Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 264 Mata di Belakang

Yuliana Jian mengangkat tangan sambil tersenyum dan mengelap keringat di dahi Melly Jian: “Lihat……kita sudah sampai di lantai bawah, katanya akhir-akhir ini Melly tidak perlu menjaga pola makan, sepertinya sudah boleh makan es krim.”

Melly Jian langsung melotot dan menutup mulut, dia menunjukkan ekspresi terkejut yang berlebihan: “Benaran? Melly benar-benar tidak perlu menjaga pola makan lagi? Ibu sudah boleh membelikan Melly es krim?”

Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum, sebenarnya Melly Jian sudah boleh makan es krim sejak awal, tapi Yuliana Jian menjadikan ini sebagai hadiah dan meninggalkan untuk sekarang. Dia sedang berusaha membuat Melly Jian menghubungkan ruang tertutup dengan hadiah yang indah di alam bawah sadar. Mental manusia sangat lemah, sekali tidak waspada mungkin bisa masuk ke jurang. Tapi mental manusia juga sangat mudah, selama ada kesabaran dan penyesuaian yang cukup, bisa membuat seseorang kembali bertemu cahaya matahari dengan pelan-pelan.

Melly Jian menutup mulut dengan terkejut dan tertawa dengan berlebihan: “Ibu…Melly bukan sedang bermimpi kan? Melly benaran boleh makan es krim……”

Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum: “Iya, ini mengartikan apa? Melly tahu tidak?”

Melly Jian tertawa dengan kencang: “Tahu, ini berarti Melly bukan seorang pasien lagi, tapi adalah seorang anak kecil yang sehat!”

Berkata sampai di sini, Melly Jian tidak tahan dan mengangkat tangan, dia membuat gerakan pemenang dan berlari keluar sambil tertawa. Yuliana Jian ikut di samping Melly Jian sambil tersenyum, melihat Melly Jian berlari di bawah cahaya matahari sambil tertawa, dia juga tidak tahan dan tertawa. Yuliana Jian benar-benar sangat senang, dia bisa memiliki Melly Jian, Melly Jian tidak perlu memiliki terlalu banyak pengetahuan psikologi, selama dia bisa muncul di hadapan Yuliana Jian dengan ceria, dia langsung bisa menghilangkan semua keresahan di dalam hati Yuliana Jian.

Yuliana Jian melihat Melly Jian berlari ke atas pinggiran hamparan bunga, Yuliana Jian baru tidak tahan dan menasihati: “Kamu jangan melompat terlalu tinggi, hati-hati jatuh!”

Melly Jian menggoyangkan tubuh dan berteriak: “Tidak akan jatuh, aku tahu batasan……”

Setelah Melly Jian berkata, tiba-tiba badannya miring dan hampir terjatuh. Saat Melly Jian hampir jatuh, Yuliana Jian langsung mengangkat tangan dan menangkap Melly Jian, Yuliana Jian berteriak dengan panik: “Kamu kenapa sih, dasar anak nakal, aku sudah bilang jangan sembarang lari.”

Mendengar perkataan Yuliana Jian, Melly Jian malah memeluk Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum: “Ibu, Melly suka Ibu panggil Melly anak nakal. Sebelumnya Ibu terlalu lembut, Melly sedikit tidak terbiasa, sekarang Ibu yang galak, kelihatannya baru seperti Ibu yang sebenarnya.”

Mendengar perkataan Melly Jian, Yuliana Jian tertawa dengan tidak berdaya: “Kamu kok aneh sekali? Bersikap lembut terhadapmu, kamu tidak suka, sekarang aku galak, kamu baru suka.”

Melly Jian mengangguk dan berkata dengan senang: “Iya, aku suka Ibu yang galak. Aku juga suka Ayah yang cemberut, dan Kakak yang menyebalkan. Aku suka kalian yang begitu, tidak suka Ibu yang lembut, Ayah yang lembut, juga Kakak yang selalu baik padaku, membuat aku merasa tidak nyaman.”

Yuliana Jian mengangkat tangan dan memeluk Melly Jian, lalu berkata sambil tersenyum: “Aaa, Melly sungguh adalah anak yang sangat sangat hebat.”

Melly Jian mengedip-ngedipkan mata, dia bersender di samping Yuliana Jian dengan senang dan bertanya dengan suara kecil: “Kalau begitu Ibu boleh biarkan Melly makan satu es krim lagi tidak?”

Yuliana Jian menggeleng-geleng kepala dan berkata sambil tersenyum: “Ini tidak boleh……”

Melly Jian langsung memonyongkan bibir dan mendengus dengan kuat: “Kelihatannya aku salah mengenal orang, Ibu yang galak ini bukan ibuku, aku lebih baik memilih Ibu yang lembut.”

“Sudah berubah menjadi Ibu yang galak, tidak bisa berubah lagi.” Yuliana Jian memeluk Melly Jian dan berkata sambil tersenyum.

Bayangan Yuliana Jian dan Melly Jian yang gembira jatuh di jendela, “Zacky Wu” tidak tahan dan mengangkat tangan, dia memegang jendela yang dingin dengan pelan, lalu berkata dengan suara pelan: “Yuliana……”

Baru selesai berkata, “Zacky Wu” langsung mendengar suara dia, “Zacky Wu” langsung mengerutkan dahi dan menyipitkan mata: “Setelah berkorban begitu banyak, akhirnya sudah membiarkanmu melihat aku.”

Yuliana Jian yang sedang menggendong Melly Jian bermain tiba-tiba merinding, dia langsung melihat ke belakang, tapi tidak terlihat apa-apa. Karena ingin menjaga keamanan Melly Jian dan Yuliana Jian, taman bunga rumah sakit ini ditutup semua, sekarang selain beberapa pengawal, sama sekali tidak ada orang lain yang bermain di sini. Beberapa pengawal itu ekspresinya sangat dingin, kelihatannya lebih seperti patung kayu.

Walaupun sedang di bawah matahari, tapi Yuliana Jian merasakan kedinginan, dia tidak terkendali mengambil nafas dalam dan merasa sedikit takut. Yuliana Jian langsung menoleh dan berkata pada Melly Jian sambil tersenyum: “Melly……kita kembali yuk……”

Melly Jian langsung mengangguk: “Oke, kaki Ibu sakit ya? Ibu harus memperhatikan kaki Ibu, jangan seperti Ayah, harus memakai salep terus, saat kesakitan juga harus duduk di kursi roda.”

Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum: “Iya, Ibu sudah ingat.”

Berkata sampai di sini, Yuliana Jian mengangkat tangan dan mengelus pipi Melly Jian dengan pelan, dia menggandeng tangan Melly Jian kembali ke rumah sakit. Walaupun sebelumnya berjanji pada Melly Jian untuk naik tangga kembali ke kamar pasien, tapi mungkin Melly Jian merasa kasihan dengan Yuliana Jian, setelah naik beberapa lantai, dia menyarankan Yuliana Jian untuk naik lift dengan ragu. Yuliana Jian memegang kepala Melly Jian sambil tersenyum dan mengangguk, lalu masuk ke dalam lift.

Karena waktu naik lift sangat pendek, Melly Jian sama sekali tidak sempat merasa tegang dan langsung keluar. Melly Jian langsung menggenggam tangan Yuliana Jian sambil tersenyum, setelah menghela nafas panjang, dia berkata pada Yuliana Jian sambil tersenyum: “Ibu, Melly benar-benar hebat sekali……”

Yuliana Jian mengelus kepala Melly Jian sambil tersenyum dan mengangguk dengan setuju: “Iya, Melly benar-benar hebat.”

Baru selesai berkata, Yuliana Jian langsung melihat Wirianto Leng yang sedang berdiri di depan kamar pasien Melly Jian. Wirianto Leng melihat ke Yuliana Jian dengan ekspresi dingin, Yuliana Jian mengerutkan dahi dan menatap Wirianto Leng, dia sangat lama sudah tidak pernah melihat ekspresi Wirianto Leng yang begitu dingin dan serius. Yuliana Jian merasa seperti akan terjadi sesuatu, dia langsung berjalan ke sana dengan mengerutkan dahi dan bertanya dengan suara rendah: “Kenapa? Terjadi apa?”

Berkata sampai di sini, tiba-tiba Yuliana Jian mengerutkan dahi dengan tegang: “Melvin……”

Wirianto Leng menggeleng-geleng kepala: “Bukan, kamu tenang saja……”

Berkata sampai di sini, Wirianto Leng menunduk, menatap Melly Jian dan bertanya dengan suara pelan: “Melly kembali ke kamar pasien dengan suster dulu, baik tidak? Ayah ada urusan ingin membicarakan dengan Ibu.”

Melly Jian mengerutkan dahi dengan peka dan mengedip-ngedipkan mata dengan tegang: “Masalah buruk ya?”

Yuliana Jian langsung berkata sambil tersenyum: “Bukan, kan Melly sudah mau pulang, Ibu mau menyiapkan pesta penyambutan dengan Ayah, mau menyiapkan sedikit kejutan, jadi Melly tidak boleh tahu.”

Melly Jian melihat Yuliana Jian dengan curiga: “Benaran?”

Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum: “Tentu saja benaran, memangnya Ibu bisa membohongi Melly?”

Melly Jian memonyongkan bibir: “Bisa kok.”

Yuliana Jian menghela nafas dengan tidak berdaya: “Kalau kamu tidak percaya pada Ibu, kamu percaya pada Ayah kan, kamu boleh tanya Ayah, Ibu berbohong atau tidak.”

Melly Jian sungguh menoleh dan melihat ke Wirianto Leng, dia mengerutkan dahi dan bertanya dengan sungguh-sungguh: “Ayah, yang Ibu bilang benar?”

Saat ini ekspresi tegang di wajah Wirianto Leng baru mereda, dia mengangguk pada Melly Jian sambil tersenyum dan berkata dengan suara rendah: “Benaran, Ayah dan Ibu sedang menyiapkan pesta penyambutan Melly, kami mau menyiapkan sebuah kejutan.”

Melly Jian langsung tertawa dan berkata dengan senang: “Juga tidak perlu terlalu banyak kejutan kok, kalian cukup siapkan sebuah kue besar dan sangat banyak makanan enak untuk Melly. Melly akan pura-pura tidak tahu, lalu akan berteriak ‘Wah……’ dengan kencang.”

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: “Terus kamu masih tidak mau memberikan Ayah dan Ibu waktu untuk menyiapkan ‘kejutan’?”

Melly Jian langsung mengangguk dan kembali ke dalam kamar sambil tersenyum. Melihat Melly Jian kembali ke dalam kamar, Yuliana Jian langsung menoleh ke Wirianto Leng dan bertanya dengan mengerutkan dahi: “Sebenarnya kenapa? Terjadi masalah apa?”

Wirianto Leng mengerutkan dahi dan berkata dengan suara rendah: “Neon Chen diperintah August Leng.”

Saat Yuliana Jian mendengar perkataan ini, dia sama sekali tidak merasa terkejut. Saat Yuliana Jian mendengar Neon Chen dulu adalah bawahan August Leng, Yuliana Jian langsung tahu masalah ini pasti berhubungan dengan August Leng. Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan mengerutkan dahi: “Jadi August Leng merencanakan segalanya, yaitu demi membuat kamu terpaksa bunuh diri. Tapi……”

Yuliana Jian mengerutkan dahi, dia merasa sedikit aneh, berdasarkan cara bertindak August Leng, tidak mungkin semudah itu kan? Rencana August Leng mana mungkin begitu cepat langsung diatasi olehnya?

“Terlalu mudah.” Wirianto Leng berkata dengan suara rendah: “Awalnya aku juga mengira hal ini bukan August Leng yang buat, cuman Neon Chen yang bertindak sendiri, karena ini lebih mirip seperti balas dendam. Kalau August Leng memberi perintah di belakang, pasti ada tujuan yang lebih dalam.”

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan mengerutkan dahi: “Kalau kamu tidak mendapatkan hasil, kamu tidak akan datang mencariku. Jadi kamu sudah menemukan, kamu tahu August Leng mau melakukan apa? Sekarang kamu sudah menemukan keberadaan August Leng?”

Wirianto Leng tertawa dingin: “Tidak hanya ketemu, dia yang datang mencari kita.”

Yuliana Jian mengerutkan dahi dengan bingung: “Apa maksudnya? Dia datang mencari kita? Dia ada di sekitar kita?”

Wirianto Leng mengeluarkan sebuah undangan dari dalam bajunya dan memberikan pada Yuliana Jian: “Pernikahan August Leng dan Christie Mo, mengundang kita menghadiri.”

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan mengerutkan dahi, beberapa lama kemudian, dia baru menunduk pelan-pelan dan melihat undangan yang dipegang Wirianto Leng. Yuliana Jian mengecap bibir dan melihat tangan Wirianto Leng yang ramping membuka undangan dengan pelan-pelan, saat dia melihat kata “August Leng” di undangan, Yuliana Jian tidak tahan menghela nafas, seperti melihat sebuah hantu jahat mendadak merangkak keluar dari bawah tanah.

August Leng, dia kembali lagi? Bahkan adalah Christie Mo. Walaupun Yuliana Jian tidak terlalu tahu Christie Mo adalah wanita yang seperti apa, tapi beberapa lama ini dia tidak asing dengan nama ini, “Mo” ini melambangkan keluarga yang akhir-akhir ini bangkit dengan kuat, Christie Mo adalah putri yang paling disayang di keluarga ini. Mengapa August Leng bisa berhubungan dengan Keluarga Mo? Ternyata dia bisa menikahi Christie Mo, apakah melambangkan Keluarga Mo menjadi penyokong August Leng?

Telapak tangan Yuliana Jian menjadi sedikit dingin, dia merasa ancaman yang lebih besar sedang perlahan-lahan menutupi mereka.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu