Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan

Yuliana Jian segera melihat ke Wirianto Leng sambil tersenyum, berkata sambil bersenyum: "Kamu benar-benar cemburu dengan Peggy He? Kalau begitu, kamu berjanji tidak menakutinya, aku tidak akan berbicara untuknya lagi.”

Wirianto Leng melihati Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum: "Sepertinya bagaimana hitung, semua kamu yang mengambil keuntungan."

"Iya?" Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil tersenyum. Wirianto Leng menganggukkan kepalanya dengan lembut dan berkata sambil tersenyum, "jangan khawatir, aku tidak hanya tidak akan membuatnya takut, tetapi juga memperlakukannya dengan baik."

Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, mengedipkan mata, mengerutkan kening: “Kenapa mendengar perkataan kamu ini agak aneh, bukankah kamu punya rencana lain? Kamu jangan berbuat sembarangan ya."

"Jangan khawatir, aku tau batasan tepat." Wirianto Leng berkata sambil tersenyum.

"Dan......" Yuliana Jian berkata sampai sini, menatap Wirianto Leng, bahkan sedikit merasa bersalah dan menundukkan kepala, berkata dengan suara rendah: "Dan...... bahkan jika kamu baik pada Peggy He, juga jangan terlalu baik. Meskipun aku berkata begitu, akan ditertawakan olehmu lagi, tetapi aku tidak suka kamu terlalu baik terhadap wanita lain. Bahkan jika itu adalah teman baikku......"

Wirianto Leng melihati Yuliana Jian, tak tahan tertawa, menundukkan kepala dan mencium bibir Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum: "Tampaknya Peggy He masih berguna juga......"

"Apa?" Yuliana Jian bertanya dengan samar-samar.

"Tidak ada apa-apa....." Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian sambil tersenyum dan berbisik.

Melewati keributan kali ini, kehidupan Wirianto Leng dan Yuliana Jian telah kembali ke hari-hari manis yang dulu mereka miliki. Wirianto Leng juga secara bertahap memperlambat pekerjaannya, memiliki lebih banyak waktu untuk menemani di sisi Yuliana Jian, Yuliana Jian juga jarang merasa bosan lagi, kadang-kadang bahkan merasa waktu sedikit tidak cukup.

Sampai Yuliana Jian menerima telepon dari Peggy He, Yuliana Jian baru ingat dia sudah lama tidak menghubungi Peggy He. Mendengar suara Peggy He yang membawa nada menangis di telepon, Yuliana Jian buru-buru bertanya, "Penggy ada apa denganmu......"

Yuliana Jian baru selesai bertanya, langsung melihat Wirianto Leng yang sedang membaca buku telah mengangkat kepalanya dan menyapu pandangan pada Yuliana Jian. Yuliana Jian mengingat tidak lama sebelumnya Wiriano Leng dan Peggy He beributan sangat tidak senang, Yuliana Jian memegang hp dan diam-diam melihati Wirianto Leng, baru sengaja menyamar dan berkata dengan suara keras: "Ah...... ada yang mau memesan kue? Masalah begini jangan bilang ke aku, apa? Jumlah pemesanannya sangat besar, baiklah kalau begitu, kalau begitu aku akan mendengarkannya sebentar. Ehmn...... tunggu aku keluar ya......"

Yuliana Jian berkata, menunjuk-nunjuk hp sendiri terhadap Wirianto Leng, membuat kesan ada panggilan yang perlu dijawab sendirian, kemudian berjalan keluar dari kamar sambil tersenyum. Yuliana Jian berjalan terus sampai ke dapur, baru mengambil napas panjang, mengangkat telepon bertanya kepada Peggy He: "Ada apa denganmu? Apakah kamu menderita ketidakadilan?"

"Aku...... ini...... aku...... bagaimana denganmu? Kamu kenapa mengangkat telepon saja tidak berani, apakah Wirianto Leng membullymu lagi." Peggy He bertanya dengan tergesa-gesa.

Yuliana Jian menghela nafas, berkata dengan suara rendah: "Aku dan Wirianto sangat baik, masalah utama sekarang adalah kamu, bagaimana kabarmu? Kenapa terdengar barusan kamu menangis?"

"Benar-benar sangat bagus?" Peggy He bertanya dengan suara kecil: "Dia juga tidak punya wanita lain?”

Yuliana Jian menggelengkan kepala: "Tidak ada, tidak ada, wanita itu adalah aku, aku yang bersembunyi di belakang Wirianto, para karyawan itu tidak melihatku saja, aku pun tidak tau bagaimana tersebar desas-desus yang begitu tidak masuk akal. Tapi tidak perlu mengurus itu-itu lagi, desas-desus itu mana ada yang tidak konyol? Kunci utamanya adalah kamu, sebenarnya apa yang terjadi denganmu, kenapa bisa menangis seperti ini?”

"Aku......" Peggy He baru mengucapkan sepatah kata, langsung tak tahan menangis.

Mendengar suara nangis Peggy He, wajah Yuliana Jian terkejut menjadi pucat, buru-buru bertanya: "Ada apa denganmu? Kamu jangan selalu menangis saja? Sebenarnya apa yang terjadi, kamu beritahu padaku, lihat apakah aku bisa membantumu?"

Peggy dia menangis sampai di sini, menarik napas, berkata sambil menangis: "Aku...... apa aku sudah mau mati?"

"Apa?" Yuliana Jian mengerutkan kening, jantungnya berhenti, bertanya dengan suara gemetar: "Kamu jangan-jangan...... jangan-jangan kena penyakit juga? Apa kamu sudah melakukan pemeriksaan? Apa kata dokter? Bisakah mengandalkan perawatan apa untuk meringankan kondisi sementara? Aku ingat Wirianto masih mengenal beberapa dokter yang bagus, kamu mengatakan bagaimana penyakitmu, aku mencari Wirianto, menyuruh dia mengatur dokter untuk memeriksa kamu, kamu jangan panik, tidak ada masalah, kamu terlihat begitu sehat, mungkin itu bukan hasil yang terburuk."

"Aku lebih suka memiliki penyakit aneh, setidaknya tau waktu kematianku, tidak perlu ketakutan begini." Peggy He menangis dan berkata dengan suara kecil.

Yuliana Jian merasa perkataan Peggy He sangat aneh, langsung mengerutkan kening, bertanya dengan suara rendah: "Sebenarnya kamu terkena penyakit tidak?"

Peggy He mengendus, berkata sambil menangis: "Tidak...... Tapi itu lebih menakutkan daripada memiliki penyakit yang tak tersembuhkan, aku tadinya tidak ingin meneleponmu, tapi aku benar-benar terlalu takut, aku tidak punya pilihan, terpaksa meneleponmu. Aku benar-benar tidak ada cara......"

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Yuliana Jian tak tahan mengerutkan kening, berkata dengan suara yang dalam: "Kalau benar-benar terjadi sesuatu, kamu katakan padaku dengan jelas, kita menyelesaikan bersama, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan."

"Karena......" Peggy He di sebelah situ berhenti lama sekali baru berkata dengan suara kecil: "Karena Wirianto Leng......"

Otak Yuliana Jian mati rasa, tiba-tiba teringat drama kemarin nonton yang begitu tragis, bertanya dengan suara rendah: "Apa jangan-jangan kamu menyukai Wirianto lagi?"

"Muntah aku!” Penggy He berteriak kencang, baru saja selesai berteriak, langsung berkata sambil menangis: "Bukan, bukan, bukan, aku bukan merasa dia jijik, aku barusan menunjukkan ketakutanku, kamu jangan mengatakan kepadanya, saya barusan meludahnya, aku benar-benar tidak tahan menerima kaget lagi. "

Yuliana Jian mendengar perkatakan Peggy He, langsung mengerutkan kening, bertanya dengan suara rendah: "Apakah dia mempersulitkanmu, apa dia sengaja membuat halangan kepadamu? Apakah dia membuat masalah bagimu, baru menakuti kamu sampai seperti ini. Aku sudah berkata kepadanya, jangan mempersulitkanmu, penyebab semua ini adalah dia, kalau dia tidak sok bermain hilang sembarangan, tidak akan ada hal sebelumnya lagi. Bagaimana boleh mempersulitkanmu? Kamu juga bermaksud baik baru terlibat dalam urusan rumah kami, kalau dia mengancammu atau menyulitkanmu, aku juga akan merasa bersalah.”

"Itu...... Yuliana, kamu jangan marah......" Peggy He menyela perkataan Yuliana Jian dengan suara rendah, berkata dengan suara rendah: "Itu menyulitkan apa, mengancam apa, itu tidak ada, hanya dia...... dia ......"

"Sebenarnya kenapa dia?" Yuliana Jian bertanya dengan tergesa-gesa.

Peggy dia berbisik: "Dia terlalu baik padaku, di dalam bisnis memperkenalkan banyak klien kepadaku, di dalam kehidupan mendukungku dalam keluarga, dan memperkenalkan banyak kencan dengan pria muda yang berkualitas tinggi kepadaku, kamu katakan menakutkan orang tidak?"

Yuliana Jian mendengar sampai sini baru menghela nafas panjang, bersenyum dengan tak berdaya: "Ternyata begitu, aku masih mengira dia mengancammu."

"Aku lebih suka dia mengancamku, dengan begini aku bisa memberitahumu langsung. Tapi dia begitu, membuatku khawatir snagat lama, aku tidak tau harus bagaimana memberitahumu." Peggy He mendengus, membawa nada suara yang merasa sangat bersalah dan berbisik: "Aku takut kamu merasa aku kebanyakan berpikir, juga takut kamu berpikir aku dengan Wirianto Leng ada...... ih...... aku memikirkannya pun merasa buluku mau berdiri, benar-benar merasa kedinginan di seluruh badan......"

Yuliana Jian tak tahan tertawa, duduk sambil tertawa, merendahkan suaranya: "Dia mungkin hanya ingin menjagamu, menunjukkan rasa terima kasihnya kepadamu."

"Terima kasih? Ini ancaman kali? Ketika dia ketemu aku, masih berwajah dewa kematian. Berapa menakutkan itu ada berapa menakutkan, aku selalu merasa ada konspirasi di belakangnya semua. Yuliana, aku benar-benar takut, kamu menyuruhnya jangan melakukan begitu lagi. Aku sudah beberapa malam tidak tidur dengan nyenyak, terus seperti ini, aku benar-benar tidak bisa hidup......" Peggy He berkata sampai sini, tak tersangka mengendus-endus hidungnya, menangis dengan merasa disalahkan: " Aku sudah berumur ini, aku mengira sendiri tidak takut apa pun, mana tau Wirianto Leng begitu menakutkan. Aku masih mengatakan ingin melindungimu, tetapi ditakuti oleh Wirianto Leng langsung menjadi seperti ini, masih mengatakan apa akan melindungimu, aku benar-benar sangat tidak berguna...... aku......"

"Baiklah, baiklah, jangan menangis lagi, dia itu sengaja begitu." Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Kamu tenang saja, aku akan mengatakan padanya dengan baik-baik, menyuruh dia jangan mengganggu hidupmu lagi. Masalah suami dan istri kita berdua, telah memengaruhimu, benar-benar sangat maaf, suatu hari aku akan mentraktirmu makan, berminta maaf dengan yang baik-baik padamu, lalu mau hadiah apa, aku akan menebusmu?"

Peggy He mengendus-endus hidungnya, berkata sambil membawa suara tangisan: "Kalau begitu tidak perlu menebus lagi, baru-baru ini suamimu memperkenalkan banyak klien kepadaku, aku juga menghasilkan banyak uang, hanya dia terlalu menakutkan, aku ditakuti olehnya, dari segi ekonomi, aku termasuk menghasilkan banyak uang. "

Yuliana Jian tertawa: "Kalau begitu kamu tidak perlu khawatir, dia bisa melakukan begitu, berarti tidak ada masalah apapun, dia jika ingin melawan siapa, pasti tidak akan melakukan begitu. Kamu tenang saja......”

"Jika kamu berkata begitu, kalau begitu aku akan berusaha menenangkan hati. Aku akan menunggu, menunggu jika nanti masih ada masalah, aku akan terus menghubungimu, kamu harus membantu aku." Peggy He berkata sampai di sini, bertanya dengan suara rendah: "Yuliana, kamu tidak berpikir aku sangat tidak berguna kan, aku sekarang masih mengandalkanmu, menginginkanmu untuk membantuku. Dulu aku masih mengatakan ingin membantumu membuat keputusan, sekarang aku ternyata menjadi seperti ini, apakah aku sangat memalukan?"

Yuliana Jian menggelengkan kepala sambil bersenyum: "Tidak, aku sekarang masih sangat berterima kasih padamu, berterima kasih kamu bersedia menemaniku ketika aku paling tidak berdaya, kalau bukan kamu ada di sisiku, aku benar-benar tidak memiliki keberanian dapat menahannya. Wirianto dia berbuat salah, aku mengatakan dengannya, tenang saja. "

Peggy He ini baru merasa lega, baru saja mau menutup telepon, kemudian buru-buru memberi pesan: "Kalau begitu kamu jangan mengatakan kepada suamimu, aku menelepon denganmu, kalau tidak dia akan marah padaku lagi."

Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang sedang berjalan turun secara perlahan dari lantai atas, dia menghela nafas ringan, berkata dengan tak berdaya: "Tidak membiarkannya tau? Takutnya ini sangat sulit, begini saja, kamu tenang, aku akan menyelesaikan masalah yang kamu khawatirkan."

Yuliana Jian berkata, lalu menutup telepon sambil bersenyum. Wirianto Leng bersandar ke dinding, menoleh kepala melihat ke Yuliana Jian, bertanya sambil tersenyum: "Bagaimana? Bagaimana dengan bisnis kue? Berapa banyak yang bisa terjual?"

Yuliana Jian memicingkan matanya sedikit, menatap Wirianto Leng, bertanya dengan suara rendah: "Apakah kamu tau barusan siapa yang meneleponku?"

"Bukannya pegawai toko makanan snack?" Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum.

Yuliana Jian bersandar di meja, memeluk bahunya, menatap Wirianto Leng menggelengkan kepala. Wirianto Leng setelah bersneyum, berkata dengan suara rendah, "Baiklah, aku akui, aku sudah ketebak, itu Peggy He kan?"

"Apakah kamu tidak ingin memberi penjelasan apa kepadaku?" Yuliana Jian menyipitkan mata, melihati Wirianto Leng: "Bukankah sudah mengatakannya, jangan mencari masalah apapun ke Peggy?"

"Aku ini sedang membantunya, memperkenalkan klien untuknya, dan juga membantunya memecahkan masalah di rumah. Mengandalkan dirinya sendiri, dia sudah lama diintimidasi sampai mati oleh orang-orang berniat jahat di keluarganya itu. Aku ini mencari masalah?" Wirianto Leng menuangkan segelas di tangannya, sambil minum sambil memiringkan kepala dan melihati ke Yuliana Jian sambil tersenyum.

Yuliana Jian mengerutkan bibir, tetap mengerutkan kening: "Sepertinya aku juga pernah berkata denganmu, jangan terlalu baik pada Peggy, aku akan memperhitungkannya."

"Makanya aku selalu bersikap dingin padanya." Wirianto Leng melihat ke Yuliana Jian sambil tersenyum.

Yuliana Jian akhirnya tidak bisa berbicara, menghela nafas dengan tak berdaya, memicingkan mata melihati Wirianto Leng: "Kamu itu sengaja melakukannya."

Wirianto Leng mengerutkan mulutnya, menundukkan kepala sambi dan besenyum, tidak menjawab perkataan Yuliana Jian. Yuliana Jian mendekati Wirianto Leng, berkata dengan suara rendah: "Aku tau kamu mungkin akan sedikit marah, kamu tidak suka orang lain mengganggu di pertengahan kita, terpengaruh hubungan kita. Tapi Peggy benar-benar tidak sengaja, dia terlibat olehku, dia melihat keadaanku tidak baik, sangat khawatir padaku baru begitu. Perbuatanmu sangat hati-hati, aku tidak bisa mencari masalah apa dari dirimu, aku juga tidak bisa mengatakan apa-apa tentangmu. Tetapi kami hidup bersama, lebih melihat ke perasaan daripada pada kebenaran, apa melihat menang atau kalahnya? Wirianto, sudahlah, jangan terlalu menyulitkannya lagi, dia benar-benar tidak bermaksud sengaja. "

Wirianto Leng tersenyum, mengangkat tangan dan memegang rambut Yuliana Jian dengan lembut, berkata sambil tersenyum: "Sepertinya kamu benar-benar peduli padanya, dia seharusnya yang paling kamu sayangi kecuali beberapa orang di keluarga kita kan?"

Yuliana Jian bersenyum: "Itu karena dia peduli padaku, dia peduli padaku, aku baru peduli padanya."

"Baiklah, aku sudah tau." Wirianto Leng mengangguk kepala sambil tersenyum:

"Sebenarnya aku dari awal benar-benar tidak berpikir untuk menakutinya."

Yuliana Jian mengangguk kepala sambil tersenyum: "Aku tau, kamu mungkin setelah melihat perbuatan-perbuatanmu itu, membuatnya begitu kepanikan, lalu sengaja terus melakukannya, membuatnya terus merasa panik dan ketakutan, kamu pada awalnya juga tidak peduli dengan hal ini."

Wirianto Leng bersenyum: "Mengapa kamu tidak takut padaku sejak awal, banyak orang sekarang takut padaku."

"Siapa bilang aku tidak takut, awalnya aku juga sangat takut. Hanya saja......" Yuliana Jian mendekati Wiriano Leng sambil tersenyum, mencium bibir Wirianto Leng, kemudian berkata dengan suara rendah sambil tersenyum: "Tapi aku, lebih besar napsunya, jadi memberanikan diri mendekatimu. Bagaimana? Apakah sekarang merasa sudah nyaman? "

Wirianto Leng menahan pinggang Yuliana Jian, bersenyum: "Sepertinya nafsu dengan keberanian besar, juga sebuah kata yang bagus."

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu