Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai

Yuliana mengenakan selimut untuk Wirianto dan terbaring disampingnya, dia memutarkan badannya dan menatapi Wirianto sambil tersenyum, meskipun sekarang umur Wirianto masih belum terbilang tua, namun dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, Wirianto sekarang sudah jelas terlihat lebih banyak keriput diwajahnya.

Yuliana sambil menatapinya dan perlahan mengangkat tangannya, dia meraba wjah Wirianto dan berbisik, "Apakah karena belakangan ini sering tertawa makanya wajahmu ada keriput senyum yang begitu jelas kah?"

Wiriant mengeluarkan suara, Yuliana langsung tercengang, dia mengira Wirianto akan bangun, Yuliana bergegas menghentikan gerakannya dan menatapi Wirianto, namun Yuliana tidak menyangka bahwa Wirianto hanya berbalik badan dan memeluk Yuliana dengan sendirinya.

Suara nafas Wirianto masih terdengar seperti sedang tertidur lelap, Yuliana sedikit menyipitkan matanya dan bersandar disamping dada Wirianto, sepertinya Wirianto masih sedang tidurm namun dia memeluk Yuliana dengan sendirinya.

Yuliana bersandar dan mendengar detak jantung Wirianto, seolah mendengar sebuah lagu yang indah saja, hatinya juga menjadi tenang dan perlahan menutup kedua matanya dan sambil berkata, "Wirianto, aku benar-benar sangatlah mencintaimu."

Ini jelas adalah sebuah pelamaran yang jijik, sekalipun Yuliana dia juga merasa bahwa susah untuk mengatakan hal seperti ini disaat masih sadar, hanya ketika Wirianto setelah tertidur lelap, barulah Yuliana punya keberanian untuk mengatakan hal seperti itu.

Baru saja selesai mengatakan hal itu, Yuliana juga sedikit malu, wajahnya merah dan menempel didada Wirianto, dia mengulang terus, "Benar-benar.......benar-benar.........sangat mencintaimu..........sekarang aku juga sangatlah bahagia, meskipun sedikit takut, takut kebahagiaan saat ini akan sirna pada suatu hari."

Ketika berkata hingga begini, Yuliana mengangkat kepalanya dan menatapi Wirianto, "Mengapa ketika orang-orang pada masa bahagia masih akan merasa takut? Mungkin karena terlalu bahagia, sama saja seperti orang kaya yang juga akan takut dirinya menjadi miskin pada suatu hari."

Seiring dengan perkataan malu-malu dari Yuliana, Yuliana sendiri perlahan tertidur disandaran dada Wirianto, sambil tertidur, Wirianto memeluk Yuliana dengan erat dan membuatnya menempel pada dadanya.

Setelah Wirianto bangun, dia mengulurkan tangannya dan memegang sebuah posisi dibadannya, karena Yuliana biasanya tidur lebih malam daripada Wirianto, jadi biasanya ketika Wirianto bangun Yuliana masih belum bangun, Wirianto ketika tidak merasakan adanya Yuliana, dia langsung membuka matanya dengan kaget, dia berdiri dan keluar dari kamar.

Baru saja berjalan beberapa langkah, terdengar suara Yuliana, Wirianto berjalan lebih cepat menuju kearah datangnya suara, ketika melihat Yuliana, terlihat dia tengah bersama dengan Melly dan Melvin makan dilantai satu, sambil bercanda, barulah Wirianto merasa lega, dan memeramkan matanya.

Meskipun Yuliana sudah kembali kesisi Wirianto sangat lama, namun Wirianto terus saja tidak bisa melpkana rasanya kehilangan Yuliana, rasa dimana setiap mimpi akan memimpikan Yuliana berada disampingnya dan namun ketika bangun tidak menemukan apapun.

Wirianto menghempaskan nafasnya, barulah dia merasa bahwa kakinya terasa dingin, barulah dia menyadari bahwa dia tadi terburu-buru keluar dan tidak sempat mengenakan sendal, Wirianto menghempaskan nafasnya, dia berbalik kedalam kamarnya, setelah mengenakan sandal, barulah dia turun, ketika Wirianto jalan kelantai satu, dia melihat Yuliana dan langsung bertanya kepadanya, "Ada apa? Mengapa bangun sepagi ini?"

Yuliana menjawab, "Aku lihat kamu terlalu lelah, jadi aku merasa aku juga harus menjalankan sedikit tanggung jawab, jadi aku ingin kamu bisa tidur lebih banyak sedikit, aku yang mengurusi kedua anak bandel ini pergi sekolah dulu."

Sekali mendengarnya, Melly langsung bertanya dengan suara kencang, "Mama......mama.....apakah kamu bilang aku adalah anak bandel?"

Yuliana tersenyum dan berkata, "Iya, kamu, bukankah kamu suka menjadi anak bandel?"

Melly berkata sambil tersenyum, "Tidak, Melly suka menjadi anak bandel, asalkan adalah anak ibu, Melly suka menjadi anak apapun, anak bandel, anak gendut, semuanya bisa saja."

Ketika mendengar perkataan Melly, Yuliana langsung tersenyum sambil menyipitkan matanya, dia mengulurkan tangan dan mengelus kepala Melly, "Aduh, benar-benar, Melly semakin pintar berbicara, sungguh membuat orang suka."

Melly langsung menunjuk kehidungnya sendiri, dan bertanya, "Lalu apakah ibu suka melly atau ayah atau kakak apa si mungil itu?"

Yuliana tersenyum dan menjawab, "Tentu saja se......"

Yuliana awalnya ingin mengatakan semuanya, namun sebelum mengatakannya, Wirianto langsung berkata, "Menurutmu siapa? Melly? Tentu saja paling suka dengan papa."

Melly langsung mengerutkan keningnya, dan berkata, "Benar-benar, ayah........ibu saja belum mengatakan apapun, Melly bertanya kepada ibu....."

Wirianto berkata sambil tersenyum, "Ayah paling mengerti apa yang ingin dikatakan oleh ibu, ayah juga tahu bahwa ibu kalian paling menyukai aku."

"Itu belum tentu......" Melly melototkan matanya dan berusaha untuk membantah perkataan Wirianto.

Namun Wirianto langsung menekan volume suaranya dan berkata, "Apakah kamu tidak ingin makan cemilan lagi?"

Melly langsung mengelengkan kepalanya, "ingin.......mau......"

Wirianto tersenyum, lalu bertanya, "Jadi siapakah orang yang paling disukai oleh ibu?"

Melly mengangkat tangannya dan menunjuk kearah Wirianto dan berkata, "Ibu pasti paling menyukai Ayah."

"Aduh....." Melvin mengerutkan keningnya, dia mengelengkan kepalanya dan berbisik kepada Melly, "Mengapa kamu begitu bodoh? MEngapa bertanya pertanyaan yang sudah punya jawabannya? Ayah ada disini, kamu masih bertanya seperti itu, kamu boleh menunggu ayah tidak ada disini dan bertanya lagi, ibu pasti akan menjawab semuanya suka."

MElly mengerutkan keningnya dan menatap kearah Yuliana, Yuliana melirik kearah Melly juga, dan dia menyadari bahwa Wirianto juga tengah menatapinya, Yuliana langsung merasa sangatlah nyaman, dia sungguh suka menjadi titik fokus dari keluarganya, lebih bagus daripada kemarin, meskipun sedikit kekanak-kanakan, namun Yuliana benar-benar sangatlah menyukai rasa orang lain merebutnya, ini mungkin adalah sifat angkuh yang berada didalam hatinya.

Yuliana tersenyum dan berkata kepada Melly, "salah, sekalipun ayah kalian tidak ada disini sekarang, jawaban dari pertanyaan kamu tadi tetap sama, sekarang orang yang paling aku cintai adalah ayah kalian."

Seusai berkata, Yuliana melirik kearah Wirianto, "Karena ibu sangat suka dengan Melly, Melvin dan juga Michelle, namun orang yang bisa menjagaku, menemaniku hanya ada ayah kalian saja, jadi orang yang paling ibu cintai juga adalah ayah."

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu