Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 182 Hari-hari
Hanya dalam 3 bulan Yuliana Jian langsung terbiasa dengan nama "Sisca Mu" ini, mempelajari pengetahuan bercocok tanam dasar membutuhkan waktu tiga tahun, tetap saja tidak bisa. Yuliana Jian tahu bahwa dia memiliki sebuah kepintaran, tetapi terhadap hal yang bukan keahliannya, Yuliana Jian tidak menyangka bahwa dirinya sama sekali tidak bisa, contohnya memasak dan melakukan kegiatan bertani.
Walaupun Yuliana Jian berusaha untuk mempelajarinya, tetap saja tidak mengerti sayur apa harus di tanam bagaimana, kapan harus memberikan pupuk, kapan harus panen. Yang palingpenting adalah, masih bagus dia tidak pergi ke tempat bertanam ataupun peternakan, begitu ke sana, sayur akan terkena penyakit dan mati. Ayam dan bebek pun terkena penyakit menular, karena sayur dan hewan yang di pelihara oleh Yuliana Jian tidak menggunakan obat, jadi bila satu mati semua akan mati.
Seluruh ayam dan bebek sekarat, seluruh sayur terkena hama, Yuliana Jian merasa sedih. Orang yang membantu memberi makan ayam dan bebek dan juga petani yang membantu menanam sayur lebih merasa sedih lagi. Selanjutnya bila Yuliana Jian berjalan ke pinggir perkebunan, selalu ada orang yang mencegahnya. Walaupun nasibnya tidak terlalu baik, tetapi Yuliana Jian sangat hebat, dia telah memantapkan diri untuk menjadi petani, bagaimana mungkin membiarkan dirinya tidak tahu apa-apa?
Karena begitu sulit untuk di pelajari, tetapi Yuliana Jian tetap berusaha mempelajarinya, setiap hari dia mempelajari beberapa tanaman di perkarangan rumahnya, di rumah terdapat beberapa buku seperti 《Cara perkembangan Babi Gemuk》dan 《Dua puluh delapan cara untuk menanam Benih Padi》ditempatkan di rumah.
Setiap kali Yuliana Jian mengerti sesuatu mengenai apa yang di pelajari oleh nya, mulutnya akan membuang kulit kuaci, dan membuat catatan. Ketika Yuliana Jian sedang belajar, terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu nya. Yuliana Jian segera membersihkan kulit kuaci yang ada di tubuhnya, dan membuka pintu perkarangan, terlihat seorang wanita gendut paruh baya membawa seorang anak kecil berwajah bulat dan berkuncir dua, dengan kesal berdiri di luar pintu.
Yuliana Jian mengerutkan kening dan bertanya: "Oh? kamu mencari siapa?"
Anak kecil itu langsung megulurkan tangan dan menangis berteriak: "ibu....ini aku....aku adalah Elia....."
Yuliana Jian menyipitkan mata menatap Melly Jian yang telah berubah nama menjadi Elia Luo, dengan serius memperhatikan lalu tersenyum: "Anak kecil, kamu salah cari orang, aku tidak memiliki anak."
Melly Jian menangis dan mengulurkan tangan: "ibu.....mengapa kamu jahat sekali, aku adalah putrimu. Semalam kau masih menggendongku dan mengatakan aku adalah kesayanganmu!"
Yuliana Jian mengerutkan alis menatap Melly Jian: "Aku sungguh tidak mengenalmu, kalau tidak kamu coba ke rumah sebelah, mungkin kamu salah cari orang. Aku tidak memiliki anak kesayangan seperti kamu!"
Wanita paruh baya itu langsung berteriak: "Sudahlah, jangan pura-pura lagi, kita tinggal di satu kampung. Sisca Mu kamu jangan berpura-pura lagi, bisakah urus anak mu ini? Dia membawa anak satu kampung membunuh kodok piaraan keluarga ku, di panggang dan di makan, sehingga membuat semuanya penuh dengan darah. Tidak tahu bagaimna sudah besar nanti."
Yuliana Jian memijingkan mata menatap Melly Jian, dan berkata: "Apakah aku pernah berkata, bila kamu membuat keributan maka kamu akan aku usir dari rumah?"
Melly Jian menangis dan menatap Yuliana Jian: "Kamu bilang, tetapi aku tidak menyetujuinya?"
Yuliana Jian mengangkat kepalanya dan menatap wanita paruh baya itu: "Kalau tidak kamu bawa anak ini pergi saja, bukankah anak laki-lakimu berusia 9 tahun? pas sekali, bawa dia pulang untuk di jadikan calon istri,"
Wanita paruh baya itu membuang ludah: "Mencari calon menantu pun aku tidak mau mencari yang seperti ini. Aku harus memlihara berapa banyak ikan, baru dapat menghidupinya? Kamu tidak perlu menggantiku banyak-banyak, hanya modalnya saja. Kalu tidak...kalau tidak...."
Wanita paruh baya itu berpikir-pikir lalu menghelakan napas: "aku juga tidak tahu harus bagaimana, kita adalah orang satu kampung, terserah kamu saja,"
Yuliana Jian menarik napas lalu memicingkan mata melihat Melly Jian dengan dingin berkata: "Baiklah, aku akan memberikanmu uang, uang itu akan aku potong dari uang jajan seseorang."
Melly Jian langsung menangis dan berteriak: "Tidak boleh potong, tidak boleh potong, uang itu mau aku pergunakan untuk membli kue untuk di makan. Ini semua bukan salahku, Anak kedua dari bibi gendut yang membawa kami ke sana. Aku sudah memberikannya uang, 10yuan sekor kodok, dia sudah mengambil uangnya, lalu tidak mengakuinya!"
Wajah wanita paruh bayah itu langsung merah dan berkata: "dia hanya anak kecil, bagaimana perkataannya dapat di percaya?"
Mely Jian langsung memelototkan mata dan berteriak: "Aku juga anak kecil, tetapi kata-kataku dapat di percaya. Apakah dia itu anakmu?apakah dia ada kuasa akan kolam ikan itu? sekarang dia yang membawa kita ke sana, dia adalah penjual aku adalah pembeli, mengapa semua tanggung jawab di berikan kepadaku, tidak menyalahkan dia? aku memiliki perjanjian yang sudah di tandatangani...."
Selesai berkata Melly Jian langsung mencari kertas tersebut di tubuhnya, tetapi setelah mencari-carai dia tidak menemukannya. Lalu Melly Jian langsung menangis dengan sedih menatap Yuliana Jian: "Ibu, perjanjian itu hilang."
"Kalau begitu tidak berlaku lagi." Yuliana Jian menatap Melly Jian sekilas, dan tersenyum kepada wanita paruh baya tersebut: "Aku akan mengambil uangnya."
"Jangan....ibu....." Melly Jian melihat Yuliana Jian datang mengambil uang, lalu memberikannya ke tangan wanita paruh baya itu dan langsung menagis dengan histeris.
Wanita paruh baya itu menerima uang dan tersenyum berkata: "Kamu memang baik, tetapi harus baik-baik menjaga putrimu, dia terlalu liar, tidak ada tempat yang tidak bisa dia lewati, apakah dia lahir dari seekor kelinci."
"Keluarga yang sial yang melahirkannya." Yuliana Jian melihat Melly Jian sekilas dengan kesal, lalu tersenyum kepada wanita paruh baya tersebut: "Kalu begitu sampai jumpa, aku tidak mengantarmu lagi.":
Melihat wanita paruh baya itu pergi, dengan kesal Melly Jian berdiri di depan puntu dan menagis berkata: "Ibu, kamu sangat tidak masuk akal, aku benar-benar tidak bersalah..."
Yuliana Jian melihat Melly Jian dan megulurkan tangnnya: "Berikan uangnya padaku!"
Melly Jian langsung menutupi saku pakaiannya dan dengan panik mengedipkan mata: "Uang apa?"
Yuliana Jian tersenyum dan berkata: "apakah kamu begitu baik hingga mengajak orang makan kodok? pasti melakukan bisnis, mengambil uang orang tidak sedikit kan?"
Melly Jian mengedipkan matanya dan terdiam, lalu tersenyum berkata: "Nyonya, apa yang kamu katakan benar, sepertinya aku salah rumah. Rumahku sepertinya di sebelah, walaupun kamu seperti ibuku, tetapi harusnya bukan, maaf, sudah menganggu!"
Yuliana Jian melihat Melly Jian kan pergi, dia segera menarik kuncir Melly Jian dan berkata: "Kamu mau pergi ke mana? ehm? kesayanganku."
Yuliana Jian langsung menagis: "Aaahh......ibu jahat menyiksa putri kecilnya...."
Suara Melly Jian sangat nyaring, hingga tetangga pun dapat mendegar suaranya, tetangga tertawa dan berteriak: "Elia membuat masalah lagi?"
Yuliana Jian tersenyum dan menjawab: "Ehm, buat masalah algi, malam ini tidak usah makan dia!"
Tangisan Melly Jian langsung terhenti, lalu langsung menghela napas lega: "bila dari awal aku tahu hukumannya tidak perlu makan masakan buatanmu, seharusnya aku buat masalah lebih banyak lagi!"
Yuliana Jian megertakan gigi dan tersenyum berkata: "kamu masih harus membayar semua perbuatan nakalmu!"
Melly Jian kembali menagis lagi.....
Ketika malam hari, Melly Jian sambil menyerahkan uang yang hari ini dengan susah payah dia dapatkan, sambil memakan masakan telur goreng buatan Yuliana Jian. Sambil makan dia sambil membuang kulit telur.
"puih puih puih...." Melly Jian menghisap hidungnya, lalu dengan suara menangis berkata: "Ibu, kamu tidak perlu sengaja menyiksaku, mengapa bahkan kulit telur pun leibh banyak dari pada sebelumnya? kamu mengoreng telur atau mengoreng telur dengan kulit telur."
Gigi Yuliana Jian pun menjadi sakit karena kulit telur, akhirnya dia hanya makan nasi putih di campur dengan tahu busuk, dengan kening di kerutkan berkata: "kurangi omong kosongmu, makan nasimu."
Melly Jian menghelakan napaas: "Aku sungguh rindu kepada ibu yang ada di dalam ingatanku, ibu sekarang kamu seperti ....."
Yuliana Jian berkata dengan nada rendah, dan berbisik: "seperti keluar dari film-flm drama, langsung muncul di dalam cerita percintaan di desa."
Yuliana Jian memicingkan mata tersenyum dan berkata: "Aku juga sangat merindukan putriku yang dulu, saat itu walaupun kamu sangat suka makan, tetapi walau hanya makan sedikit sudah kenyang."
Yuliana Jian membuat Melly Jian terkejut hingga bergidik, dia segera mengerjapkan matanya dan dengan kasihan berkata: "ibu, aku sudah menerima hukuman, kamu jangan menakutiku lagi. Kamu lihat kakiku, tadi ketika aku melompat, aku jatuh hingga terluka."
Yuliana Jian melihat kaki Melly Jin dia mengerutkan kening dan berkata: "Mengapa kamu tidak bilang dari tadi? Sini masuk, aku akan memakaikan obat."
Melly Jian memeluk mangkuk nasinya dan bertanya: "Ibu, tidak perlu buru-buru memakaikan obat, bolehkah aku tidak makan telur ini? berikan aku satu buah tahu busuk, biarkan aku menghabiskan nasiku?"
Yuliana Jian melihat kaki Melly Jian yang terluka, lalu mengangukan kepala: "Cepat makan, cepat masuk."
Melly Jian segera mengambil sepotong tahu busuk, dan menghabiskan nasinya, lalu perlahan masuk ke dalam rumah. Yuliana Jian mengambil kotak obat, Melly Jian langsung melompat duduk di ranjang, dan menunjuk kakinya yang terluka: "Di sini....di sini, di sini!"
"Sudahlah, aku sudah melihatnya." Yuliana Jian mengerutkan keningnya melihat kaki Melly Jian, semuanya penuh dengan luka.
Setelah Yuliana Jian membawa Melly Jian ke sini, awalnya dia mengira Melly Jian sebelumnya sudah merasakan begitu banyak kepahiatn, menghadapi terlalu banyak masa yang kelam, seharusnya dia berusaha membuat Melly Jian hidup dengan lebih baik, ingin membiarkan Melly Jian hidup dengan bebas di alam bebas. Tetapi Yuliana Jian tidak menyangka, kebebasan ini justru membuatnya menjadi liar.
Bila mengatakan Melly Jian adalah putri dari Wirianto Leng siapa yang percaya? Yang satu adalah Wirianto Leng yang terkadang muncul di berita ekonomi, yang satu adalah anak liar di alam bebas, sama sekali tidak seperti ayah dan anak.
Tetapi Melly Jian semakin tumbuh semakin mirip Wirianto Leng, terutama matanya, benar-benar mirip. Yuliana Jian melihat leher Melly Jian dan bertanya: "Dimana kalungmu? Mengapa tidak mengenakannya?"
Melly Jian tersenyum: "Tadi waktu aku menangkap kodok membuatnya kotor, jadi aku melepaskannya."
Melly Jian memasukan tangannya ke dalam saukunya, lalu wajah tersenyumnya berubah menjadi menangis: "Lalu hilang!"
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaInnocent Kid
FellaAir Mata Cinta
Bella CiaoAkibat Pernikahan Dini
CintiaMy Cold Wedding
MevitaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia