Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 355 Seperti Cinta Pertama
Secara logis, Yuliana Jian dan Wirianto Leng telah bersama dalam waktu yang sangat lama, seharusnya mereka berdua terbiasa dengan pengakuan seperti ini, tetapi ketika Yuliana Jian memejamkan matanya, dan mendengar ucapan Wirianto Leng, wajahnya segera memerah, dia berbalik, lalu menyembunyikan wajahnya di dalam selimut, dan bergumam sambil tersenyum: "Sudahlah....cepat pergi masak, jangan mengucapkan kata-kata yang membuatku malu seperti ini."
Yuliana Jian mendengar Wirianto Leng terkekeh dengan pelan setelah dia selesai berbicara, lalu dia merasakan Wirianto Leng mencium dahinya dengan lembut, dan pergi. Yuliana Jian pelan-pelan menurunkan selimutnya ketika mendengar suara langkah kaki Wirianto Leng yang menjauh, lalu tersenyum sambil menatap punggung Wirianto Leng. Jantung Yuliana Jian berdetak dengan cepat, dia merasa pria yang dia cari ini seolah-olah bisa melakukan sihir, kenapa sudah bersama dalam waktu yang lama dengannya, Yuliana Jian masih merasa dirinya seperti baru bersama dengan Wirianto Leng? Jika Wirianto Leng sedikit mendekati dirinya, dia akan memerah dan jantungnya berdetak dengan cepat, jika dia berbicara, wajahnya akan semakin memerah.
Yuliana Jian memiringkan kepalanya untuk melihat punggung Wirianto Leng, lalu perlahan-lahan menyipitkan matanya, dan tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum. Sambil tersenyum, dan melihat punggung Wirianto Leng, Yuliana Jian perlahan-lahan tertidur di atas ranjang.
Yuliana Jian kembali tesadar ketika dibangunkan oleh Wirianto Leng. Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Makanan sudah siap, ayo bangun dan makan."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya, mengangkat kepalanya untuk menatap Wirianto Leng: "Tidak mau, aku masih ngantuk."
"Kalau begitu lanjutkan tidurmu, aku akan menyuapimu." Wirianto Leng tersenyum sambil duduk di pinggir ranjang, dan berkata dengan suara yang rendah kepada Yuliana Jian.
"Ah?" Yuliana Jian belum sepenuhnya tersadar, dia hanya membuka satu mata untuk melihat Wirianto Leng.
Tetapi ketika dia baru berbicara, Wirianto Leng segera memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. Aroma makanan segera memenuhi mulut Yuliana Jian, Yuliana Jian mengunyahnya dengan perlahan-lahan, sambil tidak bisa menahan tawanya: "Kamu benar-benar akan membiarkanku makan seperti ini?"
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Jika kamu menginginkannya, kamu bisa makan seperti ini."
Yuliana Jian akhirnya terbangun ketika mencium aroma makanan dan tindakan Wirianto Leng, dia membuka kedua matanya, dan tersenyum untuk menatap Wirianto Leng, dan bertanya dengan suara yang rendah: "Apakah kamu tidak merasa kotor, atau merepotkan? Mana ada orang yang makan sambil berbaring."
Wirianto Leng tersenyum dan dengan ringan memeluk bahu Yuliana Jian, membiarkan Yuliana Jian berbaring di pangkuannya, Wirianto Leng menunduk untuk menatap Yuliana Jian sambil tersenyum dan berkata: "Jika orang lain tidak melakukannya, tidak berarti itu dilarang. Kita berdua tinggal bersama, kita bisa melakukan apa pun yang kita inginkan, buka mulutmu.....aku akan menyuapimu....."
Yuliana Jian berbaring di pangkuan Wirianto Leng, dan tersenyum sambil menatap Wirianto Leng: "Apakah karena kamu terlalu banyak merawat anak, jadi kamu menganggapku seperti anak kecil?"
Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk: "Hm, tidak salah jika kamu berpikir seperti itu."
Yuliana Jian tersenyum dan membuka mulutnya dengan patuh, lalu tersenyum sambil menatap Wirianto Leng: "Baiklah, karena kamu ingin merawatku seperti anak kecil, maka tentu saja aku tidak bisa memadamkan antusiasmu, ayo, suapi aku....."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, Wirianto Leng tersenyum dan menyuapi Yuliana Jian. Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk dengan penuh semangat: "Hm, ini tidak buruk, rasanya sangat enak. Aku pikir tidak ada begitu banyak bahan untuk memasak di sini, jadi tidak bisa membuat sesuatu yang enak, tidak disangka datang ke sini masih dapat memakan makanan yang enak, sangat bagus...."
"Makan sesuap lagi." Wirianto Leng tersenyum dan kembali menyuapi Yuliana Jian.
Yuliana Jian tersenyum sambil menguyah, lalu tiba-tiba dia terduduk: "Tidak bisa, aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku baru ingat jika aku masih belum gosok gigi, kenapa aku sudah makan? Sangat kotor, aku ingin menggosok gigiku, lalu baru makan."
Yuliana Jian baru turun dari ranjang, dan mulai mencari pakaiannya, dia mencari pakaiannya dalam waktu yang lama. Yuliana Jian segera mengerutkan kening kepada Wirianto Leng: "Dimana pakaianku? Kenapa aku tidak bisa menemukannya?"
Wirianto Leng terbatuk dan menggosok hidungnya karena malu. Yuliana Jian memandangi ekspresi Wirianto Leng, dan segera memegangi selimut dan berjalan ke hadapan Wirianto Leng dan bertanya dengan suara rendah: "Ada apa denganmu? Kenapa kamu memiliki ekspresi seperti itu? Apakah ada yang salah?"
Wirianto Leng mengangkat tangannya dan menggosok hidungnya, memandang Yuliana Jian, lalu tersenyum dan bertanya: "Apakah kamu lupa apa yang terjadi semalam?"
"Tentu saja aku ingat, aku tidak mabuk....." ketika Yuliana Jian mengatakan hal ini, matanya langsung melebar, dia lupa, pakaiannya telah disobek sampai rusak oleh Wirianto Leng.
Yuliana Jian menepuk kepalanya dengan keras, dan menghela napas panjang: "Ah, aku melupakannya, sepertinya aku tidur terlalu lama. Kalau begitu ambilkan pakaian baru untukku."
Wirianto Leng menoleh untuk menatap salju di luar jendela, lalu mengerutkan keningnya untuk menatap Yuliana Jian: "Apakah kamu melihat salju di luar?"
Yuliana Jian mengangguk: "Aku sudah melihatnya, ketika aku terbangun aku sudah melihat saju, ada apa dengan....."
Ketika Yuliana Jian mengatakan ini, dia berhenti sebentar, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat Wirianto Leng, mengerutkan kening dan berkata: "Jangan bilang, kamu hanya menyiapkan satu set pakaian? Lalu salju menyelimuti gunung, tidak ada orang yang bisa membawa pakaian lain, bukan? Kamu jangan berkata seperti itu, kamu telah merencanakan semuanya dengan sangat baik. Jangan beritahuku bahwa kamu membuat kesalahan semacam ini."
Wirianto Leng tersenyum canggung: "Aku terlalu memedulikan detail yang lain, aku ingin menyiapkan semuanya dengan baik, aku sangat pilih-pilih tentang pakaian yang disiapkan untukmu, akibatnya, aku hanya sempat menyiapkan satu set pakaian untukmu kemarin. Pakaian lainnya akan dikirimkan hari ini, tapi aku tidak menyangka akan ada hujan salju lebat."
"Apa?" Yuliana Jian menunduk untuk melihat tubuhnya, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat Wirianto Leng sambil mengerutkan keningnya: "Jangan katakan padaku, jika kamu ingin aku terus seperti ini? Dan membuatku seharian terus berbaring di atas ranjang?"
"Pakaian akan dikirimkan pada malam hari, jangan khawatir, tidak seharian." Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan berkata dengan suara yang rendah.
Yuliana Jian memandang Wirianto Leng dengan lekat-lekat, setelah beberapa saat dia baru mengerjapkan matanya, lalu bertanya kepada Wirianto Leng sambil tersenyum: "Apakah kamu sedang bercanda?"
Wirianto Leng menggeleng: "Tidak."
Yuliana Jian menunjuk Wirianto Leng, dan sedikit mengangkat alisnya: "Apakah kamu sengaja mengatur seperti ini? Membuatku tidak mengenakan apa-apa, dan berbaring di atas ranjang sepanjang hari, hanya untuk memuaskan nafsu jahatmu, bukan?"
Wirianto Leng tertawa: "Meski kamu sangat imut, tetapi aku tidak sampai senekat itu, bagaimana mungkin aku berani mengatur seperti ini, jika kamu marah, apa yang bisa aku lakukan?"
"Kamu masih tahu takut aku marah, huh...." Yuliana Jian mengerutkan hidungnya lalu mendengus dengan dingin, lalu berbalik, dan berbaring di atas ranjang: "Sepertinya aku benar-benar harus berbaring di atas ranjang seharian."
Baru saja berbaring, Yuliana Jian segera bangkit dan menatap Wirianto Leng dan berkata dengan tergesa-gesa, "Hei....bawakan semua pakaianku sebelumnya dan lihat apakah aku masih bisa memakainya. Tidak tahu kenapa, setelah aku tahu aku tidak bisa mengenakan pakaian, aku merasa sangat tidak aman dan tiba-tiba ingin mengenakan pakaian."
Wirianto Leng tersenyum dan melirik Yuliana Jian, berbalik dan berjalan ke samping ranjang, membuka lemari, dan mengeluarkan pakaian yang telah berubah menjadi bola. Yuliana Jian tertegun ketika melihat setumpuk pakaian itu, lalu memandang kainnya, matanya membelalak kaget, dan menatap Wirianto Leng dan bertanya dengan curiga: "Tuan Wirianto Leng, apakah kamu orang asing? Atau apakah kamu adalah pejuang super seperti Wolverine."
Wirianto Leng menggeleng, lalu bertanya sambil tersenyum: "Kenapa?"
Yuliana Jian menunjuk bola kain di tangan Wirianto Leng dan mengerutkan kening: "Lihatlah kain di tanganmu, bahkan celana jinsnya bisa sobek seperti itu, ini terlalu berlebihan."
Wirianto Leng tidak bisa menahan tawanya, menatap kain di tangannya, tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Aku juga tidak tahu pada saat itu, ketika aku terbangun di pagi hari dan melihat pakaianmu seperti ini, aku juga terkejut."
Yuliana Jian mengerutkan kening, menarik napas dan menggelengkan kepalanya: "Sangat kelewatan, kenapa pakaianku bisa sobek seperti ini, dan pakaianmu masih sangat bagus. Aku bahkan tidak memiliki pakaian sekarang, tetapi kamu malah berpakaian dengan rapi? Aku seperti orang primitif, dan kamu seperti orang yang sangat tampan? Aku tidak senang...."
Wirianto Leng tersenyum dan duduk di samping ranjang, dia menoleh kepada Yuliana Jian dan bertanya sambil tersenyum: "Kalau begitu aku harus bagaimana agar bisa membuatmu senang?"
Yuliana Jian sedikit menyipitkan matanya, lalu berkata sambil tersenyum: "Biarkan aku juga merobek pakaianmu, maka aku akan senang."
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Jika aku juga tidak mengenakan pakaian, dan ada orang yang membawakan kita pakaian, bagaimana aku bisa keluar untuk mengambilnya?"
"Suruh mereka tinggalkan di depan pintu." Yuliana Jian berkata sambil tersenyum.
Wirianto Leng tersenyum dengan tidak berdaya, lalu mengulurkan tangannya kepada Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu kamu bisa mulai merobeknya dari bajuku."
"Baiklah, sebelumnya ada karakter dalam cerita China yang terkenal yang merobek kipas, dan sekarang ada Yuliana yang merobek pakaian." Yuliana Jian tertawa.
Wirianto Leng segera memotong perkataan Yuliana Jian: "Jangan dibandingkan seperti itu, akhir hidup karakter itu terlalu buruk, tetapi kamu akan memiliki akhir hidup yang baik."
Yuliana Jian mengangkat matanya untuk melihat Wirianto Leng, lalu tersenyum sambil berbaring di atas ranjang: "Sudahlah, aku tidak akan merobek pakaianmu. Kamu terlihat sangat tampan ketika mengenakan pakaian yang rapi. Siapa yang memiliki tenaga yang besar seperti kamu, aku takut aku akan membuat tanganku sakit. Tetapi aku tidak memiliki pakaian, kamu harus merawatku hari ini, sekarang aku ingin gosok gigi."
Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Baik, hari ini kamu bisa memerintahku dengan sepuasnya."
Yuliana Jian mengangguk dengan senang, dan berkata sambil tersenyum: "Baguslah."
Yuliana Jian tidak pernah dirawat oleh Wirianto Leng di dalam ingatannya, jadi dia ingin menikmatinya. Tetapi ketika Wirianto Leng membantu menggosok giginya dan menyuapinya, Yuliana Jian merasa bahwa Wirianto Leng lebih terasa senang daripada dirinya. Ketika Yuliana Jian sudah kenyang dan berbaring di ranjang, dia tidak bisa menahan dirinya untuk mengerutkan keningnya dan menatap Wirianto Leng: "Kenapa aku merasa sekarang setelah kamu diperintah olehku, kamu malah terlihat sangat senang?"
Wirianto Leng menarik selimut dan membungkus tubuh Yuliana Jian, lalu berkata sambil tersenyum: "Itu karena orang yang memerintahku adalah kamu, apa lagi yang harus aku lakukan? Apakah aku perlu menceritakan dongeng untukmu?"
"Hei....kamu benar-benar menganggapku seperti anak kecil?" Yuliana Jian tersenyum ketika mengatakan hal ini, lalu dia mendekat ke dalam pelukan Wirianto Leng, dan berbisik: "Tetapi jika kamu ingin, kamu bisa menceritakannya untukku....."
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiThe Gravity between Us
Vella PinkyAir Mata Cinta
Bella CiaoMr Huo’s Sweetpie
EllyaIstri Pengkhianat
SubardiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia