Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 292 Hutangku padamu
Wirianto Leng duduk di sebelah Yuliana Jian . Dia menunduk dan menatap Yuliana Jian dengan tenang, sambil memperhatikan perubahan ekspresi wajah Yuliana Jian. Tanpa sadar dia duduk hingga pagi, ketika Yuliana Jian mengerutkan kening dan membuka matanya, dia melihat Wirianto Leng duduk di sebelahnya.
Melihat Yuliana Jian bangun, Wirianto Leng langsung tersenyum, dan bertanya dengan lembut, "Ada apa? Sudah bangun?"
Yuliana Jian mengangguk, dia mengerutkan kening menatap Wirianto Leng, lalu dia segera meringkuk dan bersembunyi di sudut tempat tidur. Melihat tatapan waspada yang Yuliana Jian tujukan kepadanya, Wirianto Leng tertawa lalu berkata dengan lembut, "Yuliana, kamu tidak usah takut, jangan panik, apakah tidurmu nyenyak? Apakah kamu ingin tidur sebentar lagi?"
Yuliana Jian mengerutkan kening dan menatap Wirianto Leng dengan waspada, setelah itu dia menggelengkan kepalanya perlahan, dan berkata dengan suara rendah, "Aku tidak ingin tidur lagi, aku ingin bertemu dengan August ."
Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Kamu boleh pergi menemuinya, tapi kamu harus memiliki energi yang cukup."
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng , lalu dia bertanya dengan waspada: "Apakah kamu sedang membohongiku? Kamu tidak bisa membawaku menemui August?"
Wirianto Leng terkekeh dan berkata, "Mana mungkin aku membohongimu, apakah kamu tidak percaya padaku?"
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng : "Benarkah? Apakah kamu akan mengabulkan semua yang aku minta?"
Wirianto Leng diam sejenak, lalu mengangguk kepada Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Tentu saja, aku akan mengabulkannya."
Mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung membelalakkan matanya, dia mengangkat tangannya untuk memegang tangan Wirianto Leng : "Kalau begitu, bisakah kamu membawaku pergi?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil bertanya dengan lembut, "Pergi? Kamu mau kemana?"
Yuliana Jian mengejapkan matanya, lalu dia mengerutkan kening dan berkata dengan suara pelan, "Aku, aku tidak tahu, aku hanya ingat ada sebuah rumah besar di tepi laut, aku suka tinggal di sana!"
Mendengar Yuliana Jian membahas soal tepi laut, mata Wirianto Leng tiba-tiba berbinar, dia mengerutkan kening menatap Yuliana Jian sambil berkata dengan suara rendah, "Benarkah? Kamu masih ingat tepi laut?"
Wirianto Leng masih ingat ketika dia dan Yuliana Jian sedang berlibur di tepi laut, ingatan itu adalah ingatan yang sangat indah. Mungkinkah kalau mereka pergi ke tepi laut akan membantu Yuliana Jian pulih? Yuliana Jian mengerutkan kening, menatap Wirianto Leng sebentar, lalu dia mengangguk dengan perlahan: "Iya, aku ingin pergi ke tepi laut, entah mengapa, aku sangat ingin pergi ke tepi laut. Apakah August ada di tepi laut? "
Mendengar kata-kata Yuliana Jian, mata Wirianto Leng perlahan-lahan meredup, dia menundukkan kepalanya, lalu menggelengkan kepalanya, sambil berkata dengan tersenyum masam, "Mungkin."
Wirianto Leng merasa pikiran Yuliana Jian mungkin benar-benar dalam keadaan kacau. Mungkin saat ini Yuliana Jian sama sekali tidak mengingat yang mana kenangan yang dia dan Yuliana Jian alami bersama, yang mana kenangan yang Yuliana Jian alami bersama August Leng. Saat ini Yuliana Jian benar-benar bingung yang mana Wirianto Leng dan yang mana August Leng .
Tapi asalkan Yuliana Jian mengingat sedikit tentang masa lalu, bagi Wirianto Leng itu adalah harapan yang sangat besar. Wirianto Leng bergegas berkata, "Kalau kamu ingin pergi ke tepi laut , aku akan membawamu ke sana. Mungkin kamu bisa menemukan August Leng di sana?"
Yuliana Jian memiringkan kepalanya sedikit, dia mengerutkan kening menatap Wirianto Leng , sambil bertanya dengan suara rendah, "Kamu ... kamu benar-benar akan membantuku? Membantuku menemukan August?"
Wirianto Leng mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Iya."
Yuliana Jian terlihat terkejut. Dia menjulurkan tangan menggenggam tangan Wirianto Leng sambil bergegas berkata: "Baik, bawa aku pergi. Aku tidak suka tempat ini. Rumah ini membuatku merasa sangat tertekan dan membuatku merasa sangat tidak nyaman. Aku ingin keluar ... "
Wirianto Leng mengamati ekspresi wajah Yuliana Jian, setelah beberapa saat, dia mengangguk dengan penuh semangat dan berkata sambil tersenyum: "Baik, aku akan menuruti permintaanmu. Tapi kamu harus menurut, aku akan mempersiapkan semuanya."
Yuliana Jian memiringkan kepalanya dengan ragu, dan menatap Wirianto Leng dengan tatapan tidak percaya. Wirianto Leng mengangkat tangannya membelai kepala Yuliana Jian dengan lembut, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Bagaimanapun, ini adalah perjalanan yang jauh, jadi aku harus menyiapkan beberapa hal. Apakah kamu tidak pernah pergi bersama August? Apakah kamu tidak tahu saat keluar untuk bermain harus menyiapkan beberapa hal? "
Yuliana Jian mengerutkan kening dan menatap Wirianto Leng dengan curiga. Setelah beberapa saat, Yuliana baru mengangguk dengan perlahan sambil berkata dengan suara rendah, "Itu ... baik... aku mengerti, kamu persiapkan saja."
Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kalau begitu kamu mandi dan makan dulu, aku akan pergi mempersiapkannya."
Selesai berbicara, Wirianto Leng bangkit sambil tersenyum lalu dia berjalan keluar dari kamar. Wirianto Leng langsung pergi mencari psikiater dan memberitahukan kondisi Yuliana Jian secara terperinci. Psikiater itu mengerutkan keningnya, setelah berpikir cukup lama, dia berkata dengan serius, "Sepertinya pergi ke tempat yang familier bagi Nona Yuli mungkin bisa membantu kondisi Nona Yuli . Tapi perubahan ini terlalu cepat mungkin saja dia sedang berbohong . "
“Apakah dalam kondisi seperti ini dia masih bisa berbohong?” Wirianto Leng berkata sambil mengerutkan kening.
Menurut pengamatan Wirianto Leng, pikiran Yuliana Jian saat ini sangat kacau. Dengan pikiran yang kacau seperti ini, bagaimana dia bisa berbohong?
Psikiater itu menatap Wirianto Leng , lalu mengangguk dengan bersungguh-sungguh: "Keadaannya saat ini sangat rumit, aku tidak tahu apakah dia memiliki rahasia yang tersembunyi. Dalam keadaan seperti ini, dia mungkin berbohong untuk meyelesaikan instruksi atau tujuan tertentu. Keadaannya jauh lebih rumit daripada pasien yang pernah aku tangani sebelumnya, karena kebanyakan dari pasienku yang sebelumnya mengalami gangguan mental karena pengalaman mereka sendiri, tapi keadaan mental Nona Yuli saat ini sepenuhnya karena paksaan dari luar. Mungkin seperti yang anda katakan dia masih di kontrol oleh August. Meskipun Tuan August Leng sudah meninggal, tapi instruksinya mungkin belum dihilangkan. Kalau ada kesempatan, sangat mungkin Nona Yuli atau anda akan berada dalam bahaya besar. "
Wirianto Leng menatap psikiater itu sambil terkekeh. Sebenarnya semua yang psikiater ini khawatirkan sama seperti dugaannya. Wirianto Leng tidak membantah dugaan psikiater ini, sebaliknya dia bertanya sambil tersenyum: "Kalau benar-benar ada instruksi yang tersembunyi di dalam pikiran Yuliana, apakah itu bisa dihilangkan?"
Psikiater itu menarik napas dalam-dalam, sambil mengerutkan kening, lalu dia berkata dengan suara rendah: "Aku sudah membaca informasi sebelumnya. Nona Yuli yang membunuh Tuan August Leng , dan dia bersama dengan mayat Tuan August Leng selama tiga hari. Ini adalah pengalaman yang sangat mengerikan. Orang normal tidak akan pernah bisa melupakan pengalaman ini. Kalau saja Tuan August Leng masih hidup, kita bisa mencari tahu lebih terperinci dari Tuan August Leng apa yang Nona Yuli alami dengan Tuan August Leng , dan kita mungkin bisa menghilangkan beban di hati Nona Yuli . Tapi sekarang Tuan August Leng sudah mati dibunuh Nona Yuli , dan kondisi Nona Yuli saat ini sangat buruk. Kemungkinan besar ... kemungkinan besar beban hatinya tidak akan pernah bisa terselesaikan. Tidak ada dari kita yang tahu apa yang mereka alami. Cara yang paling efektif mungkin harus memberikan stimulasi yang kuat untuk membuat Nona Yuli sepenuhnya sadar. Tapi kalau tidak berhasil, mungkin akan memberikan efek yang berkebalikan dan membuat kondisi Nona Yuli menjadi lebih buruk. "
“Kalau terus ditunda, apakah akan lebih sulit baginya untuk sadar?” Wirianto Leng mengerutkan kening sambil menatap psikiater itu.
Psikiater itu mengerutkan kening: "Aku tidak bisa memberikan jawaban yang akurat. aku hanya bisa mengatakan aku belum pernah bertemu kasus seperti yang dialami Nona Yuli saat ini. Kondisinya saat ini sangat rumit. Kalau terus di tunda, aku tidak tahu apakah akan mengakibatkan penyakit baru. "
“Baik, aku mengerti.” Wirianto Leng tersenyum sambil menatap psikiater itu, lalu dia berkata dengan lembut, “Aku tahu bagaimana kondisinya saat ini.”
Selesai berbicara, Wirianto Leng mengutus orang untuk mulai mempersiapkan perjalanan mereka. Wirianto Leng berencana membawa Yuliana Jian ke pulau yang letaknya tidak jauh, karena perjalanan jarak jauh akan menambah beban fisik Yuliana Jian . Setelah rute perjalan selesai direncanakan, psikiater itu tetap berusaha membujuk Wirianto Leng : "Tuan Leng, aku mengerti perasaan anda. Banyak anggota keluarga pasien akan merasa bersalah saat menghadapi situasi ini dan merasa mereka terlalu mengabaikan pasien. sehingga menyebakan pasien mengalami gangguan mental yang serius. Tetapi aku harap anda bisa tenang. Bepergian berdua dengan Nona Yuli mungkin akan berbahaya bagi anda. Keadaan Nona Yuli saat ini sangat tidak stabil ... "
Wirianto Leng tersenyum sambil mengangguk, lalu dia berkata dengan serius, "Aku tahu, aku tahu dia sangat tidak stabil, jadi aku harus menemaninya setiap saat."
Psikiater itu mengerutkan kening sambil menatap Wirianto Leng , lalu dia menghela nafas dengan tidak berdaya: "Tuan Leng, aku rasa mungkin anda juga memerlukan perawatan mental."
Wirianto Leng menatap psikiater itu lalu dia tidak bisa menahan diri dan tertawa: "Saranmu ini sudah terlambat 30 tahun."
Selesai berbicara, Wirianto Leng berbalik dan pergi sambil tersenyum, dia kembali ke sisi Yuliana Jian, dia menggandeng tangan Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Ayo, Yuliana, kita pergi."
Yuliana Jian mengenggam tangan Wirianto Leng dengan panik, lalu dia bertanya dengan takut: "Kita ... kita akan pergi ke mana?"
Wirianto Leng mendekatkan bibirnya di telinga Yuliana Jian lalu dia berbisik sambil tersenyum, "Kita? Kita akan pergi ke tempat di mana hanya ada kita berdua."
Entah mengapa, saat Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, dia langsung merasa senang, tetapi ada suara lain di kepalanya yang terus-menerus mengingatkan nama "August Leng ". Yuliana Jian tidak bisa menahan suara di kepalanya, jadi dia mengerutkan kening dan menatap Wirianto Leng sambil bertanya dengan suara rendah, "Itu ... itu August ..."
Wirianto Leng sudah terbiasa mendengar nama "August Leng " yang tidak berhenti keluar dari mulut Yuliana Jian. Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Kamu tenang saja, dia akan datang. Dia pasti pernah mengatakan banyak hal kepadamu. Apakah dia pernah mengatakan dia tidak akan pernah meninggalkanmu? "
Yuliana Jian mengangguk dengan penuh semangat, lalu dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak ... tidak ... aku tidak boleh memberitahumu perihal aku dan August."
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Tidak apa-apa kamu hanya perlu tahu, aku akan menemanimu menunggunya."
Yuliana Jian memiringkan kepalanya sambil menatap Wirianto Leng dengan bingung: "Kenapa kamu sangat baik kepadaku?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, dengan perlahan dia menyingkirkan senyuman di wajahnya, lalu dia berkata dengan serius: "Karena aku berhutang terlalu banyak kepadamu, aku harus menebusnya kepadamu dengan perlahan, aku harus terus menemanimu. Selain itu kamu sedang menunggu orang yang ingin kamu tunggu, aku juga sedang menunggu orang yang ingin aku tunggu. "
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta
Laura WangSi Menantu Buta
DeddyHis Soft Side
RiseMy Greget Husband
Dio ZhengBack To You
CC LennyAwesome Guy
RobinKembali Dari Kematian
Yeon KyeongCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia