Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 46 Bertemu dengan dewi

Michael mengambil surat yang dilemparkan oleh Yuliana, tersenyum dengan memicikkan mata : “Terima kasih CEO Jian yang memikirkan begitu sempurna, bahkan surat meletakkan jabatan juga sudah disiapkan untukku. Karena CEO Jian begitu memikirkan bawahan, aku jadi sungguh-sungguh tidak sanggup meninggalkan perusahaan, atasan seperti CEO Jian yang begitu memikirkan bawahan, aku bisa mencarinya di mana lagi?”

Yuliana tersenyum dan berkata : “Terima kasih banyak atas pujian manager Chu, kalau memang tidak ingin meletakkan jabatan, maka berusahalah untuk bekerja dengan baik. Aku sangat menantikan kemampuan kerja manager Chu yang bisa menghasilkan lebih banyak lagi keajaiban bagi perusahaan kita.”

Yuliana memang tidak bermaksud ingin Michael meletakkan jabatan sekarang juga, lagi pula Michael sudah bekerja lama di perusahaan, mengerti banyak akan kondisi pelanggan perusahaan. Jika membuat Michael pergi sekarang, juga akan menyebabkan bagian dalam perusahaan menjadi terguncang. Namun kalau Michael tetap tinggal, dia akan terus lanjut untuk bersekutu dengan staf bagian dalam perusahaan, dan akan menjadi ancaman baginya.

Yuliana perlu waktu, jadi awal-awal dia sudah menyiapkan surat peletakkan jabatan Michael, untuk memancingnya. Pengalamannya selama berhubungan dengan Michael, membuat Yuliana sedikit banyak memahami tabiat Michael, karena Michael yang rendah diri namun juga congkak, pasti tidak akan membiarkan dirinya diusir pergi begitu saja dari perusahaan.

Namun semakin lama Michael berjuang di perusahaan, Yuliana semakin mudah mengambil alih pekerjaan yang ada di tangan Michael sekarang. Kemudian saat membuat Michael keluar dari perusahaan, maka tidak akan membawa pengaruh bagi perusahaan.

Michael dengan mata menyipit menatap Yuliana, agak lama baru muncul senyuman : “Aku juga sangat menantikan CEO Jian bisa membimbing kami melangkah ke tangga yang baru.”

“Manager Chu jangan kuatir, aku pasti bisa melakukan dengan baik.” Jawab Yuliana tersenyum seraya bangun berdiri, dan berjalan keluar dari ruang rapat.

Michael menatap punggung Yuliana, tangannya terkepal erat, dengan kuat memukul ke meja ruang rapat. Meskipun barusan tadi dia berbicara dengan semangat tinggi, namun Michael juga tahu jika terus lanjut tinggal di MARS Company, tidak akan menguntungkan dirinya. Kini di belakang Yuliana ada orang besar dan hebat mendukungnya, dan semula Yuliana memang direktur eksekutif, dia ada membawa dana keluarga Leng.

Sebelumnya mumpung Yuliana hamil, Michael diam-diam bersekongkol dengan pemegang saham. Namun saat Yuliana kembali, dia mengambil waktu dan tempat. Semua yang dia lakukan tidak ada gunanya lagi, para pemegang saham yang sebelumnya berhubungan baik dengannya segera beralih pada Yuliana. Namun Michael tidak bisa pergi begitu saja, dibanding dengan akibatnya seperti apa, Michael lebih tidak ingin mengalah begitu saja di depan Yuliana!

Dengan alis mengkerut, Michael menarik napas dalam, diam-diam dalam hati dia sangat membenci Yuliana, jelas-jelas dulu wanita yang manja dan polos di depannya, mengapa dalam sekejap muncul cakar yang tajam? Seorang wanita mengapa bisa berubah begitu cepat?

Ini pasti hasutan dari pria yang ada di belakang Yuliana, berpikir sampai di sini, Michael mengernyitkan dahi. Pasti seperti itu! Kalau tidak Yuliana sama sekali tidak akan bertindak begitu kejam padanya!

Saat ini, mendadak ponsel Michael berdering, dan segera menerima panggilan ini. Di ponsel menampilkan nomor yang tidak dikenal, saat dia menerimanya, terdengar suara Silvia. Dengan suara kecewa sambil menangis dia berkata : “Michael, cepatlah datang menengokku, aku tidak tahu mengapa? Perutku sakit terus. Aku sangat takut, datanglah……”

“Oh? Perutmu sakit?” Dengan sudut bibir terangkat Michael berkata lembut : “Wah serius sekali, sebentar lagi aku pasti sampai di sisimu, kamu harus menungguku……”

“Kalau begitu kamu segeralah datang, Michael. Sejak Yuliana datang menjengukku, aku selalu merasa takut. Aku takut dia melakukan sesuatu pada anak kita. Kamu tidak melihat sinar matanya, di dalamnya penuh rasa cemburu padaku, seperti ingin memakan diriku. Aku sungguh takut dia bertindak sesuatu pada anak kita!” kata Silvia panik dan kalang kabut.

“Tenang, aku akan melindungi anak kita.” Ujar Michael tertawa, sama sekali tidak peduli apakah masih ada yang ingin dibicarakan Silvia, dengan cepat memutuskan panggilan begitu saja.

Michael tahu mengapa Silvia sakit perut, karena dia membubuhkan obat penggugur kandungan ke dalam kuah yang dia antarkan pada Silvia. Michael merasa Silvia sangat bodoh sekali, mengapa dia bisa percaya kalau dia akan terus menginginkan dirinya? Seorang wanita yang pernah masuk penjara, mana mungkin dia akan menikahinya? Dan juga mana mungkin dia mengizinkan anaknya sendiri lahir di dalam penjara?

Perlahan Michael mengangkat sudut bibirnya, tertawa kecil dan berkata : “Wanita ini, bodoh sekali hingga membuat orang merasa lucu. Dan yang pintar……yang pintar……”

Sampai di sini, teringat pada Yuliana yang sangat dibencinya, dia mengatup erat bibirnya, menekan nada bicaranya berkata : “Yang pintar, membuat orang merasa sangat benci…….sangat……”

Michael menarik napas panjang, menggigit erat bibirnya, kata yang dia tekan di bagian terdalam hatinya, selamanya dia tidak akan mengaku, juga selamanya tidak akan diucapkan!

Setelah menyelesaikan urusan kantor, Yuliana segera berangkat ke rumah sakit. Di kamar pasien masih tetap hanya ada perawat yang menjaga Rishendy, Fenny dan Sally entah pergi kemana. Yuliana membuka laporan hasil pemeriksaan kondisi Rishendy, alisnya mengkerut, kondisi papanya lebih serius dari yang dia bayangkan, sama sekali jauh dari yang dia perkirakan.

“Yuli……” panggil Rishendy yang membelakangi Yuliana, sambil memandang jendela kecil yang ada di kamar.

“Pa, aku di sini.” Yuliana meskipun tahu Rishendy hanya bicara tanpa sadar, namun dia tetap berusaha untuk menjawab Rishendy, dia berharap suatu hari ayahnya akan bereaksi atas sahutannya. Dan dia juga tidak ingin mengabaikan dirinya, tidak menjawab panggilan ayahnya.

Yuliana masih tidak tahu bagaimana caranya menjaga orang tua yang daya ingatnya terganggu. Namun Yuliana dengan sedikit keras kepala selalu mengira, asalkan dia dengan sungguh-sungguh menjawab setiap kata yang diucapkan ayahnya, tidak ingin membuat ayahnya merasa tidak ada yang merespon setiap kata-katanya, mungkin akan membantu dalam pengobatan ayahnya.

Yuliana mengambil sisir dan berjalan ke belakang Rishendy, dan pelan-pelan menyisirkan rambut Rishendy. Umur Rishendy belum mencapai enam puluh, tapi rambutnya telah memutih. Dibandingkan dengan pemimpin perusahaan lain yang sering menghias berita, kehidupan Rishendy mungkin terlalu hambar, dia senang dengan bekerja, tidak sembarangan dengan wanita. Awalnya Yuliana tidak percaya bagian ini, karena dia melihat banyak sekali para pemimpin perusahaan yang memelihara wanita, seolah-olah sudah menjadi sebuah kebiasaan dan normal.

Saat dia masuk ke perusahaan, Yuliana baru yakin ayahnya benar-benar baik luar dalam, di matanya hanya ada pekerjaan, tujuan satu-satunya adalah agar keluarganya bisa lebih baik. Namun pria seperti ini tampak jelas tidak cocok malang melintang di masyarakat sosial yang begitu materialistik. Lebih-lebih di atas meja perjamuan, orang seperti ini akan ditertawai dan menyebutnya “orang kolot”, “pria bodoh”, mana mungkin ada pria kaya yang cuma memikirkan pekerjaan, dan tidak ingin bergaul sembarangan di luar?

Ayahnya selalu tertawa dengan jujur, bahkan membantah pun tidak, hanya tersenyum dan berkata : “Setiap orang memiliki prospek yang berbeda.”

Yuliana tidak menyukai orang lain menggunakan pandangan tetap yang telah terbentuk untuk melihat Rishendy, tidak suka orang lain menertawakan dia dungu dan bodoh. Namun setiap kali dia ingin meledak marahnya, selalu dicegah oleh ayahnya.

“Jangan emosi, mereka semua cuma bergurau. Dan mereka adalah pelanggan, dewa rejeki yang mengantarkan uang, memang kenapa kalau ditertawai mereka?” Rishendy selalu tersenyum sambil menghibur dirinya.

Yuliana mengingat kembali itu semua, benar-benar merasakan saat-saat itu begitu berharga. Yuliana sangat berharap saat itu ayahnya bisa menghibur dan mengatakan lebih banyak lagi, bisa membuat lebih banyak kenangan lagi di ingatannya.

Pelan-pelan sisirnya lepas dari rambut putih Rishendy, Yuliana menggosok-gosok kaki dan tangan Rishendy, kemudian sendok demi satu sendok semangkok kecil bubur, perlahan dia menyuapi Rishendy, tersenyum pada Rishendy dan berkata : “Pa, selamat malam. Besok aku datang lagi menjengukmu.”

Tidak ada respon dari Rishendy, hanya duduk di atas ranjang, tersenyum melihat ke depan, mengeluarkan suara “hehe”, dalam mulutnya terkulum kata-kata yang tidak jelas : “Sally, Yuli, makan……”

Yuliana berusaha menahan air matanya, sekali lagi mengucapkan selamat malam pada Rishendy, baru bergegas meninggalkan kamar inap Rishendy. Sambil berjalan Yuliana menarik napas panjang, berbisik lirih : “Tidak masalah, bukannya papa masih ada? Semua akan menjadi baik, aku pasti akan membuat papa pulih kembali, pasti……”

Bicara sampai di sini, dengan kuat dia menyeka bola air mata di sudut matanya, mengatup erat bibir, dia masuk ke kemudi dan pulang ke rumah keluarga Leng. Setelah memasuki pintu gerbang kediaman Leng, Yuliana merasakan suasana yang lain dari biasanya. Meskipun pembantu keluarga Leng berkelakuan baik dan sopan, namun sinar pandangan yang mereka tunjukkan tanpa sadar itu tidak bisa disembunyikan, pandangan mata ini membuat Yuliana dengan peka merasakan sebuah suasana, yaitu sebuah suasana “ada pertunjukan menarik.”

Yuliana bisa menebak kira-kira apa yang terjadi, jadi saat berjalan ke ruang utama, dan dia melihat seorang wanita yang lembut dan cantik sedang duduk di sofa ruang utama, Yuliana tidak merasa kaget. Dan Yuliana juga bisa menebak siapa wanita ini, sepertinya dia adalah Leny yang sering disebut-sebut tanpa henti oleh August. Cinta pertama dan mantan kekasih Wirianto.

Leny memang kelihatan seperti wanita yang sangat disukai semua orang, kulitnya putih, bening bagaikan air musim gugur, hidung yang mancung bibir yang mungil, saat tersenyum di wajahnya masih ada lesung pipi yang manis, tampak seperti permen buah yang sangat enak. Tidak seperti wanita yang menjengkelkan pada pandangan pertama orang-orang.

Tania yang semula duduk di samping Leny, segera berdiri, dan tersenyum pada Yuliana : “Aiyo, Yuliana sudah kembali, cepatlah lihat, ini yang namanya Leny. Dialah gadis yang dulu disukai Wirianto……”

Berbicara sampai di sini, Tania segera menunjukkan senyum “ada pertunjukan menarik”, sambil berkata : “Lihatlah aku, aku memang sudah berumur, sudah salah bicara, bagaimana bisa di depan Yuliana menyebut Leny adalah wanita yang dulu disukai Wirianto? Yuliana apa kamu keberatan?”

Yuliana menggeleng, tersenyum lalu berkata : “Aku tidak keberatan, aku sudah tahu mengenai masalah nona Liu dan Wirianto sebelumnya. Aku tahu nona Liu seorang wanta yang imut, tidak hanya Wirianto yang suka padanya, bahkan August juga menyukainya. Hari ini pagi-pagi aku mendengar August membicarakan nona Liu, dari kata-katanya sangat menyayangi nona Liu, katanya mereka berdua sama-sama menyukai nona Liu, hingga membuat nona Liu sulit menjadi orang, menyebabkan nona Liu mau tidak mau harus pergi ke luar negeri. Saat aku mendengarnya aku juga merasakan keadaan nona Liu saat itu, benar-benar sulit.”

Kata-kata Yuliana ini, membuat Tania yang tadinya ingin menertawai Yuliana malah segera berubah raut wajahnya. Semula Tania memang berniat ingin menggunakan Leny untuk membuat malu Yuliana, tapi tidak disangka Yuliana malah melibatkan August juga. Ini membuat Tania teringat kejadian yang lalu, juga melonggarkan tangannya yang memegang tangan Leny. Menggunakan Leny untuk menghadapi Yuliana masih bisa, namun Tania sama sekali tidak ingin Leny dan August terlibat kembali bersama.

Dengan nada dingin Tania berkata : “August saat itu masih kecil, cuma sedikit ribut, siapapun tahu Leny dan Wirianto baru pasangan yang serasi.”

“Bibi, masalah sudah berlalu, jangan membicarakannya lagi.” Leny yang memang sebagai pusat badai ini, sedikit ekspresi canggung pun tidak terlihat dari wajahnya, malah tersenyum menghibur Tania.

Selesai bicara, Leny melihat Yuliana, tersenyum manis : “Pertama kali bertemu denganmu, tidak tahu apa yang kamu sukai. Dengar-dengar kamu dan Wirianto sudah ada bayi, aku pikir ingin menghadiahkan kamu barang-barang yang dipakai bayi, semestinya akan membuatmu senang. Aku membeli beberapa mainan dari luar negeri, di dalamnya ada mobil mainan, puzzle……Wirianto saat kecil paling suka bermain puzzle, ayah anak satu hati, seharusnya barang yang disukai juga hampir sama.”

“Aiyo, apa kamu tidak tahu? Yuliana sudah keguguran.” Ujar Tania dengan menaikkan nada bicaranya.

Leny segera menutup mulutnya, dan bergegas minta maaf pada Yuliana : “Maaf, aku tidak tahu, aku baru pulang dari luar negeri. Aku sama sekali tidak tahu terjadi hal seperti ini, aku sudah salah menghadiahkan barang……”

Yuliana memandang Leny, sekalipun Leny kelihatan lembut dan tenang, tidak ada cacat sama sekali. Namun naluri Yuliana sebagai wanita mengatakan, Leny ini pasti sengaja mengungkit masalah kegugurannya.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu