Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita

Yuliana Jian sedih dan matanya memerah, hidung juga memerah, bahkan suaranya penuh dengan kesedihan. Yuliana Jian merasa Wirianto Leng terlalu kelewatan, bagaimana bisa berkata seperti itu kepada anak kecil?

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian malah tertawa, "Mereka juga sudah sampai pada usia untuk mendapatkan pengetahuan itu. Jangan sampai nanti tidak tahu apapun."

"Tapi ..." Yuliana Jian mengerutkan dahi.

Melly Jian mengerjapkan mata dan bertanya, "Ibu, apakah ini hal yang buruk?"

Wirianto Leng tertawa dan memandang Yuliana Jian, "Lihatlah, kamu membuat dia terkejut."

Ketika mendengar perkataan Wirianto Leng, Yuliana Jian menundukkan kepala menatap Melly Jian dan mengerutkan dahi, "Ini bukanlah hal yang buruk, ketika sampai di usia tertentu ..."

Berkata sampai sana, Yuliana Jian menoleh menatap Wirianto Leng dan berkata kecil, "Aku bawa Melly dan bicara berdua dengannya. Karena mau melakukan pengajaran khusus, maka kamu bicarakan dengan rinci saja kepada Melvin. Kalau tahu dari awal, bagus juga tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan."

Setelah berkata, Yuliana Jian membawa Melly Jian naik ke kamar di lantai atas, sedangkan Wirianto Leng menolehkan kepala menatap Melvin. Melvin segera menggelengkan kepala dan berkata dingin, "Kamu tidak perlu berkata padaku, pengetahuan biologis ini aku mengerti."

Wirianto Leng tanpa bisa ditahan tertawa, "Pengetahuan biologis?"

Melvin menganggukkan kepala, "Manusia dan binatang apa bedanya, sama-sama pengetahuan biologis."

Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Kamu berkata seperti ini, kelihatannya masih belum cukup mengerti. Setelah agak dewasa, kamu tidak akan berkata seperti ini lagi."

Mendengar perkataan Wirianto Leng, Melvin memiringkan kepala menatap Wirianto Leng dan mengerutkan dahi.

Yuliana Jian menceritakan hal pria dan wanita dengan rinci kepada Melly Jian. Melly Jian sambil mendengar sambil membelalakan mata menatap Yuliana Jian, membuat Yuliana Jian merasa sangat malu ditatap seperti itu, tapi tetap lanjut berkata, "Jadi, sebelum menjadi orang dewasa, tidak boleh sampai melakukan ini dengan pria. Setelah berumur 18 tahun, kalau kamu bertemu dengan orang yang kamu suka, kamu boleh melakukan ini. Tapi disaat belum siap untuk memiliki anak, harus melakukan pencegahan kehamilan yang lengkap. Kalau ada pria yang menyentuh bagian tubuh Melly ini, kamu juga harus menolaknya, lalu memberitahu ibu, apa kamu mengerti?"

Melly Jian tetap membelalakan mata menatap Yuliana Jian. Yuliana Jian takut kalau dia bicara terlalu banyak akan membuat Melly Jian terkejut, jadi bertanya kecil, "Mungkin kamu sekarang akan merasa sangat mengerikan, tapi ketika kamu pelan-pelan dewasa, kamu akan menyadari ini hal yang menarik."

Melly Jian mengerutkan dahi, membelalakan mata menatap Yuliana Jian dan berkata kecil, "Ibu ..."

Yuliana Jian langsung menatap Melly Jian dengan tatapan waspada dan bertanya sambil mengerutkan dahi, "Ada apa?"

Yuliana Jian takut Melly Jian bertanya pertanyaan yang tidak bisa dijawab dan sangat gugup.

Melly Jian hanya menggaruk kepala dan bertanya dengan bingung, "Kalau begitu apakah Melly dipungut dari tempat sampah? Teman-teman lain semuanya dipungut dari tempat sampah."

Yuliana Jian menggelengkan kepala, "Bukan, ibu yang lahirkan kamu. Semua itu orang tua mereka yang membohongi mereka. Orang tua mereka tidak enak hati membicarakan masalah ini kepada mereka ..."

"Kenapa tidak enak hati? Apakah sangat memalukan?" Melly Jian bertanya sambil mengerutkan dahi.

Yuliana Jian segera menggelengkan kepala, "Bukan, bukan. Ini bukanlah hal yang memalukan. Hanya saja pemikiran setiap orang berbeda. Seperti ayah dan ibu, bukankah kami memberitahumu?"

Melly Jian mengerutkan dahi menatap Yuliana Jian dan bertanya dengan serius, "Kalau begitu karena ibu tidur dengan ayah, baru tidak sengaja mempunyai Melly. Atau karena menginginkan Melly, baru tidur dengan ayah?"

Yuliana Jian tidak terpikir Melly Jian akan bertanya pertanyaan seperti ini, membuat Yuliana Jian tersentak. Setelah berpikir sebentar, Yuliana Jian berkata dengan suara kecil, "Sebelum Melly lahir, ibu juga tidak tahu Melly berbentuk seperti apa."

Melly Jian langsung menunjukkan ekspresi terpukul, mengerjapkan mata, dan berkata dengan nada sedih, "Jadi, waktu itu ibu hanya ingin tidur dengan ayah, tidak pernah terpikir untuk memiliki Melly? Melly hanyalah pemberian gratis dari tidur ayah dan ibu?"

"Pemberian gratis? Perbandingan ini ... tidaklah terlalu benar mengatakan pemberian gratis. Ibu waktu itu menginginkan anak, baru tidur dengan ayah kok." Yuliana Jian segera menjelaskan.

Melly Jian menutup telinga, seperti boneka, terus menggelengkan kepala dan menangis, "Aku tidak mau dengar, tidak mau dengar. Aku tidak mau mendengar penjelasan ibu!"

"Melly ... ini juga bukan arti itu ..." Yuliana Jian berkata dengan panik, "Kamu dengar penjelasan ibu. Masalah ini sangatlah rumit, kamu jangan sembarangan pikir ..."

Melly Jian sambil menangis, sambil membalikan badan, dengan punggung menghadap Yuliana Jian, dan berkata, "Ibu keluar saja. Aku terlalu sedih, tidak ingin bertemu ibu lagi ..."

Yuliana Jian menghibur Melly Jian, "Bukan, ibu bukan bermaksud seperti itu. Melly juga sangat penting bagi ibu."

"Juga?" Melly Jian mengerjapkan mata, membalikkan kepala menatap Yuliana Jian, dan menangis semakin kencang lagi, "Melly juga sangat penting, kalau begitu yang paling penting pasti bukanlah Melly! Ibu cepatlah keluar, Melly tidak ingin melihatmu."

Yuliana Jian mengerutkan dahi. Dia sudah hidup begitu lama dengan Melly Jian, tidak pernah melihat Melly Jian begitu sulit diatur seperti ini. Yuliana Jian langsung mengerutkan dahi, masih ingin lanjut membujuk, tapi dia mendengar suara Wirianto Leng di luar, "Ada apa dengan kalian? Yuliana, apakah kamu menceritakan adegan melahirkan anak dengan terlalu mengerikan, sehingga membuat Melly terkejut? Kamu jangan langsung menceritakan begitu seram dong ..."

Yuliana Jian mendengar pembuat masalah itu bisa-bisanya mengajarinya bagaimana mengajari anak di luar? Yuliana Jian langsung kesal sampai berdiri dan berjalan dengan cepat ke arah kamar. Yuliana Jian segera membuka pintu kamar, menutup pintu perlahan-lahan, baru berkata sambil mengerutkan dahi kepada Wirianto Leng, "Bukankah ini karena kamu, mengungkit masalah ini, membuat aku tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaannya ..."

"Dia begitu kecil, seharusnya tidak bisa bertanya pertanyaan yang membuatmu canggung bukan?" Wirianto Leng berkata sambil mengerutkan dahi.

Yuliana Jian membalikkan bola mata ke arah Wirianto Leng dan berkata kesal, "Tidak, dia tidak bertanya pertanyaan yang canggung, dia hanya bertanya apakah aku adalah pemberian gratis setelah tidur denganmu."

Wirianto Leng langsung tertawa, "Jadi kamu bilang iya?"

Yuliana Jian berkata sambil mengerutkan dahi, "Aku ... aku juga tidak bilang iya, hanya tidak terlalu enak hati menjawab saja. Aku bilang Melly juga sangat penting bagi ibu, dan dia marah."

"Kenapa kamu tidak langsung kepadanya, demi bertemu dia, kamu baru tidur denganku?" Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum.

Yuliana Jian menggelengkan kepala, "Tapi saat itu aku sebenarnya tidak tahu aku mempunyai anak bernama Melly. Bukankah ini namanya aku membohonginya?"

"Kamu sudah lupa, Melly kita juga adalah seorang wanita kecil. Yang wanita suka dengar bukan 'juga suka', melainkan 'paling suka', 'paling penting', tidak ingin mendengar kebenarannya. Yang dia inginkan adalah kamu bilang demi mendapatkan dia, kamu baru mendekatiku."

Wirianto Leng tersenyum sambil menggelengkan kepala, "Dia juga adalah wanita, kenapa begitu tidak ada cara untuk menghadapinya?"

Mendengar perkataan Wirianto Leng, Yuliana Jian akhirnya menghela napas dan berkata sambil menggelengkan kepala, "Kedengarannya benar-benar sangat merepotkan, tapi ..."

Berkata sampai sini, Yuliana Jian menyipitkan mata menatap Wirianto Leng dan berkata sambil mengerutkan dahi, "Haih, meskipun aku adalah wanita, tapi aku juga tidak pernah pacaran dengan wanita, tentu saja tidak terlalu mengerti bagaimana menghibur wanita. Sama seperti kelinci, juga tidak pasti akan memelihara kelinci bukan? Tapi kamu sepertinya sangat hebat dalam menghibur wanita, Direktur Leng ..."

"Di bidang ini aku memang sangat hebat." Wirianto Leng tersenyum sambil memeluk pinggang Yuliana Jian, "Kalau tidak hebat, mana mungkin aku bisa membohongimu ke sisiku."

Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap Wirianto Leng dan menggeleng pelan, "Kelihatannya, kamu benar-benar profesional ya. Katakan saja, selain aku, kamu sudah membohongi berapa banyak wanita."

Wirianto Leng tersenyum sambil berkata, "Ingin tahu? Kamu ke sini, aku beritahu kamu."

Meskipun Yuliana Jian tahu tujuan Wirianto Leng, tapi tetap tersenyum sambil berjalan ke sana, mendekat ke telinga Wirianto Leng dan bertanya, "Kamu lebih baik memberitahu nama, pekerjaan, dan juga alamat mereka kepadaku!"

Wirianto Leng tanpa bisa menahan diri tertawa, "Ada apa? Kamu mau balas dendam?"

Yuliana Jian menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Aku mau berterima kasih pada mereka, begitu bekerja keras membantuku mengajari seorang pria yang baik."

Wirianto Leng segera memeluk pinggang Yuliana Jian, mencium bibir Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum, "Sebelumnya kamu harus berterima kasih pada dirimu sendiri ..."

"Ibu ... sebenarnya aku juga bukan anak yang pelit, selama kamu ..." Melly Jian membuka pintu dan melihat Yuliana Jian dan Wirianto Leng yang sedang berciuman.

Melly Jian tersentak, menatap Wirianto Leng dan Yuliana Jian, bergetar dan menangis.

Yuliana Jian langsung mendorong Wirianto Leng pergi, menatap Melly Jian dengan panik, dan tersenyum sambil berkata, "Melly, ada apa denganmu? Apakah kamu tidak marah lagi?"

Melly Jian menangis ke arah Yuliana Jian dan berteriak kencang, "Tidak! Melly hanyalah anak yang pelit, Melly mau lanjut marah!"

Melly Jian membalikkan badan, menutup pintu dengan kencang, dan menangis histeris. Yuliana Jian mendengar suara tangisan Melly Jian di dalam kamar dan langsung menatap Wirianto Leng, "Semua ini salahmu, tadi sudah hampir tidak marah lagi."

Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Sepertinya kamu yang inisiatif berjalan ke arahku."

Yuliana Jian mendengus dingin dan segera mengetuk pintu dan berkata lembut, "Melly, jangan marah lagi. Kemarin saat kamu menjual ibu begitu murah, ibu juga hanya marah sebentar, kenapa sekarang kamu marah begitu lama? Bisa keluar tidak, kita bicarakan baik-baik."

Tapi di dalam ruangan selain tangisan Melly Jian, tidak ada suara lain lagi. Yuliana Jian mengerutkan dahi dan berkata, "Kelihatannya, Melly mendapatkan tekanan yang sangat besar."

"Iya ..." Wirianto Leng menganggukan kepala lalu berkata sambil tersenyum, "Seketika dari anak satu-satu ibunya, menjadi 'hadiah pemberian', siapapun juga akan terpukul kali."

Yuliana Jian segera menatap Wirianto Leng, "Kenapa sepertinya kamu sangat senang?"

Wirianto Leng tersenyum sambil bersandar di dinding, "Aku tentu saja sangat senang, karena aku adalah yang utama. Karena aku, kamu baru mendapatkan anak kecil itu. Selain itu ..."

Wirianto Leng tersenyum sambil mendekati Yuliana Jian dan berkata dengan suara rendah, "Aku tiba-tiba menyadari menindas anak kecil sangatlah menyenangkan ..."

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu