Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 211 Namanya Jelek
Ketika Yuliana Jian mendengar kata-kata Melly Jian, dia segera mengerutkan kening dan melirik Melly Jian. Meskipun Melvin tampak tanpa ekspresi dan tampaknya relatif dewasa, tetapi dia jelas masih berpikir sebagai seorang anak, tetapi Melly Jian benar-benar mengerti terlalu banyak, Yuliana Jian khawatir apakah Melly Jian terlalu dini matangnya.
Melly Jian melihat Yuliana Jian meliriknya dan segera tahu dia salah. Melly Jian mengerutkan bibirnya, mengumpetkan diri di kursi, mengerutkan kening, dengan sikap murah hati memakan sesuap mie, lalu mengulurkan jempol ke Yuliana Jian memberikan pujian yang bertentangan dengan hatinya:"Mie yang Ibu buat ini, benar-benar sangat ... sangat lezat! "
Wirianto Leng melirik Melly Jian dan berkata sambil tersenyum, "Sangat lezat kan?"
Sikap Melly Jian dan Wirianto Leng membuat Melvin mengerutkan kening dalam kebingungan. Dia menundukkan kepalanya, mencicipi mie, kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat Yuliana Jian. berkata dengan nada berat:"Tidak ada perubahan, masih sangat tidak enak, mereka berbohong padamu."
Yuliana Jian memerah karena malu dan mengangguk dengan lembut, "Aku tahu mereka berbohong padaku, tidak enak begitu kalian jangan makan lagi."
Seperti yang dikatakan Yuliana Jian, dia mengulurkan tangan dan mengambil ketiga mangkuk mereka, menyatukan mie yang tersisa dan membuangnya.
Melihat Yuliana Jian membuang mie, Melly Jian menghela nafas, lalu menepuk dadanya ketakutan dan berbisik, "Itu benar-benar menakutkan Melly, aku pikir semua mie harus dihabiskan!"
"Jangan makan jika kamu tidak suka. Tentu saja kamu harus menanggung konsekuensi dari berbohong." Melvin Jian melirik dengan dingin.
Melly Jian segera mengerutkan kening, berteriak keras: "Ini bukan dusta, itu adalah kebohongan dengan niat baik, aku tidak ingin mempermalukan ibuku, jadi aku berkata begitu!"
"Berbohong ya berbohong!" Kata Melvin, melirik Wirianto Leng, mengambil serbet dan menyeka mulutnya, lalu berkata pelan, "Aku sudah makan."
Melvin berbalik dan berjalan menjauh dari ruang makan, duduk di sofa di ruang tamu dengan tegap. Sambil duduk, Melvin mengerutkan kening dan mengangkat tangannya untuk melihat arloji. Tampaknya setiap menit tinggal di sini membuatnya merasa kesal.
Melly Jian melirik Melvin, mengerutkan kening, dan bergumam:"Apakah dia benar-benar kakak Melly?"
Melly Jian berkata sambil melihat Yuliana Jian yang sedang merapikan meja, bertanya dengan suara rendah: "Bu, bisakah Melly ganti dengan Kakak lain?"
"Tidak." Yuliana Jian melirik Melly Jian dan berbisik, "Kamu ingin ganti saudara sekarang, apakah kamu akan ganti Ibu besok?"
Melly Jian menggelengkan kepalanya, melirik Wirianto Leng dan berbisik, "Mana mungkin berani, ayah tidak akan membiarkan Melly melakukannya. Bu, kamu menamakan aku dengan Melly, lalu mengapa dia dipanggil Melvin? Mengapa marga dia berbeda dengan Melly?
Yuliana Jian mendengar Melly Jian mengatakan ini, berhenti sebentar, lalu mendesah pelan dan berkata dengan suara rendah, "Aku juga memberi nama untuk kakakmu."
Melly Jian berdiri tegak dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Bu, apakah kamu juga pernah memberi nama untuk kakak? Siapa namanya?"
Melvin yang semula duduk di sofa, tampaknya lebih tertarik tentang topik ini. Dia menoleh sedikit dan mendengarkan pembicaraan antara Melly Jian dan Yuliana Jian dengan hati-hati.
Yuliana Jian Shen Sheng berkata: "Sederhana, dia paling besar jadi dipanggil Sederhana. Kamu adalah anak kedua dipanggil Melly Jian."
Yuliana Jian masih ingin menguraikan makna di balik namanya, tetapi Melly Jian menepuk meja dan tertawa: "Ha ha ha, sederhana? Apakah sulit atau sederhana? Ha ha ha ha, nama aku jauh lebih baik. Sederhana ... Mengapa ibu tidak memanggilnya Jian Besar dan memanggilku Jian kedua??"
Yuliana Jian mengerutkan kening dan menatap Melly Jian yang terus tersenyum, dan untuk pertama kalinya menemukan bahwa dia telah memelihara "anak beruang" yang membuat orang mati keki tanpa membayar hutang nyawa.
Yuliana Jian segera berdebat: "Kamu adalah anak kecil dan tidak mengerti arti di balik nama itu. Ibu ingin kakakmu hidup sederhana."
Tapi Melly Jian tetap tertawa dan meringkuk, melihat tawanya begitu keras, Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa, dia menoleh untuk melihat Wirianto Leng yang masih duduk di meja makan dan tidak bisa menahan senyum bertanya, "Ini benar-benar jelek?"
Wirianto Leng mengerutkan bibir dan berkata sambil tersenyum, "Agak aneh."
Yuliana Jian mendengar ini dan menggelengkan kepalanya tanpa daya sambil tersenyum: "Untungnya, nama itu tidak dipake."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia menoleh ke Melvin. Melvin telah membalikkan kepala dan menunduk serta duduk di sofa dengan tegap, seolah-olah apa yang dia katakan di sini tidak ada hubungannya dengan dia. Yuliana Jian menghela nafas sedikit ketika dia melihat sikap Melvin, senyuman di wajahnya perlahan menghilang, dia menghela nafas pelan.
Meskipun Melly Jian terlihat berisik dan nakal saat ini, itu terlihat seperti "anak beruang". Tapi Melly Jian setidaknya mau berkomunikasi dengannya, tetapi Melvin tidak mau dekat dengan mereka sama sekali.
Memikirkan hal ini, Yuliana Jian hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berpikir: "Aku terlalu buru-buru. Setelah bertahun-tahun berpisah, bagaimana aku bisa mengenalnya begitu cepat? Lagipula masih sangat kecil, harus ada proses adaptasi.
Yuliana Jian memikirkan ini dan berusaha tersenyum lagi. Wirianto Leng melihat perubahan ekspresi di wajah Yuliana Jian dan tersenyum kepada Yuliana Jian: "Kamu tidak perlu khawatir tentang makan. Aku akan menelepon dan membiarkan orang membawa makanan."
Wirianto Leng berkata sambil menatap kaki kirinya, jika tubuhnya masih sehat seperti sebelumnya, dia pasti akan membuatkan Yuliana Jian dan dua anak makanan yang enak. Tapi sekarang kaki kirinya belum pulih dan tidak bisa memasak.
Tapi Wirianto Leng hanya melirik sekilas kaki kirinya, kembali mengangkat kepalanya lagi dan tersenyum pada Yuliana Jian: "Apa yang ingin kalian makan, bisa katakan."
Melly Jian segera mengangkat tangannya dan berteriak: "Aku! Aku! Aku ingin makan daging babi kecap, sup iga kundur, sayap ayam cola, kacang polong tumis kering! Lalu datang lagi susu kulit ganda yang manis!"
Yuliana Jian memandang Melly Jian dan menghela nafas tanpa daya: "Melly, kamu memesan empat hidangan sendiri."
Melly Jian berkedip dan berbisik, "Tidak boleh pesan begitu banyak? Bukankah ibu juga suka makan?"
Yuliana Jian mengangguk: "Tetapi jika pesan begitu banyak, bagaimana jika kakakmu dan ayah ingin makan yang lain?"
Yuliana Jian memiliki rasa yang sama dengan Melly Jian, tetapi Wirianto Leng sekarang pantang makanan dan tidak tahu Melvin suka makanan apa. Sebenarnya jika memesan 1 meja penuh makanan, Wirianto Leng pasti sanggup membayarnya. Tapi Yuliana Jian ingin Melly Jian beradaptasi dengan kebiasaan hidup berempat, sekarang sudah bukan saatnya mereka berdua hidup bersama.
Melly Jian mendengar kata-kata Yuliana Jian dan segera mengerti maksud Yuliana Jian. Meskipun dia cemberut dan tidak bahagia, dia berbalik dan berbisik kepada Wirianto Leng: "Ayah, kamu makan apa?"
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Makanan aku akan dipisahkan dari kalian. Setelah beberapa saat, aku akan makan sendirian."
Melly Jian mengangguk dan melirik Yuliana Jian, lalu berbalik ke Melvin dan bertanya dengan suara kecil: "Itu ... itu ... kamu mau makan apa?"
Melvin tidak berbicara. Melly Jian mengangkat matanya dan mengintip Yuliana Jian. Dia melihat ekspresi Yuliana Jian dan berbisik kepada Melvin, "Kakak ... kamu mau makan apa?"
Melly Jian berkata segera dengan cepat:"Sepertinya kamu tidak lapar, apakah kamu tidak perlu makan?"
Setelah Melly Jian selesai berbicara, dia langsung menatap Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Bu, kakak tidak makan ..."
Sebelum Melly Jian selesai berbicara, dia mendengar Melvin berbicara pelan di sofa, "Spaghetti."
Ketika Melly Jian mendengar kata-kata Melvin, dia mengerutkan kening pada Yuliana Jian dan dengan enggan mengulangi: "Bu, dia ingin makan spageti. Lalu ... apakah Melly tidak bisa makan makanan yang tadi pesan."
Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk: "Bisa, karena Melly melakukannya dengan baik, kamu juga bisa meminta 1 makanan penutup. Pikirkan makanan penutup apa yang ingin kamu makan."
Yuliana Jian bekerja keras untuk membuat Melly Jian menyadari pentingnya memperhatikan Wirianto Leng dan Melvin, kamu akan mendapatkan manfaat dan mendapatkan hadiah. Ketika pengetahuan ini dikuasai oleh Melly Jian, Melly Jian akan benar-benar menjadi anak perempuan Wirianto Leng dan saudara perempuan Melvin. Meskipun Yuliana Jian sudah lama tidak berhubungan dengan Melvin, dapat dilihat bahwa Melvin adalah orang yang relatif pasif. Hanya ketika Melly Jian mengetahui posisinya sendiri, maka Melvin perlahan-lahan akan mengikuti Melly Jian dan mulai menyadari posisi dirinya sebagai kakak laki-laki.
Tidak ada anak yang sempurna di dunia dan tanpa bimbingan orang tua, anak itu tidak akan pernah tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Melly Jian mendengar kata-kata Yuliana Jian dan segera melompat dengan gembira: "Hebat! Ibu hebat! Ayah hebat. Kakak ..."
Melly Jian berkata sambil menoleh ke Melvin dan bertanya sambil tersenyum: "Kakak, apakah kamu ingin makanan penutup?"
Melvin melirik Melly Jian dan mengerutkan bibirnya: "Puding Susu."
Melly Jian segera tersenyum dan menoleh, memandang Yuliana Jian: "Bu, kakak ingin puding susu, bisakah Melly meminta 1 porsi makanan penutup lain lagi."
"Tidak." Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dan menyaksikan wajah kecil Melly Jian segera runtuh. Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Tetapi makanan penutup yang kamu mau harus porsinya yang lebih besar."
Melly Jian segera tersenyum dan berteriak: "Bagus, bagus."
Yuliana Jian melirik Melly Jian sambil tersenyum, lalu berjalan ke sisi Melvin dan berbisik sambil tersenyum: "Bagaimana denganmu? Apa lagi yang ingin kamu makan? Apakah kamu ingin puding susu yang ukuran besar juga?"
Melvin menatap Yuliana Jian, lalu sedikit mengangguk, lalu mengerutkan bibir dan duduk di sofa. Yuliana Jian melihat Melvin dari sampiing, merasakan seperti melihat Wirianto Leng versi mungil dengan alis dan eksrepsi yang sangat mirip. Apakah Wirianto Leng terlihat seperti ini ketika dia masih kecil?
Yuliana Jian menatap Melvin dengan termenung. Melvin menatap Yuliana Jian lagi dan berbisik:"Nama sederhana memang sangat jelek."
Yuliana Jian tidak menyangka Melvin akan mengatakan hal yang sama, dia langsung tampak terpukul sekali, tanpa sadar mengulanginya: "Sebenarnya, ada moral yang baik di balik nama itu."
Melvin menunduk dan mengerutkan kening, "Aku tahu, tapi tetap saja jelek. Aku pikir masih lebih baik namaku saat ini ..."
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkWaiting For Love
SnowEverything i know about love
Shinta CharityMenantu Hebat
Alwi GoIstri ke-7
Sweety GirlThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeBretta’s Diary
DanielleCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia