Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
Perawat itu dengan cepat menjawab: “Aku tidak berani berbohong kepada Nona Yuli, Ada apa ya? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?"
Yuliana Jian mengerutkan kening, menggelengkan kepalanya dan berkata dengan panik: “Tidak, kamu tidak mengatakan sesuatu yang salah, aku sangat berterima kasih banyak padamu.”
Yuliana Jian mengenggam erat kedua tangannya dengan gugup, kemudian dia mengulang lagi dengan suara rendah: “Aku ... aku sangat berterima kasih padamu.”
“Nona Yuli, ada apa denganmu?” Perawat itu bertanya dengan lembut.
Yuliana Jian berkata dengan lembut: “Tidak apa-apa, hanya sedikit lelah.”
“Kalau begitu Nona Yuli istirahat dengan yang baik ya, aku akan menutup telepon dulu. Sesampainya aku di luar negri, aku akan memberikan nomor baruku untukmu, jika ada yang ingin kamu tanyakan, kamu bisa langsung menghubungiku, selama aku tahu, aku akan memberitahumu dengan jelas.” Perawatnya berkata dengan tulus.
Yuliana Jian mengerutkan kening dan mengangguk ketika dia mendengar kata-kata perawat: “Terima Kasih telah merepotkanmu.”
Mendengar bahwa perawat tersebut sudah mematikan teleponnya, Yuliana Jian memegang telepon dan mengerutkan keningnya lalu duduk membengong di atas tempat tidurnya. Sampai seorang pelayan mengetuk pintu dan berteriak pelan di luar pintu: "Nyonya Muda, Nona He datang untuk melihatmu."
Yuliana Jian mengerutkan kening untuk sementara waktu, dia baru menyadari bahwa Nona mana yang dimaksud oleh pelayan tersebut. Seharusnya itu Peggy He, yang mengaku bahwa dia adalah sahabatnya Yuliana Jian.. Yuliana Jian kesal sekarang dan sama sekali tidak ingin berbicara dengan Peggy He, dia mengerutkan kening dan berkata dengan suara pelan: “Katakan padanya, aku tidak ingin......”
“Kamu tidak ingin menjumpaiku ya?” Suara Peggy He tiba-tiba muncul di luar pintu sambil berteriak keras: “Yuliana Jian, kamu sudah jadian dengan Kak Wirianto yang ku cintai, aku belum memutuskan hubungan kita berdua, kamu malah mengabaikanku seperti ini. Mengapa kamu begitu kelewatan!”
Setelah Yuliana Jian mendengar kata-kata Peggy He, dia mau tidak mau juga harus berdiri, berjalan sampai ke pintu dan membuka pintunya. Melihat Peggy He berdiri di luar pintu, Yuliana Jian menoleh ke pelayan dan bertanya: “Ada apa ini?”
Sesuai aturan Keluarga Leng, bagaimana Peggy He bisa berlari ke atas sampai ke pintu kamarnya dan Wirianto Leng tanpa izin?
Gadis pelayan dengan sopan dan suaranya yang berat menjawab: “Tuan muda kedua yang meminta Aku untuk membawa Nona He ke atas."
August Leng ini!
Yuliana Jian mengerutkan kening dan mengutuk August Leng di dalam hatinya. Kemudian Yuliana Jian menoleh untuk melihat Peggy He: “Maaf, Nona He, aku benar-benar tidak punya mood untuk bersosialisasi denganmu sekarang, aku merasa lelah saat ini ..."
“Huh, aku tidak perlu kamu bersosialisasi denganku, aku akan melayani diriku sendiri.” Peggy He berkata sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Peggy He berjalan ke dalam kamar, melihat tempat tidur besar di kamarnya lalu mulai iri: “Aku telah mendengar bahwa Kamu dan Kak Wirianto pergi bermain selama beberapa hari. Aku tidak menyangka bahwa aku menganggapmu sebagai sahabatku sendiri tetapi kamu malah mengambil kesempatan untuk merebut pria yang ku cintai, kamu benar-benar kelewatan.”
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Peggy He dan berkata dengan dingin: “Nona He, sepertinya ada sedikit kesalahpahaman, aku tidak pernah menjadi sahabatmu. Wirianto Leng juga bukan direbut olehku, dia memang bukan milik siapapun.”
“Jelas-jelas Kamu yang salah, Kamu malah kasarin aku!" Peggy Dia mendengus dan berteriak: "Aku datang ke sini karena menghargai persahabatan di antara kita, tidak kusangka Kamu begitu kejam!"
"Nona He, aku berterima kasih atas penghargaanmu, namun kita benar-benar tidak cocok untuk menjadi teman. Jika Nona He merasa aku telah bersikap tidak sopan, aku juga tidak tahu harus bagaimana. Aku masih memiliki banyak hal lain yang harus diurusin dan tidak memiliki waktu untuk bermain sahabat-sahabatan denganmu.” Yuliana Jian menjawab dengan mengerutkan kening.
Peggy He mengerutkan bibirnya dan berkata dengan mata merah: “Yuliana Jian, apakah kamu tahu seberapa kelewatan dirimu! Mengenai berita kamu dan Kak Wirianto menginap satu malam di luar, aku sudah mengetahuinya dan bermaksud tidak memedulikannya. Karena setiap wanita yang merebut Kak Wirianto dari tanganku, itu berarti musuhku. Tetapi kemudian Aku mendengar berita bahwa ayah Kamu diculik dan kemudian menghilang, aku tetap tidak bisa menahan diri ingin membantumu menemukannya. Tidak bermaksud apa, aku hanya berpikir bahwa kamu adalah sahabat pertamaku. Disaat semua orang membenciku, kamu malah membantuku. Saat ayahmu hilang, aku tidak bisa hanya duduk diam saja meskipun saat itu kita sudah tidak saling berhubungan. Aku mendengar bahwa tempat ayahmu hilang sering dikunjungi oleh sekelompok orang yang memiliki hobi untuk potret burung, aku masih berpikir bahwa mereka mungkin saja pernah bertemu dengan ayahmu, lalu dengan memakai sepatu hak tinggi aku langsung pergi mengunjungi klub fotografi mereka. Sekarang Aku mendengar bahwa Kamu kembali, meskipun aku merasa kesal dengan berita kamu berpergian dengan Kak Wirianto, tetapi Aku masih khawatir tentang kamu, lalu sengaja datang mengunjungimu, tetapi Kamu masih memperlakukan Aku seperti ini! Bahkan mengabaikan aku!”
Peggy He selesai berbicara kemudian mulai menangis. Yuliana Jian melihat Peggy He yang menangis tersedu-sedu itu, tiba-tiba muncul rasa iri dari dalam hatinya terhadap Peggy He, dia iri melihat Peggy He yang belum melewati angin dan badai kehidupan, meskipun terkadang dirinya sangat dibenci orang lain, tetapi hanya karena diabaikan “Sahabat” saja dia bisa menangis tersedu-sedu seperti itu, bagi Yuliana Jian, itu merupakan kesederhanaan yang langka.
“Maaf.” Yuliana Jian meminta maaf dengan lembut padanya: “Aku tidak menyangka kamu melakukan begitu banyak hal kepadaku, aku kira kamu datang untuk membalas dendam karena aku dan Wirianto Leng sudah jadian.”
“Ya, memang untuk balas dendam.” Peggy He menangis sambil menyeka air matanya, kemudian sambil menangis sambil berkata: “Tapi aku memang datang untuk melihatmu, tapi bukan berarti aku sudah menyetujui hubungan kamu dan juga Kak Wirianto. Kamu dan Kak Wirianto belum menjalani resepsi pernikahan, belum mengumunkan hubungan kalian di surat kabar, jadi kalian belum dihitung sudah resmi menikah.”
Yuliana Jian mengambil handuk dari kamar mandi dan menyerahkannya kepada Peggy He: “Nyeka air matamu.”
Peggy He menatap handuknya dan segera menyipitkan, dia bertanya dengan mencengangkan: “Apakah ini handuk Kak Wirianto?”
“Tidak, ini handuk baru.” Bagaimana mungkin Yuliana Jian memberikan handuk pribadinya dan Wirianto Leng kepada Peggy He?
Peggy He segera menundukkan kepalanya dan menarik handuk di tangan Yuliana Jian tanpa daya, berkata dengan cemberut: “Kamu telah miliki Kak Wirianto sepenuhnya, sekarang bahkan handuknya pun tidak dipinjamkan untuk sahabatnya sendiri, dasar pelit.”
Yuliana Jian memandang Peggy He dengan tak berdaya dan berkata dengan pelan: “Hubungan antara sahabat perempuan, hanya pria sendiri yang tidak bisa saling berbagi.”
Peggy He menatap Yuliana Jian: “Berarti kamu sudah menganggap aku sebagai sahabatmu ya?”
Yuliana Jian tidak tahu harus menjawab apa, pengalaman dan pandangan keduanya sangat berbeda jauh. Sekarang bagi Yuliana Jian, Peggy He seperti seorang gadis kecil yang sedang ribut untuk merebut mainan yang bukan miliknya. Yuliana Jian sulit menganggap orang seperti itu sebagai teman, apalagi menjadikanya sebagai “sahabat”.
Dan setelah melewati pengkhianatan Silvia Cheng dan Michael Chu, Yuliana Jian agak trauma dengan kata “sahabat”.
Melihat Yuliana Jian tidak menjawab pertanyaannya, Peggy He menangis lagi, dia mengeluarkan banyak foto dari dompetnya dan menangis: “Apakah kamu tidak percaya bahwa aku telah pergi mencari ayahmu? Aku benar-benar melakukannya, ini adalah foto-foto yang Aku dapatkan dari klub fotografi. Sekelompok orang tua itu setiap hari menyembunyikan diri di gunung untuk memotret burung, foto-foto tak berarti ini dianggap harta karun bagi mereka, aku menghabiskan uangku untuk membeli foto-fotonya. Namun setelah membeli fotonya, aku mendengar kabar bahwa ayahmu telah...... Sebenarnya aku tidak hanya membeli foto, aku menelusuri sepanjang jalan untuk mencarinya. Aku tidak tahu seperti apa bentuk wajah ayahmu, aku sengaja menelusuri foto ayahmu di internet dan mencetaknya keluar.....”
Yuliana Jian menunduk untuk melihat foto yang dikeluarkan oleh Peggy He, kemudian dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum: “Aku bukan tidak percaya, aku hanya takut bahwa aku tidak mampu menjadi “Sahabat” yang baik yang kamu maksud.”
“Kamu pasti bisa, Ibuku mendengar bahwa kamu membantuku hari itu dan dia menyuruhku untuk lebih sering menghubungimu kedepannya. Dia selalu berkata bahwa aku terlalu ceroboh dan selalu tidak tahu bahwa aku sedang dalam bahaya, dia menyuruhku untuk belajar lebih baik darimu, agar bisa bertarung dengan kakakku. Kamu tidak tahu seberapa kelewatan kakakku, dia adalah anak haram ayahku di luar dan selalu menggunakan kekuatan ayahku, hanya karena ayahku sangat percaya pada kemampuannya, dia berani menggertakku dan selalu menindasku. Jelas-jelas aku tidak melakukan apapun, tetapi dia selalu mengeluh keburukanku di depan ayahku.....”Peggy He mulai mengeluh tentang keluhan keluarganya.
Keluhan dari keluarga orang kaya selalu tidak jauh berbeda, selalu karena persaingan antara saudara, perhitungan antara suami dan istri dan termasuk juga perebutan jabatan antara anak sah ataupun anak haram. Dan sepertinya Peggy He sendiri yang kurang cakap, sehingga anak perempuan haram itu bisa mendapatkan kepercayaan dari ayahnya.
“Ayahmu tidak memercayaimu karena kamu masih kurang cakap. Dia hanya memiliki dua anak perempuan, kamu dan kakakmu, tentu saja jika harus memilih seseorang untuk menjadi pewarisnya. Entah itu berdasarkan perasaan dirinya sendiri atau untuk pengembangan bisnis keluarga, Ayahmu akan lebih berpihak pada kakakmu.”
Yuliana Jian melihat foto yang diberikan Peggy He sambil berkata: “Bahkan jika ayahmu tahu bahwa kakakmu yang mencelakaimu, dia juga tidak akan membela dirimu.”
Meskipun Peggy He mengeluh bahwa foto-foto ini sama sekali tidak berguna, tetapi setelah diamati dengan baik, teknik komposisi maupun sudut pengambilan fotonya bisa juga dikatakan sebagai hasil karya fotografi yang bagus. Lebih penting lagi, foto-foto ini terkait dengan ayahnya, Yuliana Jian ingin melihatnya lagi dengan seksama.
Peggy He mengerutkan kening dan menangis: “Jadi aku harus bagaimana? Ibu dan Ayahku semua mulai dari nol, namun sekarang nenek dan kakek dari keluarga Ibuku sudah tidak berjaya lagi dan sekarang Ayahku lebih berpihak ke kakakku, apakah aku harus melihat semua harta keluargaku diserahkan kepada kakakku yang tidak jelas identitasnya? Ibuku sangat berharap aku berebut dengan kakakku, tetapi jika aku merebut dengannya, dia pasti akan mencelakaiku terlebih dahulu dan membuat Ayahku semakin membenci diriku. Saat ini harapanku untuk terus menjalani hidupku hanya satu yaitu mencintai Kak Wirianto, jika bukan karena ini aku merasa hidup ini sudah tidak berarti lagi bagiku.”
“Sebaiknya kamu mengambil kekuatan mengejar Wirianto Leng untuk pergi memahami situasi internal perusahaan. Sebuah perusahaan besar itu bukan berdiri sendiri, karena ayahmu telah sepenuhnya tidak mempedulikanmu, maka kamu harus bekerja sama dengan orang lain, seharusnya paman atau bibi kamu ada yang merasa tidak puas dengan kakakmu. Bergabunglah dengan mereka dengan baik, kemudian ayahmu akan melihat kemampuanmu. Jika kemampuan kerjamu tidak bagus, kamu masih ingin memenangkan properti keluarga, kamu juga dapat memilih untuk menikah dengan bisnis partner keluargamu untuk membantumu, pilihlah seorang pria yang dapat membantu Kamu keluar dari kesulitan itu.” Yuliana Jian selesai berbicara dan tiba-tiba menatap sebuah foto.
Melihat sudut kecil dalam foto itu, Yuliana Jian segera berdiri dan berjalan ke bawah sinar matahari. Di bawah sinar matahari yang menyilaukan, Yuliana Jian perlahan-lahan mengamati gambar apa yang ada di sudut kecil itu dan tiba-tiba hawa dingin menusuk tulang dan langsung menyebar di seluruh tubuh Yuliana Jian.
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMarriage Journey
Hyon SongIstri Pengkhianat
SubardiTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniThe Sixth Sense
AlexanderLove and Trouble
Mimi XuCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia