Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, dia menarik napas dalam-dalam, sambil mengerutkan kening dia bertanya dengan suara berat: "Di waktu yang lain, apakah itu kamu atau pengganti?"

Wirianto Leng mengangguk: "Hanya waktu itu saja, sisanya adalah aku."

Yuliana Jian tersenyum dengan tidak berdaya: "Setelah Hugo Cheng pulang, kamu menebak aku pasti akan curiga pemilik villa ini adalah kamu , jadi kamu mencari pengganti untuk membohongiku?"

Wirianto Leng mengatupkan bibirnya dengan erat, dia mengerutkan keningnya menatap Yuliana Jian, lalu dia mengangguk dengan perlahan.

Yuliana Jian tersenyum getir sambil menggelengkan kepalanya: "Kamu membohongiku sampai ke titik ini? Dan aku juga buta, aku bersama denganmu begitu lama, tapi aku bahkan tidak menyadarinya? Wirianto Leng, apa maksudmu sebenarnya? Apakah mempermainkanku seperti ini sangat menyenangkan? Yulius Zhu? Yuliana Zhu? Yuli? Kamu menggunakan namaku sebagai nama samaran? Apakah kamu pikir selama beberapa tahun ini aku dibesarkan menjadi wanita bodoh, sehingga bahkan tidak bisa menebak hal sesederhana ini? "

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dengan pelan: "Aku tidak berpikir seperti itu. Awalnya aku ingin menjalani pemulihan di sini, dan hanya ingin lebih dekat denganmu. Lalu aku tidak bisa menahan diri ingin bertemu denganmu . Ketika aku bertemu denganmu dan melihat pria lain mengejarmu aku tidak bisa menahan diri dan meminta Hugo Cheng muncul terlebih dahulu. Setelah kamu menyadari Hugo Cheng adalah bawahanku, aku tidak boleh membiarkanmu menemukan aku di sini, jadi aku hanya bisa mencoba menutupinya. Tapi, aku tidak bisa menahan diri ingin bertemu denganmu dan Melly lagi. "

Yuliana Jian memelototi Wirianto Leng, sambil mencibir, "Banyak sekali hal yang membuatmu tidak bisa menahan diri! CEO Leng, bukankah apa yang kamu rasakan terhadapku hanya kekhilafan? Bukankah bagimu kekuasaan Keluarga Leng jauh lebih penting daripada aku dan Melly? Kenapa kamu membohongiku lagi dan lagi? Yang pertama Hugo Cheng, lalu Yulius Zhu? Apa yang kamu inginkan? Apakah karena kamu memegang kendali, kamu merasa hidupmu membosankan, jadi kamu datang mencariku untuk bersenang-senang? Aku sungguh bodoh. Beberapa tahun sudah berlalu, aku masih tetap menyukaimu seorang. Apakah kamu merasa kamu sangat hebat? Aku katakan kepadamu, itu dulu, mulai sekarang, aku tidak akan tertarik kepadamu lagi!"

Wirianto Leng mengerutkan kening lalu dengan cepat dia berjalan beberapa langkah menghampiri Yuliana Jian : "Kamu tenang dulu! Aku tidak bermaksud membohongimu!"

Yuliana Jian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Kalau kamu berniat membohongiku? Bagaimana lagi kamu akan membohongiku? Aku Yuliana Jian sungguh murahan, aku menyukaimu, tapi aku tidak akan dipermainkan olehmu lagi!"

"Yuliana..." Wirianto Leng mencoba meraih lengan Yuliana Jian .

Tapi Yuliana Jian langsung menghindar dan berjalan keluar dari kamar Wirianto Leng .

"Yuliana..." Wirianto Leng belum pernah melihat Yuliana semarah ini, dia juga tahu dirinya sangat keterlaluan, sudah seharusnya Yuliana Jian marah kepadanya. Jelas-jelas dia tahu akan membuat Yuliana Jian marah, tapi Wirianto Leng tetap melakukannya, sama seperti dia bisa menebak jika dia memberitahukan namanya adalah "Yulius Zhu", Yuliana Jian pasti bisa menebak Tuan Zhu adalah dirinya.

Selama ini, saat membuat keputusan emosinya selalu lebih cepat dari akal sehatnya. Wirianto Leng ingin segera menyusul Yuliana Jian, tapi kaki kirinya sakit karena digerakan terlalu berlebihan.

Wirianto Leng mengerutkan kening menatap punggung Yuliana Jian lalu dia bergegas berkata, "Yuliana Jian, tunggu ..."

Karena kakinya sakit, Wirianto Leng jatuh ke lantai, bahkan suaranya menjadi lemah. Yuliana Jian yang tadinya penuh dengan amarah langsung menoleh ketika mendengar sudah Wirianto Leng yang terjatuh.

Ketika Yuliana Jian melihat Wirianto Leng jatuh ke lantai, wajah kurusnya langsung berubah menjadi pucat. Yuliana Jian bergegas memapah Wirianto Leng, sambil mengerutkan kening dia bertanya, "Ada apa denganmu? Kakimu ..."

Melihat kaki kiri Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung mengangkat tangan hendak menyentuh kakinya. Tapi Wirianto Leng mengangkat tangan dan menghalangi tangan Yuliana Jian, karena kesakitan suaranya bergetar: "Tidak apa-apa, kamu tidak perlu melihatnya."

"Bagaimana jika aku ingin melihatnya?" Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan matanya yang memerah: "CEO Leng akan melakukan apa terhadapku? Membuatku kehilangan keluargaku? Memasukkanku ke penjara? Atau membuatku bersembunyi di desa kecil di pegunungan? Kalau ingin menghadapiku, CEO Leng harus memikirkan cara lain, karena aku sudah mengalami semua itu. "

Wirianto Leng menunduk, saat ini, dia jauh lebih kurus daripada Wirianto Leng dalam ingatan Yuliana Jian, dan dia terlihat sedikit lemah.

“Kalau kamu bersikeras mau melihatnya, aku akan memperlihatkannya kepadamu.” Wirianto Leng berkata dengan suara berat lalu dengan perlahan-lahan dia menarik celana kirinya.

Ketika kaki kiri Wirianto Leng terpapang di hadapan Yuliana Jian, Yuliana langsung menutup mulutnya dan mundur selangkah ke belakang. Apakah ini daging manusia? Ada banyak bekas luka memenuhi kakinya dan juga ada pelintiran aneh.

"Apa yang terjadi? Aku ingin mendengar yang sesungguhnya!" dengan mata memerah Yuliana Jian bertanya dengan lembut .

Yuliana Jian sangat familier dengan tubuh Wirianto Leng, dia tahu seberapa kuat kaki Wirianto Leng, kulitnya mulus berkilau dan tanpa bekas luka.

Saat menjadi "Tuan Zhu", Wirianto Leng terus menutupinya dari Yuliana Jian, dia tidak ingin Yuliana melihat kaki kirinya yang terluka. Tetapi sekarang ketika Yuliana Jian benar-benar melihat kaki kirinya yang terluka, Wirianto Leng malah tersenyum: "Satu tahun yang lalu, salah satu musuhku mengirimiku sebuah bom. Meskipun ditemukan tepat waktu. Tapi daya ledak bom itu sangat kuat jadi aku terluka. Aku pikir aku tidak bisa bertahan hidup, jadi aku meminta Hugo Cheng menjaga kalian. Dia memenuhi semua kriteria suami yang sempurna. "

Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Aku tidak menyangka aku selamat, tapi cedera kakiku ini terlalu parah, aku harus menjalani pemulihan dengan perlahan-lahan. Bahkan dokter terbaik di dunia juga tidak bisa menjamin aku bisa kembali sama seperti sebelumnya atau tidak. Bisa jadi kelak, aku harus menerima kaki yang terluka ini. Mungkin saat berjalan akan terlihat sedikit pincang... Yuliana Jian , aku tidak ingin kamu melihat aku yang sekarang. Wirianto Leng yang kamu sukai seharusnya Wirianto Leng yang sempurna, bukan orang lumpuh. "

Yuliana Jian berjongkok di samping Wirianto Leng , menatap kaki kiri Wirianto Leng. Dengan suara seraknya dia berkata dengan perlahan sambil tersenyum getir: "Apakah Wirianto Leng pernah sempurna? Bukankah dia sombong dan dingin? Tidak tahu bagaimana mencintai seseorang, hanya tahu mengatur hidup orang lain sesuka hatinya. Lebih mementingkan kekuasaan di bandingkan apa pun. Sekarang, satu kakinya yang pincang hanya akan membuat Wirianto yang tadinya dingin terlihat lebih tenang dan ramah. Kalau benar-benar pincang, kamu akan memiliki satu keunggulan."

"Hmm..." Wirianto Leng mengangkat tangannya, setelah ragu-ragu sejenak, dia menyeka air mata Yuliana Jian, dan berkata dengan lembut, "Kalau begitu kamu jangan menangis."

Yuliana Jian menyeka air matanya, lalu dengan terisak-isak dia berkata, "Aku akan memapahmu."

Wirianto Leng mengerutkan kening dan berkata, "Tidak perlu."

“Kamu sudah membohongiku begitu lama, kamu berutang padaku!” Yuliana Jian meletakkan tangan Wirianto Leng di bahunya lalu membantu Wirianto Leng berdiri.

Setelah Wirianto Leng berdiri, Yuliana Jian memapahnya kembali ke kamar dan duduk. Wirianto Leng segera menurunkan celana yang ditariknya tadi, dan mencoba menutupi kakinya yang terluka. Yuliana Jian segera menghentikannya dan berkata dengan suara dingin: "Aku sudah melihatnya, sekarang kamu tutupi juga tidak ada gunanya. Sekarang kakimu kesakitan, bagaimana mengobatinya?"

Wirianto Leng melirik Yuliana Jian : "Telepon Paman Xu, dia akan memijatku."

Wirianto Leng berkata sambil menunjuk telepon di meja, lalu dia memberitahukan sebuah nomor telepon. Yuliana Jian menghentikan isakannya, lalu dia mengangkat ganggang telepon, dan menekan nomor tadi. Ketika telepon terhubung, suara pak tua terdengar dari balik telepon: "Ada apa Tuan, tadi Nona Yuliana bergegas ke atas, tidak terjadi apa-apa kan?"

Yuliana Jian berkata dengan suara dingin, "Tidak terjadi apa-apa, hanya saja sepertinya kaki tuanmu sangat kesakitan, jadi dia memintamu ke atas untuk memijatnya."

Paman Xu langsung berkata, "Nona Yuliana ... oh ... baik, baik ... aku akan ke atas sekarang."

Selesai berbicara, Paman Xu langsung berlari ke atas, dengan sedikit membungkuk kepada Yuliana Jian , dia berkata dengan menyesal, "Maaf, selama ini aku sudah membohongi Nona Yuliana."

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Paman Xu: "Istri, putra dan menantumu juga palsu?"

Paman Xu menatap Wirianto Leng, setelah melihat Wirianto Leng mengangguk, Paman Xu baru tersenyum getir dan berkata dengan lembut, "Itu asli."

Yuliana Jian bertanya dengan dingin: "Apakah benar-benar bangkrut?"

Paman Xu mengangguk: "Benar-benar pernah bangkrut, hanya saja tadinya aku adalah seorang praktisi pengobatan Tiongkok, dan perusahaan aku jalani juga merupakan perusahaan yang berhubungan dengan obat-obatan Tiongkok. Nona Jian, selain menyembunyikan identitas tuan aku tidak mengatakan kebohongan apa pun kepada anda, aku harap anda tidak marah kepada saya. "

"Aku tidak berhak marah." Yuliana Jian melirik Wirianto Leng : "Kamu obati CEO Leng, aku akan pulang dulu."

Wirianto Leng segera menatap Yuliana Jian, sambil mengerutkan kening dia berkata: "Yuliana ..."

Yuliana Jian menoleh ke arah Wirianto Leng, dia menyeka air matanya dengan kuat, lalu bertanya sambil tersenyum getir: "Apa yang ingin CEO Leng katakan kepadaku? Apakah kamu ingin melihat aku tersentuh? CEO Leng terluka demi mendapatkan harta Keluarga Leng dan bukan demi aku, aku tidak perlu tersentuh. Apakah kamu merasa kamu sangat berhati besar, karena telah melakukan begitu banyak hal, dan memberikan ketenangan selama beberapa tahun kepadaku. Bahkan ketika kamu akan mati, kamu masih ingin mengatur seorang pria untuk menjagaku dan Mellly. Tapi pernahkah kamu memikirkan, apakah aku menginginkan semua yang kamu berikan padaku? Apa yang aku inginkan?”

"Aku tahu," Wirianto Leng menunduk sambil berkata dengan lembut, "Ini salahku."

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam sambil menatap Wirianto Leng : "Apakah sekarang disekelilingmu aman?"

Wirianto Leng mengerutkan kening menatap Yuliana Jian : "Selain August Leng yang masih belum ketemu, yang lainnya ..."

"Seharusnya di sini bukan tempat yang paling baik untuk menjalani pemulihan. Kalau terus mengulur waktu kamu mana bisa sembuh? Besok, kamu pulang dan segera sembuhkan kakimu yang terluka." selesai berbicara Yuliana Jian berjalan dengan cepat ke arah pintu.

Lalu Yuliana Jian tiba-tiba berhenti, dia menyampingkan tubuhnya menatap Wirianto Leng lalu berkata: "Siapkan dua tempat duduk untuk aku dan Melly, aku akan pulang untuk menanyakan pendapat Melly. Kalau dia setuju, aku akan pulang bersamamu. "

Wirianto Leng mencoba untuk berdiri, tapi baru saja bangun, dia harus duduk lagi karena luka di kakinya. Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil berkata: "Dulu Melly masih kecil, jadi di sini lebih aman. Tapi sekarang Melly sudah besar, dia ingin bertemu ayahnya. Dikarenakan kamu bisa datang melihat aku dan Melly, itu berarti sekarang tidak berbahaya seperti dulu lagi, kan? Kalau keamanan memungkinkan, aku ingin terus hidup sebagai Yuliana Jian. "

Sudah beberapa tahun berlalu sejak dia mengubah nama dan marganya. Meskipun kelihatannya sangat stabil, tapi bagi Yuliana itu adalah semacam siksaan, terkadang dia tidak mengerti siapa dirinya. Apakah Yuliana yang dulu benar-benar dirinya?

"Sekarang sudah tidak berbahaya seperti dulu, tapi ..." Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil berkata dengan pelan.

Sebelum dia selesai berbicara, Yuliana Jian mengerutkan kening menyela kata-kata Wirianto Leng: "Pertama kali memecahkan mangkuk Melly melukai jarinya. Tapi untuk kedua kalinya dia tahu bagaimana menghindarinya, haruskah aku tidak membiarkan dia mengambil mangkuk seumur hidupnya karena aku takut jarinya terluka? Dulu aku bisa tinggal di sini karena Melly masih kecil, aku takut pertumpahan darah di luar akan membuatnya takut. Tapi sekarang sepertinya ayahnya yang telah lama hilang, adalah penyakit psikologis terbesarnya. Ada apa? Apa lagi yang ingin kamu katakan? "

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dengan pelan, sambil bersandar di kursi, dia berkata dengan suara pelan, "Kalau dia setuju, aku akan membawa kalian pergi."

Yuliana Jian melirik Wirianto Leng sebentar, lalu berjalan keluar dari kamar Wirianto Leng. Paman Xu , yang sedang mengoleskan salep untuk Wirianto Leng , bergegas berkata sambil tersenyum: "Tuan, apakah sekarang keluarga ini akan berkumpul kembali?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dengan tidak berdaya: "Yuliana , benar-benar membenciku."

Selesai berbicara, Wirianto Leng menundukkan kepala menatap kakinya, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Tapi bagus juga, dia pantas mendapatkan pria yang lebih baik."

Tapi baru selesai berbicara, senyuman Wirianto perlahan menghilang dari wajahnya, Wirianto Leng mengepalkan tangannya, sorot matanya penuh kecemburuan, dan bahkan sedikit murung. Setelah melihat raut wajah Wirianto Leng, Paman Xu langsung menundukkan kepalanya.

Yuliana Jian pergi ke sekolah dasar Melly Jian, menunggu Melly Jian pulang sekolah, melihat Melly Jian tersenyum berlari ke arahnya , Yuliana Jian tersenyum dan melambai ke arah Melly Jian. Setelah itu Yuliana Jian tersenyum dan berkata kepada Melly Jian: "Bagaimana sekolahmu hari ini?"

Melly Jian mendengus sambil berkata dengan bangga , "Hari ini sangat baik, aku lulus ujian matematika. Ibu, aku hebat tidak?"

Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Hmm, benar-benar hebat."

Seperti biasa, Yuliana Jian menggandeng tangan Melly Jian sambil berjalan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Yuliana Jian mengajak Melly Jian untuk duduk lalu dia tersenyum kepada Melly Jian dan bertanya, "Hari ini Ibu ingin bertanya satu hal kepadamu, kamu ingin menjadi Elia atau Melly?"

Melly mengejapkan matanya sambil bertanya dengan bingung, "Ibu, pertanyaan apa ini?"

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu bisa kembali menjadi Melly, kamu bersedia tidak?"

"Benaran?" Melly Jian langsung melompat: "Aku bisa kembali menjadi Melly! Aku mau menjadi Melly! Ibu, apakah kita sudah bisa kembali, apakah kita bisa bertemu Bibi Peggy, Bibi Odel, dan ……dan ……"

Bicara sampai situ, Melly melihat ekspresi wajah Yuliana Jian sambil menurunkan suaranya lalu berkata dengan pelan: "Dan ayah ..."

Yuliana Jian mengangguk menatap Melly Jian yang hendak tertawa. Yuliana Jian memegang bahu Melly sambil berkata dengan serius: "Kamu mungkin akan terpisah dari ibu, berada dalam bahaya, dan bertemu paman jahat yang menculik kita, mungkin juga akan terluka, dan bahkan ... bahkan akan mati ... dan selamanya tidak akan pernah bisa bertemu ibu lagi. Kalau seperti ini, apakah kamu masih bersedia menjadi Melly? "

Mendengar kata Yuliana Jian, Melly Jian ketakutan hingga tertegun. Setelah berlalu cukup lama, dia mengangguk dengan perlahan, "Ibu, aku adalah Melly."

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu