Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 309 Sisi Gila Dia
Wirianto Leng berjongkok di depan Yuliana Jian bertanya: "ada yang tidak enak?"
Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan bergegas menggelengkan kepalanya berkata: "tidak..........tidak ada yang tidak enak, aku sangat baik hingga tidak perlu berkonsultasi ke psikolog."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia menarik nafas dengan dalam lalu mengerutkan keningnya: "aku hanya merasa lapar, benar-benar lapar.................aku seperti sudah tidak makan dalam waktu yang panjang."
Wirianto Leng melihat sekilas ke arah Yuliana Jian. Lalu segera berdiri dan berjalan ke samping meja makan. Dia sambil tersenyum sambil mengikat celemek berkata: "jika sudah lapar, aku akan memasaknya untukmu."
Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, dia mengambil pisau dan mengeluarkan sepotong daging dari dalam kulkas. Lalu tersenyum ke arah Yuliana Jian bertanya: "bagaimana jika makan bubur ayam?"
Wirianto Leng dengan jelas melihat tatapan Yuliana Jian ada mata pisau yang berada di tangannya. Lalu dia perlahan-lahan menganggukkan kepalanya berkata: "baiklah, jika menurutmu baik."
Wirianto Leng dengap gesit memotonng daging menjadi sepotong-potong. Tiba-tiba Yuliana Jian mendorong kursi roda dan menghampiri Wirianto Leng. Dia dengan pelan berkata: "apakah aku boleh membantumu?"
Wirianto Leng menolehkan kepalanya secara perlahan-lahan dan melihat Yuliana Jian. Wirianto Leng mengerutkan sedikit keningnya lalu dengan cepat menghilangkan kerutannya dan tersenyum ke arah Yuliana Jian berkata: "boleh, terima kasih atas ketersediaan kamu untuk membantu aku. Aku memasak bubur, kamu potonglah daging dengan benar."
Yuliana Jian menganggukkan kepalanya. Wirianto Leng sambil tersenyum pun meletakkan pisau di atas meja. Lalu memposisikan kursi roda Yuliana Jian dengan ketinggian yang tepat.
Begitu Yuliana Jian melihat meja di depannya di turunkan, dia bergegas mengadahkan kepala menatap Wirianto Leng. Wirianto Leng merasa tatapan Yuliana Jian sangat berbeda dengan dirinya yang dulu, dapat dikatakan sebagai seperti seseorang yang berbeda. Tetapi Wirianto Leng hanya tertegun sejenak lalu bergegas mengangkat tangannya mengusap kepala Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "kalau begitu kerjakan pekerjaanmu dengan baik."
Yuliana Jian menganggukkan kepalanya, Wirianto Leng melihat Yuliana Jian dengan mata disipitkan sambil tersenyum berkata: "aku pergi memasak bubur ya."
Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, dia mulai memasak bubur. Dia sambil bekerja, dia sambil memantau Yuliana Jian. Dia melihat Yuliana Jian sedang memotong daging dengan gesit. Yuliana Jian yang dulu tidak ahli dalam menggunakan pisau, dia sama sekali tidak tahu mengenai dapur. Tetapi dirinya yang sekarang bisa memotong dengan gesit. Wirianto Leng tentu sudah tahu darimana dia mendapatkan keahlian tersebut.
Saat August Leng menculik Yuliana Jian, dia tidak berhenti memaksa dia untuk membunuh orang dan juga terus memaksa dia untuk membereskan mayat. Wirianto Leng pernah melihat sebuah video di kantor polisi bagaimana cara Yuliana Jian membereskan mayat. Semuanya dilakukan dengan gesit, hanya saja sekarang Yuliana Jian sedang memotong daging ayam.
Wirianto Leng menggertakkan giginya. Dia sudah melakukan persiapan sejak awal, jika tidak dia tidak mungkin membuat keputusan terburuk, mengatur kehidupan kedua anak mereka barulah datang menemani Yuliana Jian. Wirianto Leng mendengar Yuliana Jian menghentikan potongannya, mendengar Yuliana Jian sedang mendorong kursi rodanya ke arah dia. Wirianto Leng tidak menghindari melainkan masih mengaduk bubur dengan pelan.
Wirianto Leng merasa Yuliana Jian sudah berada di belakangnya. Yuliana Jian baru berhenti. Pisau di tangan dia semakin mendekat ke arah Wirianto Leng. Sangat dekat hingga Yuliana Jian dapat merasakan rasa dingin dari pisau tersebut.
"Aku sudah selesai." Yuliana Jian tiba-tiba berbicara, suaranya bergetar.
Wirianto Leng perlahan-lahan membalikkan badannya dan mengambil pisau tersebut sambil tersenyum berkata: "kamu melakukannya dengan baik. Yuliana, terima kasih."
Yuliana Jian mengerjapkan matanya dengan kencang lalu mengadahkan kepala menatap Wirianto Leng dengan mata memerah berkata: "mengapa harus membuat aku mengingat ini semua? Apakah tidak baik jika aku hilang ingatan? Dengan melupakan segalanya, aku dapat melindungi kalian. Yuliana Jian yang kehilangan ingatannya begitu imut, begitu membuat orang-orang menyukainya. Dia tidak tahu apa pun, dia begitu bersih. Mengapa membuatnya kembali mengingatnya? Aku tahu seperti apa Yuliana Jian yang kamu cari. Tetapi kamu akan kecewa, aku sudah tidak dapat kembali seperti dulu selamanya. Aku yang sekarang........"
Yuliana Jian menunduk menatap tangannya dengan bergetar berkata: "aku yang sekarang.....bahkan sudah tidak dapat disebut sebagai manusia. Bagaimana mungkin aku masih bisa kembali ke diriku yang dulu? Aku melakukan banyak kesalahan, aku membunuh begitu banyak..........."
"Yuliana...." Wirianto Leng tiba-tiba memotong pembicaraan Yuliana Jian. Lalu jongkok di depan Yuliana Jian sambil memegang tangan dia berkata: "Yuliana jangan berpikir terlalu banyak ya. Bagaimana jika kita makan terlebih dahulu? Saat ini kamu terlalu lemah yang dapat mempengaruhi keadaan psikis kamu, membuat kamu menjadi frustasi. Keadaanmu mungkin saja akan membaik setelah makan."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan berteriak: "Wirianto Leng apakah kamu masih tidak mengerti? August Leng tidak berbaik hati, dia tidak mungkin mengorbankan nyawanya begitu saja. Aku membunuh dia karena dikontrol oleh dia. Dia hanya berucap satu kalimat saja sudah dapat membuat aku untuk membunuh orang! Apakah kamu mengerti, dia berbuat seperti ini dan membiarkan aku kembali ke sisimu untuk agar aku dapat membunuhmu. Pasti ada sesuatu yang dapat membuat aku membunuh kamu. Barang ini pasti ada di antara kita yang dapat membuat aku membunuhmu kapan saja. Jika tidak, August Leng tidak mungkin berbuat seperti itu. Di antara kita terdapat bom waktu yang dapat meledak kapan saja. Dia pernah mengatakan aku harus menemani dia selamanya, dia pasti tidak akan ingkar janji. Aku tidak dapat mengontrol diriku sendiri. Tadi ketika aku sedang memotong ayam, isi pikiranku dipenuhi dengan daging manusia. Aku sudah tidak tertolong, seharunya aku dikurung selamanya di dalam penjara. Kalian bukan menyelamatkan seorang Yuliana Jian, melainkan seorang iblis!"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan tersenyum: "aku pernah mengatakan aku akan terus menemanimu, aku tidak akan ingkar janji. Yuliana ayo makan terlebih dahulu."
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng berkata: "kamu pasti akan menyesal."
Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "aku tidak akan menyesal, jika suatu hari nanti kamu sudah tidak dapat mengontrol dirimu dan ingin membunuh aku, maka aku akan memberikan nyawaku padamu. Ini tidak ada apa-apanya."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya menatap Wirianto Leng: "tidak ada apa-apanya? Apakah kamu tahu bagaimana perasaanku?"
Yuliana Jian menangis menggelengkan kepalanya. Setelah beberapa saat, Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil tersenyum berkata: "sudahlah, karena kamu sudah berbicara seperti itu, maka aku akan menurutimu. Bawalah kemari masakan yang sudah selesai kamu masak, aku benar-benar merasa lapar."
Wirianto Leng tersenyum menganggukkan kepalanya begitu mendengar perkataan Yuliana Jian berkata: "baik, aku mulai masak sekarang."
Setelah selesai berbicara, Wirianto Leng membalikkan badan dan berjalan ke samping. Dalam waktu yang cepat, Wirianto Leng membawa semangkok bubur ke depan Yuliana Jian bertanya: "apakah ingin mencoba satu suap terlebih dahulu? Jika rasanya kurang enak, aku akan mengganti rasanya."
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya berkata: "tidak perlu mencobanya, aku pasti menyukai masakanmu."
Wirianto Leng tersenyum perlahan-lahan begitu mendengar perkataan Yuliana Jian, dia bergegas menaruh bubur dan lauk di depan Yuliana Jian. Yuliana Jian menatap bubur yang ada di depannya dan meminumnya dengan hati-hati, seperti sedang mencicipi sebuah kelezatan dan apabila dia melewatinya begitu saja, maka dia sudah tidak dapat menemukannya kembali.
Wirianto Leng menatap jari tangan Yuliana Jian sedang bergetar dan matanya yang terus mengerjap. Mungkin jika orang lain yang berada di posisi dia akan menganggap Yuliana Jian sebagai orang sakit. Tetapi bagi Wirianto Leng, wanita yang duduk di depannya saat ini adalah orang yang dicintai, biar pun berubah menjadi apa pun, dia juga pantas mencintai wanita itu.
Yuliana Jian menghabiskan bubur tersebut tanpa tersisa sedikit pun dan perlahan-lahan menaruh sendok sop dan tersenyum ke arah Wirianto Leng: "aku sudah selesai."
Mungkin karena Yuliana Jian baru saja makan. Wajah Yuliana Jian berwarna merah muda. Seperti bunga persik yang mekar di awal musim semi. Rasa dingin itu belum hilang. Bunga persik terbuka sangat tipis dan terlihat menyedihkan. Yuliana Jian seperti ini sekarang, dia seperti bunga persik tunggal yang terus-menerus bergoyang di musim semi yang dingin. Meskipun juga mekar, tetapi sangat lemah, dan semua orang tahu bahwa bunga persik semacam ini adalah sebuah penurunan. Bunga ini tidak akan bertahan hingga seluruh bunga beradu untuk bermekaran.
Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian dan mengambil tisu lalu menghapus sudut bibir Yuliana Jian berkata: "jika sudah kenyang, bagaimana jika aku membawamu ke lantai atas?"
Yuliana Jian menggelengkan kepala sambil tersenyum berkata: "tidak, gendong aku ke atas sofa."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia tersenyum dan menjulurkan tangannya ke arah Wirianto Leng. Dia memiringkan sedikit kepalanya dan tersenyum berkata kepada Wirianto Leng: "ayo gendong aku....."
Tiba-tiba Wirianto Leng tertegun menatap Yuliana Jian. Lalu bergegas menjulurkan tangan menggendong Yuliana Jian. Dia menggendong Yuliana Jian ke arah sofa. Yuliana Jian mengalungkan tangannya pada leher Wirianto Leng. Selama perjalanan, Yuliana Jian tidak melonggarkan sedikit pun kalungan tangannya. Setelah beberapa saat Yuliana Jian tersenyum kepada Wirianto Leng berkata: "kita sudah lama tidak.........."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya karena malu. Lalu berkata: "bagaimana jika kita melakukannya di sini?"
Wirianto Leng perlahan-lahan menganggukkan kepalanya setelah mendengar perkataan Yuliana Jian. Lalu dia mendekati ke arah Yuliana Jian dan mencium pelan bibir dia. Setelah lepas dari rasa malu yang tadi, Yuliana Jian mulai membalas ciuman Wirianto Leng dengan kasar. Tatapan Wirianto Leng semakin dipenuhi dengan rasa cinta. Wajah Yuliana Jian memerah, dan berusaha untuk masuk ke dalam pelukan Wirianto Leng. Hampir gila, kegilaan semacam ini tidak membangkitkan hasrat apa pun, melainkan membuat orang merasakan keputusasaan Yuliana Jian.
Meskipun dia bukan orang yang baik tetapi dia juga memiliki batas. Tetapi dalam seketika Yuliana Jian menyadari dirinya sudah berubah menjadi seorang iblis. Dia bahkan tidak dapat mengontrol gangguan iblis di hatinya. Yuliana Jian benar-benar takut dan benci pada dirinya. Dia takut akan melukai orang di sekitarnya dan melukai orang-orang tak berdosa.
Yuliana Jian melakukan hingga lelah, pada akhirnya dia terjatuh di atas tubuh Wirianto Leng. Yuliana Jian mengangkat tangannya memegang lengan Wirianto Leng sambil tersenyum berkata: "tahu tidak? Aku masih mengingat perasaan di saat aku hilang ingatan. Jika mengingatnya sekarang, aku merasa diriku seperti hidup kembali. Pada saat itu aku masih tidak mengingat hubungan kita berdua, tetapi aku sudah tertarik padamu, terus-menerus menilai bentuk tubuhmu, bersemu merah, dan terus memikirkan bagaimana jika aku terjadi sesuatu denganmu? Semakin dipikirkan, aku kembali mencemooh diriku, kembali merasa malu dan kembali berharap. Perasaanku kembali ke masa-masa di awal berjadian denganmu. Rasanya sangat menyenangkan ada saat itu, rasa malu itu begitu menyenangkan..."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia bersandar pada tubuh Wirianto Leng dan tersenyum. Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian dengan erat berkata: "saat ini kita juga sangat baik, rasa ini sangat menyenangkan dengan memelukmu seperti ini."
Yuliana Jian berkata: "oh, benarkah?"
Wirianto Leng mencium pelan Yuliana Jian dan pada telinga dia berkata: "benar-benar......Yuliana, aku cinta kamu........."
"Aku cinta kamu?" Yuliana Jian segera membesarkan matanya.
Tunggu ketika Yuliana Jian kembali sadar, dia terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya. Dia melihat pada perut Wirianto Leng tertancap sebuah pisau, sekelilingnya dipenuhi dengan darah. Yuliana Jian membesarkan matanya dan memundurkan langkahnya begitu melihat pemandangan ini: "apa yang terjadi? Apa yang sebenarnya telah terjadi? Pada akhirnya aku tetap menusuknya...........aku tidak dapat mengontrol diriku, aku........"
Yuliana Jian menutupi mulutnya sambil mengerutkan kening berkata: "aku adalah seorang iblis."
Wirianto Leng menutupi perutnya yang sedang terluka dan berbicara kepada Yuliana Jian sambil tersenyum: "Yuliana jangan takut, tidak apa-apa. Tusukanmu ini tidak dalam, kamu sudah berusaha kerasa untuk menghindari untuk membunuhku. Lagipula aku sudah tahu bom apa yang ditanam oleh August Leng di antara kita."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya menatap Wirianto Leng berkata: "kamu sudah tahu?"
Wirianto Leng tertawa berkata: "iya aku sudah mengetahuinya. Hal itu sangat mudah, selama terus mempertahankan pengobatanmu, seharusnya kamu sudah dapat melepaskannya dengan cepat."
"Tetapi aku....." Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil mengerutkan keningnya dan menggeleng berkata: "tetapi aku sudah menusuk kamu."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan tersenyum berkata: "Yuliana bukan kamu yang melukai aku, kamu harus mengingat poin penting ini. Kamu tidak melukai siapa pun. Yang melukai siapa pun itu adalah August Leng. Apakah kamu sudah mengingatnya?"
Yuliana Jian mengigit bibirnya dan menatap lurus Wirianto Leng. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan melambaikan tangannya berkata: "ayo kemari bantu aku, saat ini aku sangat membutuhkan kamu. Jika kamu pergi, aku kemungkinan besar akan benar mati di pulau ini."
Yuliana Jian bergegas menutup mulutnya begitu mendengar perkataan Wirianto Leng. Yuliana Jian berjalan ke sana dan memapah Wirianto Leng. Wirianto Leng tersenyum melihat papahan Yuliana Jian. Dirinya bersandar pada pundak Yuliana Jian berkata: "bagus. Yuliana papah aku ke atas sofa, di lantai atas ada obat untuk pertolongan pertama. Kamu ambil barang tersebut ke mari untuk menjahit lukaku."
Yuliana Jian menggelengkan kepala dengan panik berkata: "aku tidak dapat melakukannya. Aku benar-benar tidak dapat melakukannya. Aku hanya bisa membunuh orang, aku hanya bisa mencelakai orang. Aku tidak bisa menolong orang.........."
Wirianto Leng memiringkan sedikit kepalanya dan menatap Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "ehm, jika kamu tidak bersedia juga tidak apa-apa. Biarkan aku mati karena kehabisan darah saja. Aku merasa mati di sisi dirimu juga suatu hal yang menyenangkan. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu merasa senang?"
Yuliana Jian bergegas menggelengkan kepalanya. Dia gemetar melihat darah Wirianto Leng yang terus mengucur keluar. Yuliana Jian menggelengkan kepala dengan kuat berkata: "aku tidak........aku tidak senang. Bagaimana mungkin aku merasa senang? Bagaimana mungkin aku senang karena kamu terluka............"
Wirianto Leng mengulas senyuman puas begitu mendengar perkataan Yuliana Jian berkata: "baik, kalau begitu aku serahkan nyawaku padamu. Di ponselku ada nomor telepon dokter, jika kamu tidak mengerti, kamu dapat menghubunginya. Setelah membereskan lukanya, kamu dapat menelepon dokter untuk datang kemari...."
Bibir Wirianto Leng memutih begitu selesai berbicara, dia menekan lukanya dan dengan lemah berkata: "aku sudah tidak bertenaga."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng: "ponsel ada di sampingmu, mengapa kamu tidak meneleponnya sendiri? Mengapa meminta aku yang meneleponnya? Mengapa harus menunggu waktu selama ini?"
Wirianto Leng tersenyum berkata: "karena aku harus menemani kamu. Aku akan mengikutimu ke masa saja. Hanya kamu yang dapat menolong aku. Jika suatu hari nanti aku sudah tidak dapat menemukan kamu, maka nyawa ini juga sudah tidak memiliki arti."
Yuliana Jian bergegas melebarkan matanya begitu mendengar perkataan Wirianto Leng dan berkata: "gila.......mengapa Keluarga Leng dipenuhi dengan orang gila?"
Wirianto Leng menyipitkan matanya begitu mendengar perkataan Yuliana Jian berkata: "iya nih. Aku harap kedua anak kita tidak berubah menjadi anggota Keluarga Leng yang lain."
Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, tiba-tiba dia terjatuh di atas lantai. Yuliana Jian membesarkan matanya menatap darah Wirianto Leng. Dia ingin menolong Wirianto Leng tetapi dirinya seperti tidak dapat dikontrol, dia terus berada di kejauhan dan menatap Wirianto Leng seperti sedang menunggu sebuah darah Wirianto Leng mengalir keluar.
Suara serak August Leng terdengar di telinga Yuliana Jian: "ketika sedang membunuh orang, kamu harus menunggu hingga darahnya mengalir habis. Apakah kamu melihat ekspresi paniknya ketika darahnya sedang mengalir? Bagaimana? Cantik bukan? Ini adalah sebuah kesenian dalam membunuh orang. Rasanya sangat menyenangkan jika membunuh orang dengan pisau. Karena kita dapat melihat darah yang menciprat keluar.........apakah kamu tahu perasaan itu?"
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya berkata: "aku tidak tahu, aku tidak tahu perasaan itu......"
August Leng mendekati Yuliana Jian berkata: "jika kamu tidak tahu, maka kamu yang akan mati. Kamu tahu aku memperlakukan kamu berbeda dari orang lain, aku akan menjadikan kamu spesimen, spesimen yang cantik, bagaimana dengan itu? Apa kamu senang? Apakah kamu merasa sangat bahagia, sangat bahagia ... Aku juga sangat bahagia, setiap malam aku akan menyentuh spesimen kamu dan tertidur, meskipun ketika kamu masih hidup, kamu lebih menyukai Wirianto Leng, tetapi setelah kamu mati, kamu hanya bisa bersamaku selamanya! "
Yuliana Jian menahan kepalanya dengan kuat dan memundurkan langkahnya sambil terhuyung-huyung berkata: "tidak......tidak........ini tidak benar, ini tidak benar....."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian yang dalam keadaan kacau dan tersenyum berkata: "Yuliana, aku cinta kamu."
Ini merupakan ucapan terakhir Wirianto Leng. Setelah itu dia sudah tidak sadarkan diri.
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraCinta Yang Terlarang
MinnieCinta Yang Berpaling
NajokurataBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesMy Cute Wife
DessyPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeDemanding Husband
MarshallCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia