Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 197 Kamu Salah Orang
Saat sampai di pagi hari, Yuliana Jian baru menutup mata sebentar. Tapi baru saja tidur sebentar, Yuliana Jian dibangunkan oleh Melly Jian. Di saat Yulian Jian membuka mata dan bangun, seketika otaknya menjadi sangat jelas.
Yuliana Jian tiba-tiba teringat, darimana dia mendengar perkataan orang muda tidak dapat dipercaya. Dari orang tua di villa itu! Orang tua itu juga pernah mengatakan perkataan yang serupa.
Yuliana Jian mengerutkan dahi, langsung berdiri, dan ingin langsung segera pergi ke villa itu.
Tapi Melly Jian yang ada di samping terkejut dan menangkap lengan Yuliana Jian, "Ibu, ada apa denganmu?"
Yuliana Jian baru menenangkan perasaan dan berbalik berkata pada Melly Jian, "Tidak apa-apa. Ibu hanya tidak tidur nyenyak, sedikit lelah saja."
Melly Jian segera berkata, "Kalau begitu ibu tidak perlu mengantarku ke sekolah. Aku yang pergi sendiri saja. Aku ikut mereka pergi ke sekolah saja ...."
"Tidak boleh, ibu bisa mengantar kamu pergi ke sekolah, tidak ingin merepotkan orang lain." Yuliana Jian berdiri sambil tersenyum, "Selain itu sekarang perasaan ibu juga jauh lebih baik."
Berkata sampai sana Yuliana Jian menarik napas dalam dan langsung turun dari ranjang, mempersiapkan semua keperluan Melly Jian untuk berangkat sekolah. Setelah mengantar Melly Jian ke sekolah, melihat Melly Jian masuk ke dalam sekolah, Yuliana Jian baru berbalik dan kembali ke desa.
Setelah pulang, dia memetik sayur dari ladang dulu baru menuju villa yang ada di atas gunung. Berjalan ke depan villa, Yuliana Jian ragu sesaat baru menekan bel.
Pintu villa langsung terbuka, pak tua itu berjalan ke depan dan berkata sambil tersenyum, "Kita hari ini juga tidak meminta sayur, kenapa kamu datang?"
Yuliana Jian berkata sambil tersenyum pada pak tua, "Karena aku lihat sayur-sayur ini lumayan bagus, jadi sekalian mengantar kepadamu. Bukan untuk dijual, hanya memberi saja, diterima ya."
Melihat sayur-sayur yang Yuliana Jian bawakan, pak tua langsung berkata sambil tersenyum, "Sayur-sayur ini segar sekali. Bagaimana aku bisa terima?"
Yuliana Jian berkata sambil tersenyum, "Ini juga bukan apa-apa. Aku antarkan ke dapur paman ya, sekalian dicuci."
Pak tua mengangguk, "Kalau begitu tolong ya."
Yuliana Jian tersenyum sambil membawa keranjang sayuran itu masuk. Ketika melewati dapur di depan halaman, Yuliana Jian menengok ke kamar di lantai dua. Melihat jendela di kamar kedua tetap terbuka. Yuliana Jian tanpa bisa ditahan menyipitkan mata. Kemudian Yuliana Jian membalikkan badan, masuk ke dalam dapur, segera membuka keran dan mulai mencuci sayur.
Sambil mencuci sayur, Yuliana Jian sambil bertanya, "Paman, beberapa hari ini kenapa tidak beli sayur lagi? Kalau ada yang tidak baik dari sayur kami, apa karena harga yang mahal? Atau tidak segar? Paman bisa beritahu aku, aku akan beusaha memperbaikinya."
Pak tua segera tertawa, "Bukan masalah sayur, melainkan dua hari ini aku tidak makan di sini. Nyonya dan tuan muda datang, tuan menemani mereka. Aku hanya seorang pak tua, bisa makan apapun bukan? Tidak harus ada sayur."
Yuliana Jian mengerutkan dahi dan bertanya kecil, "Nyonya? Apa pemilik villa ini sudah beristri?"
"Tentu saja, kalau tidak nyonya kami masih ada siapa lagi? Tapi sekarang seharusnya adalah mantan nyonya." pak tua berkata sambil tersenyum, "Kamu tidak tahu, seberapa senangnya tuan ..."
Pak tua menghela napas kecil, "Hanya saja salah paham nyonya pada tuan terlalu dalam, tetap tidak bersedia baikan dengan tuan. Haih ... oh iya, beberapa hari ini kamu baik-baik saja bukan?"
Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum, "Beberapa hari ini aku baik-baik saja, sangat baik malah. Kalau begitu apa tuan sekarang ada di dalam villa?"
Pak tua mengangguk dan menghela napas tidak berdaya, "Ada, sedang sedih, tidak tahu kapan bisa baikan."
Saat pak tua sedang bicara, telepon di dapur berbunyi. Pak tua segera mengangkat telepon dan berkata dengan hormat, "Baik aku tahu, aku akan pergi ke sana sekarang."
Setelah pak tua meletakkan telepon, dia tersenyum yang mengandung permintaan maaf, "Tuan ada keperluan mencariku, aku harus pergi sebentar. Kita di sini tidak ada begitu banyak peraturan, kamu bisa gunakan barang-barang di dapur. Kalau sudah selesai mencuci sayuran, bisa jalan-jalan di halaman."
Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum. Setelah pak tua keluar dari dapur, dia pun mengelap tangan dan berjalan keluar dapur. Dari arah kamar di lantai dua, Yuliana Jian menemukan tangga dan berjalan ke atas. Setelah naik ke lantai dua, Yuliana Jian mengingat berdasarkan ingatannya, pelan-pelan mencari kamar itu.
Yuliana Jian meletakkan tangan di pegangan pintu, mengetahui gerakannya ini sangat berbahaya dan juga sangat tidak sopan. Tapi dia tidak dapat menahan diri atas rasa penasarannya. Dia ingin memastikan, apakah pemilik rumah ini, adalah Wirianto Leng?
Sebenarnya apa yang Wirianto Leng pikirkan, kenapa sampai bisa memikirkan mencari seseorang untuk menjadi suaminya!
Yuliana Jian perlahan-lahan membuka pintu kamar itu. Setelah pintu terbuka, Yuliana Jian melihat kursi yang membelakanginya. Karena kursi itu sangat tinggi, Yuliana Jian tidak dapat melihat siapa yang duduk di belakang kursi, hanya melihat tangan pucat putih yang ada di atas pinggiran kursi.
Tangan itu panjang, tulang-tulangnya kelihatan jelas, sepertinya mirip dengan tangan Wirianto Leng yang ada dalam ingatannya.
Yuliana Jian berjalan satu langkah ke depan, mendorong pintu lebih lebar. Suara pintu yang terbuka membuat orang itu terkejut dan pelan-pelan berdiri. Orang itu mengenakan kacamata hitam dan juga masker, membuat Yuliana Jian tidak dapat melihat jelas wajah orang itu. Yuliana Jian hanya bisa melihat tubuh pria itu kurus, tidak mirip dengan Wirianto Leng.
"Siapa kamu?" suara pria itu agak serak.
Itu pasti bukanlah suara Wirianto Leng. Yuliana Jian tanpa bisa menahan diri melangkah mundur satu langkah.
Tapi Yuliana Jian tetap berdiri di sana karena dia ingin memastikan untuk terakhir kalinya. Setelah dia menarik napas dalam, dia bertanya, "Maaf, aku mungkin sedikit tidak sopan. Apa aku bisa melihat wajahmu sebentar. Aku merasa kamu mirip orang yang aku kenal."
"Oh, kamu adalah orang yang sering mengantar sayur ke sini." kata sang pria dengan suara serak, "Aku sih tidak kenal. Nona, apakah kamu salah mengenali orang."
Pria itu mengeluarkan tangan dan bersiap membuka masker wajahnya. Di saat Yuliana Jian melihat pria itu mau membuka masker, napasnya seperti berhenti. Kemudian saat masker terbuka, dia melihat wajah yang sama sekali berbeda dengan wajah Wirianto Leng. Wajah itu meskipun kelihatan tampan, tapi sama sekali berbeda dengan wajah Wirianto Leng.
Yuliana Jian mengerutkan dahi dan menatap wajah itu untuk waktu yang lama, pada akhirnya menghela napas dan menggelengkan kepala, "Maaf, aku sudah mengganggumu. Aku memang benar salah mengenali orang."
Yuliana Jian sekarang juga merasa yang dia lakukan sangat aneh. Bagaimana bisa hanya karena perkataan yang Hugo Cheng katakan sama dengan pak tua, lalu memutuskan pemilik villa ini adalah Wirianto Leng? Perkataan yang menyuruh wanita mencari pasangan bertanggung jawab, siapapun bisa mengatakannya.
Yuliana Jian mengerutkan dahi dan segera meminta maaf, "Maaf, benar-benar maaf. Aku yang terlalu terburu-buru. Aku langsung pergi sekarang, tidak akan mengganggumu lagi. Maaf!"
Baru saja selesai bicara, Yuliana Jian langsung berlari keluar villa. Sampai pulang ke rumahnya sendiri, dia baru menarik rambut dengan perasaan kesal, merasa dirinya sangatlah bodoh. Dia tidak tahu apakah karena beberapa tahun terakhir ini dia hidup terlalu mudah, atau karena kemarin malam tidak istirahat dengan baik, otaknya jadi agak lemot. Bisa-bisanya dia melakukan perbuatan bodoh seperti itu.
Setelah menghela napas, Yuliana Jian berbaring di atas ranjang dengan tidak berdaya. Tidak lama kemudian, telepon Yuliana Jian berbunyi. Dia segera menjawab telepon, orang yang menelponnya bisa-bisa adalah suara pak tua dari villa tadi, "Kenapa kamu sudah pulang? Aku baru mendapatkan nomor teleponmu dengan kesulitan."
Yuliana Jian mendengar suara pak tua dan tanpa bisa ditahan berkata dengan malu, "Maaf, benar-benar maaf, aku yang terlalu tidak sopan, mengganggu waktu istirahat rumah tuan kalian."
Pak tua tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, tuan tidak memperhitungkan masalah ini. Tadi dia mencaritahu tentangmu dariku. Ketika mendengar kamu adalah single parent, dia mengetahui kesulitanmu. Dia juga bilang kamu pasti memiliki orang yang kamu rindukan, baru mencari seperti ini. Oh iya, tuan mengundangmu dan putrimu untuk bermain seharian di villa. Bukankah besok adalah hari Sabtu? Apa kamu dan putrimu bisa datang ke sini?"
Yuliana Jian langsung menggelengkan kepala dan berkata, "Bagaimana bisa aku pergi mengganggu kalian. Kelihatannya tubuh tuan kalian tidak terlalu sehat, seharusnya lebih banyak istirahat."
Pak tua menghela napas, "Tuan memiliki masalah batin, tidak dapat sembuh hanya dengan istirahat saja. Tuan muda kecil baru saja dibawa oleh nyonya, dia sangat rindu pada anak kecil. Di sini terlalu tenang, kamu anggap saja membantu tuan, biarkan villa ini lebih ramai sedikit. Mungkin penyakit batin tuan dapat sembuh lebih cepat."
Yuliana Jian mengerutkan dahi, "Tapi ..."
Yuliana Jian ingin bilang sekarang dia ada banyak masalah yang harus dia pikirkan, benar--benar tidak bisa melayani tuan itu. Tapi ketika mendengar perkataan Yuliana Jian, pak tua langsung menghela napas, "Tuan rumah kami benar-benar sangat besar hati. Meskipun dia dikejutkan olehmu sampai penyakitnya bertambah parah, tapi tidak perhitungan pada kesalahanmu, bahkan mengundangmu dengan besar hati. Tidak disangka kamu bahkan tidak menghargainya. Ya sudahlah kalau tidak mau. Aku akan langsung menjawab seperti ini pada tuan, agar tuan dapat ingat, di dunia ini bukan siapapun yang dia bersikap baik akan membalasnya dengan baik juga ...."
Mendengar perkataan pak tua ini, Yuliana Jian sama sekali tidak mempunyai alasan untuk menolak lagi. Yuliana Jian segera berkata, "Karena paman sudah berkata seperti ini, maka aku hanya bisa menyetujui. Hanya saja putriku sangat nakal, takut mengganggu kalian."
Pak tua berkata sambil tersenyum, "Aku justru takut rumah anakmu kurang ramai. Tuanku sangat suka anak yang nakal. Kebetulan, alat mainan anak kecil yang dua hari lalu kamu ungkit, hari ini juga sudah akan dipasang. Besok kamu suruh anakmu coba, lihat enak atau tidak."
Yuliana Jian mengerutkan dahi dan menghela napas, "Baiklah kalau begitu."
Setelah Yuliana Jian menyetujui, pak tua yang ada di ujung sambungan menutup sambungan. Yuliana Jian mengangkat ponsel dan menghela napas kecil, menggelengkan kepala dengan tidak berdaya. Dia sangat menyesal dengan perbuatan tidak sopannya tadi. Dia benar-benar terlalu ceroboh, Wirianto Leng bagaimana mungkin bisa berada di dalam villa itu? Wirianto Leng sama sekali tidak mempunyai alasan untuk berbuat seperti itu 'kan?
Novel Terkait
My Secret Love
Fang FangSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCinta Yang Dalam
Kim YongyiSee You Next Time
Cherry BlossomMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia