerutkan kening, "Jadi, menurutmu..."

Wajah Wirianto Leng masih tersenyum, kemudian sambil berkata: "Kenapa?"

Yuliana Jian mengangkat alisnya, mengerutkan kening menatap Wirianto Leng dan berbisik, "Mengapa kamu masih tertawa?"

Wirianto Leng mengangkat tangannya dan menggosok hidungnya, lalu tersenyum dan berkata, "Karena kamu telah mengalihkan pembicaraan, membuatku tidak bisa menahan tawa."

Wirianto Leng mengulurkan tangannya untuk memeluk bahu Yuliana Jian dan tersenyum sambil berkata, "Jangan khawatir, tidak ada masalah."

Yuliana Jian mengerutkan kening dan memiringkan kepalanya untuk melihat Wirianto Leng, "Sebenarnya siapa dia? Hmm, kamu pasti tahu siapa yang melakukannya, jadi kamu bisa menjawab dengan seperti itu, bukan?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dan melirik Yuliana Jian, "Tidak, aku tidak tahu."

Yuliana Jian menyipitkan matanya menatap Wirianto Leng yang sedang menggerakkan jarinya, kemudian dia mengerutkan kening dan berkata, "Tidak, kamu pasti menyembunyikan sesuatu, ada apa denganmu? Apakah kamu tahu siapa yang memberikannya? Ah, benar, jika kamu tidak tahu siapa yang mengirimkan bunga ini, kamu tidak mungkin membiarkan bunga ini di antar sampai hadapanku, kamu pasti tahu kan, tetapi mengapa kamu tidak mengatakannya..."

“Pria normal mana yang akan membantu orang lain mengejar istri sendiri?” Wirianto Leng melirik Yuliana Jian dan berkata dengan suara berat.

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, matanya langsung membelalak, "Apa? Mengejar? Bagaimana kamu bisa tahu?"

Wirianto Leng mengangkat alisnya, memandang Yuliana Jian dan berkata dengan suara yang pelan, "Aku sudah berkata, mudah untuk ditelusuri, bunga ini diantar terlebih dahulu sebelum kamu sampai ke rumah, jadi semua sudah ditelusuri sebelumnya."

"Kalau begitu kamu..." Yuliana Jian memiringkan kepalanya dan menatap Wirianto Leng, "Kalau begitu kamu tidak cemburu? Kamu bahkan membiarkan bunga ini dikirimkan kepadaku, kamu aneh, Wirianto Leng, coba kamu katakan, apakah kamu melakukan sebuah kesalahan terhadap diriku?"

Wirianto Leng tersenyum sembari mundur selangkah dan menggelengkan kepalanya: "Aku tidak..."

Yuliana Jian segera mengambil satu langkah lebih dekat, dia menyipitkan mata dan bertanya sambil tersenyum, "Tidak, ini bukan CEO Leng yang aku kenal, apakah kamu juga dikejar oleh seseorang? Jadi demi menyuruhku untuk menjauhimu, dia sengaja menaruhkan sekuntum bunga ini ke dalam? "

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya, "Tidak."

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan ekspresi bingung, "Lalu apa yang salah denganmu?"

Wirianto Leng tersenyum dan memandang Yuliana Jian, "Apakah kamu akan menghalang seorang wanita mendekatiku, menyukaiku dan juga mengejarku? "

Yuliana Jian berpikir sejenak dan segera menggelengkan kepalanya, "Tidak."

Wirianto Leng tersenyum dan bertanya, "Mengapa begitu?"

Yuliana Jian menyipitkan matanya dan menjawab tentu saja, "Ini sangat sederhana, karena aku tidak mampu menghalanginya, aku tidak bisa menghentikan seseorang untuk tidak menyukai dirimu, lagipula aku sudah terbiasa. Memangnya kenapa??"

"Alasannya sama." Wirianto Leng tersenyum dan memandang Yuliana Jian, "Aku tidak panik jika ada pria lain mengejar kamu, karena pria lain tidak sebaik aku. Bahkan jika seorang pria mampu membuat dirimu tersentuh, maka aku ingin membandingkan diriku dengannya, apa kekuranganku. Sampai-sampai bisa membuat pria lain membuatmu tersentuh, yang menunjukkan bahwa aku masih memiliki kekurangan."

"Wah..." Yuliana Jian membuka mulutnya dengan menunjukkan ekspresi yang sangat berlebihan yang menyatakan keterkejutannya, "Ini masih Wirianto Leng yang aku kenal, tetapi bukannya Wirianto Leng yang aku kenal mudah cemburu? Apa yang terjadi denganmu sekarang? Mengapa saat ini kamu tiba-tiba tidak cemburu denganku?"

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Aku jelas cemburu, tetapi aku tidak akan cemburu dengan orang yang mengejarmu, karena kekasihku memang begitu imut, jika ada orang lain yang menyukainya, itu sangatlah wajar."

Yuliana Jian segera mengambil seikat bunga itu dan tersenyum sambil berkata, "Kamu yang berkata dengan sendiri ya, jika begitu aku akan menerima bunganya, hayo... sudah lama tidak pernah menerima bunga secantik ini, lagipula ada seseorang yang sangat berlapang dada, aku bisa meletakkan bunga ini di dalam kamar tidur."

Wirianto Leng perlahan-lahan menarik senyum di wajahnya, mengerutkan kening pada Yuliana Jian dan berkata, "Nyonya, mohon untuk tidak kelewatan. Meskipun aku berkata aku tidak marah tadinya, tetapi aku juga sulit untuk mengendalikan emosi aku sendiri."

Yuliana Jian mengambil bunga itu sambil melangkah mundur sambil tersenyum dan berkata, "Benarkah? Apakah ini sangat sulit dikendalikan? Sepertinya tadinya ada seseorang sangat murah hati tadinya..."

Wirianto Leng menyipitkan matanya, "Jangan bermain lagi, jika aku benar-benar cemburu, kamu yang akan dirugikan."

Yuliana Jian memiringkan kepalanya dan tersenyum menatap Wirianto Leng, "Benarkah? Mengapa aku bisa dirugikan?"

Wirianto Leng menunjukkan tatapan berbahaya di matanya, mengerutkan kening dan berbisik, "Bagaimana menurutmu? Apakah tubuhmu sudah pulih?"

Yuliana Jian segera meraih kerah bajunya, menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan berkata, "Kamu tidak akan melakukan itu..."

"Siapa bilang, kita sudah beberapa hari tidak..." Wirianto Leng tersenyum dan berjalan mendekati Yuliana Jian.

Yuliana Jian tersenyum dan mundur beberapa langkah, "Jangan, aku akan berteriak meminta bantuan, jika kamu membiarkan anak-anak mendengarnya, itu sangat tidak baik, kan? Lagipula sekarang bukankah ada seseorang bertindak sebagai ayah yang ketat?"

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu