Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 319 Satu keluarga berkumpul
Yuliana Jian mendongkak untuk menatap Wirianto Leng lalu dia tersenyum dan berkata: "Kita bisa seperti ini benar-benar sangat baik."
Yuliana Jian berkata sambil memeluk Wirianto Leng dengan erat. Meskipun Yuliana Jian tidak pandai membuat kudapan manis dan spagheti, tapi Yuliana Jian sangat serius, meskipun menghabisakan banyak waktu, tapi dia tetap belajar dengan baik.
Ketika kue buatannya keluar dari dalam oven, dengan hati-hati Yuliana Jian memindahkan kue ke dalam kotak kue, lalu dia meletakkan spagheti yang sudah matang ke dalam kotak makan dan memasukkannya ke dalam tas kain. Setelah itu, Yuliana Jian meletakkan kotak kue di atas kotak makan siang, lalu dia mengeluarkan jus jeruk yang sudah dia peras, dan dengan hati-hati memasukkannya ke dalam tas kain.
Setelah Yuliana Jian memasukkan semuanya, dia menenteng tas kain itu. Karena ada begitu banyak barang yang di masukkan ke dalam tas kain itu, jadi barang-barang memenuhi tas kain itu, tapi tas kecil itu sangat kokoh. Yuliana Jian menggoyangkan tas kecil itu dengan lembut, setelah melihat tidak ada sup yang keluar, Yuliana Jian menghela nafas lega, lalu dia berteriak dengan keras: "Ace ... ayo sini ... bawa talimu, kita akan keluar rumah. "
Anak anjing yang sudah sepenuhnya terbiasa dengan namanya, langsung berlari menghampiri Yuliana dan berputar di sekitar kaki Yuliana Jian ketika mendengar Yuliana Jian memanggilnya. Setelah berputar satu putaran, dia mengangkat kepalanya dengan bersemangat.
Wirianto Leng tersenyum dan menyerahkan tali kekang anjing kepada Yuliana Jian. Yuliana Jian mengambil tali itu lalu dengan hati-hati memakaikannya ke leher anak anjing itu. Sambil memakaikan tali dia bergumam dengan suara rendah: "Ace ,hari ini ibu akan membawamu bertemu dengan dua orang. Kamu jangan terlalu gugup atau merasa takut. Mereka adalah anak-anak ibu, dan mereka adalah abang dan kakakmu ..."
"Ehem..." Wirianto Leng yang berdiri di samping berdeham lalu dia berkata dengan suara berat, "Aku tidak suka kamu menggambarkan hubungan kita seperti itu."
Yuliana Jian mengangkat kepalanya menatap Wirianto Leng, tadinya dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya dia menarik napas dalam-dalam, lalu menundukkan kepalanya, dan dengan hati-hati mengikat tali kekang anjing. Sebenarnya Yuliana Jian bukan sepenuhnya berpesan pada anak anjing di depannya, tetapi dia juga mengatakannya kepada dirinya sendiri agar dia tidak terlalu gugup. Melihat kegugupan di wajah Yuliana Jian, Wirianto Leng mengangkat tangannya membelai kepala Yuliana Jian, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Jangan terlalu gugup, ini adalah hal yang sangat wajar, kita pergi lihat-lihat di depan pintu rumah dulu. Kalau kamu mau masuk, kita baru masuk kedalam, tidak perlu memaksakan diri. "
Yuliana Jian mengatupkan bibirnya dengan erat, setelah itu dia mengangguk dengan kuat, lalu mengangkat kepalanya dan menatap Wirianto Leng. Setelah mengambil napas dalam-dalam, dia menundukkan kepalanya, dan berkata kepada anak anjing itu, "Sudah, ayo kita pergi."
Anak anjing itu segera berlari ke arah pintu dengan gembira, sebelah tangan Yuliana Jian mengenggam tali kekang anjing itu, tangannya yang satu lagi menenteng tas kain, ketika dia baru berdiri, dia diseret oleh anak anjing itu dan hampir tidak berdiri dengan stabil. Wirianto Leng langsung mengenggam Yuliana Jian dan berkata dengan khawatir: "Berikan makanannya kepadaku."
Yuliana Jian segera menggelengkan kepalanya, lalu dia berkata dengan suara rendah, "Tidak, aku harus menenteng sendiri makanan ini. Semua ini aku buat dengan susah payah, dengan tidak mudah aku berhasil membuatnya, kalau aku tidak membawakannya untuk mereka bukankah kerja kerasku sia-sia? "
Selesai berbicara, Yuliana Jian menggigit bibir bawahnya seolah-olah dia telah mengumpulkan segenap keberanian sebelum melangkah keluar dari pintu rumah. Setelah Yuliana Jian berjalan keluar dari pintu rumah, Wirianto Leng yang mengikuti di belakang Yuliana Jian juga berjalan keluar. Dia berjalan di belakang Yuliana Jian lalu memakaikan syal di leher Yuliana Jian sambil berkata dengan lembut: "Hari ini turun salju, jangan sampai masuk angin."
Yuliana Jian mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam lift. Berbeda dengan anak anjing yang mengitari Yuliana Jian dengan gembira, Yuliana Jian terus menundukkan kepalanya, dia terlihat murung dan gugup. Wirianto Leng yang berdiri di samping Yuliana Jian, dengan lembut memegang tangan Yuliana Jian yang sedang memegang tali kekang anjing, tangan Yuliana sangat dingin, dan bahkan sedikit gemetar.
Wirianto Leng tidak tahu apakah kali ini Yuliana benar-benar akan masuk kedalam rumah, atau tiba-tiba berteriak di suatu jalan, lalu menghentikan mobil dan bergegas pergi, tapi mungkin juga kali ini akan lebih baik dari pada sebelumnya, mungkin dia bisa mendekati rumah mereka sekali dan bisa melihat pintu rumah mereka. Tetapi tidak peduli apakah kali ini Yuliana Jian benar-benar bisa berjalan melewati pintu rumah, Wirianto Leng tidak akan merasa kecewa. Dia tahu seberapa besar usaha Yuliana Jian untuk mendekati rumah itu.
Tetapi rasa bersalah di hati Yuliana Jian menjeratnya dengan erat. Kalau orang lain, Wirianto Leng mungkin tidak akan mengerti kenapa seseorang bisa merasa sangat bersalah, bagaimana sesuatu yang terjadi di masa lalu bisa membuat seseorang merasa sangat bersalah hingga membuatnya merasa dirinya tidak layak bahagia dan tidak pantas memeluk anaknya. Meskipun mengerahkan begitu banyak usaha dan menebus sebanyak apa pun, hanya bisa membuatnya mengambil satu langkah kecil ke depan.
Tetapi ketika orang ini adalah Yuliana Jian, Wirianto Leng paham dengan perasaannya, dia sangat jarang merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan, tetapi dia benar-benar bisa merasakan perasaan Yuliana Jian seolah-olah dia adalah Yuliana Jian.
Ketika lift berhenti, Yuliana Jian menatap nomor lantai yang tertera di layar, setelah itu dia mengambil napas dalam-dalam, dan berjalan keluar. Setibanya di luar, angin dingin bertiup ke arahnya, Yuliana Jian mengenggam tali kekang anjing lalu segera memeluk tas kain itu di dalam pelukannya.
“Aku ... kenapa aku memilih cuaca yang paling buruk?” Yuliana Jian mengerutkan kening sambil memeluk tas kain itu, dia terlihat kesal karena dia memilih cuaca yang sangat buruk.
Wirianto Leng memegang Yuliana Jian sambil tersenyum, lalu dia berkata dengan lembut: "Meskipun cuacanya tidak baik, tapi mungkin saja ini adalah waktu paling baik?"
Yuliana Jian mengatupkan bibirnya dengan erat, dia mendongkak menatap Wirianto Leng lalu mengambil napas dalam-dalam, dan berdiri diam di tempat. Saat ini, salju sedang berjatuhan. Mungkin itu karena Yuliana Jian terlalu gugup, jadi dia gugup hingga sekujur tubuhnya kedinginan. Ketika salju jatuh di wajah Yuliana Jian, salju itu masih belum mencair. Wirianto Leng mengangkat tangannya lalu dengan lembut menyeka butiran salju dari wajah Yuliana Jian. Setelah itu dia tersenyum dan berkata, "Apakah kita masih akan maju kedepan?"
Yuliana Jian benar-benar tidak ingin melanjutkan melangkahkan kakinya. Ada banyak hal di dunia ini yang membuat Yuliana Jian takut, tetapi dia tidak menyangka ada suatu hari dia akan paling takut kepada anak-anaknya. Dia takut melihat mereka lalu menyentuh mereka dengan tangannya, dia takut jika suatu hari anaknya tahu segalanya mereka akan jijik dan membencinya lalu tidak menginginkan ibu seperti dia.
Kalau harus menghadapi semua ini, mungkin melarikan diri adalah cara yang terbaik. Benar, kenapa dia tidak melarikan diri? Kalau melangkah mundur, dia bisa kembali menjalani kehidupan yang sebelumnya, bersama dengan pria yang sangat toleran terhadapnya dan memelihara anjing bersamanya, lalu menjalani kehidupan yang sederhana. Dia tidak perlu menghadapi badai dan hujan atau menghadapi hal-hal yang tidak disukainya.
Tapi...
Yuliana Jian menatap tas kain di tangannya sambil mengerutkan keningnya. Tapi, dengan tidak mudahnya dia berhasil membuat spagheti dan kue yang lezat, Yuliana Jian sangat takut kalau dia mundur, lain kali dia tidak akan seberuntung ini. Yuliana Jian tidak tahu apa yang diandalkan orang lain dalam memasak, tapi dia mengandalkan keberuntungan. Dia memerlukan banyak keberuntungan untuk membuat kue yang lezat. Kalau tidak menaruh terlalu banyak tepung maka dia akan menaruh terlalu banyak telur, dan rasanya sangat aneh.
Yuliana Jian memeluk tas kain sambil menatap Wirianto Leng, setelah itu dia menundukkan kepalanya dan mengangguk dengan penuh semangat, dia menggigit bibirnya, dan berkata dengan merendahkan suaranya: "Tidak ... aku bisa, aku ingin masuk ke dalam mobil, aku ingin pulang ke rumah. "
Wirianto Leng menunduk menatap Yuliana Jian, lalu dia tersenyum dan mengangkat tangannya untuk melindungi kepala Yuliana Jian, agar tidak terlalu banyak salju yang mengenai kepalanya. Setelah itu Wirianto Leng berjalan ke mobil,dan membukakan pintu, sambil tersenyum kepada Yuliana Jian lalu dia berkata, "Hmm, masuk ke dalam mobil."
Yuliana Jian melihat ke dalam mobil, dia mengatupkan bibir dengan erat, lalu mengangguk, dan berkata kepada anak anjingnya: "Masuk ke dalam mobil."
Anak anjing yang sudah terbiasa mengikuti instruksi Yuliana Jian, segera melompat ke dalam mobil, dan menarik Yuliana Jian segera masuk ke dalam mobil. Setelah masuk ke dalam mobil, Yuliana Jian memeluk tas kain di pelukannya, dia mengatupkan bibir, dan duduk dengan gugup di kursi belakang mobil. Wirianto Leng duduk di kursi pengemudi, setelah melirik Yuliana Jian sebentar, dia menyalakan mobil sambil tersenyum.
Yuliana Jian memejamkan matanya sebentar lalu dia menoleh untuk melihat ke luar mobil. Yuliana Jian sangat familer dengan pemandangan di luar, dia bahkan bisa memperkirakan berapa kilometer lagi dia bisa melihat villa yang pernah ditempatinya dulu. Yuliana Jian juga ingat jalan yang baru saja dilaluinya, adalah jalan dimana dia meminta Wirianto Leng untuk putar balik dan segera pulang.
Yuliana Jian memeluk tas kain itu dengan erat, aroma harum dan manis kue yang baru keluar dari dalam oven yang tercium dari dalam tas kain seakan menenangkannya, dan meyuruhnya bertahan dan terus berusaha, mungkin dia benar-benar bisa pulang.
Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, hujan salju diluar turun semakin lebat, dan menerpa kaca jendela mobil, suara yang terus terdengar seolah-olah ingin mengagalkan Yuliana Jian pulang ke rumah.
“Apakah turun hujan es?”Yuliana Jian bertanya dengan suara rendah.
Wirianto Leng tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak ... Hanya saja hujan saljunya agak lebat dan butiran saljunya sedikit berat. Kamu tenang saja, tidak ada apa-apa."
“Kita belum pernah bersama-sama melihat hujan salju selebat ini ,” Yuliana Jian berkata dengan suara rendah.
Mendengar kata-kata Yuliana Jian, Wirianto Leng mengerutkan keningnya dengan perlahan, dia tahu apa maksud Yuliana Jian. Maksud Yuliana Jian mereka sekeluarga belum pernah bersama-sama melihat hujan salju selebat ini . Benar, waktu yang keluarga mereka habiskan bersama sangat singkat. Musim dingin yang mereka lalui bersama bisa dihitung jari. Mana mungkin bisa mengalami hujan salju lebat bersama-sama?
Wirianto Leng langsung tertawa: "Mungkin setelah salju berhenti, kita bisa membuat manusia salju bersama-sama. Melly sudah jauh lebih tinggi dari pada sebelumnya. Jelas-jelas dia adalah adik, tetapi dia lebih tinggi daripada Melvin."
“Anak perempuan tumbuh tinggi lebih cepat.” Yuliana Jian mengerutkan sudut bibirnya lalu dia berkata dengan suara rendah, “Ketika aku masih kecil, anak perempuan lebih tinggi, tetapi ketika aku SMP, anak laki-laki tiba-tiba terlihat seperti rebung yang tumbuh. Sebelumnya, kami bisa bermain bola basket bersama, tapi kemudian lapangan bola basket menjadi dunia anak laki-laki. "
Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Benar, kamu harus memberi tahukan hal ini kepada Melvin. Meskipun dia terlihat cuek, tapi aku rasa dia sangat peduli dengan hal ini. Bagi seorang pria tinggi badan adalah gerbang kehidupannya. "
Meskipun Wirianto Leng tidak pernah pulang, dia masih memperhatikan pertumbuhan kedua anaknya dan tahu bagaimana perubahan mereka sekarang. Setiap kali Yuliana Jian memutuskan untuk pulang, Wirianto Leng akan membahas soal anak-anak, untuk mencoba menenangkan Yuliana Jian.
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Lady Boss
GeorgeThe Richest man
AfradenTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniBehind The Lie
Fiona LeeHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCinta Yang Tak Biasa
WennieCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia