Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 309 Sisi Gila Dia

Wirianto Leng berjongkok di depan Yuliana Jian bertanya: "ada yang tidak enak?"

Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan bergegas menggelengkan kepalanya berkata: "tidak..........tidak ada yang tidak enak, aku sangat baik hingga tidak perlu berkonsultasi ke psikolog."

Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia menarik nafas dengan dalam lalu mengerutkan keningnya: "aku hanya merasa lapar, benar-benar lapar.................aku seperti sudah tidak makan dalam waktu yang panjang."

Wirianto Leng melihat sekilas ke arah Yuliana Jian. Lalu segera berdiri dan berjalan ke samping meja makan. Dia sambil tersenyum sambil mengikat celemek berkata: "jika sudah lapar, aku akan memasaknya untukmu."

Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, dia mengambil pisau dan mengeluarkan sepotong daging dari dalam kulkas. Lalu tersenyum ke arah Yuliana Jian bertanya: "bagaimana jika makan bubur ayam?"

Wirianto Leng dengan jelas melihat tatapan Yuliana Jian ada mata pisau yang berada di tangannya. Lalu dia perlahan-lahan menganggukkan kepalanya berkata: "baiklah, jika menurutmu baik."

Wirianto Leng dengap gesit memotonng daging menjadi sepotong-potong. Tiba-tiba Yuliana Jian mendorong kursi roda dan menghampiri Wirianto Leng. Dia dengan pelan berkata: "apakah aku boleh membantumu?"

Wirianto Leng menolehkan kepalanya secara perlahan-lahan dan melihat Yuliana Jian. Wirianto Leng mengerutkan sedikit keningnya lalu dengan cepat menghilangkan kerutannya dan tersenyum ke arah Yuliana Jian berkata: "boleh, terima kasih atas ketersediaan kamu untuk membantu aku. Aku memasak bubur, kamu potonglah daging dengan benar."

Yuliana Jian menganggukkan kepalanya. Wirianto Leng sambil tersenyum pun meletakkan pisau di atas meja. Lalu memposisikan kursi roda Yuliana Jian dengan ketinggian yang tepat.

Begitu Yuliana Jian melihat meja di depannya di turunkan, dia bergegas mengadahkan kepala menatap Wirianto Leng. Wirianto Leng merasa tatapan Yuliana Jian sangat berbeda dengan dirinya yang dulu, dapat dikatakan sebagai seperti seseorang yang berbeda. Tetapi Wirianto Leng hanya tertegun sejenak lalu bergegas mengangkat tangannya mengusap kepala Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "kalau begitu kerjakan pekerjaanmu dengan baik."

Yuliana Jian menganggukkan kepalanya, Wirianto Leng melihat Yuliana Jian dengan mata disipitkan sambil tersenyum berkata: "aku pergi memasak bubur ya."

Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, dia mulai memasak bubur. Dia sambil bekerja, dia sambil memantau Yuliana Jian. Dia melihat Yuliana Jian sedang memotong daging dengan gesit. Yuliana Jian yang dulu tidak ahli dalam menggunakan pisau, dia sama sekali tidak tahu mengenai dapur. Tetapi dirinya yang sekarang bisa memotong dengan gesit. Wirianto Leng tentu sudah tahu darimana dia mendapatkan keahlian tersebut.

Saat August Leng menculik Yuliana Jian, dia tidak berhenti memaksa dia untuk membunuh orang dan juga terus memaksa dia untuk membereskan mayat. Wirianto Leng pernah melihat sebuah video di kantor polisi bagaimana cara Yuliana Jian membereskan mayat. Semuanya dilakukan dengan gesit, hanya saja sekarang Yuliana Jian sedang memotong daging ayam.

Wirianto Leng menggertakkan giginya. Dia sudah melakukan persiapan sejak awal, jika tidak dia tidak mungkin membuat keputusan terburuk, mengatur kehidupan kedua anak mereka barulah datang menemani Yuliana Jian. Wirianto Leng mendengar Yuliana Jian menghentikan potongannya, mendengar Yuliana Jian sedang mendorong kursi rodanya ke arah dia. Wirianto Leng tidak menghindari melainkan masih mengaduk bubur dengan pelan.

Wirianto Leng merasa Yuliana Jian sudah berada di belakangnya. Yuliana Jian baru berhenti. Pisau di tangan dia semakin mendekat ke arah Wirianto Leng. Sangat dekat hingga Yuliana Jian dapat merasakan rasa dingin dari pisau tersebut.

"Aku sudah selesai." Yuliana Jian tiba-tiba berbicara, suaranya bergetar.

Wirianto Leng perlahan-lahan membalikkan badannya dan mengambil pisau tersebut sambil tersenyum berkata: "kamu melakukannya dengan baik. Yuliana, terima kasih."

Yuliana Jian mengerjapkan matanya dengan kencang lalu mengadahkan kepala menatap Wirianto Leng dengan mata memerah berkata: "mengapa harus membuat aku mengingat ini semua? Apakah tidak baik jika aku hilang ingatan? Dengan melupakan segalanya, aku dapat melindungi kalian. Yuliana Jian yang kehilangan ingatannya begitu imut, begitu membuat orang-orang menyukainya. Dia tidak tahu apa pun, dia begitu bersih. Mengapa membuatnya kembali mengingatnya? Aku tahu seperti apa Yuliana Jian yang kamu cari. Tetapi kamu akan kecewa, aku sudah tidak dapat kembali seperti dulu selamanya. Aku yang sekarang........"

Yuliana Jian menunduk menatap tangannya dengan bergetar berkata: "aku yang sekarang.....bahkan sudah tidak dapat disebut sebagai manusia. Bagaimana mungkin aku masih bisa kembali ke diriku yang dulu? Aku melakukan banyak kesalahan, aku membunuh begitu banyak..........."

"Yuliana...." Wirianto Leng tiba-tiba memotong pembicaraan Yuliana Jian. Lalu jongkok di depan Yuliana Jian sambil memegang tangan dia berkata: "Yuliana jangan berpikir terlalu banyak ya. Bagaimana jika kita makan terlebih dahulu? Saat ini kamu terlalu lemah yang dapat mempengaruhi keadaan psikis kamu, membuat kamu menjadi frustasi. Keadaanmu mungkin saja akan membaik setelah makan."

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan berteriak: "Wirianto Leng apakah kamu masih tidak mengerti? August Leng tidak berbaik hati, dia tidak mungkin mengorbankan nyawanya begitu saja. Aku membunuh dia karena dikontrol oleh dia. Dia hanya berucap satu kalimat saja sudah dapat membuat aku untuk membunuh orang! Apakah kamu mengerti, dia berbuat seperti ini dan membiarkan aku kembali ke sisimu untuk agar aku dapat membunuhmu. Pasti ada sesuatu yang dapat membuat aku membunuh kamu. Barang ini pasti ada di antara kita yang dapat membuat aku membunuhmu kapan saja. Jika tidak, August Leng tidak mungkin berbuat seperti itu. Di antara kita terdapat bom waktu yang dapat meledak kapan saja. Dia pernah mengatakan aku harus menemani dia selamanya, dia pasti tidak akan ingkar janji. Aku tidak dapat mengontrol diriku sendiri. Tadi ketika aku sedang memotong ayam, isi pikiranku dipenuhi dengan daging manusia. Aku sudah tidak tertolong, seharunya aku dikurung selamanya di dalam penjara. Kalian bukan menyelamatkan seorang Yuliana Jian, melainkan seorang iblis!"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan tersenyum: "aku pernah mengatakan aku akan terus menemanimu, aku tidak akan ingkar janji. Yuliana ayo makan terlebih dahulu."

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng berkata: "kamu pasti akan menyesal."

Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "aku tidak akan menyesal, jika suatu hari nanti kamu sudah tidak dapat mengontrol dirimu dan ingin membunuh aku, maka aku akan memberikan nyawaku padamu. Ini tidak ada apa-apanya."

Yuliana Jian mengerutkan keningnya menatap Wirianto Leng: "tidak ada apa-apanya? Apakah kamu tahu bagaimana perasaanku?"

Yuliana Jian menangis menggelengkan kepalanya. Setelah beberapa saat, Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil tersenyum berkata: "sudahlah, karena kamu sudah berbicara seperti itu, maka aku akan menurutimu. Bawalah kemari masakan yang sudah selesai kamu masak, aku benar-benar merasa lapar."

Wirianto Leng tersenyum menganggukkan kepalanya begitu mendengar perkataan Yuliana Jian berkata: "baik, aku mulai masak sekarang."

Setelah selesai berbicara, Wirianto Leng membalikkan badan dan berjalan ke samping. Dalam waktu yang cepat, Wirianto Leng membawa semangkok bubur ke depan Yuliana Jian bertanya: "apakah ingin mencoba satu suap terlebih dahulu? Jika rasanya kurang enak, aku akan mengganti rasanya."

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya berkata: "tidak perlu mencobanya, aku pasti menyukai masakanmu."

Wirianto Leng tersenyum perlahan-lahan begitu mendengar perkataan Yuliana Jian, dia bergegas menaruh bubur dan lauk di depan Yuliana Jian. Yuliana Jian menatap bubur yang ada di depannya dan meminumnya dengan hati-hati, seperti sedang mencicipi sebuah kelezatan dan apabila dia melewatinya begitu saja, maka dia sudah tidak dapat menemukannya kembali.

Wirianto Leng menatap jari tangan Yuliana Jian sedang bergetar dan matanya yang terus mengerjap. Mungkin jika orang lain yang berada di posisi dia akan menganggap Yuliana Jian sebagai orang sakit. Tetapi bagi Wirianto Leng, wanita yang duduk di depannya saat ini adalah orang yang dicintai, biar pun berubah menjadi apa pun, dia juga pantas mencintai wanita itu.

Yuliana Jian menghabiskan bubur tersebut tanpa tersisa sedikit pun dan perlahan-lahan menaruh sendok sop dan tersenyum ke arah Wirianto Leng: "aku sudah selesai."

Mungkin karena Yuliana Jian baru saja makan. Wajah Yuliana Jian berwarna merah muda. Seperti bunga persik yang mekar di awal musim semi. Rasa dingin itu belum hilang. Bunga persik terbuka sangat tipis dan terlihat menyedihkan. Yuliana Jian seperti ini sekarang, dia seperti bunga persik tunggal yang terus-menerus bergoyang di musim semi yang dingin. Meskipun juga mekar, tetapi sangat lemah, dan semua orang tahu bahwa bunga persik semacam ini adalah sebuah penurunan. Bunga ini tidak akan bertahan hingga seluruh bunga beradu untuk bermekaran.

Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian dan mengambil tisu lalu menghapus sudut bibir Yuliana Jian berkata: "jika sudah kenyang, bagaimana jika aku membawamu ke lantai atas?"

Yuliana Jian menggelengkan kepala sambil tersenyum berkata: "tidak, gendong aku ke atas sofa."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia tersenyum dan menjulurkan tangannya ke arah Wirianto Leng. Dia memiringkan sedikit kepalanya dan tersenyum berkata kepada Wirianto Leng: "ayo gendong aku....."

Tiba-tiba Wirianto Leng tertegun menatap Yuliana Jian. Lalu bergegas menjulurkan tangan menggendong Yuliana Jian. Dia menggendong Yuliana Jian ke arah sofa. Yuliana Jian mengalungkan tangannya pada leher Wirianto Leng. Selama perjalanan, Yuliana Jian tidak melonggarkan sedikit pun kalungan tangannya. Setelah beberapa saat Yuliana Jian tersenyum kepada Wirianto Leng berkata: "kita sudah lama tidak.........."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya karena malu. Lalu berkata: "bagaimana jika kita melakukannya di sini?"

Wirianto Leng perlahan-lahan menganggukkan kepalanya setelah mendengar perkataan Yuliana Jian. Lalu dia mendekati ke arah Yuliana Jian dan mencium pelan bibir dia. Setelah lepas dari rasa malu yang tadi, Yuliana Jian mulai membalas ciuman Wirianto Leng dengan kasar. Tatapan Wirianto Leng semakin dipenuhi dengan rasa cinta. Wajah Yuliana Jian memerah, dan berusaha untuk masuk ke dalam pelukan Wirianto Leng. Hampir gila, kegilaan semacam ini tidak membangkitkan hasrat apa pun, melainkan membuat orang merasakan keputusasaan Yuliana Jian.

Meskipun dia bukan orang yang baik tetapi dia juga memiliki batas. Tetapi dalam seketika Yuliana Jian menyadari dirinya sudah berubah menjadi seorang iblis. Dia bahkan tidak dapat mengontrol gangguan iblis di hatinya. Yuliana Jian benar-benar takut dan benci pada dirinya. Dia takut akan melukai orang di sekitarnya dan melukai orang-orang tak berdosa.

Yuliana Jian melakukan hingga lelah, pada akhirnya dia terjatuh di atas tubuh Wirianto Leng. Yuliana Jian mengangkat tangannya memegang lengan Wirianto Leng sambil tersenyum berkata: "tahu tidak? Aku masih mengingat perasaan di saat aku hilang ingatan. Jika mengingatnya sekarang, aku merasa diriku seperti hidup kembali. Pada saat itu aku masih tidak mengingat hubungan kita berdua, tetapi aku sudah tertarik padamu, terus-menerus menilai bentuk tubuhmu, bersemu merah, dan terus memikirkan bagaimana jika aku terjadi sesuatu denganmu? Semakin dipikirkan, aku kembali mencemooh diriku, kembali merasa malu dan kembali berharap. Perasaanku kembali ke masa-masa di awal berjadian denganmu. Rasanya sangat menyenangkan ada saat itu, rasa malu itu begitu menyenangkan..."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia bersandar pada tubuh Wirianto Leng dan tersenyum. Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian dengan erat berkata: "saat ini kita juga sangat baik, rasa ini sangat menyenangkan dengan memelukmu seperti ini."

Yuliana Jian berkata: "oh, benarkah?"

Wirianto Leng mencium pelan Yuliana Jian dan pada telinga dia berkata: "benar-benar......Yuliana, aku cinta kamu........."

"Aku cinta kamu?" Yuliana Jian segera membesarkan matanya.

Tunggu ketika Yuliana Jian kembali sadar, dia terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya. Dia melihat pada perut Wirianto Leng tertancap sebuah pisau, sekelilingnya dipenuhi dengan darah. Yuliana Jian membesarkan matanya dan memundurkan langkahnya begitu melihat pemandangan ini: "apa yang terjadi? Apa yang sebenarnya telah terjadi? Pada akhirnya aku tetap menusuknya...........aku tidak dapat mengontrol diriku, aku........"

Yuliana Jian menutupi mulutnya sambil mengerutkan kening berkata: "aku adalah seorang iblis."

Wirianto Leng menutupi perutnya yang sedang terluka dan berbicara kepada Yuliana Jian sambil tersenyum: "Yuliana jangan takut, tidak apa-apa. Tusukanmu ini tidak dalam, kamu sudah berusaha kerasa untuk menghindari untuk membunuhku. Lagipula aku sudah tahu bom apa yang ditanam oleh August Leng di antara kita."

Yuliana Jian mengerutkan keningnya menatap Wirianto Leng berkata: "kamu sudah tahu?"

Wirianto Leng tertawa berkata: "iya aku sudah mengetahuinya. Hal itu sangat mudah, selama terus mempertahankan pengobatanmu, seharusnya kamu sudah dapat melepaskannya dengan cepat."

"Tetapi aku....." Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil mengerutkan keningnya dan menggeleng berkata: "tetapi aku sudah menusuk kamu."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan tersenyum berkata: "Yuliana bukan kamu yang melukai aku, kamu harus mengingat poin penting ini. Kamu tidak melukai siapa pun. Yang melukai siapa pun itu adalah August Leng. Apakah kamu sudah mengingatnya?"

Yuliana Jian mengigit bibirnya dan menatap lurus Wirianto Leng. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan melambaikan tangannya berkata: "ayo kemari bantu aku, saat ini aku sangat membutuhkan kamu. Jika kamu pergi, aku kemungkinan besar akan benar mati di pulau ini."

Yuliana Jian bergegas menutup mulutnya begitu mendengar perkataan Wirianto Leng. Yuliana Jian berjalan ke sana dan memapah Wirianto Leng. Wirianto Leng tersenyum melihat papahan Yuliana Jian. Dirinya bersandar pada pundak Yuliana Jian berkata: "bagus. Yuliana papah aku ke atas sofa, di lantai atas ada obat untuk pertolongan pertama. Kamu ambil barang tersebut ke mari untuk menjahit lukaku."

Yuliana Jian menggelengkan kepala dengan panik berkata: "aku tidak dapat melakukannya. Aku benar-benar tidak dapat melakukannya. Aku hanya bisa membunuh orang, aku hanya bisa mencelakai orang. Aku tidak bisa menolong orang.........."

Wirianto Leng memiringkan sedikit kepalanya dan menatap Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "ehm, jika kamu tidak bersedia juga tidak apa-apa. Biarkan aku mati karena kehabisan darah saja. Aku merasa mati di sisi dirimu juga suatu hal yang menyenangkan. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu merasa senang?"

Yuliana Jian bergegas menggelengkan kepalanya. Dia gemetar melihat darah Wirianto Leng yang terus mengucur keluar. Yuliana Jian menggelengkan kepala dengan kuat berkata: "aku tidak........aku tidak senang. Bagaimana mungkin aku merasa senang? Bagaimana mungkin aku senang karena kamu terluka............"

Wirianto Leng mengulas senyuman puas begitu mendengar perkataan Yuliana Jian berkata: "baik, kalau begitu aku serahkan nyawaku padamu. Di ponselku ada nomor telepon dokter, jika kamu tidak mengerti, kamu dapat menghubunginya. Setelah membereskan lukanya, kamu dapat menelepon dokter untuk datang kemari...."

Bibir Wirianto Leng memutih begitu selesai berbicara, dia menekan lukanya dan dengan lemah berkata: "aku sudah tidak bertenaga."

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng: "ponsel ada di sampingmu, mengapa kamu tidak meneleponnya sendiri? Mengapa meminta aku yang meneleponnya? Mengapa harus menunggu waktu selama ini?"

Wirianto Leng tersenyum berkata: "karena aku harus menemani kamu. Aku akan mengikutimu ke masa saja. Hanya kamu yang dapat menolong aku. Jika suatu hari nanti aku sudah tidak dapat menemukan kamu, maka nyawa ini juga sudah tidak memiliki arti."

Yuliana Jian bergegas melebarkan matanya begitu mendengar perkataan Wirianto Leng dan berkata: "gila.......mengapa Keluarga Leng dipenuhi dengan orang gila?"

Wirianto Leng menyipitkan matanya begitu mendengar perkataan Yuliana Jian berkata: "iya nih. Aku harap kedua anak kita tidak berubah menjadi anggota Keluarga Leng yang lain."

Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, tiba-tiba dia terjatuh di atas lantai. Yuliana Jian membesarkan matanya menatap darah Wirianto Leng. Dia ingin menolong Wirianto Leng tetapi dirinya seperti tidak dapat dikontrol, dia terus berada di kejauhan dan menatap Wirianto Leng seperti sedang menunggu sebuah darah Wirianto Leng mengalir keluar.

Suara serak August Leng terdengar di telinga Yuliana Jian: "ketika sedang membunuh orang, kamu harus menunggu hingga darahnya mengalir habis. Apakah kamu melihat ekspresi paniknya ketika darahnya sedang mengalir? Bagaimana? Cantik bukan? Ini adalah sebuah kesenian dalam membunuh orang. Rasanya sangat menyenangkan jika membunuh orang dengan pisau. Karena kita dapat melihat darah yang menciprat keluar.........apakah kamu tahu perasaan itu?"

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya berkata: "aku tidak tahu, aku tidak tahu perasaan itu......"

August Leng mendekati Yuliana Jian berkata: "jika kamu tidak tahu, maka kamu yang akan mati. Kamu tahu aku memperlakukan kamu berbeda dari orang lain, aku akan menjadikan kamu spesimen, spesimen yang cantik, bagaimana dengan itu? Apa kamu senang? Apakah kamu merasa sangat bahagia, sangat bahagia ... Aku juga sangat bahagia, setiap malam aku akan menyentuh spesimen kamu dan tertidur, meskipun ketika kamu masih hidup, kamu lebih menyukai Wirianto Leng, tetapi setelah kamu mati, kamu hanya bisa bersamaku selamanya! "

Yuliana Jian menahan kepalanya dengan kuat dan memundurkan langkahnya sambil terhuyung-huyung berkata: "tidak......tidak........ini tidak benar, ini tidak benar....."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian yang dalam keadaan kacau dan tersenyum berkata: "Yuliana, aku cinta kamu."

Ini merupakan ucapan terakhir Wirianto Leng. Setelah itu dia sudah tidak sadarkan diri.

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu