Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 356 Hal yang memalukan

Setelah mengatakan itu, Yuliana Jian mengangkat kepalanya sedikit, dan menatap Wirianto Leng sambil tersenyum: "Biarkan aku mendengarkan apa kamu bisa membuat cerita seperti apa."

Wirianto Leng tersenyum dan memeluk Yuliana Jian: "Kalau begitu aku harus menceritakan kamu sebuah cerita yang bagus. Pikirkan tentang cerita apa yang aku ceritakan pada Melly ... Putri Salju? Cinderella? "

Yuliana Jian tersenyum dan menyusut ke dalam selimut, dan berkata sambil tersenyum, "Tidak apa-apa, aku ingin mendengar dan melihat cerita apa yang bisa kamu ceritakan."

Wirianto Leng mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Oke, aku akan ceritakan semuanya untuk kamu dengarkan."

Saat berbicara, Wirianto Leng pelan-pelan menceritakan Yuliana Jian beberapa dongeng yang sudah sedikit kuno, Yuliana Jian yang mendengar suara Wirianto Leng bercerita, menyipitkan matanya menatap Wirianto Leng sambil tersenyum. Cerita yang dibawakan Wirianto Leng, semuanya telah Yuliana Jian dengar berkali-kali, tetapi dia belum pernah mendengar Wirianto Leng menceritakannya, jadi dia tidak bisa tahan untuk memiringkan kepalanya dan mendengarkan dengan cermat.

Dulu Yuliana Jian selalu merasa bahwa dia telah bersama Wirianto Leng begitu lama dan telah mengalami begitu banyak hal. Apa lagi yang belum mereka alami? Tetapi sampai sekarang Yuliana Jian baru menyadari, bahwa hal yang dia dan Wirianto Leng belum alami itu masih banyak, asalkan mau mencari dengan seksama, dia dan Wirianto Leng masih memiliki banyak hal yang menarik yang harus dilakukan.

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, menatap mata Wirianto Leng yang menutup, menatap bulu mata tebal Wirianto Leng, memandang suara rendah Wirianto, Yuliana Jian tidak tahan untuk tidak memiringkan mulutnya dan tertawa. Dia sekarang berharap bahwa dia bisa hidup cukup lama dan Wirianto Leng juga bisa hidup cukup lama. Tuhan bisa mengasihani mereka dan membiarkannya hidup lebih lama, sehingga dia dan Wirianto Leng dapat melalui semua yang belum sempat dialami bersama, sampai kami meninggal sambil bergandengan tangan, tidak akan menyesal bahwa masih ada hal yang belum dilakukan, ada kata-kata yang belum sempat diucapkan.

Mendampingi suara rendah Wirianto Leng, Yuliana Jian berbaring di lutut Wirianto Leng, perlahan-lahan menutup matanya, dan tertidur tanpa sadar. Setelah bangun, Yuliana Jian membuka matanya dan melihat bahwa salju di luar telah berhenti, dan dia masih dipeluk oleh Wirianto Leng, seolah-olah waktu telah berhenti sekarang dan dia tidak pernah tertidur.

Yuliana Jian mengedipkan matanya dan tidak bisa menahan tawa. Wirianto Leng yang mendengar tawa Yuliana Jian, baru menunduk menatap Yuliana Jian: "Kamu sudah bangun?"

Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Yah, aku sudah bangun dari tidur. Aneh, rasanya seperti waktu telah berhenti. Apakah kamu merasa seperti itu?"

Wirianto Leng tersenyum dan memeluk Yuliana Jian: "Ya, rasanya benar-benar ingin hidup seperti ini seumur hidup."

Yuliana Jian berbalik dan memeluk Wirianto Leng, berlengah-lengah di pelukan Wirianto Leng dan menjawab dengan suara pelan: "Um ..."

Wirianto Leng menundukkan kepalanya, menatap bibir Yuliana Jian, dan perlahan-lahan menciumnya, Yuliana Jian tersenyum dan mengangkat tangannya untuk dikaitkan ke leher Wirianto Leng, Wirianto Leng merespons dengan ciuman. Ketika Wirianto Leng melepas bajunya dan badannya menekan Yuliana Jian, Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa: "Sepertinya aku tidak mengenakan pakaian itu benar. "

Wirianto Leng tersipu, dan menjelaskan dengan suaranya yang dalam: "Aku tidak merancangnya dengan sengaja ..."

Yuliana Jian tersenyum dan mencium bibir Wirianto Leng: "Sungguh tidak disangka bisa melihat mukamu memerah. Sekarang sudah sulit untuk melihat mukamu memerah."

Wirianto Leng tersenyum dan menundukkan kepalanya, dan dengan lembut mencium bibir Yuliana Jian: "Kalau begitu beri aku hadiah."

Yuliana Jian tersenyum kepada Wirianto Leng dan berkata, "Aku bisa memberikan kamu apa pun yang kamu inginkan."

Setelah Wirianto Leng mendengar Yuliana Jian mengatakan ini, lalu tersenyum dan memeluk Yuliana Jian...

Kali ini gerakan Wirianto Leng jauh lebih lembut daripada sebelumnya, tetapi karena dia tidak menggunakan kontrasepsi, jadi Yuliana Jian dan Wirianto Leng dapat memiliki kontak yang lebih erat lagi. Kelembutan ini malah membuat Yuliana Jian bisa lebih jelas merasakan sentuhan Wirianto Leng padanya, perasaan khusus ketika dua orang berdempetan tak terpisahkan.

Ketika sudah selesai, Yuliana Jian merasa seperti ikan yang baru saja dikeluarkan dari air, seluruh badannya basah dan mulutnya terengah-engah. Yuliana Jian menoleh dan melirik Wirianto Leng, dengan rona merah di wajahnya. Napasnya masih cepat, dan sebelum dia bisa mengatur napas, Wirianto Leng pun segera memeluk Yuliana Jian dan menekannya.

Yuliana Jian jelas merasakan setiap kali Wirianto Leng bersentuhan bersamanya, setiap kali dia menyentuh, Yuliana Jian membelai Wirianto Leng, akhirnya tidak tahu entah ujung jarinya juga berkeringat, atau terkena keringat Wirianto Leng, tangan Yuliana Jian semuanya basah.

“Lagi ... jika ini terus berlanjut, apakah akan ada yang hilang nyawanya?” Yuliana Jian jatuh ke pelukan Wirianto Leng dan berkata dengan lemah.

Wirianto Leng membungkus tubuh Yuliana Jian dengan selimut, dan berkata sambil tersenyum: "Jika Kamu merasa lelah, kamu istirahat sebentar, tunggu kamu selesai istirahat baru kita lanjutkan."

Mata Yuliana Jian segera melotot dan menatap Wirianto Leng dengan bengong: "Apa? Apa yang kamu katakan?"

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Aku bilang tunggu ketika kamu bangun, baru dilanjutkan."

Yuliana Jian mengerutkan kening, memicingkan matanya, suaranya lemah: "Apakah kamu bercanda, aku sudah seperti ini, masih mau nerusin apa lagi? Tapi kamu ini benar-benar aneh, apakah kamu siluman? mengapa aku sudah lelah seperti ini, kamu malah terlihat semakin energik, apakah kamu menyerap semua energi aku?

Wirianto Leng bertopang pada dagunya dan memandangi wajah kecil Yuliana Jian yang bersimbah keringat. Sambil mengangkat tangannya untuk menyeka keringat Yuliana Jian, dia tersenyum dan berkata, "Jika benar-benar siluman laki-laki, maka aku hanya berharap bisa membuatmu terpesona. "

“Kalau begitu kamu memang siluman, aku sudah terpesona oleh kamu sekarang.” Yuliana Jian sudah kelelahan, bicara juga sudah tidak dipikir lagi, hanya mengatakan apa yang ada saja.

Wirianto Leng mendengar kata-kata yang melampaui batas dari Yuliana Jian, tidak tahan sampai mukanya memerah, memeluk Yuliana Jian, lalu menggigiti bahu Yuliana Jian.

"Sakit ..." Yuliana Jian dengan lembut berteriak sakit, dan Wirianto Leng pun segera melepaskannya.

Yuliana Jian melihat bekas gigitan di bahunya, dan tersenyum pada Wirianto Leng: "Kamu ingin makan orang?"

Wirianto Leng menunjuk ke bekas gigitan di bahunya, dan berkata sambil tersenyum: "Ini barusan kamu yang gigit, dan aku hanya berbalik memberikan kamu cap juga, jadi kita kelihatan lebih cocok. "

Melihat bekas gigitan di bahu Wirianto Leng, Yuliana Jian ingat dirinya yang lupa daratan tadi, dan mukanya pun memerah, berpaling untuk melihat keluar jendela. Salju di luar jendela telah berhenti, dan langit agak gelap. Sebelum matahari benar-benar tenggelam, bintang-bintang telah muncul lebih awal. Yuliana Jian tidak bisa menahan senyum: "Pemandangan yang begini indah, kita bahkan tidak punya waktu untuk melihatnya. Aku tidak menyangka bahwa hari pertama perjalanan kita berdua akan dilewati seperti ini."

Wirianto Leng tersenyum dan menatap Yuliana Jian dan bertanya dengan suara rendah: "Kalau tidak, bagaimana menurutmu kita akan melewatinya?"

Yuliana Jian mengerutkan hidungnya dan berkata sambil tersenyum: "Setidaknya harus keluar dan melihat pemandangan di luar. Bagaimana bisa seperti ini, makan dan tidur saja ... dan ... um ..."

Ketika Yuliana Jian berkata sampai di situ, dia merendahkan suaranya, dan berkata dengan suara pelan, "Lakukan itu ..."

Wirianto Leng mendengar apa yang dikatakan Yuliana Jian, juga tertawa keras, memeluk Yuliana Jian, dan dengan sengaja bertanya: "Apa yang kamu bicarakan?"

Yuliana Jian tersipu dan berkata sambil tersenyum, "Kamu kan sudah dnegar? Ya itu ... itu yang ..."

Wirianto Leng terus tersenyum dan bertanya, "Apa?"

Yuliana Jian merasa bahwa Wirianto Leng sengaja menggodanya saat ini, jadi dia mencibirkan bibir dan menggelengkan kepalanya dan berkata, "CEO Leng, kamu semakin lama semakin nakal ya. Apa yang ingin aku katakan kamu kan tahu."

Wirianto Leng tersenyum dan memeluk Yuliana Jian: "Oke, aku tidak menggoda kamu lagi, aku tahu itu."

Yuliana Jian mendengus, "Bagus kalau kamu tahu, tapi hari pertama perjalanan kita akan dihabiskan seperti ini? Tidak terasa seperti liburan yang normal, malah seperti film Jepang. Ini harusnya disebut "Snow Cabin" film porno apa itu, kan? "

Wirianto Leng mendengar apa yang dikatakan Yuliana Jian dan tertawa: "Film porno yang kamu tonton tidak sedikit ya."

Wajah Yuliana Jian memerah, dan dia berbisik, "Ini ... ini ... semua orang perlu belajar, memangnya kamu tidak tonton?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya, tersenyum dan berkata, "Aku belum pernah tonton."

Yuliana Jian mengerutkan kening dengan meremehkan, dan menggelengkan kepalanya: "Bohong, aku tidak percaya? Bagaimana mungkin ada yang belum pernah menonton film porno seperti itu? CEO Leng kamu seperti gin tidak baik, sungguh tidak jujur. "

Wirianto Leng berbaring di samping Yuliana Jian sambil tersenyum dan berkata, "Aku benar-benar belum pernah menontonnya dengan seksama. Ini semua informasi yang diberikan oleh orang lain. Segala sesuatu tentang aku kupelajari dari kamu. Kita berdua, satu yang belajar sudah cukup, aku tidak ingin melihat wanita lain. "

Yuliana Jian menoleh untuk melihat Wirianto Leng, mengerutkan bibirnya dan tersenyum: "Aku tidak menyangka kamu ternyata polos juga. Melihat kesetiaan kamu, aku akan bekerja keras dan pelajari beberapa trik untuk membuat hidup kita lebih berwarna. "

Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk: "Oke."

Yuliana Jian tersenyum, dan kemudian segera mengerutkan kening, memandang Wirianto Leng dengan curiga: "Tidak benar, kalau aku pergi menonton video porno, bukankah kamu akan cemburu? Tidakkah kamu berpikir aku melihat pria lain, tidak ada yang salah? "

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Tidak, tidak ada pria lain yang sebaik aku."

Yuliana Jian mendengar kata-kata penuh percaya diri dari Wirianto Leng, tidak tahan untuk menahan napas, menatap Wirianto Leng sambil tersenyum dan berkata, " Ya Tuhan, CEO Leng aku, bagaimana kamu bisa begitu percaya diri? "

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Ini bukan kepercayaan diri, itu fakta. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa mencobanya lagi."

Ketika Wirianto Leng mengatakan ini, ia meletakkan tangannya di pinggang Yuliana Jian dan perlahan-lahan mengelusnya. Yuliana Jian yang merasakan arah gerakan tangan Wirianto Leng, segera melebarkan matanya, menggelengkan kepalanya dengan tergesa-gesa, dan berkata dengan gugup, "Oke ... oke ... kamu jangan menakutiku lagi, Aku sudah tahu, aku sudah tahu ok? "

Wirianto Leng bersandar di telinga Yuliana Jian dan bertanya dengan suara yang dalam, "Apa yang kamu tahu?"

Yuliana Jian buru-buru menjawab: "Aku tahu kamu adalah yang terbaik, kamu adalah yang terbaik. Masih tidak bisa?"

Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk ketika mendengar itu, "Baiklah, jawaban ini, aku cukup puas."

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu