Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, dia menarik napas dalam-dalam, sambil mengerutkan kening dia bertanya dengan suara berat: "Di waktu yang lain, apakah itu kamu atau pengganti?"
Wirianto Leng mengangguk: "Hanya waktu itu saja, sisanya adalah aku."
Yuliana Jian tersenyum dengan tidak berdaya: "Setelah Hugo Cheng pulang, kamu menebak aku pasti akan curiga pemilik villa ini adalah kamu , jadi kamu mencari pengganti untuk membohongiku?"
Wirianto Leng mengatupkan bibirnya dengan erat, dia mengerutkan keningnya menatap Yuliana Jian, lalu dia mengangguk dengan perlahan.
Yuliana Jian tersenyum getir sambil menggelengkan kepalanya: "Kamu membohongiku sampai ke titik ini? Dan aku juga buta, aku bersama denganmu begitu lama, tapi aku bahkan tidak menyadarinya? Wirianto Leng, apa maksudmu sebenarnya? Apakah mempermainkanku seperti ini sangat menyenangkan? Yulius Zhu? Yuliana Zhu? Yuli? Kamu menggunakan namaku sebagai nama samaran? Apakah kamu pikir selama beberapa tahun ini aku dibesarkan menjadi wanita bodoh, sehingga bahkan tidak bisa menebak hal sesederhana ini? "
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dengan pelan: "Aku tidak berpikir seperti itu. Awalnya aku ingin menjalani pemulihan di sini, dan hanya ingin lebih dekat denganmu. Lalu aku tidak bisa menahan diri ingin bertemu denganmu . Ketika aku bertemu denganmu dan melihat pria lain mengejarmu aku tidak bisa menahan diri dan meminta Hugo Cheng muncul terlebih dahulu. Setelah kamu menyadari Hugo Cheng adalah bawahanku, aku tidak boleh membiarkanmu menemukan aku di sini, jadi aku hanya bisa mencoba menutupinya. Tapi, aku tidak bisa menahan diri ingin bertemu denganmu dan Melly lagi. "
Yuliana Jian memelototi Wirianto Leng, sambil mencibir, "Banyak sekali hal yang membuatmu tidak bisa menahan diri! CEO Leng, bukankah apa yang kamu rasakan terhadapku hanya kekhilafan? Bukankah bagimu kekuasaan Keluarga Leng jauh lebih penting daripada aku dan Melly? Kenapa kamu membohongiku lagi dan lagi? Yang pertama Hugo Cheng, lalu Yulius Zhu? Apa yang kamu inginkan? Apakah karena kamu memegang kendali, kamu merasa hidupmu membosankan, jadi kamu datang mencariku untuk bersenang-senang? Aku sungguh bodoh. Beberapa tahun sudah berlalu, aku masih tetap menyukaimu seorang. Apakah kamu merasa kamu sangat hebat? Aku katakan kepadamu, itu dulu, mulai sekarang, aku tidak akan tertarik kepadamu lagi!"
Wirianto Leng mengerutkan kening lalu dengan cepat dia berjalan beberapa langkah menghampiri Yuliana Jian : "Kamu tenang dulu! Aku tidak bermaksud membohongimu!"
Yuliana Jian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Kalau kamu berniat membohongiku? Bagaimana lagi kamu akan membohongiku? Aku Yuliana Jian sungguh murahan, aku menyukaimu, tapi aku tidak akan dipermainkan olehmu lagi!"
"Yuliana..." Wirianto Leng mencoba meraih lengan Yuliana Jian .
Tapi Yuliana Jian langsung menghindar dan berjalan keluar dari kamar Wirianto Leng .
"Yuliana..." Wirianto Leng belum pernah melihat Yuliana semarah ini, dia juga tahu dirinya sangat keterlaluan, sudah seharusnya Yuliana Jian marah kepadanya. Jelas-jelas dia tahu akan membuat Yuliana Jian marah, tapi Wirianto Leng tetap melakukannya, sama seperti dia bisa menebak jika dia memberitahukan namanya adalah "Yulius Zhu", Yuliana Jian pasti bisa menebak Tuan Zhu adalah dirinya.
Selama ini, saat membuat keputusan emosinya selalu lebih cepat dari akal sehatnya. Wirianto Leng ingin segera menyusul Yuliana Jian, tapi kaki kirinya sakit karena digerakan terlalu berlebihan.
Wirianto Leng mengerutkan kening menatap punggung Yuliana Jian lalu dia bergegas berkata, "Yuliana Jian, tunggu ..."
Karena kakinya sakit, Wirianto Leng jatuh ke lantai, bahkan suaranya menjadi lemah. Yuliana Jian yang tadinya penuh dengan amarah langsung menoleh ketika mendengar sudah Wirianto Leng yang terjatuh.
Ketika Yuliana Jian melihat Wirianto Leng jatuh ke lantai, wajah kurusnya langsung berubah menjadi pucat. Yuliana Jian bergegas memapah Wirianto Leng, sambil mengerutkan kening dia bertanya, "Ada apa denganmu? Kakimu ..."
Melihat kaki kiri Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung mengangkat tangan hendak menyentuh kakinya. Tapi Wirianto Leng mengangkat tangan dan menghalangi tangan Yuliana Jian, karena kesakitan suaranya bergetar: "Tidak apa-apa, kamu tidak perlu melihatnya."
"Bagaimana jika aku ingin melihatnya?" Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan matanya yang memerah: "CEO Leng akan melakukan apa terhadapku? Membuatku kehilangan keluargaku? Memasukkanku ke penjara? Atau membuatku bersembunyi di desa kecil di pegunungan? Kalau ingin menghadapiku, CEO Leng harus memikirkan cara lain, karena aku sudah mengalami semua itu. "
Wirianto Leng menunduk, saat ini, dia jauh lebih kurus daripada Wirianto Leng dalam ingatan Yuliana Jian, dan dia terlihat sedikit lemah.
“Kalau kamu bersikeras mau melihatnya, aku akan memperlihatkannya kepadamu.” Wirianto Leng berkata dengan suara berat lalu dengan perlahan-lahan dia menarik celana kirinya.
Ketika kaki kiri Wirianto Leng terpapang di hadapan Yuliana Jian, Yuliana langsung menutup mulutnya dan mundur selangkah ke belakang. Apakah ini daging manusia? Ada banyak bekas luka memenuhi kakinya dan juga ada pelintiran aneh.
"Apa yang terjadi? Aku ingin mendengar yang sesungguhnya!" dengan mata memerah Yuliana Jian bertanya dengan lembut .
Yuliana Jian sangat familier dengan tubuh Wirianto Leng, dia tahu seberapa kuat kaki Wirianto Leng, kulitnya mulus berkilau dan tanpa bekas luka.
Saat menjadi "Tuan Zhu", Wirianto Leng terus menutupinya dari Yuliana Jian, dia tidak ingin Yuliana melihat kaki kirinya yang terluka. Tetapi sekarang ketika Yuliana Jian benar-benar melihat kaki kirinya yang terluka, Wirianto Leng malah tersenyum: "Satu tahun yang lalu, salah satu musuhku mengirimiku sebuah bom. Meskipun ditemukan tepat waktu. Tapi daya ledak bom itu sangat kuat jadi aku terluka. Aku pikir aku tidak bisa bertahan hidup, jadi aku meminta Hugo Cheng menjaga kalian. Dia memenuhi semua kriteria suami yang sempurna. "
Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Aku tidak menyangka aku selamat, tapi cedera kakiku ini terlalu parah, aku harus menjalani pemulihan dengan perlahan-lahan. Bahkan dokter terbaik di dunia juga tidak bisa menjamin aku bisa kembali sama seperti sebelumnya atau tidak. Bisa jadi kelak, aku harus menerima kaki yang terluka ini. Mungkin saat berjalan akan terlihat sedikit pincang... Yuliana Jian , aku tidak ingin kamu melihat aku yang sekarang. Wirianto Leng yang kamu sukai seharusnya Wirianto Leng yang sempurna, bukan orang lumpuh. "
Yuliana Jian berjongkok di samping Wirianto Leng , menatap kaki kiri Wirianto Leng. Dengan suara seraknya dia berkata dengan perlahan sambil tersenyum getir: "Apakah Wirianto Leng pernah sempurna? Bukankah dia sombong dan dingin? Tidak tahu bagaimana mencintai seseorang, hanya tahu mengatur hidup orang lain sesuka hatinya. Lebih mementingkan kekuasaan di bandingkan apa pun. Sekarang, satu kakinya yang pincang hanya akan membuat Wirianto yang tadinya dingin terlihat lebih tenang dan ramah. Kalau benar-benar pincang, kamu akan memiliki satu keunggulan."
"Hmm..." Wirianto Leng mengangkat tangannya, setelah ragu-ragu sejenak, dia menyeka air mata Yuliana Jian, dan berkata dengan lembut, "Kalau begitu kamu jangan menangis."
Yuliana Jian menyeka air matanya, lalu dengan terisak-isak dia berkata, "Aku akan memapahmu."
Wirianto Leng mengerutkan kening dan berkata, "Tidak perlu."
“Kamu sudah membohongiku begitu lama, kamu berutang padaku!” Yuliana Jian meletakkan tangan Wirianto Leng di bahunya lalu membantu Wirianto Leng berdiri.
Setelah Wirianto Leng berdiri, Yuliana Jian memapahnya kembali ke kamar dan duduk. Wirianto Leng segera menurunkan celana yang ditariknya tadi, dan mencoba menutupi kakinya yang terluka. Yuliana Jian segera menghentikannya dan berkata dengan suara dingin: "Aku sudah melihatnya, sekarang kamu tutupi juga tidak ada gunanya. Sekarang kakimu kesakitan, bagaimana mengobatinya?"
Wirianto Leng melirik Yuliana Jian : "Telepon Paman Xu, dia akan memijatku."
Wirianto Leng berkata sambil menunjuk telepon di meja, lalu dia memberitahukan sebuah nomor telepon. Yuliana Jian menghentikan isakannya, lalu dia mengangkat ganggang telepon, dan menekan nomor tadi. Ketika telepon terhubung, suara pak tua terdengar dari balik telepon: "Ada apa Tuan, tadi Nona Yuliana bergegas ke atas, tidak terjadi apa-apa kan?"
Yuliana Jian berkata dengan suara dingin, "Tidak terjadi apa-apa, hanya saja sepertinya kaki tuanmu sangat kesakitan, jadi dia memintamu ke atas untuk memijatnya."
Paman Xu langsung berkata, "Nona Yuliana ... oh ... baik, baik ... aku akan ke atas sekarang."
Selesai berbicara, Paman Xu langsung berlari ke atas, dengan sedikit membungkuk kepada Yuliana Jian , dia berkata dengan menyesal, "Maaf, selama ini aku sudah membohongi Nona Yuliana."
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Paman Xu: "Istri, putra dan menantumu juga palsu?"
Paman Xu menatap Wirianto Leng, setelah melihat Wirianto Leng mengangguk, Paman Xu baru tersenyum getir dan berkata dengan lembut, "Itu asli."
Yuliana Jian bertanya dengan dingin: "Apakah benar-benar bangkrut?"
Paman Xu mengangguk: "Benar-benar pernah bangkrut, hanya saja tadinya aku adalah seorang praktisi pengobatan Tiongkok, dan perusahaan aku jalani juga merupakan perusahaan yang berhubungan dengan obat-obatan Tiongkok. Nona Jian, selain menyembunyikan identitas tuan aku tidak mengatakan kebohongan apa pun kepada anda, aku harap anda tidak marah kepada saya. "
"Aku tidak berhak marah." Yuliana Jian melirik Wirianto Leng : "Kamu obati CEO Leng, aku akan pulang dulu."
Wirianto Leng segera menatap Yuliana Jian, sambil mengerutkan kening dia berkata: "Yuliana ..."
Yuliana Jian menoleh ke arah Wirianto Leng, dia menyeka air matanya dengan kuat, lalu bertanya sambil tersenyum getir: "Apa yang ingin CEO Leng katakan kepadaku? Apakah kamu ingin melihat aku tersentuh? CEO Leng terluka demi mendapatkan harta Keluarga Leng dan bukan demi aku, aku tidak perlu tersentuh. Apakah kamu merasa kamu sangat berhati besar, karena telah melakukan begitu banyak hal, dan memberikan ketenangan selama beberapa tahun kepadaku. Bahkan ketika kamu akan mati, kamu masih ingin mengatur seorang pria untuk menjagaku dan Mellly. Tapi pernahkah kamu memikirkan, apakah aku menginginkan semua yang kamu berikan padaku? Apa yang aku inginkan?”
"Aku tahu," Wirianto Leng menunduk sambil berkata dengan lembut, "Ini salahku."
Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam sambil menatap Wirianto Leng : "Apakah sekarang disekelilingmu aman?"
Wirianto Leng mengerutkan kening menatap Yuliana Jian : "Selain August Leng yang masih belum ketemu, yang lainnya ..."
"Seharusnya di sini bukan tempat yang paling baik untuk menjalani pemulihan. Kalau terus mengulur waktu kamu mana bisa sembuh? Besok, kamu pulang dan segera sembuhkan kakimu yang terluka." selesai berbicara Yuliana Jian berjalan dengan cepat ke arah pintu.
Lalu Yuliana Jian tiba-tiba berhenti, dia menyampingkan tubuhnya menatap Wirianto Leng lalu berkata: "Siapkan dua tempat duduk untuk aku dan Melly, aku akan pulang untuk menanyakan pendapat Melly. Kalau dia setuju, aku akan pulang bersamamu. "
Wirianto Leng mencoba untuk berdiri, tapi baru saja bangun, dia harus duduk lagi karena luka di kakinya. Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil berkata: "Dulu Melly masih kecil, jadi di sini lebih aman. Tapi sekarang Melly sudah besar, dia ingin bertemu ayahnya. Dikarenakan kamu bisa datang melihat aku dan Melly, itu berarti sekarang tidak berbahaya seperti dulu lagi, kan? Kalau keamanan memungkinkan, aku ingin terus hidup sebagai Yuliana Jian. "
Sudah beberapa tahun berlalu sejak dia mengubah nama dan marganya. Meskipun kelihatannya sangat stabil, tapi bagi Yuliana itu adalah semacam siksaan, terkadang dia tidak mengerti siapa dirinya. Apakah Yuliana yang dulu benar-benar dirinya?
"Sekarang sudah tidak berbahaya seperti dulu, tapi ..." Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil berkata dengan pelan.
Sebelum dia selesai berbicara, Yuliana Jian mengerutkan kening menyela kata-kata Wirianto Leng: "Pertama kali memecahkan mangkuk Melly melukai jarinya. Tapi untuk kedua kalinya dia tahu bagaimana menghindarinya, haruskah aku tidak membiarkan dia mengambil mangkuk seumur hidupnya karena aku takut jarinya terluka? Dulu aku bisa tinggal di sini karena Melly masih kecil, aku takut pertumpahan darah di luar akan membuatnya takut. Tapi sekarang sepertinya ayahnya yang telah lama hilang, adalah penyakit psikologis terbesarnya. Ada apa? Apa lagi yang ingin kamu katakan? "
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dengan pelan, sambil bersandar di kursi, dia berkata dengan suara pelan, "Kalau dia setuju, aku akan membawa kalian pergi."
Yuliana Jian melirik Wirianto Leng sebentar, lalu berjalan keluar dari kamar Wirianto Leng. Paman Xu , yang sedang mengoleskan salep untuk Wirianto Leng , bergegas berkata sambil tersenyum: "Tuan, apakah sekarang keluarga ini akan berkumpul kembali?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dengan tidak berdaya: "Yuliana , benar-benar membenciku."
Selesai berbicara, Wirianto Leng menundukkan kepala menatap kakinya, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Tapi bagus juga, dia pantas mendapatkan pria yang lebih baik."
Tapi baru selesai berbicara, senyuman Wirianto perlahan menghilang dari wajahnya, Wirianto Leng mengepalkan tangannya, sorot matanya penuh kecemburuan, dan bahkan sedikit murung. Setelah melihat raut wajah Wirianto Leng, Paman Xu langsung menundukkan kepalanya.
Yuliana Jian pergi ke sekolah dasar Melly Jian, menunggu Melly Jian pulang sekolah, melihat Melly Jian tersenyum berlari ke arahnya , Yuliana Jian tersenyum dan melambai ke arah Melly Jian. Setelah itu Yuliana Jian tersenyum dan berkata kepada Melly Jian: "Bagaimana sekolahmu hari ini?"
Melly Jian mendengus sambil berkata dengan bangga , "Hari ini sangat baik, aku lulus ujian matematika. Ibu, aku hebat tidak?"
Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Hmm, benar-benar hebat."
Seperti biasa, Yuliana Jian menggandeng tangan Melly Jian sambil berjalan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Yuliana Jian mengajak Melly Jian untuk duduk lalu dia tersenyum kepada Melly Jian dan bertanya, "Hari ini Ibu ingin bertanya satu hal kepadamu, kamu ingin menjadi Elia atau Melly?"
Melly mengejapkan matanya sambil bertanya dengan bingung, "Ibu, pertanyaan apa ini?"
Yuliana Jian berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu bisa kembali menjadi Melly, kamu bersedia tidak?"
"Benaran?" Melly Jian langsung melompat: "Aku bisa kembali menjadi Melly! Aku mau menjadi Melly! Ibu, apakah kita sudah bisa kembali, apakah kita bisa bertemu Bibi Peggy, Bibi Odel, dan ……dan ……"
Bicara sampai situ, Melly melihat ekspresi wajah Yuliana Jian sambil menurunkan suaranya lalu berkata dengan pelan: "Dan ayah ..."
Yuliana Jian mengangguk menatap Melly Jian yang hendak tertawa. Yuliana Jian memegang bahu Melly sambil berkata dengan serius: "Kamu mungkin akan terpisah dari ibu, berada dalam bahaya, dan bertemu paman jahat yang menculik kita, mungkin juga akan terluka, dan bahkan ... bahkan akan mati ... dan selamanya tidak akan pernah bisa bertemu ibu lagi. Kalau seperti ini, apakah kamu masih bersedia menjadi Melly? "
Mendengar kata Yuliana Jian, Melly Jian ketakutan hingga tertegun. Setelah berlalu cukup lama, dia mengangguk dengan perlahan, "Ibu, aku adalah Melly."
Novel Terkait
Cinta Yang Berpaling
NajokurataKisah Si Dewa Perang
Daron JaySi Menantu Dokter
Hendy ZhangBretta’s Diary
DanielleThe Revival of the King
ShintaThe Sixth Sense
AlexanderStep by Step
LeksCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia