Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 258 Kamu bukan iblis

Setelah mendengar kata-kata Yuliana Jian, Pria "badut" itu tiba-tiba tertawa dan berkata dengan suara serak: "Sungguh wanita yang aneh, tapi jangan kamu pikir aku bodoh, aku tahu apa yang ada di pikiranmu, aku sarankan kamu jangan berpikiran yang bukan-bukan, kalau tidak aku akan menembak. "

Sambil mengerutkan kening Yuliana Jian bertanya kepada Pria "badut" itu , "Apa yang kamu inginkan?"

Pria "badut" itu menatap Yuliana Jian lalu tertawa: "Aku ingin Wirianto Leng mati, bisakah kamu mengabulkannya?"

Yuliana Jian mengambil napas dalam-dalam lalu dia berkata sambil tertawa, "Minta persyaratan lain. Harusnya kamu sudah tahu dikarenakan aku sudah datang kesini aku tidak akan menyetujui persyaratan ini."

Selesai berbicara Yuliana Jian langsung meremas tangannya. Dia khawatir kata-katanya ini akan membuat si Pria "badut" marah dan benar-benar melukai Melly Jian karena kesal . Tetapi Yuliana Jian harus berbicara seperti ini, dia tidak mungkin membiarkan Pria "badut" menjalankan rencananya.

Mendengar kata-kata Yuliana Jian, Pria "badut" langsung mengenggam erat pistol di tangannya, sambil mengerutkan kening dia menatap Yuliana Jian dan berteriak: "Kamu benar-benar wanita Wirianto Leng, sangat berdarah dingin, meskipun sekarang putrimu hampir mati, kamu masih melindungi pria itu. Kalau begitu aku akan membiarkanmu melihat bagaimana putrimu meninggal ... "

Selesai berbicara, Pria "badut" itu menarik pelatuk, lalu mengarahkan pistol di tangannya ke pelipis Melly Jian dengan kuat, Yuliana Jian sedikit mengenyritkan keningnya, dia sangat ingin bergegas kesana, tetapi dia menggertakkan giginya dan berdiri diam di tempat. Karena dia menggertakkan giginya terlalu kuat, giginya patah karena gigitannya, Yuliana Jian langsung merasakan darah di mulutnya, tapi dia hanya bisa menelan darah di dalam mulutnya, dan tetap menunjukkan senyuman santai di wajahnya.

Kalau ingin menyelamatkan Melly Jian, dia hanya bisa membuat Melly Jian terlihat seperti alat tawar menawar yang paling tidak penting, kalau tidak Melly Jian tidak akan mati di sini, bisa jadi Wirianto Leng dan bahkan Melvin Jian akan mati juga. Yuliana Jian sudah membuat persiapan, hal terburuk yang akan terjadi adalah Melly Jian meninggal di tangan pria ini. Dia tidak boleh membiarkan Pria "badut" mengira dia bisa menyakiti lebih banyak orang. Dia bisa menukar nyawa Melly Jian dengan uang, atau dengan nyawanya, tapi dia tidak boleh membiarkan Pria "badut" merasa dengan dia menyandera Melly Jian dia bisa melukai lebih banyak orang.

Pria "badut" tiba-tiba berhenti, sambil melirik Yuliana Jian dia berkata: "Kamu benar-benar setega ini? Kamu lebih memilih melihat anak perempuanmu mati di depanmu?"

Yuliana Jian takut kalau dia bicara mulutnya akan mengeluarkan darah yang masih mengalir didalam mulutnya, jadi Yuliana Jian hanya mengangguk pelan.

Pria "badut" mundur dua langkah, sambil tertawa terbahak-bahak dia berkata, "Aku lupa, kalian adalah orang yang berdarah dingin, Wirianto Leng bisa membunuh anakku dengan kejam, kamu juga bisa tidak peduli dengan anakmu. Kalau kamu tidak peduli dengan anak ini, untuk apa kamu datang ke sini? Mencoba mendapatkan kembali anak ini dengan membayar harga yang paling rendah? Orang tua macam apa kamu? "

Pria "badut" berteriak dengan penuh kesedihan: "Aku juga punya putra dan putri, tetapi mereka semua sudah mati, semua karena Wirianto Leng! Apa salahku? Aku hanya menjaga kepentinganku! Bahkan jika aku salah, itu kesalahanku seorang, bukan kesalahan anakku. Tapi Wirianto Leng membasmi hingga akarnya, dia bahkan tidak membiarkan anakku hidup! Mereka hanya dua tahun lebih muda dari putrimu. Mereka masih kecil ... "

Karena terlalu terguncang, Pria "badut" itu banyak bergerak. Pistol di tangannya tidak lagi membidik tepat di pelipis Melly Jian. Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, dengan ujung matanya dia melirik orang di sampingnya. Orang yang berdiri di samping Yuliana Jian langsung meletakkan satu tangan di belakangnya dan memberi isyarat kepada orang di belakangnya.

Saat ini, Pria "badut" sedang menatap Yuliana Jian sambil berteriak, "Baik, bukankah anak ini tidak penting? Kelihatannya kamu jauh lebih penting daripada anak ini? Baiklah, kamu gantikan nyawa anak ini. Seorang ibu berdarah dingin sepertimu, pantas mati! "

Setelah mendengar kata-kata Pria “badut”, Yuliana Jian langsung menghembuskan napas panjang, dia tahu ini adalah waktu yang paling tepat. Yuliana Jian langsung diam, dia takut Pria “badut” itu akan berubah pikiran karena dia sembarangan bergerak. Yuliana Jian tidak berani bergerak. Dia hanya berdiri diam di tempat, dan mencoba menarik perhatian Pria "badut" seperti papan target.

Moncong pistol Pria "badut" berpindah dan tiba-tiba mengarah ke Yuliana Jian . Yuliana Jian langsung mengangkat sudut bibirnya, akhirnya Melly berada dalam keadaan aman.

"Bang!" suara sebuah tembakan terdengar.

Yuliana Jian menatap Pria "badut" itu, dari balik topeng badutnya, darah segar langsung muncrat keluar. Yuliana Jian mengatupkan bibirnya, sambil melihat Pria "badut" itu jatuh ke lantai. Setelah melihat pistol terlepas dari tangannya. Yuliana Jian langsung berteriak dengan keras, "Dokter, dokter cepat periksa Melly!"

Selesai berteriak, Yuliana Jian bergegas berlari menghampiri Melly Jian, dengan cepat dia sampai di samping Melly Jian, dia mengangkat tangannya dan mencoba memeluk Melly Jian. Tapi belum sempat menyentuh Melly Jian, dia sudah ditarik ke samping oleh seseorang.

"Ada apa..." Yuliana Jian masih belum sempat bertanya, dia sudah melihat Zacky Wu berdiri di depannya, di bahunya tertancap sebuah pisau tajam. Lalu ada suara tembakan lain yang terdengar, Yuliana Jian ketakutan hingga gemetar, apa yang terjadi barusan terlalu cepat, dia bahkan tidak sempat melihat apa yang sedang terjadi. Yuliana Jian hanya melihat ke arah Melly Jian, dan ingin memastikan apakah Melly Jian baik-baik saja.

Tapi apa yang Yuliana Jian temukan di luar dugaannya. Tidak ada Melly Jian yang ada hanya "Mellisa Zhou" mantan teman sekelas Melly Jian, dia mengenakan pakaian Melly Jian, kepalanya menunduk kebawah dan di dahinya ada sebuah lubang. Matanya membelalak, dan sudut mulutnya masih tersenyum.

Ternyata yang Pria "badut" bidik dengan pistol tadi bukan Melly Jian, tapi "Mellisa Zhou " yang menyamar menjadi Melly Jian. Kalau begitu Melly Jian ada dimana? Melly Jian di mana? Sekarang mereka sudah mati, tapi di mana Melly Jian ?

Yuliana Jian jatuh ke lantai, saat ini, suasana di seluruh gudang sangat hening. Semua orang sudah memikirkan hasil yang terburuk. Hanya Zacky Wu yang tertusuk karena melindungi Yuliana Jian dari tusukan "Mellisa Zhou " yang tiba-tiba, napas Zacky Wu sedikit berat, bisa dikatakan Zacky Wu adalah penyelamat Yuliana Jian , tetapi sekarang Yuliana Jian tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan hal ini, dia hanya ingin menemukan Melly Jian .

Tapi apakah masih ada petunjuk, mereka sudah mati? Siapa yang bisa memberitahunya di mana Melly Jian ?

Memikirkan hal ini, Yuliana Jian menundukkan kepalanya, dia menarik napas dalam-dalam, lalu merangkak ke hadapan Pria "badut", dia mengangkat tangannya untuk melepaskan topeng Pria "badut". Penampilannya sama seperti pria pada umumnya dan tidak terlihat berbeda dengan pria yang berlalu lalang di jalan. Yuliana Jian meraih kerah Pria "badut" lalu berteriak dengan keras, "Bangun, ini bukan saatnya kamu mati! Katakan kepadaku, katakan kepadaku, di mana Melly-ku! Dasar bajingan, cepat bangun!"

Tapi Pria "badut" sama sekali tidak merespon, karena yang dia guncang tadi adalah mayat Pria "badut", tangan dan tubuh Yuliana Jian penuh dengan darah Pria "badut", tapi Yuliana Jian tidak peduli sama sekali, dia berulang kali mengguncang tubuh Pria "badut", lalu tiba-tiba dia berdiri dan melihat sekeliling gudang.

"Pasti ada di sini. Di dalam video Melly ada di sini. Dalam waktu sesingkat ini, mereka tidak mungkin bisa menyembunyikan Melly Jian di tempat lain. Dia pasti ada di sini ..." wajah Yuliana Jian memucat, tangan dan tubuhnya penuh dengan darah, sudut mulutnya juga berdarah karena giginya yang patah tadi.

Yuliana Jian mengangkat tangannya, lalu menyeka darah di sudut mulutnya dengan kuat, setelah itu dia berteriak dengan keras: "Geledah semua tempat ini, Melly pasti ada di sini, dia pasti disembunyikan oleh mereka ... dia pasti ada di sini ... Cepat cari di seluruh di gudang ini! "

Setelah mendengar kata-kata Yuliana Jian, orang-orang di sekelilingnya langsung mulai memeriksa gudang, tak lama mereka menemukan sebuah brankas yang tersembunyi di sudut ruangan, ukurannya hanya cukup untuk menampung seorang anak kecil. Yuliana Jian bergegas berjalan ke sana, sambil mengenggam brankas dia mengerutkan kening dan berkata, "Semoga dia ada di sini, apakah ada cara untuk membukanya?"

Orang-orang di sekelilingnya langsung mengerutkan kening dan menggelengkan kepala mereka: "Tidak ada ahli kunci, aku akan segera memanggil orang kesini."

Melihat ukuran brankas yang kecil, Yuliana Jian mengerutkan kening dan berkata, "Cepat panggilkan orang, lalu periksa identitas pria 'badut' ini. Aku ingin informasi yang terperinci!"

Orang di sebelahnya mengerutkan kening dan berkata, "Nona Jian, informasi orang ini tidak perlu diselidiki. aku tahu dia, dia bernama Neon Chen. Tadinya dia adalah bawahan August Leng. Setelah August Leng menghilang, dia menjadi bawahan Patrick Leng . Patrick Leng pernah mengutus orang untuk membunuh CEO Leng. Setelah rencananya gagal, CEO Leng membuat perhitungan dengannya... "

Yuliana Jian belum pernah mendengar nama Patrick Leng , tetapi ketika dia mendengar orang itu bermarga "Leng”, dia tahu orang itu juga merupakan anggota keluarga Leng, mungkin dia adalah salah satu musuh Wirianto Leng . Yuliana Jian mengerutkan kening dan bertanya: "Aku tidak ingin mendengarkan semua ini, aku hanya ingin tahu tanggal ulang tahunnya ... atau tanggal ulang tahun anaknya ..."

Orang-orang di sekitarnya mengerutkan kening lalu bergegas membuat panggilan telepon, tak lama mereka memberikan tanggal ulang tahun Neon Chen dan tanggal ulang tahun anak-anaknya. Tapi saat Yuliana Jian mencobanya, tidak ada yang berhasil, apakah angka-angka ini bukan kata sandi brankas? Yuliana Jian mengerutkan kening menatap brankas sambil menggigit bibirnya dengan keras. Setelah itu dia bergegas bertanya, "Di mana ahli kuncinya?"

"Masih di jalan……"

Mendengar jawaban ini, dahi Yuliana Jian semakin berkerut, semakin lama tertunda, Yuliana Jian takut oksigen di dalam brankas akan semakin sedikit. Kalau Melly Jian benar-benar ada di dalam, hal ini akan sangat berbahaya.

“Bagaimana dengan waktu kematian?” Yuliana Jian bertanya dengan tegas: “Kapan tanggal kematian kedua anak Neon Chen?”

Orang di sebelahnya terdiam sejenak lalu segera melaporkan tanggal kematian kedua anak Neon Chen kepada Yuliana Jian . Yuliana Jian menggigit bibirnya, dengan tangannya yang gemetar dia menekan sederet angka. Begitu suara klik terdengar, brankas langsung terbuka. Yuliana Jian merasa darah di sekujur tubuhnya telah terkuras habis. Dia menahan napas, seakan menguras seluruh kekuatannya, dia mengangkat tangannya untuk menyentuh pintu brankas, lalu dia membuka brankas dengan perlahan.

Setelah itu, Yuliana Jian akhirnya melihat Melly Jian, yang terbaring dengan pucat di dalam brankas, dia hanya mengenakan celana pendek dan singlet. Yuliana Jian bergegas menjulurkan tangan dan memeluk Melly Jian. Saat Yuliana Jian mengangkat tangan dan menyentuh dada Melly Jian, dia akhirnya menangis: "Cepat, masih ada detak jantung, tubuhnya masih hangat ...cepat..."

Tadinya Yuliana Jian ingin langsung menggendong Melly Jian, tetapi dia sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menggendong Melly Jian, dia hanya bisa mengangkat tangannya dan menyerahkan Melly Jian kepada dokter yang datang menghampiri mereka. Yuliana Jian tidak berani meninggalkan Melly Jian selangkah pun, dia berusaha berdiri, lalu dia berjalan di belakang Melly Jian dengan bantuan seseorang, setelah itu dia masuk ke dalam mobil.

Setelah masuk ke dalam mobil, seseorang menyerahkan sebuah kartu ucapan kepada Yuliana Jian : "Nona Jian, ini barang yang ada di dalam brankas."

Yuliana Jian membuka kartu ucapan itu, lalu terdengar suara dua anak kecil yang sedang menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun: "Selamat ulang tahun ... Selamat ulang tahun ... Selamat ulang tahun ..."

Suara kedua anak kecil itu masih sangat kanak-kanak, dari suaranya bisa didengar mereka masih sangat kecil, dan saat bernyanyi intonasi mereka juga lari. Yuliana Jian menunduk, lalu melihat selembar foto yang berada di tengah-tengah kartu ucapan. Itu adalah sebuah foto keluarga, di dalamnya ada Neon Chen, seorang wanita yang terlihat sangat lemah lembut, dan dua anak kecil. Kedua anak itu terlihat tidak berbeda dengan Melly Jian dan Melvin Jian, mereka sama-sama polos dan lugu ketika sedang tertawa.

Tangan Yuliana Jian langsung gemetar dan dia segera menutup kartu itu. Dia mengangkat tangannya dan mengenggam dahinya, dia merasa saat-saat bahagia selama beberapa saat ini akan segera ditelan oleh kegelapan, kebahagiaan yang pernah dia rasakan terlihat seperti bunga yang mekar dalam darah, sangat kejam hingga membuat Yuliana Jian merasa jijik.

Ketika mereka tiba di rumah sakit, Melly Jian langsung dibawa ke ruang operasi, Yuliana Jian juga ikut masuk ke ruang operasi, tapi dokter bergegas menghentikan Yuliana Jian : "Nona Jian, sebaiknya anda tidak ikut masuk. Kami akan segera melakukan operasi penyambungan jari, sebaiknya anda tidak masuk."

"Aku tidak bisa meninggalkannya sekarang," Yuliana Jian berkata sambil mengerutkan kening.

Dokter menggelengkan kepalanya, "Kalau anda ada di lokasi, anda bisa memengaruhi kami dan menambah kesulitan dalam menjalankan operasi."

Mendengar kata-kata dokter, Yuliana Jian langsung mengatupkan bibir dan berdiri di tempat. Saat ini tangannya digenggam oleh seseorang, Yuliana Jian berbalik dan melihat Wirianto Leng sedang mengenggam tangannya. Yuliana Jian menarik kembali tangannya dengan perlahan lalu dia berkata dengan suara berat, "Aku ingin duduk sebentar."

Lalu Yuliana Jian berjalan ke kursi dan duduk. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil mengerutkan keningnya: "Ada apa denganmu?"

"Di mana Melvin?" Yuliana Jian bertanya sambil menatap ruang operasi.

Wirianto Leng berkata dengan suara berat, "Tadinya dia ingin datang, tetapi aku tinggal di rumah."

Yuliana Jian mengangguk, melihat ada darah di wajah dan tubuhnya Wirianto Leng mengangkat tangannya dan mencoba membersihkan darah di wajah Yuliana Jian, tapi Yuliana Jian langsung menghindar. Dia menoleh dan menatap Wirianto Leng, lalu dia bertanya sambil mengerutkan keningnya: "Neon Chen adalah orang yang menculikku. Kedua anaknya sudah meninggal. Katanya kamu yang membunuhnya. Apakah itu benar?"

Wirianto Leng langsung terdiam, dia mengerutkan kening menatap Yuliana Jian. Yuliana Jian juga menatap Wirianto Leng , lalu dia bertanya dengan suara yang berat, "Apakah kamu benar-benar bisa membunuh anak-anak yang tidak bersalah? Wirianto Leng , katakan kepadaku kamu tidak melakukan hal ini. Aku tahu jalan yang kamu lalui sangat sulit dan berbahaya. Tapi katakan kepadaku, kamu tidak berbuat sampai ke tahap ini kan? Kamu tidak melakukan hal ini, kan? Kamu masih seorang manusia, dan bukan iblis kan? Kamu adalah Wirianto Leng yang aku cintai, dan bukan ... bukan iblis yang bisa membunuh anak-anak tak berdosa dengan semena-mena kan? "

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu