Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 19 Sebuah hasrat membunuh

Yuliana tidak bergerak agak lama, baru kemudian sadar kembali. Dia segera mengangkat tangan untuk menutupi tubuhnya sendiri, buru-buru mundur hingga ke sudut dinding. Yuliana melindungi dadanya, malu juga panik, dengan wajah merah memandang Wirianto. Yuliana yang selalu bisa bersikap tenang, saat ini menjadi sangat kebingungan, sama sekali tidak tahu apa yang harus dia katakan dan apa yang harus dia lakukan.

Wirianto yang melihat Yuliana perlahan menyipitkan mata, lalu berputar, mengambil sebuah gaun hitam dari dalam lemari, dan melemparkannya pada Yuliana : “Pakai yang ini saja.”

Yuliana menerima gaun tersebut, dan segera memakainya. Tepat saat dia bersiap ingin menarik resleting, mendadak tangannya ditepis oleh Wirianto.

“Ada apa?” tanya Yuliana lirih dengan wajah yang masih merah.

Wirianto mengerling padanya, dengan ketus berkata : “Kamu masih ingin merusak baju yang kedua? Sekarang di dalam lemari tidak ada gaun hitam lagi.”

Selesai bicara, tidak peduli ada reaksi apa dari Yuliana, tangannya mulai menggelung rambut Yuliana, dan menarik resleting di belakang punggungnya, setelah itu Wirianto mundur beberapa langkah ke belakang.

Merasakan kepergian Wirianto, Yuliana menghela napas lega. Helaan napas Yuliana menarik Wirianto untuk menoleh dan melirik padanya, dia melihat Yuliana yang ada di cermin.

Yuliana barusan mengalami kejadian yang sangat canggung sekali, sekarang dengan serius menata rambutnya, berusaha agar perasaannya menjadi tenang kembali, sama sekali tidak memperhatikan Wirianto yang sedang melihat ke arahnya.

Yuliana tidak termasuk cantik, berbicara tentang dia yang pantas dipuji hanya kulit putih alaminya. Namun dia sangat giat, biarpun dalam hal pekerjaan, atau perlakuan terhadap parasnya, Yuliana percaya semua orang selalu berdasarkan penglihatan, bisa memberikan sebuah kesan visual yang baik kepada orang-orang itu sudah termasuk setengah dari keberhasilan.

Yuliana tidak saja hanya sering senam kebugaran, bahkan rambut pun dirawat dengan baik, tidak pernah dikeriting juga tidak pernah diwarnai, menggunakan resep obat herbal untuk mencuci dan merawat rambutnya. Saat rambutnya digerai, terlihat nyata hitam legam dan lembut mengkilap, membuat kulitnya kontras terlihat lebih putih berkilau.

Di bawah dampak visual hitam dan putih, sangat sulit membuat orang untuk tidak memperhatikan keanggunan Yuliana. Apalagi, bentuk tubuh Yuliana yang bagus, meskipun hanya memakai gaun dengan model yang sederhana, namun yang terbalut di dalamnya adalah bentuk tubuh Yuliana yang sangat indah, gaun itu juga memberikan lekuk tubuh yang hanya dimiliki oleh wanita. Hingga gaun yang semula kelihatan biasa, juga menjadi bersinar dan memancarkan daya pesona wanita. Yuliana yang memiliki roman muka biasa, juga berubah menjadi lebih menawan.

Wirianto seperti baru mengenal Yuliana saja, dan melihat Yuliana agak lama. Saat Yuliana menoleh, Wirianto baru cepat-cepat berpaling. Mengambil sebuah kalung berlian yang sederhana dari kotak perhiasan, lalu dengan nada bicara yang dingin berkata : “Kamu masih ada waktu sepuluh menit untuk berdandan.”

Karena waktu yang terbatas, membuat Yuliana panik lagi, dia segera menerima kalung yang ada di tangan Wirianto, buru-buru masuk ke kamar mandi. Yuliana hanya dandan yang sederhana dan segera keluar dari kamar mandi.

Wirianto melihat Yuliana, tidak memberikan nilai apapun. Hanya mengulurkan tangan dan berkata : “Gandeng lenganku, kita turun ke bawah.”

Yuliana ragu sejenak, baru perlahan menjulurkan tangan dan menggandeng lengan Wirianto, dan mengikuti Wirianto berjalan keluar dari kamar. Sejak keluar dari kamar Wirianto, menyusuri tangga sampai ke lantai satu, sudah terdengar suara gelak tawa yang riang. Suasana suara tawa itu dengan semua anggota keluarga Leng yang saling main siasat sama sekali sangat bertentangan, terlihat begitu jujur dan akrab.

Wirianto menepuk ringan punggung tangan Yuliana, dengan lirih berkata : “Jangan percaya dengan perasaanmu sendiri, yang tertawa adalah paman kedua aku Steven, dan hati-hati kalau bicara dengannya.”

Yuliana tidak bisa menahan rasa penasarannya dan melihat ke arah ruang utama, dan mendapati seorang pria setengah baya yang agak pendek gemuk sedang duduk di ruang utama dan berbicara dengan Nyonya Tua Leng. Parasnya beda sekali dengan Wirianto yang rupawan sampai tidak seperti orang biasa, pria setengah baya yang pendek gemuk ini parasnya sangat biasa. Biasa sampai seperti seorang paman tua dengan kipas di tangan yang duduk di halaman sambil main catur dan omong besar.

Itu dia orangnya yang kelihatan hangat dan ramah, paman kedua Steven yang dengan matanya sendiri melihat Wirianto hampir mati tenggelam di kolam?

Yuliana tidak pernah bertemu dengan Steven. Jika saja sebelumnya bukan Wirianto yang menyebut tentang Steven, bagaimanapun dia tidak akan terpikir Steven yang ada di depannya ini adalah orang yang kejam dan jahat. Berpikir sampai di sini, Yuliana tidak bisa menahan dan menoleh untuk melihat Wirianto, dia merasa dirinya sudah mengenal tentang ragam hubungan manusia, dia tidak bisa mengenali wajah asli dari Steven. Wirianto yang masih muda, bagaimana dia bisa melihat akan isi hati Steven? Ini harus mengalami berapa banyak hal yang kejam dan tak berperasaan?

Wirianto menyadari pandangan mata Yuliana, dan mengerling padanya : “Cepat sapa paman kedua.”

Yuliana baru sadar mereka sudah berada di depan Steven, Yuliana segera tersenyum pada Steven : “Paman kedua, apa kabar. Aku Yuliana.”

Steven tersenyum dengan jujur dan mengangguk pada Yuliana : “Ini adalah istri keponakan? Apa kabar? Mengenai aku, kamu tidak usah mempertimbangkan aturan ini itu. Aku ini, kalau saja bukan karena Nyonya Tua, bahkan pintu gerbang keluarga Leng pun aku tidak bisa masuk. Kalau tidak, mana berani aku bermarga Leng? Aku selalu ingat dengan budi baik Nyonya Tua Leng, kamu anggap saja aku seperti pembantu biasa! Tidak perlu segan!”

Nyonya Tua Leng mendekat, dengan senyum kecil berkata : “Steven, kamu sudah salah. Aturan adalah aturan, kamu adalah paman kedua Wirianto dan Yuliana, tidak boleh memulai dulu untuk merusak aturan ini. Lagi pula, meskipun bukan aku yang melahirkanmu, tapi juga adalah anak cucu keluarga Leng, mana mungkin boleh sebanding dengan pembantu biasa?”

Steven dengan senyum ramah dan terkekeh : “ Benar yang apa yang dikatakan Nyonya Tua.”

Sambil bicara, Steven berpaling dan melihat ke arah Wirianto, matanya langsung merah dan terisak-isak berkata : “Keponakanku, akhirnya sadar juga. Saat aku mendengar kabar bahwa kamu sudah sadar, aku segera pulang dari luar negeri. Syukurlah, akhirnya kamu sadar kembali. Kalau saja kamu tidak sadar, bagaimana dengan keluarga Leng?”

Wajah Wirianto perlahan muncul senyum mengejek : “Keluarga Leng ada paman kedua, mana mungkin akan terjadi masalah?”

Steven menyeka air mata di sudut matanya, sambil menggeleng berkata : “Aku tahu status diriku sendiri, banyak yang tidak mampu aku bantu. Kalau bantunya sedikit, tidak ada hasilnya. Kalau banyak membantu, aku sungguh takut kalian akan curiga aku memiliki niat lain, aku bisa punya niat apa? Bisa tetap tinggal dalam keluarga Leng, itu adalah keinginan aku yang paling besar, namun sekarang ada orang yang bermaksud buruk, sedang menghasut hubungan kita. Aku benar-benar takut kalian salah paham padaku.”

“Tidak salah paham, aku percaya sama paman kedua.” Ujar Wirianto dengan senyum kecil.

Sudut bibir Yuliana terangkat juga ikut tersenyum kecil, namun dalam hatinya sedingin es. Ini sangat menakutkan, Steven dan Wirianto kelihatan bercakap-cakap dengan bahagia dan rukun, tapi di belakangnya penuh dengan hasrat membunuh.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu