Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 307 Masa Lalu yang Pahit

Wirianto Leng mengerutkan keningnya lalu menatap Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "kamu jangan berpikir terlalu banyak. Jika aku memberitahu semuanya kepadamu, belum tentu kamu dapat menerimanya. Tunggu keadaanmu sudah pulih aku akan memberitahukan semuanya kepadamu ya?"

Begitu Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, dia menganggukkan kepalanya lalu sambil tersenyum berkata: "baiklah, apakah aku terlalu terburu-buru?"

Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya berkata: "entah kenapa setelah aku mengetahui diriku sendiri hilang ingatan dan setelah menerima cerita kamu, sudah beradaptasi sepenuhnya, jadi aku sangat ingin mengetahui semua detail peristiwa yang pernah terjadi. Tetapi yang kamu katakan benar juga, jika kamu memberitahu semuanya kepadaku, ingatanku bukan kembali pulih dengan sendirinya, melainkan mengingat akan perkataanmu, benar tidak?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan menganggukkan kepalanya berkata: "benar memang seperti itu."

Yuliana Jian berkata: "kalau begitu cepat beritahu aku makanan apa yang disukai oleh anak kecil bernama Melvin Jian itu. Meskipun kedua anak ini terdengar sulit untuk diurusi tetapi bagaimana pun juga mereka adalah anakku, pasti akan menuruti perkataanku. Aku yakin bisa mengurusi mereka!"

Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "Melvin Jian tidak pilih-pilih makanan, dia bisa makan apa saja. Tetapi lidahnya lebih menyukai makanan kebarat-baratan, buatkan spaghetti saja untuk dia."

Yuliana Jian segera mengerutkan keningnya begitu mendengar perkataan Wirianto Leng berkata: "spaghetti?"

Yuliana Jian sambil berbicara sambil mengedipkan matanya dengan cepat berkata: "yang satu makanan manis, yang satu spaghetti. Kedua anak ini memang sulit untuk diurusi ya."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "kita boleh belajar membuat satu macam terlebih dahulu."

Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan bergumam: "makanan manis? Spagehetti? Beer braised duck? Semuanya terdengar sangat sulit. Kepalaku sedikit sakit, aku merasa sangat sulit."

Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia mengadahkan kepalanya dan menatap Wirianto Leng sambil mengerutkan keningnya berkata: "lebih baik membuat spaghetti saja terlebih dahulu. Aku merasa spaghetti terlihat jauh lebih mudah dibanding dua lainnya. Aku juga merasa lebih gampang membuatnya....."

Begitu Wirianto Leng mendengar perkataan Yuliana Jian, dia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum berkata: "baik, sesuai keinginanmu."

Yuliana Jian bergegas berteriak dengan kencang: "iya, aku pasti akan melakukannya dengan baik, aku akan menjadi koki super untuk kembali melihat kedua anak tersebut."

Wirianto Leng memiringkan kepalanya dan tersenyum menatap Yuliana Jian begitu mendengar perkataannya. Meskipun dia terlihat begitu yakin, tetapi dia benar-benar tidak tahu apa pun mengenai hal di dalam dapur. Ketika dia mulai memasak dia akan menemukan kesulitannya. Tunggu ketika Yuliana Jian sudah menggunakan semua spaghetti, baru akan terlihat seperti spaghetti.

Wirianto Leng tersenyum begitu melihat Yuliana Jian yang merebus mi dengan lunak: "kelihatannya lumayan, setidaknya mi-nya sudah matang."

Yuliana Jian mengerutkan keningnya menatap Wirianto Leng dan bertanya: "apakah kamu sedang menertawakan aku?"

Wirianto Leng bergegas mengacungkan tangannya dan menggelengkan kepalanya: "tidak, bagaimana mungkin aku berani menertawakan kamu."

Yuliana Jian bergumam: "kamu ini sedang menertawakan aku! Jadi aku menghukummu untuk menghabiskan semua mi hingga yang terakhir yang paling dekat dengan gerbang keberhasilan."

Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia pun mengulas senyuman licik ke arah Wirianto Leng. Baru saja Yuliana Jian mengulas sebuah senyuman, tetapi dia langsung mengerutkan kening dan menunduk. Wirianto Leng bergegas menatap Yuliana Jian dan bertanya dengan penuh perhatian: "kenapa? Ada apa denganmu?"

Yuliana Jian mengerutkan keningnya lalu mengadahkan kepalanya menatap Wirianto Leng berkata: "aku merasa sangat aneh, aku baru saja mempercayai kisahmu, tetapi aku sudah bersikap begitu alamiah denganmu seolah-olah dulu banyak terjadi percakapan seperti ini."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia memiringkan sedikit kepalanya dan mengerutkan keningnya berkata: "aku tidak pernah berpikir aku akan sedekat ini dengan seorang pria. Aku tidak pernah berpikir aku akan memiliki anak. Tetapi semua ini sudah terjadi, aku tidak menyangka aku beradaptasi begitu cepat jadi aku merasa aneh...."

Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia mengaruk-garukan pipinya dan tersenyum: "dulu aku merasa aku dan August Leng baru dapat disebut sebagai kekasih. Tetapi itu hanya sebuah perasaan saja, itu terlihat seperti tanggung jawab yang harus aku selesaikan. Tetapi jika aku memikirkannya kembali, aku benar-benar tidak mengingat kenangan menyenangkan apa yang terjadi di antara aku dan August Leng. Aku tidak mengingatnya satu pun, aku tidak mengingat apa kenanangan yang menyenangkan di antara aku dan August Leng dan kenangan yang dapat membuat aku bersemangat. Tetapi ketika aku menerima semua kehidupan yang kamu berikan kepadaku, aku dapat merasakan rasa senang dan bersemangat. Perasaan ini seperti sebuah mimpi di kehidupan nyata."

Yuliana Jian berucap seperti itu tanpa memiliki maksud apa pun, tetapi Wirianto Leng sebagai pendengar pun merasa cemas menatap Yuliana Jian. Wirianto Leng juga baru saja tersadarkan dari rasa bahagia Yuliana Jian. Wirianto Leng tahu ketika Yuliana Jian sudah pulih, pertama-tama yang harus dia hadapi adalah kenangan pahit.

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil tersenyum bertanya: "apakah benar jika ingatanku kembali, kita sudah dapat berbahagia?"

Wirianto Leng mengerutkan keningnya menatap Yuliana Jian. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Yuliana Jian. Yuliana Jian melihat ekspresi aneh Wirianto Leng pun mengerutkan keningnya bertanya: "ada apa? Apakah tidak akan bahagia?"

Wirianto Leng bergegas menggelengkan kepalanya berkata: "tentu saja akan bahagia, kita akan berbahagia."

Yuliana Jian mendengar jawaban Wirianto Leng seperti mendapatkan sebuah keyakinan yang pasti. Dia bergegas menghembuskan nafas lega sambil tersenyum berkata: "aku cemas kamu akan mengatakan tidak. Baguslah jika dapat berbahagia.........."

Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia memiringkan kepalanya dan tersenyum: "kalau begitu aku akan mulai memasak! Ini pertama kalinya aku memasak mi, mungkin kamu tidak akan mempercayainya, tetapi aku benar-benar tidak pernah masuk ke dalam dapur."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya: "aku tahu."

Yuliana Jian tersenyum menatap Wirianto Leng: "kamu juga tahu hal ini? Kelihatannya kamu sudah mengetahui kelemahanku terlalu banyak."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia mulai memakan mi tersebut, mungkin karena dia yang memasak mi tersebut pun membuat Yuliana Jian makan terlalu banyak. Pada akhirnya dia pun kekenyangan dan Wirianto Leng yang menjulurkan tangan mencegah Yuliana Jian: "jangan makan terlalu banyak, tidak baik untuk pencernaan."

Yuliana Jian tersenyum memegang perutnya berkata: "meskipun rasanya biasa-biasa saja, tetapi mungkin karena tahu diriku sendiri yang membuatnya pun membuatku makan dengan begitu lahap. Sudah begitu lama aku tidak makan mi seenak itu."

Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia bergegas mengadahkan kepalanya menatap Wirianto Leng berkata: "aku merasa lelah, apakah aku boleh tidur?"

Wirianto Leng tersenyum berkata: "jangan tidur terlebih dahulu. Jika kamu tidur sekarang, pencernaanmu akan menjadi tidak bagus. Tunggu aku selesai berberes, aku akan membawamu untuk berjalan-jalan."

Yuliana Jian menolehkan kepalanya menatap ke arah luar villa dan melihat meskipun sedang menjelang siang, tetapi langit sedikit mendung dan tidak terlalu terik. Tetapi Yuliana Jian benar-benar kekenyangan dan mengerutkan keningnya lalu menyipitkan matanya menatap Wirianto Leng bertanya dengan malas: "apakah harus keluar? Di luar terlihat mendung, sepertinya cuaca sedang tidak terlalu bagus?"

Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "jangan mencari alasan lagi untuk dirimu sendiri. Ayo berdiri....."

Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, dia menjulurkan tangan ke arah Yuliana Jian. Meskipun ekspresi enggan Yuliana Jian terlihat dengan sangat jelas tetapi begitu melihat uluran tangan Wirianto Leng, Yuliana Jian pun menganggukkan kepalanya berkata: "baiklah, aku akan berdiri sekarang untuk menemanimu berjalan-jalan."

Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia pun berdiri dengan perlahan-lahan dan tangannya digenggam oleh Wirianto Leng keluar dari villa. Rupanya benar matahari di luar tidak terik. Karena dekat dengan pantai dan terkadang akan ada angin semilir yang meniup, Yuliana Jian pun memejamkan matanya berkata: "perasaan ini sangat enak."

Wirianto Leng tidak melepaskan genggaman tangan Yuliana Jian. Pada saat ini dia mengangkat kedua tangan mereka yang saling menggenggam bertanya: "apakah kamu terbiasa dengan genggaman seperti ini?"

Yuliana Jian menatap ke arah Wirianto Leng lalu menundukkan kepalanya dan menganggukkan kepalanya berkata: "rasanya sangat aneh, tetapi rasa aneh ini membuatku terbiasa."

Yuliana Jian pun menunduk dan melihat genggaman tangan mereka berdua. Yuliana Jian merasa semua ini sangat aneh, jelas-jelas dia baru memulai menerima Wirianto Leng tetapi dia bisa menerima Wirianto Leng dengan begitu cepat, mungkin mereka benar-benar sudah jadian dalam waktu cukup panjang.

Begitu Yuliana Jian teringat hingga ke tahap ini, dia pun mengeratkan genggamannya dan terseyum diam-diam. Tenaga Yuliana Jian ada batasnya, selama beberapa hari ini dia sudah menghabiskan terlalu banyak tenaga. Belum berjalan jauh dia pun sudah tidak dapat berjalan dan harus Wirianto Leng yang menggendong dia. Wirianto Leng tidak menyangka ingatan Yuliana Jian belum kembali tetapi sikap manjanya sudah kembali. Wirianto Leng sambil menggendong Yuliana Jian sambil mengulas senyuman.

Yuliana Jian tengkurap di atas punggung Wirianto Leng dan mencium baru keringat Wirianto Leng. Yuliana Jian merasa sangat nyaman dan aman. Yuliana Jian merasa dia sangat mencintai pria yang bernama Wirianto Leng ini, jika tidak mengapa dia bisa melupakan semuanya tetapi tidak bisa melupakan rasa cinta dia kepada dirinya?

Kisah cinta manusia memang sangat ajaib, saking ajaibnya bahkan tidak dapat dikontrol oleh ingatan. Yuliana Jian tertidur perlahan-lahan. Tetapi seiring dia tertidur, mimpi buruk itu kembali datang, kabut gelap itu masih juga menganggu dia dan berkata: "aku mencintaimu.......apa yang harus kamu lakukan ketika kamu mendengar aku mencintaimu?"

Lakukan apa?

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dengan panik. Meskipun dia tidak tahu apa yang di maksud, tetapi dia dapat merasakan ini merupakan suatu hal yang sangat menakutkan.

Kabut gelap itu masih mengganggu dia berkata: "meskipun kamu tidak mengerti, tetapi kamu pasti juga akan melakukannya."

Yuliana Jian menundukkan kepalanya dan melihat tiba-tiba muncul sebuah pisau pada tangannya. Yuliana Jian segera menarik nafas dengan dalam, mengerutkan kening dan menggelengkan kepala: "aku......ini bukan pisau milikku.........tidak seharusnya aku memegang pisau........"

Tetapi pisau di tangan Yuliana Jian seperti tidak terkontrol dan tiba-tiba menusuk ke arah perut pada seseorang di depannya. Orang itu seperti tidak merasa sakit sedikit pun. Pada tatapan orang itu juga terdapat kilat cahaya yang sangat aneh. Dia menatap ke arah Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "aku sudah mengatur semua jalan untuk bersamaku........uji cobaku sudah mendekati akhir penutupan. Tetapi Yuliana uji cobamu baru saja dimulai. Aku cinta kamu........."

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dengan panik. Dia ingin berteriak tidak, tetapi tangannya tidak dapat dikontrol dan menusuk pria itu dengan dalam selama beberapa kali tusukan hingga tercium bau amis dan cipratan darah pada wajahnya pun juga tidak menghentikan aksi dia.

Pada saat ini tiba-tiba muncul sebuah cahaya di dalam kegelapan. Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang berjalan ke arahnya. Yuliana Jian segera menghembuskan nafas dengan lega dan mencoba berlari ke arah Wirianto Leng. Tetapi jelas-jelas Yuliana Jian ingin memeluk Wirianto Leng, tetapi dia menusukan pisau tersebut ke dalam perut Wirianto Leng.

Wirianto Leng menundukkan kepala melihat perutnya yang ditusuk pun mengadahkan kepalanya dengan perhalan-lahan menatap Yuliana Jian. Yuliana Jian menggelengkan kepala dengan panik sambil menangis berkata: "kamu..........kamu seharusnya tidak mencintai aku. Aku seharusnya bersama dengan August Leng.......aku hanya boleh bersamanya........."

Wirianto Leng menundukkan kepala dan melihat Yuliana Jian yang sedang bermimpi buruk pun mengerutkan keningnya dan mendengar gumaman Yuliana Jian yang diulang terus-menerus: "aku seharusnya bersama dengan August Leng. Aku seharusnya bersama dengan August Leng."

Wirianto Leng pun menjulurkan tangannya secara perlahan-lahan untuk menyentuh pelan Yuliana Jian karena dia seperti melihat ada hantu jahat bernama August Leng yang sedang menempel di tubuh Yuliana Jian. Yuliana Jian segera membuka matanya dan menoleh menatap Wirianto Leng lalu menghembuskan nafas dengan lega dan bertanya: "ada apa? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum berkata: "tidak apa-apa, hanya melihat kamu sedang bermimpi buruk pun aku membangunkanmu. Ada apa? Apakah tidurmu masih tidak nyenyak?"

Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan menganggukkan kepalanya. Yuliana Jian dapat mengingat bahwa baru saja dirinya sedang bermimpi buruk. Tetapi begitu dia ingin kembali mengingatnya, dia sudah tidak dapat mengingat apa isi dari mimpi buruk tersebut. Dia hanya dapat merasakan ketakutan yang samar-samar dan sepertinya berkaitan dengan kematian August Leng.

Wirianto Leng tersenyum dan memberikan secangkir susu kepada Yuliana Jian berkata: "kalau begitu minum susu panas saja, susu panas dapat membantumu untuk tidur."

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng lalu melihat ke arah cangkir susu dan mengambil susu tersebut dan menghabisinya. Lalu Yuliana Jian kembali berbaring di atas ranjang, pada saat ini langit di luar sudah gelap. Begitu Yuliana Jian melihat Wirianto Leng bersiap-siap untuk pergi, dia bergegas mengulurkan tangan memegang tangan Wirianto Leng berkata: "apakah kamu boleh menemaniku sejenak?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan menganggukkan kepalanya lalu bertanya: "tentu saja boleh, ada apa? Masih merasa tidak enak?"

Yuliana Jian mengerjapkan matanya: "sepertinya aku bermimpi tentang August Leng."

Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia pun bergegas menatap ekspresi Wirianto Leng. Meskipun Wirianto Leng berusaha menutupinya, tetapi ekspresinya masih saja terlihat sedikit membeku selama beberapa saat. Yuliana Jian tidak merasa aneh sedikit pun melihat ekspresi Wirianto Leng karena August Leng pernah berjadian dengannya, August Leng juga merupakan adik sepupu Wirianto Leng. Dulu Wirianto Leng pasti merasa sedih begitu setiap kali mendengar dia menyebutkan nama August Leng terus-menerus.

Begitu Yuliana Jian teringat hingga ke tahap ini, dia pun menelan kembali semua perkataan yang ingin dia ucapkan. Dia hanya mengerutkan kening dan mengigit bibirnya. Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "apakah kamu cemas aku akan berpikir yang tidak-tidak? Tidak perlu khawatir, selama kamu baik-baik saja, aku sudah merasa sangat puas. Aku tidak akan mempedulikan masalah lain."

Yuliana Jian pun menghembuskan nafas panjang setelah mendengar perkataan Wirianto Leng dan bertanya: "dia.....maksud aku August Leng, bagaimana cara dia mati? Kecelakaan?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan ragu-ragu dalam waktu yang cukup panjang pun berkata: "aku hanya dapat mengatakan dia pantas mendapatkan akibat seperti itu. Dia dibunuh."

Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan menatap Wirianto Leng dengan panik berkata: "apa? Dia....dia dibunuh?"

Wirianto Leng menganggukkan kepalanya berkata: "iya, tetapi pembunuhnya termasuk melakukan hal baik."

"Hal baik?" Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan kebingungan bertanya: "apakah dia menjadi jahat?"

Wirianto Leng mengerutkan keningnya berkata: "dia berubah, dia membuat orang merasa takut, benci dan melakukan banyak hal buruk. Dia melakukan banyak hal yang berada di luar batas. Banyak orang tidak mengerti mengapa dia berbuat seperti itu."

Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan mengedipkan matanya: "oh begitu ya?"

Meskipun dulu Yuliana Jian terus merasa August Leng adalah orang satu-satunya yang dia cintai. Tetapi selama beberapa hari ini dia terus bermimpi buruk yang berkaitan dengan August Leng. Yuliana Jian pun mulai merasa apakah August Leng ini memang bermasalah. Mengapa August Leng yang dia temui di dalam mimpi dan di ingatan dia sangat berbeda? August Leng yang berada di dalam mimpi membuat dia merasa sangat takut.

Yuliana Jian merasa sepertinya ada yang salah dengan ingatannya, jika tidak, tidak mungkin terdapat perbedaan jauh seperti itu yang membuat dia mau tidak mau mulai mempertanyakan ingatan dia sendiri.

Yuliana Jian merasa dirinya sedikit mengantuk begitu terpikirkan hingga ke tahap ini. Mata Yuliana Jian terus berusaha untuk memejamkan. Yuliana Jian juga sudah menguap selama beberapa kali. Dia berbaring di atas ranjang dan berbicara kepada Wirianto Leng berkata: "sepertinya susu ini benar-benar bermanfaat, aku benar...benar....mengantuk."

Yuliana Jian belum selesai berbicara, tetapi matanya sudah terpejamkan. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan menyelimuti dia lalu menyentuh pelan pipi Yuliana Jian. Dia mencampur obat tidur di dalam susu tersebut, agar Yuliana Jian dapat tidur dengan nyenyak tanpa perlu memikirkan hal lain.

Akhir-akhir ini Yuliana Jian tidak dapat tidur dengan nyenyak karena terus diganggu oleh mimpi buruk. Setelah Wirianto Leng berkomunikasi dengan dokter dan memberikan jumlah kadar obat yang tepat untuk Yuliana Jian. Karena jika Yuliana Jian tidak dapat menjaga baik keadaan yang positif, maka keadaan psikis Yuliana Jian dapat kembali ke yang dulu, yang dapat membuat dia semakin panik.

Setelah Yuliana Jian tertidur, Wirianto Leng juga berbaring pada sofa di samping dan memejamkan matanya. Karena pengaruh obat membuat Yuliana Jian dapat tertidur dengan pulas. Ketika dia membuka matanya, matanya menjadi lebih bercahaya dan raut wajahnya terlihat lebih segar.

Yuliana Jian menguap dan melihat Wirianto Leng yang sedang tertidur. Dia tidak bisa menahan senyumannya dan menghampirinya lalu menusuk pelan pipi Wirianto Leng berkata: "kelihatannya hilang ingatan juga suatu hal yang baik, tanpa perlu berbuat apa-apa tiba-tiba sudah ada suami tampan yang kaya raya."

Begitu Yuliana Jian berbicara selesai, dia tidak dapat menahan dan kembali menusuk pelan pipi Wirianto Leng. Dia melihat Wirianto Leng sedang mengerutkan keningnya tetapi masih dalam keadaan tidur. Yuliana Jian pun tidak tega untuk kembali menganggu waktu istirahat Wirianto Leng. Yuliana Jian dapat melihat Wirianto Leng terus menjaga dia. Akhir-akhir ini Wirianto Leng juga tidak beristirahat dengan benar, pantas saja ditusuk berkali-kali pun tidak bangun.

Yuliana Jian merasa Wirianto Leng juga perlu beristirahat. Yuliana Jian pun mundur selangkah. Awalanya Yuliana Jian ingin membalikkan badannya dan pergi. Tetapi Yuliana Jian melihat ponsel milik Wirianto Leng yang berada di samping dalam keadaan sudah mau terjatuh. Yuliana Jian bergegas mengambil ponsel milik Wirianto Leng sambil tersenyum berkata: "tidak baik jika ponsel sebagus ini terjatuh di lantai dan rusak."

Yuliana Jian masih mengingat bahwa ponsel milik Wirianto Leng sangat canggih, hanya dengan menyentuh pelan layar saja sudah dapat memunculkan gambar, tanpa memerlukan tombol, hanya menyentuh layar saja. Yuliana Jian tidak pernah melihat ponsel seperti ini, sebelum dirinya hilang ingatan, Yuliana Jian mengira ini merupakan benda yang hanya digunakan oleh orang kaya. Tetapi setelah dirinya hilang ingatan, dia menyadari ponsel ini adalah barang teknologi canggih di saat ini.

Yuliana Jian tidak dapat membayangkan seberapa cepat kemajuan teknologi. Bukannya dia hanya hilang ingatan saja, tetapi mengapa dia merasa dirinya sangat tertinggal zaman.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu