Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 258 Kamu bukan iblis
Setelah mendengar kata-kata Yuliana Jian, Pria "badut" itu tiba-tiba tertawa dan berkata dengan suara serak: "Sungguh wanita yang aneh, tapi jangan kamu pikir aku bodoh, aku tahu apa yang ada di pikiranmu, aku sarankan kamu jangan berpikiran yang bukan-bukan, kalau tidak aku akan menembak. "
Sambil mengerutkan kening Yuliana Jian bertanya kepada Pria "badut" itu , "Apa yang kamu inginkan?"
Pria "badut" itu menatap Yuliana Jian lalu tertawa: "Aku ingin Wirianto Leng mati, bisakah kamu mengabulkannya?"
Yuliana Jian mengambil napas dalam-dalam lalu dia berkata sambil tertawa, "Minta persyaratan lain. Harusnya kamu sudah tahu dikarenakan aku sudah datang kesini aku tidak akan menyetujui persyaratan ini."
Selesai berbicara Yuliana Jian langsung meremas tangannya. Dia khawatir kata-katanya ini akan membuat si Pria "badut" marah dan benar-benar melukai Melly Jian karena kesal . Tetapi Yuliana Jian harus berbicara seperti ini, dia tidak mungkin membiarkan Pria "badut" menjalankan rencananya.
Mendengar kata-kata Yuliana Jian, Pria "badut" langsung mengenggam erat pistol di tangannya, sambil mengerutkan kening dia menatap Yuliana Jian dan berteriak: "Kamu benar-benar wanita Wirianto Leng, sangat berdarah dingin, meskipun sekarang putrimu hampir mati, kamu masih melindungi pria itu. Kalau begitu aku akan membiarkanmu melihat bagaimana putrimu meninggal ... "
Selesai berbicara, Pria "badut" itu menarik pelatuk, lalu mengarahkan pistol di tangannya ke pelipis Melly Jian dengan kuat, Yuliana Jian sedikit mengenyritkan keningnya, dia sangat ingin bergegas kesana, tetapi dia menggertakkan giginya dan berdiri diam di tempat. Karena dia menggertakkan giginya terlalu kuat, giginya patah karena gigitannya, Yuliana Jian langsung merasakan darah di mulutnya, tapi dia hanya bisa menelan darah di dalam mulutnya, dan tetap menunjukkan senyuman santai di wajahnya.
Kalau ingin menyelamatkan Melly Jian, dia hanya bisa membuat Melly Jian terlihat seperti alat tawar menawar yang paling tidak penting, kalau tidak Melly Jian tidak akan mati di sini, bisa jadi Wirianto Leng dan bahkan Melvin Jian akan mati juga. Yuliana Jian sudah membuat persiapan, hal terburuk yang akan terjadi adalah Melly Jian meninggal di tangan pria ini. Dia tidak boleh membiarkan Pria "badut" mengira dia bisa menyakiti lebih banyak orang. Dia bisa menukar nyawa Melly Jian dengan uang, atau dengan nyawanya, tapi dia tidak boleh membiarkan Pria "badut" merasa dengan dia menyandera Melly Jian dia bisa melukai lebih banyak orang.
Pria "badut" tiba-tiba berhenti, sambil melirik Yuliana Jian dia berkata: "Kamu benar-benar setega ini? Kamu lebih memilih melihat anak perempuanmu mati di depanmu?"
Yuliana Jian takut kalau dia bicara mulutnya akan mengeluarkan darah yang masih mengalir didalam mulutnya, jadi Yuliana Jian hanya mengangguk pelan.
Pria "badut" mundur dua langkah, sambil tertawa terbahak-bahak dia berkata, "Aku lupa, kalian adalah orang yang berdarah dingin, Wirianto Leng bisa membunuh anakku dengan kejam, kamu juga bisa tidak peduli dengan anakmu. Kalau kamu tidak peduli dengan anak ini, untuk apa kamu datang ke sini? Mencoba mendapatkan kembali anak ini dengan membayar harga yang paling rendah? Orang tua macam apa kamu? "
Pria "badut" berteriak dengan penuh kesedihan: "Aku juga punya putra dan putri, tetapi mereka semua sudah mati, semua karena Wirianto Leng! Apa salahku? Aku hanya menjaga kepentinganku! Bahkan jika aku salah, itu kesalahanku seorang, bukan kesalahan anakku. Tapi Wirianto Leng membasmi hingga akarnya, dia bahkan tidak membiarkan anakku hidup! Mereka hanya dua tahun lebih muda dari putrimu. Mereka masih kecil ... "
Karena terlalu terguncang, Pria "badut" itu banyak bergerak. Pistol di tangannya tidak lagi membidik tepat di pelipis Melly Jian. Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, dengan ujung matanya dia melirik orang di sampingnya. Orang yang berdiri di samping Yuliana Jian langsung meletakkan satu tangan di belakangnya dan memberi isyarat kepada orang di belakangnya.
Saat ini, Pria "badut" sedang menatap Yuliana Jian sambil berteriak, "Baik, bukankah anak ini tidak penting? Kelihatannya kamu jauh lebih penting daripada anak ini? Baiklah, kamu gantikan nyawa anak ini. Seorang ibu berdarah dingin sepertimu, pantas mati! "
Setelah mendengar kata-kata Pria “badut”, Yuliana Jian langsung menghembuskan napas panjang, dia tahu ini adalah waktu yang paling tepat. Yuliana Jian langsung diam, dia takut Pria “badut” itu akan berubah pikiran karena dia sembarangan bergerak. Yuliana Jian tidak berani bergerak. Dia hanya berdiri diam di tempat, dan mencoba menarik perhatian Pria "badut" seperti papan target.
Moncong pistol Pria "badut" berpindah dan tiba-tiba mengarah ke Yuliana Jian . Yuliana Jian langsung mengangkat sudut bibirnya, akhirnya Melly berada dalam keadaan aman.
"Bang!" suara sebuah tembakan terdengar.
Yuliana Jian menatap Pria "badut" itu, dari balik topeng badutnya, darah segar langsung muncrat keluar. Yuliana Jian mengatupkan bibirnya, sambil melihat Pria "badut" itu jatuh ke lantai. Setelah melihat pistol terlepas dari tangannya. Yuliana Jian langsung berteriak dengan keras, "Dokter, dokter cepat periksa Melly!"
Selesai berteriak, Yuliana Jian bergegas berlari menghampiri Melly Jian, dengan cepat dia sampai di samping Melly Jian, dia mengangkat tangannya dan mencoba memeluk Melly Jian. Tapi belum sempat menyentuh Melly Jian, dia sudah ditarik ke samping oleh seseorang.
"Ada apa..." Yuliana Jian masih belum sempat bertanya, dia sudah melihat Zacky Wu berdiri di depannya, di bahunya tertancap sebuah pisau tajam. Lalu ada suara tembakan lain yang terdengar, Yuliana Jian ketakutan hingga gemetar, apa yang terjadi barusan terlalu cepat, dia bahkan tidak sempat melihat apa yang sedang terjadi. Yuliana Jian hanya melihat ke arah Melly Jian, dan ingin memastikan apakah Melly Jian baik-baik saja.
Tapi apa yang Yuliana Jian temukan di luar dugaannya. Tidak ada Melly Jian yang ada hanya "Mellisa Zhou" mantan teman sekelas Melly Jian, dia mengenakan pakaian Melly Jian, kepalanya menunduk kebawah dan di dahinya ada sebuah lubang. Matanya membelalak, dan sudut mulutnya masih tersenyum.
Ternyata yang Pria "badut" bidik dengan pistol tadi bukan Melly Jian, tapi "Mellisa Zhou " yang menyamar menjadi Melly Jian. Kalau begitu Melly Jian ada dimana? Melly Jian di mana? Sekarang mereka sudah mati, tapi di mana Melly Jian ?
Yuliana Jian jatuh ke lantai, saat ini, suasana di seluruh gudang sangat hening. Semua orang sudah memikirkan hasil yang terburuk. Hanya Zacky Wu yang tertusuk karena melindungi Yuliana Jian dari tusukan "Mellisa Zhou " yang tiba-tiba, napas Zacky Wu sedikit berat, bisa dikatakan Zacky Wu adalah penyelamat Yuliana Jian , tetapi sekarang Yuliana Jian tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan hal ini, dia hanya ingin menemukan Melly Jian .
Tapi apakah masih ada petunjuk, mereka sudah mati? Siapa yang bisa memberitahunya di mana Melly Jian ?
Memikirkan hal ini, Yuliana Jian menundukkan kepalanya, dia menarik napas dalam-dalam, lalu merangkak ke hadapan Pria "badut", dia mengangkat tangannya untuk melepaskan topeng Pria "badut". Penampilannya sama seperti pria pada umumnya dan tidak terlihat berbeda dengan pria yang berlalu lalang di jalan. Yuliana Jian meraih kerah Pria "badut" lalu berteriak dengan keras, "Bangun, ini bukan saatnya kamu mati! Katakan kepadaku, katakan kepadaku, di mana Melly-ku! Dasar bajingan, cepat bangun!"
Tapi Pria "badut" sama sekali tidak merespon, karena yang dia guncang tadi adalah mayat Pria "badut", tangan dan tubuh Yuliana Jian penuh dengan darah Pria "badut", tapi Yuliana Jian tidak peduli sama sekali, dia berulang kali mengguncang tubuh Pria "badut", lalu tiba-tiba dia berdiri dan melihat sekeliling gudang.
"Pasti ada di sini. Di dalam video Melly ada di sini. Dalam waktu sesingkat ini, mereka tidak mungkin bisa menyembunyikan Melly Jian di tempat lain. Dia pasti ada di sini ..." wajah Yuliana Jian memucat, tangan dan tubuhnya penuh dengan darah, sudut mulutnya juga berdarah karena giginya yang patah tadi.
Yuliana Jian mengangkat tangannya, lalu menyeka darah di sudut mulutnya dengan kuat, setelah itu dia berteriak dengan keras: "Geledah semua tempat ini, Melly pasti ada di sini, dia pasti disembunyikan oleh mereka ... dia pasti ada di sini ... Cepat cari di seluruh di gudang ini! "
Setelah mendengar kata-kata Yuliana Jian, orang-orang di sekelilingnya langsung mulai memeriksa gudang, tak lama mereka menemukan sebuah brankas yang tersembunyi di sudut ruangan, ukurannya hanya cukup untuk menampung seorang anak kecil. Yuliana Jian bergegas berjalan ke sana, sambil mengenggam brankas dia mengerutkan kening dan berkata, "Semoga dia ada di sini, apakah ada cara untuk membukanya?"
Orang-orang di sekelilingnya langsung mengerutkan kening dan menggelengkan kepala mereka: "Tidak ada ahli kunci, aku akan segera memanggil orang kesini."
Melihat ukuran brankas yang kecil, Yuliana Jian mengerutkan kening dan berkata, "Cepat panggilkan orang, lalu periksa identitas pria 'badut' ini. Aku ingin informasi yang terperinci!"
Orang di sebelahnya mengerutkan kening dan berkata, "Nona Jian, informasi orang ini tidak perlu diselidiki. aku tahu dia, dia bernama Neon Chen. Tadinya dia adalah bawahan August Leng. Setelah August Leng menghilang, dia menjadi bawahan Patrick Leng . Patrick Leng pernah mengutus orang untuk membunuh CEO Leng. Setelah rencananya gagal, CEO Leng membuat perhitungan dengannya... "
Yuliana Jian belum pernah mendengar nama Patrick Leng , tetapi ketika dia mendengar orang itu bermarga "Leng”, dia tahu orang itu juga merupakan anggota keluarga Leng, mungkin dia adalah salah satu musuh Wirianto Leng . Yuliana Jian mengerutkan kening dan bertanya: "Aku tidak ingin mendengarkan semua ini, aku hanya ingin tahu tanggal ulang tahunnya ... atau tanggal ulang tahun anaknya ..."
Orang-orang di sekitarnya mengerutkan kening lalu bergegas membuat panggilan telepon, tak lama mereka memberikan tanggal ulang tahun Neon Chen dan tanggal ulang tahun anak-anaknya. Tapi saat Yuliana Jian mencobanya, tidak ada yang berhasil, apakah angka-angka ini bukan kata sandi brankas? Yuliana Jian mengerutkan kening menatap brankas sambil menggigit bibirnya dengan keras. Setelah itu dia bergegas bertanya, "Di mana ahli kuncinya?"
"Masih di jalan……"
Mendengar jawaban ini, dahi Yuliana Jian semakin berkerut, semakin lama tertunda, Yuliana Jian takut oksigen di dalam brankas akan semakin sedikit. Kalau Melly Jian benar-benar ada di dalam, hal ini akan sangat berbahaya.
“Bagaimana dengan waktu kematian?” Yuliana Jian bertanya dengan tegas: “Kapan tanggal kematian kedua anak Neon Chen?”
Orang di sebelahnya terdiam sejenak lalu segera melaporkan tanggal kematian kedua anak Neon Chen kepada Yuliana Jian . Yuliana Jian menggigit bibirnya, dengan tangannya yang gemetar dia menekan sederet angka. Begitu suara klik terdengar, brankas langsung terbuka. Yuliana Jian merasa darah di sekujur tubuhnya telah terkuras habis. Dia menahan napas, seakan menguras seluruh kekuatannya, dia mengangkat tangannya untuk menyentuh pintu brankas, lalu dia membuka brankas dengan perlahan.
Setelah itu, Yuliana Jian akhirnya melihat Melly Jian, yang terbaring dengan pucat di dalam brankas, dia hanya mengenakan celana pendek dan singlet. Yuliana Jian bergegas menjulurkan tangan dan memeluk Melly Jian. Saat Yuliana Jian mengangkat tangan dan menyentuh dada Melly Jian, dia akhirnya menangis: "Cepat, masih ada detak jantung, tubuhnya masih hangat ...cepat..."
Tadinya Yuliana Jian ingin langsung menggendong Melly Jian, tetapi dia sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menggendong Melly Jian, dia hanya bisa mengangkat tangannya dan menyerahkan Melly Jian kepada dokter yang datang menghampiri mereka. Yuliana Jian tidak berani meninggalkan Melly Jian selangkah pun, dia berusaha berdiri, lalu dia berjalan di belakang Melly Jian dengan bantuan seseorang, setelah itu dia masuk ke dalam mobil.
Setelah masuk ke dalam mobil, seseorang menyerahkan sebuah kartu ucapan kepada Yuliana Jian : "Nona Jian, ini barang yang ada di dalam brankas."
Yuliana Jian membuka kartu ucapan itu, lalu terdengar suara dua anak kecil yang sedang menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun: "Selamat ulang tahun ... Selamat ulang tahun ... Selamat ulang tahun ..."
Suara kedua anak kecil itu masih sangat kanak-kanak, dari suaranya bisa didengar mereka masih sangat kecil, dan saat bernyanyi intonasi mereka juga lari. Yuliana Jian menunduk, lalu melihat selembar foto yang berada di tengah-tengah kartu ucapan. Itu adalah sebuah foto keluarga, di dalamnya ada Neon Chen, seorang wanita yang terlihat sangat lemah lembut, dan dua anak kecil. Kedua anak itu terlihat tidak berbeda dengan Melly Jian dan Melvin Jian, mereka sama-sama polos dan lugu ketika sedang tertawa.
Tangan Yuliana Jian langsung gemetar dan dia segera menutup kartu itu. Dia mengangkat tangannya dan mengenggam dahinya, dia merasa saat-saat bahagia selama beberapa saat ini akan segera ditelan oleh kegelapan, kebahagiaan yang pernah dia rasakan terlihat seperti bunga yang mekar dalam darah, sangat kejam hingga membuat Yuliana Jian merasa jijik.
Ketika mereka tiba di rumah sakit, Melly Jian langsung dibawa ke ruang operasi, Yuliana Jian juga ikut masuk ke ruang operasi, tapi dokter bergegas menghentikan Yuliana Jian : "Nona Jian, sebaiknya anda tidak ikut masuk. Kami akan segera melakukan operasi penyambungan jari, sebaiknya anda tidak masuk."
"Aku tidak bisa meninggalkannya sekarang," Yuliana Jian berkata sambil mengerutkan kening.
Dokter menggelengkan kepalanya, "Kalau anda ada di lokasi, anda bisa memengaruhi kami dan menambah kesulitan dalam menjalankan operasi."
Mendengar kata-kata dokter, Yuliana Jian langsung mengatupkan bibir dan berdiri di tempat. Saat ini tangannya digenggam oleh seseorang, Yuliana Jian berbalik dan melihat Wirianto Leng sedang mengenggam tangannya. Yuliana Jian menarik kembali tangannya dengan perlahan lalu dia berkata dengan suara berat, "Aku ingin duduk sebentar."
Lalu Yuliana Jian berjalan ke kursi dan duduk. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil mengerutkan keningnya: "Ada apa denganmu?"
"Di mana Melvin?" Yuliana Jian bertanya sambil menatap ruang operasi.
Wirianto Leng berkata dengan suara berat, "Tadinya dia ingin datang, tetapi aku tinggal di rumah."
Yuliana Jian mengangguk, melihat ada darah di wajah dan tubuhnya Wirianto Leng mengangkat tangannya dan mencoba membersihkan darah di wajah Yuliana Jian, tapi Yuliana Jian langsung menghindar. Dia menoleh dan menatap Wirianto Leng, lalu dia bertanya sambil mengerutkan keningnya: "Neon Chen adalah orang yang menculikku. Kedua anaknya sudah meninggal. Katanya kamu yang membunuhnya. Apakah itu benar?"
Wirianto Leng langsung terdiam, dia mengerutkan kening menatap Yuliana Jian. Yuliana Jian juga menatap Wirianto Leng , lalu dia bertanya dengan suara yang berat, "Apakah kamu benar-benar bisa membunuh anak-anak yang tidak bersalah? Wirianto Leng , katakan kepadaku kamu tidak melakukan hal ini. Aku tahu jalan yang kamu lalui sangat sulit dan berbahaya. Tapi katakan kepadaku, kamu tidak berbuat sampai ke tahap ini kan? Kamu tidak melakukan hal ini, kan? Kamu masih seorang manusia, dan bukan iblis kan? Kamu adalah Wirianto Leng yang aku cintai, dan bukan ... bukan iblis yang bisa membunuh anak-anak tak berdosa dengan semena-mena kan? "
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia