Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 117 Percayalah Padaku

“Masih……masih hidup?” Yuliana Jian berkata dengan pelan:”Bagaimana mungkin? Aku menembak di dadanya, apakah dia berpura-pura mati? Dia sengaja, semua rencana dia.”

Yuliana Jian menyeka air matanya dan melihat Wirianto Yang, berusaha untuk menenangkan hati, berkata dengan gemetar:”Wirianto, aku cerita padamu……tetapi di sini sangat tidak leluasa, bisakah jamin aku keluar dulu, aku bicara denganmu secara pribadi? Ada banyak hal yang ingin aku jelaskan padamu. Aku benaran dijebak, aku tidak bunuh orang, juga tidak mengkhianatimu.”

Wirianto Leng mengeluarkan handphone, menghidupkan sebuah audio, Yuliana Jian mendengar percakapan dari handphone Wirianto Leng.

“Wirianto Leng bukanlah pria yang gampang dihadapi.” Ini adalah suara August Leng.

“Aku juga tidak tahu, aku pikir……aku sekarang adalah orang terdekat dengannya, mungkin aku bisa memberikan racun, ataupun membunuhnya dengan pisau.” Ini adalah suara Yuliana Jian.

Yuliana Jian masih ingat, ini dia lakukan ketika sengaja mendekati August Leng setelah mengetahui Wirianto Leng bukanlah pembunuh ayahnya. Yuliana Jian mengerdipkan mata dengan cepat, menutup mulutnya sendiri, menggelengkan kepala berkata:”Bukan seperti yang terdengar di rekaman, semuanya ada alasannya.”

Wirianto Leng melihat Yuliana Jian, mengernyitkan dahi berkata:”Aku sudah suruh orang periksa, rekaman ini memang suara kamu dan August Leng dan sama sekali tidak diedit. August bilang kamu pernah mencarinya untuk bekerjasama menghadapiku, tetapi ditolak olehnya, saat itu dia merekam audio ini.”

Wirianto Leng dengan mata merah melihat Yuliana Jian, berkata dengan rendah:”Yuliana Jian, aku yang telah aku lakukan hingga kamu membenciku sedemikian rupa? Membuatmu ingin membunuhku?”

Yuliana Jian menarik nafas panjang, menangis berkata:”Aku tidak jelaskan sebelumnya padamu, ini salahku. Tetapi sungguh tidak seperti yang kamu lihat, baiklah, walaupun ceritakan di sini akan terdengar oleh orang lain, aku juga bersedia menceritakan semuanya. Kematian ayahku sebenarnya adalah perencanaan dari August Leng, August Leng mencari seorang pria yang sangat mirip denganmu, sengaja mengambil foto pria itu bersama ayahku di lokasi dia terbunuh, agar aku beranggapan kamulah yang membunuh ayahku. Karena sebelumnya August Leng tiada henti menunjukkan padaku bahwa kamu akan memiliki keinginan besar untuk menguasai orang yang kamu cintai, kamu tidak mengijinkan aku memiliki orang penting yang lain, sehingga kamu memiliki alasan untuk membunuh ayahku……”

Yuliana Jian menyeka air mata dengan kencang, memaksakan diri untuk tenang, dia harus berusaha untuk menjelaskan segalanya kepada Wirianto Leng, dia tidak boleh membiarkan Wirianto Leng salah paham padanya. Yuliana Jian tersedak berkata:”Saat itu aku juga curiga padamu, sehingga aku bisa paham saat ini kamu curiga padaku, ini sangat wajar. Aku waktu itu mengetahui kamu membunuh ayahku, aku sama sekali tidak tahu harus berbuat apa, tidak berani bertanya padamu, tidak berani memberitahumu, aku hanya bisa menyelidikinya sendiri. Ketika aku menyadari walaupun pria di dalam foto mirip denganmu, tetapi bukan kamu, aku sangat senang, aku lanjutkan penyelidikkan.”

“Saat itu jiwamu sangat tidak stabil, aku sungguh tidak tahu harus memberitahumu atau tidak. Maaf, waktu itu aku juga terlalu kacau, aku tidak seharusnya menyembunyikan masalah ini, aku seharusnya mencarimu untuk menjelaskan dan berdiskusi denganmu. Jika tidak, takkan terjadi kesalahpahaman seperti hari ini……sekarang terjadi masalah seperti ini, semua salahku, aku terlalu mengangap remeh semuanya, aku tidak tahu persaingan keluarga Leng sekejam ini, aku sungguh tidak tahu akan ada trik dan rencana sebanyak ini. Aku terlalu sederhana memikirkan hal ini, aku juga terlalu percaya diri.”

Yuliana Jian menyeka air mata melihat Wirianto Leng dengan tegang, dia melihat wajah Wirianto Leng dingin, pandangannya kepadanya bagaikan sedang melihat badut yang sedang berusaha untuk berakting.

Yuliana Jian dingin hatinya, mendadak dia tidak memiliki keberanian untuk melanjutkan cerita, dia takut Wirianto Leng tetap tidak mempercayainya walaupun sudah dijelaskan. Tetapi jika tidak dijelaskan, akan semakin membuat Wirianto Leng tidak memiliki kesempatan untuk mempercayainya.

Yuliana Jian mengucek matanya dengan tersedu-sedu, berusaha menenangkan diri:’Kemudian aku sengaja bersikap seolah-olah masih percaya kamu adalah pembunuhnya, aku harus memancing pembunuhnya, aku tidak beritahu kamu, salah satu alasannya adalah takut kamu tidak akan setuju jika aku memberitahumu. Jika ada seseorang yang sangat mirip denganmu yang bersembunyi di tempat tidak terlihat, kamu pasti tidak akan aman. Aku ingin menjadikan diri sebagai umpan, membawa foto untuk diperiksa, ternyata August Leng muncul, aku segera tahu orang yang bisa muncul secepat ini di hadapanku pastilah orang yang merencanakan ini semua. Aku berpura-pura masih beranggapan kamu adalah pembunuhnya, membongkar rencana August Leng, bahkan menemukan orang yang sangat mirip denganmu itu kemungkinan besar adalah kakak kembarmu, dia tidak mati……bahkan dia kehilangan 1 tangan.”

“He…..” Mata Wirianto Leng merah, tersenyum dingin:”Kakakku sudah meninggal ketika dia masih kecil. Aku terus menunggu, menunggumu mengucapkan perkataan yang bisa membuatku percaya, tetapi akhirnya hanya cerita konyol? Berapa lama kamu pikirkan, bisa terpikirkan cerita ini? Baiklah, Kamu bilang ada sebuah foto, dimana? Apakah ada yang pernah lihat?”

“Aku tidak ada, kamu bukankah…..” Yuliana Jian memelototi Wirianto Leng, mendadak terdiam.

Perkataan ‘Kamu bukankah pernah lihat?’ tidak jadi diucapkan Yuliana Jian, tidak pernah ada orang yang tahu Wirianto Leng pernah melihat foto itu. Tetapi Yuliana Jian tahu, bahkan Wirianto Leng sengaja melipat ujungnya foto. Jika Wirianto Leng pernah melihat fotoya, bagaimana mungkin tidak tahu kakak kembarnya masih hidup, dia seharusnya menyadarinya lebih awal darinya.

Itu adalah kakak kembarnya, adakah orang yang mengenalnya lebih jelas daripadanya?

Yuliana Jian memelototi Wirianto Leng, dia berusaha mencari tanda rahasia dari wajah Wirianto Leng yang memberitahunya bahwa Wirianto Leng memahami semuanya, sekarang bersikap tidak percaya hanyalah demi sandiwara. Tetapi Yuliana Jian tidak melihat apapun, dia menundukkan kepala merapatkan ujung bibir, hatinya mengambil keputusan untuk mempercayai Wirianto Leng, percaya Wirianto Leng tidak akan semudah itu mencurigainya, percaya Wirianto Leng tidak akan mudah tergelabui oleh muslihat sesederhana ini.

Mungkin Wirianto Leng memiliki alasan yang membuatnya harus tidak mempercayainya dan berpisah darinya, membuat Wirianto Leng terpaksa memilih untuk mengikuti perencanaan seseorang. Jika Wirianto Leng memang ingin bertindak tidak mempercayainya, ingin putus dengannya, maka dia akan bekerjasama dengan Wirianto Leng untuk memainkan drama ini.

Yuliana Jian menarik nafas panjang, lanjut menangis berkata:”Bukankah kamu mengatakan mencintaiku? Apakah ini termasuk cinta? Begitu mudah curiga, cinta apa ini? Bukankah orang yang mencintai akan saling mempercayai?”

Wirianto Leng mengerdipkan matanya dengan pelan, Yuliana Jian tidak tahu apakah dia salah lihat, dia merasa pandangan Wirianto Leng tidak begitu dingin lagi. Suara Wirianto Leng tetap dingin:”Bukankah kamu pernah mencurigaiku? Kamu pernah bilang sangat mempercayaiku, tetapi walaupun kamu berkata jujur, bukankah kamu juga curiga padaku hanya karena sebuah foto? Kamu yang seperti ini mana pantas mengatakan orang yang mencintai harus saling mempercayai?”

Yuliana Jian menundukkan kepala, berteriak dengan pelan:”Mengapa kamu tidak percaya padaku? Mengapa tidak percaya? Aku benaran tidak membunuh A, aku juga tidak mengkhianatimu, August Leng mengurungku. Aku kabur dengan susah payah, tetapi kamu mencurigaiku begitu saja? Demi bukti yang tidak berarti itu?”

Yuliana Jian mendadak mengangkat kepala melihat Wirianto Leng, menangis berkata:”Kamu lihat aku, lihat mataku, apakah kamu sungguh tidak mempercayaiku?”

“Kepercayaan?” Wirianto Leng mengernyitkan dahi melihat Yuliana Jian, dengan nada berat berkata:”Juga harus diberikan kepada orang yang pantas.”

Wirianto Leng tidak berani melihat Yuliana Jian lebih lama, segera berdiri, berkata dengan pelan:”Walaupun August Leng masih berminat padamu, terus berusaha melindungimu, nenek juga mengatakan tidak baik ribut besar, tetapi aku tidak mengijinkan orang lain mengkhianatiku. Yuliana Jian, lebih baik kamu mengakui saja, lalu masuk penjara dengan tenang, semakin berontak akan semakin sengsara.”

Selesai berkata Wirianto Leng langsung keluar dari ruang interogasi. Yuliana Jian memejamkan mata dengan kuat, dia yakin Wirianto Leng sengaja berpura-pura tidak percaya padanya. Yuliana Jian yakin bukan Wirianto Leng yang menjebaknya sekarang, Wirianto Leng hanya sekalian bersandiwara setelah mengetahui kebenarannya. Tetapi apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh Wirianto Leng? Mengapa ternyata rela mengantarnya ke penjara? Membiarkannya memikul nama sebagai pembunuh?

Yuliana Jian sekarang masih belum memahami apa yang sebenarnya terjadi, tetapi Yuliana Jian rela mempercayai Wirianto Leng, percaya dia mengambil keputusan ini dengan sulit juga, tujuannya juga pasti demi melindunginya.

Yuliana Jian hanya sangat mengkhawatirkan Wirianto Leng, jika kondisi sekarang membahayakan hingga hubungan keduanya harus dihancurkan, baru bisa melindungi keselamatannya. Betapa bahayanya Wirianto Leng sekarang, hal yang akan dia lakukan juga sangat berbahaya. Yuliana Jian yang dulu akan menasehati Wirianto Leng, agar dia menemani di sisinya. Tetapi setelah Yuliana Jian melewati perebutan antar keluarga Leng, Yuliana Jian menyadari dirinya tidak mampu bersaing dengan mereka, keberadaannya di sisi Wirianto Leng mungkin hanya akan menyusahkan Wirianto Leng.

Jika tidak bisa membantunya, maka harus melindungi diri sendiri dengan baik, bersembunyi di satu sudut, menunggu kepulangan Wirianto Leng setelah menang dalam pertempuran.

Ketika polisi masuk kembali, Yuliana Jian baru membuka matanya, meliihat polisi tanpa energi.

Polisi berkata dingin:”Bagaimana? Orang juga sudah temui. Komisaris Leng bisa meluangkan waktu melihatmu sudah termasuk memberi muka padamu, akuilah kesalahan yang harus diakui.”

Yuliana Jian bagaikan kesurupan mengangkat kelapa melihat polisi, berteriak kencang:”Baik, aku akui, aku yang bunuh. Semuanya adalah perbuatanku, jika dia tidak mempercayaiku maka aku tidak perlu bertahan. Kalian masih ada kejahatan apa, semuanya berikan padaku! Masih ada kasus pembunuhan dan perampokan apa, semuakan berikan padaku! Aku akui semuanya, bisakan!”

Wirianto Leng, aku Yuliana Jian akan mempergunakan seluruh sisa hidupku untuk membuktikan kepercayaanku padamu, ini adalah keputusan teryakin dalam hidupku. Sedangkan mencintaimu adalah hal paling beruntung dalam hidupku.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu