Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
Yuliana Jian segera melihat ke Wirianto Leng sambil tersenyum, berkata sambil bersenyum: "Kamu benar-benar cemburu dengan Peggy He? Kalau begitu, kamu berjanji tidak menakutinya, aku tidak akan berbicara untuknya lagi.”
Wirianto Leng melihati Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum: "Sepertinya bagaimana hitung, semua kamu yang mengambil keuntungan."
"Iya?" Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil tersenyum. Wirianto Leng menganggukkan kepalanya dengan lembut dan berkata sambil tersenyum, "jangan khawatir, aku tidak hanya tidak akan membuatnya takut, tetapi juga memperlakukannya dengan baik."
Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, mengedipkan mata, mengerutkan kening: “Kenapa mendengar perkataan kamu ini agak aneh, bukankah kamu punya rencana lain? Kamu jangan berbuat sembarangan ya."
"Jangan khawatir, aku tau batasan tepat." Wirianto Leng berkata sambil tersenyum.
"Dan......" Yuliana Jian berkata sampai sini, menatap Wirianto Leng, bahkan sedikit merasa bersalah dan menundukkan kepala, berkata dengan suara rendah: "Dan...... bahkan jika kamu baik pada Peggy He, juga jangan terlalu baik. Meskipun aku berkata begitu, akan ditertawakan olehmu lagi, tetapi aku tidak suka kamu terlalu baik terhadap wanita lain. Bahkan jika itu adalah teman baikku......"
Wirianto Leng melihati Yuliana Jian, tak tahan tertawa, menundukkan kepala dan mencium bibir Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum: "Tampaknya Peggy He masih berguna juga......"
"Apa?" Yuliana Jian bertanya dengan samar-samar.
"Tidak ada apa-apa....." Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian sambil tersenyum dan berbisik.
Melewati keributan kali ini, kehidupan Wirianto Leng dan Yuliana Jian telah kembali ke hari-hari manis yang dulu mereka miliki. Wirianto Leng juga secara bertahap memperlambat pekerjaannya, memiliki lebih banyak waktu untuk menemani di sisi Yuliana Jian, Yuliana Jian juga jarang merasa bosan lagi, kadang-kadang bahkan merasa waktu sedikit tidak cukup.
Sampai Yuliana Jian menerima telepon dari Peggy He, Yuliana Jian baru ingat dia sudah lama tidak menghubungi Peggy He. Mendengar suara Peggy He yang membawa nada menangis di telepon, Yuliana Jian buru-buru bertanya, "Penggy ada apa denganmu......"
Yuliana Jian baru selesai bertanya, langsung melihat Wirianto Leng yang sedang membaca buku telah mengangkat kepalanya dan menyapu pandangan pada Yuliana Jian. Yuliana Jian mengingat tidak lama sebelumnya Wiriano Leng dan Peggy He beributan sangat tidak senang, Yuliana Jian memegang hp dan diam-diam melihati Wirianto Leng, baru sengaja menyamar dan berkata dengan suara keras: "Ah...... ada yang mau memesan kue? Masalah begini jangan bilang ke aku, apa? Jumlah pemesanannya sangat besar, baiklah kalau begitu, kalau begitu aku akan mendengarkannya sebentar. Ehmn...... tunggu aku keluar ya......"
Yuliana Jian berkata, menunjuk-nunjuk hp sendiri terhadap Wirianto Leng, membuat kesan ada panggilan yang perlu dijawab sendirian, kemudian berjalan keluar dari kamar sambil tersenyum. Yuliana Jian berjalan terus sampai ke dapur, baru mengambil napas panjang, mengangkat telepon bertanya kepada Peggy He: "Ada apa denganmu? Apakah kamu menderita ketidakadilan?"
"Aku...... ini...... aku...... bagaimana denganmu? Kamu kenapa mengangkat telepon saja tidak berani, apakah Wirianto Leng membullymu lagi." Peggy He bertanya dengan tergesa-gesa.
Yuliana Jian menghela nafas, berkata dengan suara rendah: "Aku dan Wirianto sangat baik, masalah utama sekarang adalah kamu, bagaimana kabarmu? Kenapa terdengar barusan kamu menangis?"
"Benar-benar sangat bagus?" Peggy He bertanya dengan suara kecil: "Dia juga tidak punya wanita lain?”
Yuliana Jian menggelengkan kepala: "Tidak ada, tidak ada, wanita itu adalah aku, aku yang bersembunyi di belakang Wirianto, para karyawan itu tidak melihatku saja, aku pun tidak tau bagaimana tersebar desas-desus yang begitu tidak masuk akal. Tapi tidak perlu mengurus itu-itu lagi, desas-desus itu mana ada yang tidak konyol? Kunci utamanya adalah kamu, sebenarnya apa yang terjadi denganmu, kenapa bisa menangis seperti ini?”
"Aku......" Peggy He baru mengucapkan sepatah kata, langsung tak tahan menangis.
Mendengar suara nangis Peggy He, wajah Yuliana Jian terkejut menjadi pucat, buru-buru bertanya: "Ada apa denganmu? Kamu jangan selalu menangis saja? Sebenarnya apa yang terjadi, kamu beritahu padaku, lihat apakah aku bisa membantumu?"
Peggy dia menangis sampai di sini, menarik napas, berkata sambil menangis: "Aku...... apa aku sudah mau mati?"
"Apa?" Yuliana Jian mengerutkan kening, jantungnya berhenti, bertanya dengan suara gemetar: "Kamu jangan-jangan...... jangan-jangan kena penyakit juga? Apa kamu sudah melakukan pemeriksaan? Apa kata dokter? Bisakah mengandalkan perawatan apa untuk meringankan kondisi sementara? Aku ingat Wirianto masih mengenal beberapa dokter yang bagus, kamu mengatakan bagaimana penyakitmu, aku mencari Wirianto, menyuruh dia mengatur dokter untuk memeriksa kamu, kamu jangan panik, tidak ada masalah, kamu terlihat begitu sehat, mungkin itu bukan hasil yang terburuk."
"Aku lebih suka memiliki penyakit aneh, setidaknya tau waktu kematianku, tidak perlu ketakutan begini." Peggy He menangis dan berkata dengan suara kecil.
Yuliana Jian merasa perkataan Peggy He sangat aneh, langsung mengerutkan kening, bertanya dengan suara rendah: "Sebenarnya kamu terkena penyakit tidak?"
Peggy He mengendus, berkata sambil menangis: "Tidak...... Tapi itu lebih menakutkan daripada memiliki penyakit yang tak tersembuhkan, aku tadinya tidak ingin meneleponmu, tapi aku benar-benar terlalu takut, aku tidak punya pilihan, terpaksa meneleponmu. Aku benar-benar tidak ada cara......"
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Yuliana Jian tak tahan mengerutkan kening, berkata dengan suara yang dalam: "Kalau benar-benar terjadi sesuatu, kamu katakan padaku dengan jelas, kita menyelesaikan bersama, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan."
"Karena......" Peggy He di sebelah situ berhenti lama sekali baru berkata dengan suara kecil: "Karena Wirianto Leng......"
Otak Yuliana Jian mati rasa, tiba-tiba teringat drama kemarin nonton yang begitu tragis, bertanya dengan suara rendah: "Apa jangan-jangan kamu menyukai Wirianto lagi?"
"Muntah aku!” Penggy He berteriak kencang, baru saja selesai berteriak, langsung berkata sambil menangis: "Bukan, bukan, bukan, aku bukan merasa dia jijik, aku barusan menunjukkan ketakutanku, kamu jangan mengatakan kepadanya, saya barusan meludahnya, aku benar-benar tidak tahan menerima kaget lagi. "
Yuliana Jian mendengar perkatakan Peggy He, langsung mengerutkan kening, bertanya dengan suara rendah: "Apakah dia mempersulitkanmu, apa dia sengaja membuat halangan kepadamu? Apakah dia membuat masalah bagimu, baru menakuti kamu sampai seperti ini. Aku sudah berkata kepadanya, jangan mempersulitkanmu, penyebab semua ini adalah dia, kalau dia tidak sok bermain hilang sembarangan, tidak akan ada hal sebelumnya lagi. Bagaimana boleh mempersulitkanmu? Kamu juga bermaksud baik baru terlibat dalam urusan rumah kami, kalau dia mengancammu atau menyulitkanmu, aku juga akan merasa bersalah.”
"Itu...... Yuliana, kamu jangan marah......" Peggy He menyela perkataan Yuliana Jian dengan suara rendah, berkata dengan suara rendah: "Itu menyulitkan apa, mengancam apa, itu tidak ada, hanya dia...... dia ......"
"Sebenarnya kenapa dia?" Yuliana Jian bertanya dengan tergesa-gesa.
Peggy dia berbisik: "Dia terlalu baik padaku, di dalam bisnis memperkenalkan banyak klien kepadaku, di dalam kehidupan mendukungku dalam keluarga, dan memperkenalkan banyak kencan dengan pria muda yang berkualitas tinggi kepadaku, kamu katakan menakutkan orang tidak?"
Yuliana Jian mendengar sampai sini baru menghela nafas panjang, bersenyum dengan tak berdaya: "Ternyata begitu, aku masih mengira dia mengancammu."
"Aku lebih suka dia mengancamku, dengan begini aku bisa memberitahumu langsung. Tapi dia begitu, membuatku khawatir snagat lama, aku tidak tau harus bagaimana memberitahumu." Peggy He mendengus, membawa nada suara yang merasa sangat bersalah dan berbisik: "Aku takut kamu merasa aku kebanyakan berpikir, juga takut kamu berpikir aku dengan Wirianto Leng ada...... ih...... aku memikirkannya pun merasa buluku mau berdiri, benar-benar merasa kedinginan di seluruh badan......"
Yuliana Jian tak tahan tertawa, duduk sambil tertawa, merendahkan suaranya: "Dia mungkin hanya ingin menjagamu, menunjukkan rasa terima kasihnya kepadamu."
"Terima kasih? Ini ancaman kali? Ketika dia ketemu aku, masih berwajah dewa kematian. Berapa menakutkan itu ada berapa menakutkan, aku selalu merasa ada konspirasi di belakangnya semua. Yuliana, aku benar-benar takut, kamu menyuruhnya jangan melakukan begitu lagi. Aku sudah beberapa malam tidak tidur dengan nyenyak, terus seperti ini, aku benar-benar tidak bisa hidup......" Peggy He berkata sampai sini, tak tersangka mengendus-endus hidungnya, menangis dengan merasa disalahkan: " Aku sudah berumur ini, aku mengira sendiri tidak takut apa pun, mana tau Wirianto Leng begitu menakutkan. Aku masih mengatakan ingin melindungimu, tetapi ditakuti oleh Wirianto Leng langsung menjadi seperti ini, masih mengatakan apa akan melindungimu, aku benar-benar sangat tidak berguna...... aku......"
"Baiklah, baiklah, jangan menangis lagi, dia itu sengaja begitu." Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Kamu tenang saja, aku akan mengatakan padanya dengan baik-baik, menyuruh dia jangan mengganggu hidupmu lagi. Masalah suami dan istri kita berdua, telah memengaruhimu, benar-benar sangat maaf, suatu hari aku akan mentraktirmu makan, berminta maaf dengan yang baik-baik padamu, lalu mau hadiah apa, aku akan menebusmu?"
Peggy He mengendus-endus hidungnya, berkata sambil membawa suara tangisan: "Kalau begitu tidak perlu menebus lagi, baru-baru ini suamimu memperkenalkan banyak klien kepadaku, aku juga menghasilkan banyak uang, hanya dia terlalu menakutkan, aku ditakuti olehnya, dari segi ekonomi, aku termasuk menghasilkan banyak uang. "
Yuliana Jian tertawa: "Kalau begitu kamu tidak perlu khawatir, dia bisa melakukan begitu, berarti tidak ada masalah apapun, dia jika ingin melawan siapa, pasti tidak akan melakukan begitu. Kamu tenang saja......”
"Jika kamu berkata begitu, kalau begitu aku akan berusaha menenangkan hati. Aku akan menunggu, menunggu jika nanti masih ada masalah, aku akan terus menghubungimu, kamu harus membantu aku." Peggy He berkata sampai di sini, bertanya dengan suara rendah: "Yuliana, kamu tidak berpikir aku sangat tidak berguna kan, aku sekarang masih mengandalkanmu, menginginkanmu untuk membantuku. Dulu aku masih mengatakan ingin membantumu membuat keputusan, sekarang aku ternyata menjadi seperti ini, apakah aku sangat memalukan?"
Yuliana Jian menggelengkan kepala sambil bersenyum: "Tidak, aku sekarang masih sangat berterima kasih padamu, berterima kasih kamu bersedia menemaniku ketika aku paling tidak berdaya, kalau bukan kamu ada di sisiku, aku benar-benar tidak memiliki keberanian dapat menahannya. Wirianto dia berbuat salah, aku mengatakan dengannya, tenang saja. "
Peggy He ini baru merasa lega, baru saja mau menutup telepon, kemudian buru-buru memberi pesan: "Kalau begitu kamu jangan mengatakan kepada suamimu, aku menelepon denganmu, kalau tidak dia akan marah padaku lagi."
Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang sedang berjalan turun secara perlahan dari lantai atas, dia menghela nafas ringan, berkata dengan tak berdaya: "Tidak membiarkannya tau? Takutnya ini sangat sulit, begini saja, kamu tenang, aku akan menyelesaikan masalah yang kamu khawatirkan."
Yuliana Jian berkata, lalu menutup telepon sambil bersenyum. Wirianto Leng bersandar ke dinding, menoleh kepala melihat ke Yuliana Jian, bertanya sambil tersenyum: "Bagaimana? Bagaimana dengan bisnis kue? Berapa banyak yang bisa terjual?"
Yuliana Jian memicingkan matanya sedikit, menatap Wirianto Leng, bertanya dengan suara rendah: "Apakah kamu tau barusan siapa yang meneleponku?"
"Bukannya pegawai toko makanan snack?" Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum.
Yuliana Jian bersandar di meja, memeluk bahunya, menatap Wirianto Leng menggelengkan kepala. Wirianto Leng setelah bersneyum, berkata dengan suara rendah, "Baiklah, aku akui, aku sudah ketebak, itu Peggy He kan?"
"Apakah kamu tidak ingin memberi penjelasan apa kepadaku?" Yuliana Jian menyipitkan mata, melihati Wirianto Leng: "Bukankah sudah mengatakannya, jangan mencari masalah apapun ke Peggy?"
"Aku ini sedang membantunya, memperkenalkan klien untuknya, dan juga membantunya memecahkan masalah di rumah. Mengandalkan dirinya sendiri, dia sudah lama diintimidasi sampai mati oleh orang-orang berniat jahat di keluarganya itu. Aku ini mencari masalah?" Wirianto Leng menuangkan segelas di tangannya, sambil minum sambil memiringkan kepala dan melihati ke Yuliana Jian sambil tersenyum.
Yuliana Jian mengerutkan bibir, tetap mengerutkan kening: "Sepertinya aku juga pernah berkata denganmu, jangan terlalu baik pada Peggy, aku akan memperhitungkannya."
"Makanya aku selalu bersikap dingin padanya." Wirianto Leng melihat ke Yuliana Jian sambil tersenyum.
Yuliana Jian akhirnya tidak bisa berbicara, menghela nafas dengan tak berdaya, memicingkan mata melihati Wirianto Leng: "Kamu itu sengaja melakukannya."
Wirianto Leng mengerutkan mulutnya, menundukkan kepala sambi dan besenyum, tidak menjawab perkataan Yuliana Jian. Yuliana Jian mendekati Wirianto Leng, berkata dengan suara rendah: "Aku tau kamu mungkin akan sedikit marah, kamu tidak suka orang lain mengganggu di pertengahan kita, terpengaruh hubungan kita. Tapi Peggy benar-benar tidak sengaja, dia terlibat olehku, dia melihat keadaanku tidak baik, sangat khawatir padaku baru begitu. Perbuatanmu sangat hati-hati, aku tidak bisa mencari masalah apa dari dirimu, aku juga tidak bisa mengatakan apa-apa tentangmu. Tetapi kami hidup bersama, lebih melihat ke perasaan daripada pada kebenaran, apa melihat menang atau kalahnya? Wirianto, sudahlah, jangan terlalu menyulitkannya lagi, dia benar-benar tidak bermaksud sengaja. "
Wirianto Leng tersenyum, mengangkat tangan dan memegang rambut Yuliana Jian dengan lembut, berkata sambil tersenyum: "Sepertinya kamu benar-benar peduli padanya, dia seharusnya yang paling kamu sayangi kecuali beberapa orang di keluarga kita kan?"
Yuliana Jian bersenyum: "Itu karena dia peduli padaku, dia peduli padaku, aku baru peduli padanya."
"Baiklah, aku sudah tau." Wirianto Leng mengangguk kepala sambil tersenyum:
"Sebenarnya aku dari awal benar-benar tidak berpikir untuk menakutinya."
Yuliana Jian mengangguk kepala sambil tersenyum: "Aku tau, kamu mungkin setelah melihat perbuatan-perbuatanmu itu, membuatnya begitu kepanikan, lalu sengaja terus melakukannya, membuatnya terus merasa panik dan ketakutan, kamu pada awalnya juga tidak peduli dengan hal ini."
Wirianto Leng bersenyum: "Mengapa kamu tidak takut padaku sejak awal, banyak orang sekarang takut padaku."
"Siapa bilang aku tidak takut, awalnya aku juga sangat takut. Hanya saja......" Yuliana Jian mendekati Wiriano Leng sambil tersenyum, mencium bibir Wirianto Leng, kemudian berkata dengan suara rendah sambil tersenyum: "Tapi aku, lebih besar napsunya, jadi memberanikan diri mendekatimu. Bagaimana? Apakah sekarang merasa sudah nyaman? "
Wirianto Leng menahan pinggang Yuliana Jian, bersenyum: "Sepertinya nafsu dengan keberanian besar, juga sebuah kata yang bagus."
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyHalf a Heart
Romansa UniverseThe Great Guy
Vivi HuangMata Superman
BrickCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia