Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 184 Apakah Kalungmu
Melly Jian dengan cepat langsung tertidur, tetapi Yuliana Jian tetap tidak bisa tidur, dia memeluk Melly Jian, menutup matanya, berusaha mengingat wajah Wirianto Leng, tetapi semakin mencoba mengingatnya, wajah Wirianto Leng semakin kabur.
Yuliana Jian terakhir kali melihat Wirianto Leng di televisi, itu adalah satu tahun yang lalu ketika Wirianto Leng mengumumkan pembubaran MTH Company, lalu walaupun ada beberapa kali berita mengenai keluarga Leng, tetapi tidak pernah menampilkan wajah Wirianto Leng.
Samar-samar teringat, saat itu wajah Wirianto Leng pucat, tetapi masih sangat tampan....
Yuliana Jian memikirkannya, menutup mata lalu tertidur.
Ketika langit terang di hari kedua, Yuliana Jian melihat Melly Jian masih tertidur, sehingga dia tidak terburu-buru membangunkannya, dia bangkit berdiri mengenakan pakaian, dan meninggalkan memo kepada Melly Jian, lalu Yuliana Jian menyusuri jalan kemarin mencari kalung tersebut.
Yuliana Jian mencari sangat lama, tetapi tidak menemukan kalung tersebut, melihat waktu sudah lewat cukup lama, karena khawatir Melly Jian bangun dan tidak menemukan siapapun, dan juga Melly Jian masih harus pergi sekolah. Yuliana Jian menghelakan napas, dan tidak mencari lagi, dia memutar tubuhnya dan akan kembali.
Pada saat berjalan hingga ke pintu gerbang rumah, Yuliana Jian melihat seseorang mengenakan kaos hitam, celana jeans, seorang pria muda membelakanginya, dia berdiri di depan pintu rumahnya. Yuliana Jian langsung menjadi waspada, sambil menyentuh alaram darurat yang di bawanya, sambil bertanya dengan dingin: "apa yang sedang kamu lakukan?"
Asalkan alaram darurat yang di bawa Yuliana Jian ini di tekan, maka akan langsung terhubung dengan para bodyguard yang menjaga mereka agar mereka segera datang.
Pria muda itu membalikan kepala, menunjukan wajahnya yang tampan, ketika dia melihat Yuliana Jian dia sedikit terkejut lalu wajahnya merah dengan terbata-bata berkata: "Itu....itu....aku menemukan sebuah memo, dan juga....dan juga kalung....."
Ketika mengatakan hal ini, dia tersenyum kepada Yuliana Jian memperlihatkan dua gigi gingsulnya.
Yuliana Jian mengerutkan alis dan berkata: "Kalung? kalung seperti apa?"
"Ini.....seperti ini...." baru saja pria muda itu akan mengeluarkan kalung tersebut, dia langsung berhenti, dengan mengerutkan alis menatap Yuliana Jian: "Ini seharusnya....seharusnya aku yang bertanya padamu? katakan..."
Pria muda itu berkata, sepertinya dia menyadari dirinya yang terbata-bata, dia segera menutup mulutnya dan tidak berbicara lagi.
Yuliana Jian langsung menjawab: "Di kalung itu terdapat sebuah buah kalung kristal, di dalamnya terdapat sebuah bunga kecil berwarna kuning."
Pria muda itu langsung tersenyum, dan mengeluarkan kalung tersebut kepada Yuliana Jian, dengan tersenyum berkata: "kalau begitu ini adalah milikmu."
"Terima kasih, aku sedang mencarinya." Yuliana Jian tersenyum mengambil kalung tersebut dan memo, lalu dia segera berterima kasih kepada pria muda itu.
Yuliana Jian berterima kasih dan melihat kalung tersebut, lalu melihat memo tersebut, dan terlihat di memo tersebut terdapat tulisan tangan dengan pensil yang tidak begitu bagus: "Elia Luo dan Rendy Zeng bersedia membuat perjanjian, bila melangar perjanjian, adalah seekor anjing kecil!
Melihat memo tersebut Yuliana Jian langsung tertawa, dan berkata: "Isi perjanjian saja tidak di tulis, anak ini mau menjebak orang."
Selesai Yuliana Jian tertawa dia mengangakat kepalanya ingin berterima kasih kepada pria muda tersebut, dan terlihat pria muda tersebut sedang melihat dirinya yang tertawa. Melihat Yuliana Jian yang mengangkat kepalanya, pria muda itu langsung dengan panik melihat ke tempat lain.
Yuliana Jian melihat anak muda tersebut, sepertinya baru berusia 20 tahunan, mengenakan kaos dan celana jeans, dan sepatu yang bisa di bilang adalah merek lumayan terkenal, dari saku celananya terlihat ujung kartu pelajar, dia harusnya adalah seorang pelajar. Jam tangan yang dia pakai kira kira 30 sampai 40ribu yuan, dapat di katakan keluarganya cukup berada.
Yuliana Jian teringat ada orang yang mengatakan ada sekelompok orang yang datang untuk memotret, Yuliana Jian menebak orang yang ada di hadapannya ini adalah pelajar dari sebuah universitas kelompok pemotretan.
Yuliana Jian untuk sementara merasa tenang, lalu tersenyum kepada anak muda tersebut: "Terima kasih, putriku sangat sedih karena kehilangan kalung, sungguh sangat berterima kasih padamu."
Anak muda tersebut langsung terbelalak menatap Yuliana Jian: "Apa? putrimu? kamu memiliki putri? berapa usiamu?"
Kali ini, anak muda itu tidak gagap lagi.
Walaupun merasa sedikit tidak sopan, tetapi dengan tersenyum Yuliana Jian menjawab: "aku sudah 30tahun, ada apa?"
"Aku....aku 22 tahun....." wajah anak muda itu terlihat terkejut melihat Yuliana jian dan berkata dengan mengerutkan keningnya.
Yuliana Jian tersenyum dan mengangukan kepala: "Oh, masih sangat muda. Tetapi aku tidak peduli dengan usiamu, kamu menemukan kalung ini aku berterima kasih padamu, aku juga tidak memiliki sesuatu yang bisa aku berikan padamu. Dirumah ada beberapa sayur segar, aku akan mengambilkannya untukmu."
Pria muda itu bergumam dan mengerutkan kening: "TIga puluh....tiga puluh...."
Walaupun Yuliana Jian tidak peduli dengan usia anak muda ini, tetapi mendengar dia terus megnulang angka tersebut, Yuliana Jian merasa sedikit tidak senang. Dia tersenyum dan berkata: "Maaf, mungkin aku terlalu tua, seingga membuatmu terkejut."
"Tidak apa-apa...." anak muda itu berkata, lalu dengan panik mengibaskan tangannya: "Oh, bukan.....bukan itu maksudku...."
Yuliana Jian tersenyum dan berkata kepadanya: "aku pergi mengambil sayur untukmu."
Sambil berkata Yuliana Jian tersenyum dan masuk ke dalam rumah, mengambil satu keranjang sayur dan buah, dan memberikannya kepada anak muda tersebut: "Ini, ambillah."
Anak muda tersebut langsung mengelengkan kepala: "aku tidak dapat menerimanya."
"Ini adalah rasa terimakasihku, kamu harus menerimanya." Yuliana Jian berkata dan memberikan keranjang tersebut kepada anak muda itu, dengan tersenyum berkata: "melakukan kebaikan maka akan mendapatkan balasannya, selanjutnya akan semakin banyak orang melakukan kebaikan."
Yuliana Jian selesai berakta lalu terseyum dan mundur selangkah melambaikan tangan kepada anak mdua tersebut: "Sampai jumpa."
Selesai Yuliana Jian berkata, dia menutup gerbang pintu rumah. Anak muda tersebut masih terus berdiri di depan pintu rumah untuk beberapa saat, tidak lama dia baru tersadar, dan berkata kepada Yuliana Jian yang telah menutup pitnu: "Sampai...sampai jumpa..."
Yuliana Jian mengambil kalung tersebut dan melihat Melly Jian yang masih tidur di atas ranjang, dengan terseyum dia mengoyang-goyangkan tubuh Melly Jian: "Hei...bangun...."
Tubuh Melly Jian bergetar, lalu langsung berkata: "Ibu, aku tidak menjahati mereka, mereka yang ingin di pukul, aku hanya membantu mereka...."
Berkata sampai di sini Melly Jian langsung melihat kalung yang ada di hadapannya, lalu tersenyum dan melompat: "hah? bukankah ini kalungku? bagus sekali! ibu bagaimana kamu menemukannya? mengapa semalam kita tidak menemukannya?"
Yuliana Jian tersenyum dan berkata: "seorang kakak yang menemukannya, bagaimana? apakah kamu gembira?"
Melly Jian melompat dan berkata: "Sangat gembira, terima kasih ibu!"
Yuliana Jian mengelengkan kepala dan berkata: "jangan terburu-buru berterima kasih padaku, kita bahas dulu, mengenai siapa yang pantas di pukul. Apakah kamu memukul anak kecil lainnya?"
Melly Jian segera mengelengkan kepala, membuka mata besarnya dengan wajah tidak bersalah berkata: "Ibu, aku tidak, kamu harus mempercayaiku....aku sungguh anak baik, sejak awal tidak pernah membuat maslah untukmu. Mereka, mereka yang mentertawakanku tidak memiliki ayah! oleh karena itu aku harus memberikan mereka pelajaran, bila tidak baik-baik mengajari mereka, setelah dewasa bagaimana bila mereka menjadi orang jahat? ibu, aku demi kebaikan mereka."
Yuliana Jian menyentil kepala Melly Jian: "paling pintar mencari alasan untuk diri sendiri!"
Melly Jian segera mengelus kepalanya, tersenyum dan bersandar pada pelukan Yuliana Jian, dengan tersenyum berkata: "Ibu, ayah dan ibu mereka tidak datang, itu berarti aku tidak salah memukul mereka, kamu jangan marah padaku."
Yuliana Jian menghelakan napas dengan pasrah, terkadang diapun tidak tahu bagaimana mendidik Melly Jian. Bila mmbiarkan nya saja, maka dia akan terus di persulit teman-temannya, tetapi bila terus seperti ini, Yuliana Jian takut akan membuat Melly Jian menjadi liar.
Yuliana Jian berpikir sesaat, lalu berkata: "Kamu harus ingat, selanjutnya usahakan jangan memukul orang. Bisa menyelesaikannya dengan damai, jangan mengunakan kekerasan."
Melly Jian menganggukan kepala: "karena tidak bisa secara damai sehingga aku memukul."
Melly Jian kembali bersandar di pelukan Yuliana Jian dan berkata: "Ibu, aku lapar, pagi ini kita makan apa?"
Yuliana Jian melihat jam, mengerutkan kening dan berkata: "sekarang sepertinya tidak sempat membuatkanmu makanan lagi, aku masih harus mengantarmu ke sekolah. Ayo, ke sekolah aku baru akan membelikanmu makanan."
"Wah....tidak perlu makan masakan ibu!" Melly Jian tertawa dan melompat turun dari ranjang.
Baru selesai berkata, Melly Jian langsung menyimpan senyumannya, memutar tubuhnya dan dengan tersenyum berkata: "Ibu, sebenarnya aku sangat menyukai makanan buatanmu, hanya saja makanan yang di jual di samping sekolah itu lebih enak sedikit dari masakanmu."
Yuliana Jian mengangukan kepala: "Aku tahu, oleh karena itu nanti malam aku memutuskan untuk menambahkan sayur untukmu, nanti malam kamu boleh makan dua buah telur, senang tidak?"
Melly Jian membelalakan mata, dan mentap Yuliana jian, menghisap hidungnya, dengan suara menagis, dan terpaksa berkata: "senang..."
Yuliana Jian mengelus kepala Melly Jian dan tersenyum berkata: "Karena begitu bahagia, cepat pakai pakaianmu, ibu akan ganti pakaian juga, lalu segera mengantarmu ke sekolah."
Melly Jian sekarang sudah kelas 1 SD, dia pergi sarapan di pintu gerbang sekolah, lalu segera melambaikan tangan kepada Yuliana Jian dan berteriak: "Ibu sampai jumpa!"
Yuliana Jian melambaikan tangannya kepada Melly Jian dan tersenyum berkata:"Smapai jumpa."
Yuliana Jian melihat Melly Jian pergi, lalu dia dan para orang tua lainnya perlahan pergi. Orang yang sudah memiliki anak, yang di bicarakan tidak jauh dari anak-anak mereka, ada orang yang mengatakan bahwa dia akan mengirim anaknya sekolah ke kota, mengatakan pendidikan di kota lebih baik, dengan begitu anak dapat masuk ke sekolah pilihan, hanya saja harus membeli rumah kawasan sekolah, mengapa rumah kawsan sekolah sangat mahal? ada orang yang mengeluh harga rumah sangat tinggi, uang yang mereka kumpulkan sepertinya masih sedikit, sama sekali tidak sanggup membeli barang.
Yuliana Jian mengatakan Melly Jian sangat nakal, membuatnya terus menerus meminta maaf kepada orang tua yang alin.
Mereka perlahan-lahan pulang ke rumah masih masih, matahari menyinari, Yuliana Jian tersenyum dan menyipitkan mata.
Bila ini adalah kehidupan tenang dan bahagia yang Wirianto katakan, dia berpikir, maka dia sudah mendapatkannya.
Novel Terkait
Your Ignorance
YayaIstri ke-7
Sweety GirlUntouchable Love
Devil BuddyBretta’s Diary
DanielleSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiInventing A Millionaire
EdisonCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia