Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 337 Ayah yang Baik
Setelah Wirianto Leng mendengar apa yang dikatakan Yuliana Jian, dia pun menepuk Yuliana Jian sambil tersenyum, seolah dia benar-benar sedang membujuk seorang anak agar tertidur sambil berkata: "Lalu bolehkah aku terus membujukmu?"
Yuliana Jian mengangguk ringan, mencondongkan tubuh ke arah Wirianto Leng, dan berbisik, "Tentu saja, kamu bisa berlatih terlebih dahulu, sehingga kamu bisa beradaptasi dengan peranmu sebagai ayah. . "
Mendengar apa yang dikatakan Yuliana Jian, Wirianto Leng mengerutkan sudut mulutnya dan tertawa, mengangkat tangannya dan menepuk Yuliana Jian hingga Yuliana Jian tertidur. Pada hari-hari berikutnya, Wirianto Leng benar-benar kalang kabut memikul tanggung jawab menjadi seorang ayah yang baik. Dari mengganti popok hingga membujuk tidur anak, Wirianto Leng melakukannya dengan perlahan.
Yuliana Jian yang tadinya hanya berkata sambil lalu saja, tidak disangka Wirianto Leng melakukannya dengan sangat serius, dan Yuliana Jian juga sedikit terkejut, ketika selesai menyusui Michelle, lalu menyerahkan anak itu ke Wirianto Leng, Yuliana Jian melihat pose standar Wirianto Leng yang menggendong anak itu dan tidak bisa menahan senyum dan berkata, "Kamu cukup serius juga, sudah benar-benar menjadi ayah yang baik. "
Wirianto Leng mengerutkan kening, menundukkan kepalanya, dan tersenyum tak berdaya: "Aku hanya ingin tahu waktu itu bagaimana kamu mengurus Melly, jika tidak ketika kamu menyebutkan cara membesarkan anak, aku selalu tidak dapat ikut berbicara. "
Yuliana Jian membuka matanya dengan jelas, dan memandang Wirianto Leng dengan kaget: "Jadi kamu punya rencana lain? Kupikir kamu benar-benar suka mengurus anak-anak.. "
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya tak berdaya: "Siapa yang bisa suka mengurus anak? Dia tidak akan menaati pengaturanmu sama sekali, dan kamu tidak bisa marah dengannya. Baik Melly dan Melvin sekarang sudah bisa diajak diskusi bersama, tapi si kecil ini, sama sekali tidak bisa diajak negosiasi, ak hanya bisa mematuhinya, hehh ... "
Meskipun Wirianto Leng sangat mencintai Yuliana Jian dan sangat menghormati pendapat Yuliana Jian, tapi Yuliana Jian juga sangat mengerti posisi Wirianto Leng, jadi ketika mengambil suatu keputusan, Wirianto Leng tidak merasa bahwa dirinya tunduk pada Yuliana Jian, mereka saling mengakomodasi, memahami satu sama lain, dan membuat keputusan bersama, tetapi anak yang berada dalam pelukannya sekarang ini, membuat Wirianto Leng merasa bahwa dia benar-benar dipaksa, harus mematuhi perasaan seseorang, situasi ini tidak pernah terjadi dalam kehidupan Wirianto Leng sebelumnya.
Setelah mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian tidak bisa menahan senyum, tersenyum dan berkata dengan suara pelan, "Saat ini dia masih belum saatnya yang paling membuat ribut, tunggu sampai dia berumur 1 bulan, maka akan lebih membuat ribut lagi. Sekarang dia hanya makan dan tidur ... "
“Apa?” Wirianto Leng mendengar kata-kata Yuliana Jian, wajahnya langsung kelihatan murung dan mengerutkan kening.
Yuliana Jian melihat ekspresi Wirianto Leng, menyipitkan matanya dan tertawa, dan berkata sambil tersenyum: "Tenang saja, jangan terlalu gugup, kita memiliki pembantu yang bisa bantu mengurusnya, jadi masih mending. Jika kamu merasa terlalu menjengkelkan, sekarang juga sudah bisa mencari seorang pembantu untuk merawat anak-anak, tidak harus melakukan semuanya sendiri. "
Setelah Wirianto Leng mendengarkan apa yang dikatakan Yuliana Jian, dia sedikit bimbang, dia benar-benar tidak suka merawat anak-anak, tetapi Wirianto Leng lalu menggelengkan kepalanya dan berbisik: "Lupakan saja, begitu menggigit gigi juga sudah lewat, hidup berjalan terlalu lancar, kenangan kita akan menjadi sedikit. Aku tidak ingin ketika kita tua nanti, lalu mengingat saat ini sekarang, tidak punya kenangan apa pun. Aku mengurusnya seperti ini, setidaknya kelak kamu bisa menertawakan betapa kikuknya aku ketika aku mengurus anak. "
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan memicingkan matanya, lalu tertawa kecil, "Sepertinya kamu sudah bersusah payah untuk menciptakan kenangan bagi kita."
Wirianto Leng mengangguk dan bertanya dengan suara rendah, "Ya, bagaimana? Apa ada perasaan terharu?"
Yuliana Jian mengerutkan bibirnya, tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, dan berkata dengan suara rendah, "kalau itu sih tidak ada. Aku hanya penasaran berapa lama kamu akan bertahan."
Wirianto Leng memicingkan mata menatap Yuliana Jian, menurunkan suaranya, dan menjawab dengan suara yang dalam, "Aku akan bertahan sampai tubuhmu pulih."
Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, matanya langsung melotot, menatap Wirianto Leng dengan gugup, lalu menunjuk ke bayi kecil di pangkuan Wirianto Leng, berbisik: "Di depan anak, kamu berkata seperti itu, benar-benar ..."
"Yah, aku tidak hanya akan ngomong saja, tetapi juga melakukan ..." Wirianto Leng sambi berkata, segera membungkuk dan mencium bibir Yuliana Jian.
Yuliana Jian takut kalau dia sembarangan bergerak akan menyentuh Michelle yang ada dalam pelukan Wirianto Leng. Yuliana Jian tidak berani bergerak sama sekali, dirinya hanya bisa diam bengong menerima ciuman dari Wirianto Leng, sampai Wirianto Leng menyingkir, Yuliana Jian baru bisa mengambil nafas panjang, melototi Wirianto Leng dengan alis berkerut: "Hati-hati anak… "
Wirianto Leng tersenyum sambil memeluk anak itu dan mengayunnya dengan pelan. Kemudian dia membawanya ke depan Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum: "Anak kita tidur sangat nyenyak, jangan khawatir. Meskipun mengurus dia agak merepotkan, tetapi aku juga sudah melihat anak-anak lain, dia masih termasuk yang tenang, hanya agak suka tidur. "
Yuliana Jian melirik sekilas Michelle, mengerutkan kening, "Jangan-jangan akan menjadi anak kecil yang aneh juga? Melly kita telah menjadi seekor kucing rakus, dan Melvin menjadi anak yang murung dan dewasa sebelum waktunya, sekarang Michelle apa akan menjadi anak yang pemalas yang suka tidur ... "
Ketika Yuliana Jian selesai berbicara, dia segera menepuk mulutnya sendiri dan buru-buru berkata, "Tidak, tidak, tidak boleh ngomong sembarangan. Michelle kita pasti tidak akan menjadi anak yang aneh."
Wirianto Leng tersenyum sambil melirik sekilas Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Sebenarnya, bukan masalah besar untuk menjadi anak yang aneh, normal itu relatif. Bagi kebanyakan dari mereka, mereka normal untuk beradaptasi dengan masyarakat. Tetapi anak-anakku tidak perlu bersikap normal, kekayaan yang terakumulasi selama bertahun-tahun dapat membuat orang lain beradaptasi dengan mereka. "
Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, matanya pun segera melotot dan menggelengkan kepalanya: "Akhirnya aku melihat CEO besar Leng yang arogan lagi! Kalau begitu kamu pikir anak-anak kita sedikit aneh, itu hal yang baik? "
Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Pokoknya bukan hal yang buruk, wataknya agak aneh. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kekuatan untuk memilih kehidupan yang berbeda. Ketika hidup mereka berbeda dengan orang lain, mereka akan bekerja keras untuk melindungi kehidupan seperti ini. Aku tidak ingin mereka semua menjadi orang baik yang mudah bergaul. Orang baik yang mudah bergaul menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki tuntutan untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Jika hanya menjadi seorang penjual biasa atau seorang resepsionis, itu masih merupakan sebuah kelebihan. Tetapi jika melakukan penelitian ilmiah atau manajemen, itu adalah kelemahan. Ketika aku mendengar evaluasi karyawan, yang aku paling benci untuk didengar adalah seseorang yang memiliki kepribadian yang baik dan popularitas yang baik. Aku pikir orang ini haruslah orang yang tidak memiliki kemampuan lain, makanya baru akan menganggap ini sebagai kelebihan. Dulu waktu kamu mengelola perusahaan, bukankah juga begitu? "
Yuliana Jian mengangguk dulu, baru mengerutkan kening, menggelengkan kepalanya, dan berkata dengan senyum masam, "Sekarang ini sku sudah lupa bagaimana aku mengelola perusahaan."
Wirianto Leng memandang ekspresi kesepian di wajah Yuliana Jian, mengerutkan kening, dan bertanya dengan suara rendah: "Jika kamu masih ingin berkarir, tunggu tubuhmu pulih. Aku dapat memberi……"
Yuliana Jian tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Tidak perlu, meskipun aku merasa sangat disayangkan, kadang-kadang aku akan membayangkan jika aku memiliki bisnis, bisnis apa yang akan aku kelola, tetapi ketika aku benar-benar menghadapi bahaya, aku tidak memikirkan karierku, aku hanya memikirkan kamu, memikirkan anak-anak. Aku memikirkan mengapa waktu yang Tuhan berikan kepada aku sangat singkat sehingga aku tidak bisa tinggal bersama kamu untuk sementara waktu lagi, aku tidak bisa memasak untuk anak-anak, aku tidak bisa bersama kalian lebih lama lagi. Sekarang dengan susah payah aku akhirnya bisa bersama kalian, aku tidak ingin ada hal lain yang menunda waktu kita bersama. Selain itu, kita juga tidak kekurangan uang sekarang, karena kita memiliki jaminan materi, lalu mengapa kita tidak bisa saling menyisakan waktu untuk sesama kita? Ada banyak orang yang mati-matian mencari uang untuk bertahan hidup, dan mereka tidak memiliki kesempatan untuk bersama dengan keluarga mereka. Mereka benar-benar tak berdaya. Tetapi kita jelas memiliki persyaratan ini, mengapa kita harus menyerah? Bukankah demikian?"
Melihat Wirianto Leng tersenyum padanya, Yuliana Jian tersenyum dan mengangkat tangannya, menepuk pelan di punggung tangan Wirianto Leng, dan berkata sambil tersenyum: "Dan kurasa kamu saja bisa menyerahkan prestasi karir mereka, untuk menemani kami. Masa aku begini saja sudah menyerah? "
Wirianto Leng memandang Yuliana Jian, mengangguk ringan, mencondongkan tubuh, dan mengecup kening Yuliana Jian dengan pelan. Setelah dicium Yuliana Jian perlahan mulai bisa tersenyum, dan berkata dengan suara pelan, "Tapi ... jika suatu hari kita bosan bersama, sangat mungkin bahwa kita tetap harus menemukan sesuatu untuk dilakukan, kalau tidak akan terlalu membosankan."
Wirianto Leng mengecup pelan kening Yuliana Jian, dan berkata dengan serius, "Jangan khawatir, aku tidak akan jenuh."
Yuliana Jian segera mengangkat kepalanya dan melirik Wirianto Leng, mengangkat alisnya dengan ringan, dan tersenyum berkata, "Ini kamu yang ngomong loh ya. Jangan menyesalinya nanti kalau suatu saat kamu jenuh, kamu harus membayar untuk harga yang mahal, membeli waktu dimana aku harusnya pergi bekerja. "
Wirianto Leng tersenyum dan bertanya, "Berapa harganya kira-kira?"
Yuliana Jian memicingkan matanya sejenak dan menatap Wirianto Leng, tampak serius menilai harga Wirianto Leng. Akhirnya, dia mengangguk dan berkata dengan suara rendah: "Kamu, CEO Leng bukanlah orang biasa, paling tidak kamu harus membayar sekitar ... "
Sebelum Yuliana Jian selesai berbicara, dia mendengar teriakan dari pintu kamar pasien: "Ma, aku membawa kakak untuk menengokmu!"
Kemudian Melly Jian berlari masuk sambil menyeringai, karena Melly Jian berteriak keras, membuat anak di lengan Wirianto Leng terbangun dan menangis. Wirianto Leng segera mengayunkan anak itu dengan pelan, lalu dilihatnya Melly Jian yang pertama-tama berlari dulu ke depan Wirianto Leng sambil tersenyum, tersenyum sambil melihat sekilas wajah kecil Michelle yang mengerut karena menangis , lalu dia pun terkekeh dan berkomentar: "Masih tetap jelek."
Kemudian Melly Jian segera berlari ke depan Yuliana Jian, Michelle yang berada di pelukan Wirianto Leng sepertinya pahami kata-kata Melly Jian, setelah Melly Jian mengomentari penampilannya sebagai "jelek", dia pun menangis semakin kencang. Seluruh kamar pasien dalam sekejap menjadi berisik, Michelle terus menangis, Jian Shuang sedang mengobrol tentang hal-hal menarik yang dia temui di samping Yuliana Jian, akhirnya Melvin Jian yang berjalan perlahan dari luar masuk ke dalam dengan serius bertanya kepada perawat di sebelahnya tentang kondisi fisik Yuliana Jian.
Yuliana Jian melirik Wirianto Leng tanpa daya, maksud pandangan matanya sangat rumit. Tetapi Wirianto Leng dapat melihat apa yang ingin dikatakan oleh Yuliana Jian, dia hanya ingin bertanya kepadanya: "Apakah benar baik membesarkan anak-anak aneh seperti ini?"
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusMy Enchanting Guy
Bryan WuSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangHarmless Lie
BaigeMy Charming Lady Boss
AndikaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia