Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
Wirianto Leng mengerutkan keningnya lalu menatap Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "kamu jangan berpikir terlalu banyak. Jika aku memberitahu semuanya kepadamu, belum tentu kamu dapat menerimanya. Tunggu keadaanmu sudah pulih aku akan memberitahukan semuanya kepadamu ya?"
Begitu Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, dia menganggukkan kepalanya lalu sambil tersenyum berkata: "baiklah, apakah aku terlalu terburu-buru?"
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya berkata: "entah kenapa setelah aku mengetahui diriku sendiri hilang ingatan dan setelah menerima cerita kamu, sudah beradaptasi sepenuhnya, jadi aku sangat ingin mengetahui semua detail peristiwa yang pernah terjadi. Tetapi yang kamu katakan benar juga, jika kamu memberitahu semuanya kepadaku, ingatanku bukan kembali pulih dengan sendirinya, melainkan mengingat akan perkataanmu, benar tidak?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan menganggukkan kepalanya berkata: "benar memang seperti itu."
Yuliana Jian berkata: "kalau begitu cepat beritahu aku makanan apa yang disukai oleh anak kecil bernama Melvin Jian itu. Meskipun kedua anak ini terdengar sulit untuk diurusi tetapi bagaimana pun juga mereka adalah anakku, pasti akan menuruti perkataanku. Aku yakin bisa mengurusi mereka!"
Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "Melvin Jian tidak pilih-pilih makanan, dia bisa makan apa saja. Tetapi lidahnya lebih menyukai makanan kebarat-baratan, buatkan spaghetti saja untuk dia."
Yuliana Jian segera mengerutkan keningnya begitu mendengar perkataan Wirianto Leng berkata: "spaghetti?"
Yuliana Jian sambil berbicara sambil mengedipkan matanya dengan cepat berkata: "yang satu makanan manis, yang satu spaghetti. Kedua anak ini memang sulit untuk diurusi ya."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "kita boleh belajar membuat satu macam terlebih dahulu."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan bergumam: "makanan manis? Spagehetti? Beer braised duck? Semuanya terdengar sangat sulit. Kepalaku sedikit sakit, aku merasa sangat sulit."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia mengadahkan kepalanya dan menatap Wirianto Leng sambil mengerutkan keningnya berkata: "lebih baik membuat spaghetti saja terlebih dahulu. Aku merasa spaghetti terlihat jauh lebih mudah dibanding dua lainnya. Aku juga merasa lebih gampang membuatnya....."
Begitu Wirianto Leng mendengar perkataan Yuliana Jian, dia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum berkata: "baik, sesuai keinginanmu."
Yuliana Jian bergegas berteriak dengan kencang: "iya, aku pasti akan melakukannya dengan baik, aku akan menjadi koki super untuk kembali melihat kedua anak tersebut."
Wirianto Leng memiringkan kepalanya dan tersenyum menatap Yuliana Jian begitu mendengar perkataannya. Meskipun dia terlihat begitu yakin, tetapi dia benar-benar tidak tahu apa pun mengenai hal di dalam dapur. Ketika dia mulai memasak dia akan menemukan kesulitannya. Tunggu ketika Yuliana Jian sudah menggunakan semua spaghetti, baru akan terlihat seperti spaghetti.
Wirianto Leng tersenyum begitu melihat Yuliana Jian yang merebus mi dengan lunak: "kelihatannya lumayan, setidaknya mi-nya sudah matang."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya menatap Wirianto Leng dan bertanya: "apakah kamu sedang menertawakan aku?"
Wirianto Leng bergegas mengacungkan tangannya dan menggelengkan kepalanya: "tidak, bagaimana mungkin aku berani menertawakan kamu."
Yuliana Jian bergumam: "kamu ini sedang menertawakan aku! Jadi aku menghukummu untuk menghabiskan semua mi hingga yang terakhir yang paling dekat dengan gerbang keberhasilan."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia pun mengulas senyuman licik ke arah Wirianto Leng. Baru saja Yuliana Jian mengulas sebuah senyuman, tetapi dia langsung mengerutkan kening dan menunduk. Wirianto Leng bergegas menatap Yuliana Jian dan bertanya dengan penuh perhatian: "kenapa? Ada apa denganmu?"
Yuliana Jian mengerutkan keningnya lalu mengadahkan kepalanya menatap Wirianto Leng berkata: "aku merasa sangat aneh, aku baru saja mempercayai kisahmu, tetapi aku sudah bersikap begitu alamiah denganmu seolah-olah dulu banyak terjadi percakapan seperti ini."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia memiringkan sedikit kepalanya dan mengerutkan keningnya berkata: "aku tidak pernah berpikir aku akan sedekat ini dengan seorang pria. Aku tidak pernah berpikir aku akan memiliki anak. Tetapi semua ini sudah terjadi, aku tidak menyangka aku beradaptasi begitu cepat jadi aku merasa aneh...."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia mengaruk-garukan pipinya dan tersenyum: "dulu aku merasa aku dan August Leng baru dapat disebut sebagai kekasih. Tetapi itu hanya sebuah perasaan saja, itu terlihat seperti tanggung jawab yang harus aku selesaikan. Tetapi jika aku memikirkannya kembali, aku benar-benar tidak mengingat kenangan menyenangkan apa yang terjadi di antara aku dan August Leng. Aku tidak mengingatnya satu pun, aku tidak mengingat apa kenanangan yang menyenangkan di antara aku dan August Leng dan kenangan yang dapat membuat aku bersemangat. Tetapi ketika aku menerima semua kehidupan yang kamu berikan kepadaku, aku dapat merasakan rasa senang dan bersemangat. Perasaan ini seperti sebuah mimpi di kehidupan nyata."
Yuliana Jian berucap seperti itu tanpa memiliki maksud apa pun, tetapi Wirianto Leng sebagai pendengar pun merasa cemas menatap Yuliana Jian. Wirianto Leng juga baru saja tersadarkan dari rasa bahagia Yuliana Jian. Wirianto Leng tahu ketika Yuliana Jian sudah pulih, pertama-tama yang harus dia hadapi adalah kenangan pahit.
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil tersenyum bertanya: "apakah benar jika ingatanku kembali, kita sudah dapat berbahagia?"
Wirianto Leng mengerutkan keningnya menatap Yuliana Jian. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Yuliana Jian. Yuliana Jian melihat ekspresi aneh Wirianto Leng pun mengerutkan keningnya bertanya: "ada apa? Apakah tidak akan bahagia?"
Wirianto Leng bergegas menggelengkan kepalanya berkata: "tentu saja akan bahagia, kita akan berbahagia."
Yuliana Jian mendengar jawaban Wirianto Leng seperti mendapatkan sebuah keyakinan yang pasti. Dia bergegas menghembuskan nafas lega sambil tersenyum berkata: "aku cemas kamu akan mengatakan tidak. Baguslah jika dapat berbahagia.........."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia memiringkan kepalanya dan tersenyum: "kalau begitu aku akan mulai memasak! Ini pertama kalinya aku memasak mi, mungkin kamu tidak akan mempercayainya, tetapi aku benar-benar tidak pernah masuk ke dalam dapur."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya: "aku tahu."
Yuliana Jian tersenyum menatap Wirianto Leng: "kamu juga tahu hal ini? Kelihatannya kamu sudah mengetahui kelemahanku terlalu banyak."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia mulai memakan mi tersebut, mungkin karena dia yang memasak mi tersebut pun membuat Yuliana Jian makan terlalu banyak. Pada akhirnya dia pun kekenyangan dan Wirianto Leng yang menjulurkan tangan mencegah Yuliana Jian: "jangan makan terlalu banyak, tidak baik untuk pencernaan."
Yuliana Jian tersenyum memegang perutnya berkata: "meskipun rasanya biasa-biasa saja, tetapi mungkin karena tahu diriku sendiri yang membuatnya pun membuatku makan dengan begitu lahap. Sudah begitu lama aku tidak makan mi seenak itu."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia bergegas mengadahkan kepalanya menatap Wirianto Leng berkata: "aku merasa lelah, apakah aku boleh tidur?"
Wirianto Leng tersenyum berkata: "jangan tidur terlebih dahulu. Jika kamu tidur sekarang, pencernaanmu akan menjadi tidak bagus. Tunggu aku selesai berberes, aku akan membawamu untuk berjalan-jalan."
Yuliana Jian menolehkan kepalanya menatap ke arah luar villa dan melihat meskipun sedang menjelang siang, tetapi langit sedikit mendung dan tidak terlalu terik. Tetapi Yuliana Jian benar-benar kekenyangan dan mengerutkan keningnya lalu menyipitkan matanya menatap Wirianto Leng bertanya dengan malas: "apakah harus keluar? Di luar terlihat mendung, sepertinya cuaca sedang tidak terlalu bagus?"
Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "jangan mencari alasan lagi untuk dirimu sendiri. Ayo berdiri....."
Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, dia menjulurkan tangan ke arah Yuliana Jian. Meskipun ekspresi enggan Yuliana Jian terlihat dengan sangat jelas tetapi begitu melihat uluran tangan Wirianto Leng, Yuliana Jian pun menganggukkan kepalanya berkata: "baiklah, aku akan berdiri sekarang untuk menemanimu berjalan-jalan."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia pun berdiri dengan perlahan-lahan dan tangannya digenggam oleh Wirianto Leng keluar dari villa. Rupanya benar matahari di luar tidak terik. Karena dekat dengan pantai dan terkadang akan ada angin semilir yang meniup, Yuliana Jian pun memejamkan matanya berkata: "perasaan ini sangat enak."
Wirianto Leng tidak melepaskan genggaman tangan Yuliana Jian. Pada saat ini dia mengangkat kedua tangan mereka yang saling menggenggam bertanya: "apakah kamu terbiasa dengan genggaman seperti ini?"
Yuliana Jian menatap ke arah Wirianto Leng lalu menundukkan kepalanya dan menganggukkan kepalanya berkata: "rasanya sangat aneh, tetapi rasa aneh ini membuatku terbiasa."
Yuliana Jian pun menunduk dan melihat genggaman tangan mereka berdua. Yuliana Jian merasa semua ini sangat aneh, jelas-jelas dia baru memulai menerima Wirianto Leng tetapi dia bisa menerima Wirianto Leng dengan begitu cepat, mungkin mereka benar-benar sudah jadian dalam waktu cukup panjang.
Begitu Yuliana Jian teringat hingga ke tahap ini, dia pun mengeratkan genggamannya dan terseyum diam-diam. Tenaga Yuliana Jian ada batasnya, selama beberapa hari ini dia sudah menghabiskan terlalu banyak tenaga. Belum berjalan jauh dia pun sudah tidak dapat berjalan dan harus Wirianto Leng yang menggendong dia. Wirianto Leng tidak menyangka ingatan Yuliana Jian belum kembali tetapi sikap manjanya sudah kembali. Wirianto Leng sambil menggendong Yuliana Jian sambil mengulas senyuman.
Yuliana Jian tengkurap di atas punggung Wirianto Leng dan mencium baru keringat Wirianto Leng. Yuliana Jian merasa sangat nyaman dan aman. Yuliana Jian merasa dia sangat mencintai pria yang bernama Wirianto Leng ini, jika tidak mengapa dia bisa melupakan semuanya tetapi tidak bisa melupakan rasa cinta dia kepada dirinya?
Kisah cinta manusia memang sangat ajaib, saking ajaibnya bahkan tidak dapat dikontrol oleh ingatan. Yuliana Jian tertidur perlahan-lahan. Tetapi seiring dia tertidur, mimpi buruk itu kembali datang, kabut gelap itu masih juga menganggu dia dan berkata: "aku mencintaimu.......apa yang harus kamu lakukan ketika kamu mendengar aku mencintaimu?"
Lakukan apa?
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dengan panik. Meskipun dia tidak tahu apa yang di maksud, tetapi dia dapat merasakan ini merupakan suatu hal yang sangat menakutkan.
Kabut gelap itu masih mengganggu dia berkata: "meskipun kamu tidak mengerti, tetapi kamu pasti juga akan melakukannya."
Yuliana Jian menundukkan kepalanya dan melihat tiba-tiba muncul sebuah pisau pada tangannya. Yuliana Jian segera menarik nafas dengan dalam, mengerutkan kening dan menggelengkan kepala: "aku......ini bukan pisau milikku.........tidak seharusnya aku memegang pisau........"
Tetapi pisau di tangan Yuliana Jian seperti tidak terkontrol dan tiba-tiba menusuk ke arah perut pada seseorang di depannya. Orang itu seperti tidak merasa sakit sedikit pun. Pada tatapan orang itu juga terdapat kilat cahaya yang sangat aneh. Dia menatap ke arah Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "aku sudah mengatur semua jalan untuk bersamaku........uji cobaku sudah mendekati akhir penutupan. Tetapi Yuliana uji cobamu baru saja dimulai. Aku cinta kamu........."
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dengan panik. Dia ingin berteriak tidak, tetapi tangannya tidak dapat dikontrol dan menusuk pria itu dengan dalam selama beberapa kali tusukan hingga tercium bau amis dan cipratan darah pada wajahnya pun juga tidak menghentikan aksi dia.
Pada saat ini tiba-tiba muncul sebuah cahaya di dalam kegelapan. Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang berjalan ke arahnya. Yuliana Jian segera menghembuskan nafas dengan lega dan mencoba berlari ke arah Wirianto Leng. Tetapi jelas-jelas Yuliana Jian ingin memeluk Wirianto Leng, tetapi dia menusukan pisau tersebut ke dalam perut Wirianto Leng.
Wirianto Leng menundukkan kepala melihat perutnya yang ditusuk pun mengadahkan kepalanya dengan perhalan-lahan menatap Yuliana Jian. Yuliana Jian menggelengkan kepala dengan panik sambil menangis berkata: "kamu..........kamu seharusnya tidak mencintai aku. Aku seharusnya bersama dengan August Leng.......aku hanya boleh bersamanya........."
Wirianto Leng menundukkan kepala dan melihat Yuliana Jian yang sedang bermimpi buruk pun mengerutkan keningnya dan mendengar gumaman Yuliana Jian yang diulang terus-menerus: "aku seharusnya bersama dengan August Leng. Aku seharusnya bersama dengan August Leng."
Wirianto Leng pun menjulurkan tangannya secara perlahan-lahan untuk menyentuh pelan Yuliana Jian karena dia seperti melihat ada hantu jahat bernama August Leng yang sedang menempel di tubuh Yuliana Jian. Yuliana Jian segera membuka matanya dan menoleh menatap Wirianto Leng lalu menghembuskan nafas dengan lega dan bertanya: "ada apa? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum berkata: "tidak apa-apa, hanya melihat kamu sedang bermimpi buruk pun aku membangunkanmu. Ada apa? Apakah tidurmu masih tidak nyenyak?"
Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan menganggukkan kepalanya. Yuliana Jian dapat mengingat bahwa baru saja dirinya sedang bermimpi buruk. Tetapi begitu dia ingin kembali mengingatnya, dia sudah tidak dapat mengingat apa isi dari mimpi buruk tersebut. Dia hanya dapat merasakan ketakutan yang samar-samar dan sepertinya berkaitan dengan kematian August Leng.
Wirianto Leng tersenyum dan memberikan secangkir susu kepada Yuliana Jian berkata: "kalau begitu minum susu panas saja, susu panas dapat membantumu untuk tidur."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng lalu melihat ke arah cangkir susu dan mengambil susu tersebut dan menghabisinya. Lalu Yuliana Jian kembali berbaring di atas ranjang, pada saat ini langit di luar sudah gelap. Begitu Yuliana Jian melihat Wirianto Leng bersiap-siap untuk pergi, dia bergegas mengulurkan tangan memegang tangan Wirianto Leng berkata: "apakah kamu boleh menemaniku sejenak?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan menganggukkan kepalanya lalu bertanya: "tentu saja boleh, ada apa? Masih merasa tidak enak?"
Yuliana Jian mengerjapkan matanya: "sepertinya aku bermimpi tentang August Leng."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia pun bergegas menatap ekspresi Wirianto Leng. Meskipun Wirianto Leng berusaha menutupinya, tetapi ekspresinya masih saja terlihat sedikit membeku selama beberapa saat. Yuliana Jian tidak merasa aneh sedikit pun melihat ekspresi Wirianto Leng karena August Leng pernah berjadian dengannya, August Leng juga merupakan adik sepupu Wirianto Leng. Dulu Wirianto Leng pasti merasa sedih begitu setiap kali mendengar dia menyebutkan nama August Leng terus-menerus.
Begitu Yuliana Jian teringat hingga ke tahap ini, dia pun menelan kembali semua perkataan yang ingin dia ucapkan. Dia hanya mengerutkan kening dan mengigit bibirnya. Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian berkata: "apakah kamu cemas aku akan berpikir yang tidak-tidak? Tidak perlu khawatir, selama kamu baik-baik saja, aku sudah merasa sangat puas. Aku tidak akan mempedulikan masalah lain."
Yuliana Jian pun menghembuskan nafas panjang setelah mendengar perkataan Wirianto Leng dan bertanya: "dia.....maksud aku August Leng, bagaimana cara dia mati? Kecelakaan?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan ragu-ragu dalam waktu yang cukup panjang pun berkata: "aku hanya dapat mengatakan dia pantas mendapatkan akibat seperti itu. Dia dibunuh."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan menatap Wirianto Leng dengan panik berkata: "apa? Dia....dia dibunuh?"
Wirianto Leng menganggukkan kepalanya berkata: "iya, tetapi pembunuhnya termasuk melakukan hal baik."
"Hal baik?" Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan kebingungan bertanya: "apakah dia menjadi jahat?"
Wirianto Leng mengerutkan keningnya berkata: "dia berubah, dia membuat orang merasa takut, benci dan melakukan banyak hal buruk. Dia melakukan banyak hal yang berada di luar batas. Banyak orang tidak mengerti mengapa dia berbuat seperti itu."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan mengedipkan matanya: "oh begitu ya?"
Meskipun dulu Yuliana Jian terus merasa August Leng adalah orang satu-satunya yang dia cintai. Tetapi selama beberapa hari ini dia terus bermimpi buruk yang berkaitan dengan August Leng. Yuliana Jian pun mulai merasa apakah August Leng ini memang bermasalah. Mengapa August Leng yang dia temui di dalam mimpi dan di ingatan dia sangat berbeda? August Leng yang berada di dalam mimpi membuat dia merasa sangat takut.
Yuliana Jian merasa sepertinya ada yang salah dengan ingatannya, jika tidak, tidak mungkin terdapat perbedaan jauh seperti itu yang membuat dia mau tidak mau mulai mempertanyakan ingatan dia sendiri.
Yuliana Jian merasa dirinya sedikit mengantuk begitu terpikirkan hingga ke tahap ini. Mata Yuliana Jian terus berusaha untuk memejamkan. Yuliana Jian juga sudah menguap selama beberapa kali. Dia berbaring di atas ranjang dan berbicara kepada Wirianto Leng berkata: "sepertinya susu ini benar-benar bermanfaat, aku benar...benar....mengantuk."
Yuliana Jian belum selesai berbicara, tetapi matanya sudah terpejamkan. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan menyelimuti dia lalu menyentuh pelan pipi Yuliana Jian. Dia mencampur obat tidur di dalam susu tersebut, agar Yuliana Jian dapat tidur dengan nyenyak tanpa perlu memikirkan hal lain.
Akhir-akhir ini Yuliana Jian tidak dapat tidur dengan nyenyak karena terus diganggu oleh mimpi buruk. Setelah Wirianto Leng berkomunikasi dengan dokter dan memberikan jumlah kadar obat yang tepat untuk Yuliana Jian. Karena jika Yuliana Jian tidak dapat menjaga baik keadaan yang positif, maka keadaan psikis Yuliana Jian dapat kembali ke yang dulu, yang dapat membuat dia semakin panik.
Setelah Yuliana Jian tertidur, Wirianto Leng juga berbaring pada sofa di samping dan memejamkan matanya. Karena pengaruh obat membuat Yuliana Jian dapat tertidur dengan pulas. Ketika dia membuka matanya, matanya menjadi lebih bercahaya dan raut wajahnya terlihat lebih segar.
Yuliana Jian menguap dan melihat Wirianto Leng yang sedang tertidur. Dia tidak bisa menahan senyumannya dan menghampirinya lalu menusuk pelan pipi Wirianto Leng berkata: "kelihatannya hilang ingatan juga suatu hal yang baik, tanpa perlu berbuat apa-apa tiba-tiba sudah ada suami tampan yang kaya raya."
Begitu Yuliana Jian berbicara selesai, dia tidak dapat menahan dan kembali menusuk pelan pipi Wirianto Leng. Dia melihat Wirianto Leng sedang mengerutkan keningnya tetapi masih dalam keadaan tidur. Yuliana Jian pun tidak tega untuk kembali menganggu waktu istirahat Wirianto Leng. Yuliana Jian dapat melihat Wirianto Leng terus menjaga dia. Akhir-akhir ini Wirianto Leng juga tidak beristirahat dengan benar, pantas saja ditusuk berkali-kali pun tidak bangun.
Yuliana Jian merasa Wirianto Leng juga perlu beristirahat. Yuliana Jian pun mundur selangkah. Awalanya Yuliana Jian ingin membalikkan badannya dan pergi. Tetapi Yuliana Jian melihat ponsel milik Wirianto Leng yang berada di samping dalam keadaan sudah mau terjatuh. Yuliana Jian bergegas mengambil ponsel milik Wirianto Leng sambil tersenyum berkata: "tidak baik jika ponsel sebagus ini terjatuh di lantai dan rusak."
Yuliana Jian masih mengingat bahwa ponsel milik Wirianto Leng sangat canggih, hanya dengan menyentuh pelan layar saja sudah dapat memunculkan gambar, tanpa memerlukan tombol, hanya menyentuh layar saja. Yuliana Jian tidak pernah melihat ponsel seperti ini, sebelum dirinya hilang ingatan, Yuliana Jian mengira ini merupakan benda yang hanya digunakan oleh orang kaya. Tetapi setelah dirinya hilang ingatan, dia menyadari ponsel ini adalah barang teknologi canggih di saat ini.
Yuliana Jian tidak dapat membayangkan seberapa cepat kemajuan teknologi. Bukannya dia hanya hilang ingatan saja, tetapi mengapa dia merasa dirinya sangat tertinggal zaman.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensEverything i know about love
Shinta CharityAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaBack To You
CC LennyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraPergilah Suamiku
DanisMenantu Hebat
Alwi GoMy Only One
Alice SongCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia