Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 367 Mencari Masalah Sendiri

Anita Qu mengerutkan keningnya. Meskipun tubuhnya masih kesakitan, Anita Qu masih tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kamu ... ada apa denganmu?"

Mata Yuliana Jian melihat noda darah di kaki Anita Qu, sedikit gemetar, kemudian jatuh pingsan.

Ketika Yuliana Jian sadar, dia melihat atap putih di kamar rumah sakit, Yuliana Jian segera menutup matanya dan menyelinap ke dalam selimut.

"Tidak perlu bersembunyi, aku sudah melihatmu bangun." kata Wirianto Leng.

Yuliana Jian membuka matanya dan berbisik, "Yah, mengapa kepalaku begitu sakit? Aku mungkin perlu tidur sebentar, kemudian periksa lagi… "

"Kata dokter kamu hanya saja pingsan dan tidak ada masalah dengan tubuhmu." Suara Wirianto Leng masih dingin.

Yuliana Jian tidak menatap Wirianto Leng, tetapi dia mendengar suara Wirianto Leng yang terdengar seperti sedang tidak senang. Yuliana Jian menunduk dan mendesah, lalu menatap Wirianto Leng dan berbisik, "Maafkan aku ..."

Wirianto Leng berjalan ke samping Yuliana Jian dan membelai wajah Yuliana Jian, membuat Yuliana Jian ​​harus melihat Wirianto Leng. Sudah lama tidak melihat wajah Wirianto Leng seperti ini. Dia mengerutkan kening dan menatap Yuliana Jian, lalu bertanya, "Apakah kamu tahu di mana salahmu? kamu hanya minta maaf kepada aku."

Yuliana Jian mengangguk dan berkata, "Tahu, aku harusnya tidak membiarkan orang bernama Anita Qu masuk, tidak perlu berdebat dengannya, aku salah."

"Karena kamu tahu, mengapa kamu melakukannya lagi?" Wirianto Leng mengerutkan kening.

Yuliana Jian menundukkan kepalanya, dia mengerutkan kening dan mencakar jari-jarinya, lalu mengambil napas dalam, seperti tidak ingin mengatakannya. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan bertanya dengan lembut, "Apakah kamu merasa bosan?"

Yuliana Jian buru-buru mengangkat kepalanya dan menggelengkan kepalanya: "Tidak, aku menjalani kehidupan yang sangat memuaskan setiap hari, tidak membosankan. Aku menjaga Michelle, kadang-kadang menulis dongeng. Hidupku menyenangkan sekali. Kamu tidak perlu khawatirkan aku, aku tidak ada masalah. "

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian: "Benarkah?"

Yuliana Jian awalnya mengangguk, lalu menatap Wirianto Leng mengerutkan kening dan terus menatapnya. Yuliana Jian segera menghindari mata Wirianto Leng, setelah beberapa saat, dia berbisik, "Sebenarnya kadang-kadang agak membosankan, tetapi hanya sedikit. Bagaimanapun, aku sangat suka tidur larut malam. Ketika aku bangun, sudah siang. Ketika aku selesai membujuk Michelle makan malam, kalian semua sudah pulang. Sebenarnya tidak begitu membosankan. "

Wirianto Leng menghela napas, mengangkat tangannya dan menyentuh kepala Yuliana Jian, lalu berbisik, "Maaf."

Yuliana Jian segera mengangkat kepalanya melihat Wirianto Leng dan buru-buru berkata, "Kamu... mengapa kamu minta maaf padaku, kamu tidak melakukan kesalahan. Aku yang salah. Kamu tidak perlu minta maaf, aku tahu aku salah, benar-benar sudah tahu, kamu tidak perlu menakuti aku seperti itu."

Sebelum Yuliana Jian selesai berbicara, dia dipeluk Wirianto Leng. Yuliana Jian menghela nafas, meletakkan kepalanya dengan lembut di bahu Wirianto Leng, lalu berbisik, "Aku sangat tidak berguna."

Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian dengan erat dan bertanya dengan suara serak, "Mengapa tidak berguna?"

Yuliana Jian memegang hidungnya dan berkata, "Aku tidak berguna. Aku tidak bisa membuat hidupku menarik, tetapi juga pingsan ketika melihat darah, membuat kalian ikut ketakutan. Benar-benar keterlaluan. aku merasa tidak bisa melakukan apa-apa, seperti orang tidak berguna. "

"Kalau begitu bukankah aku harusnya lebih menyalahkan diriku sendiri, karena aku yang membuatmu seperti ini," bisik Wirianto Leng.

Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng dan menggelengkan kepalanya dengan cepat: "Bukan, bukan kamu, jangan berpikir begitu, sebenarnya aku ..."

Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian dengan erat lagi, membiarkan Yuliana Jian menempel di dadanya. Yuliana Jian menghela nafas dan berbisik, "Kamu jangan tanggung semuanya menjadi tanggung jawabmu sendiri."

Yuliana Jian selesai berbicara, dia segera mendorong Wirianto Leng, buru-buru bertanya, "Itu ... dimana wanita itu? Anita Qu ..."

Wirianto Leng mengerutkan keningnya dan berkata, "Aku tidak ada hubungannya dengan dia."

Yuliana Jian memegang tangannya: "Yah, aku tahu, siapa yang bertanya padamu tentang ini? Aku bertanya padamu, bukankah dia keguguran sebelumnya? Bagaimana kabar dia sekarang? Apakah anaknya baik-baik saja?"

Wirianto Leng mengerutkan kening, menoleh melihat Yuliana Jian dan terlihat seperti tidak senang. Yuliana Jian juga tidak tahu mengapa Wirianto Leng begitu, tiba-tiba menjadi sangat marah, Yuliana Jian menarik tangan Wirianto Leng, lalu bertanya: "Apa yang terjadi? kamu bicara dong? Apakah benar-benar terjadi sesuatu?"

Wirianto Leng mengerutkan kening dan menatap Yuliana Jian: "Yang paling kamu pedulikan adalah apakah ada masalah dengan anaknya. Apakah kamu tidak peduli hubunganku dengannya?"

Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng dan terdiam sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya tanpa daya: "Apakah kamu karena aku tidak peduli hubunganmu dengannya, lalu tiba-tiba menjadi cuek tadi itu. Aku pikir ada sesuatu, membuatku kaget saja. Aku katakan padamu, aku tidak khawatir hubungan antara kamu dan dia, karena aku percaya kamu, aku percaya kamu tidak akan membuat kesalahan seperti ini. Jika kamu benar-benar melakukan kesalahan, kamu akan memberitahu aku setelah itu. Bahkan jika kamu tidak memberitahu aku, kamu tidak akan membiarkan Anita Qu ini muncul di depan aku. Bagaimana? Apakah kamu senang sekarang? "

Wirianto Leng mengerutkan kening: "Kepercayaan adalah hal yang baik, tetapi kamu benar-benar tidak mengkhawatirkan aku sama sekali?"

Yuliana Jian tersenyum tak berdaya: "Tuan Leng, kadang-kadang kamu benar-benar kekanak-kanakan. Ya, pasti ada kekhawatiran. Ketika aku mendengar Anita Qu memberitahuku dengan tampang yang sepertinya tidak berbohong sama sekali, aku benar-benar mempercayainya, jantungku hampir berhenti, tetapi setelah memikirkannya, memikirkan sikapmu dan caramu melakukan sesuatu, aku pikir ini tidak benar. Bahkan jika kamu mabuk lalu tergoda olehnya, jika benar-benar terjadi sesuatu dengannya, kamu tidak mungkin hanya meninggalkan kartu nama. Ini tidak seperti cara kamu. "

Wirianto Leng mengangguk: "Kamu ternyata percaya pada sikapku."

Yuliana Jian mendengar maksud dari kata-kata Wirianto Leng, menggelengkan kepalanya, mendekati Wirianto Leng dan berkata, "dan juga perasaanmu kepadaku. Sekarang sudah bisa mengatakan apa yang terjadi dengan Anita Qu itu kan? "

"Ya." Wirianto Leng menganggukkan kepalanya dan berkata, "Dia sebelumnya tidak apa-apa dan bayinya juga selamat, tetapi dia masih perlu dirawat untuk menjaga janinnya. Tetapi kedepannya dia ada masalah atau tidak, aku tidak dapat menjaminnya."

Yuliana Jian mengerutkan kening dan bertanya dengan cepat: "Ada apa?"

Wirianto Leng mengerutkan kening, dengan ekspresi canggung yang telah lama tidak terlihat di wajahnya dan berbisik: "Dia membuatmu pingsan dan dirawat di rumah sakit. Bukankah kamu harus membalasnya?"

Yuliana Jian dengan cepat berkata: "Itu karena aku ..."

Wirianto Leng segera mengerutkan kening dan memotong kata-kata Yuliana Jian: "Jika dia tidak muncul di depan kamu, tidak akan ada yang terjadi. Dia harus sepenuhnya bertanggung jawab karena membuatmu pingsan. "

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu