Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya

Bekas luka yang digigit oleh August masih belum sembuh dikeesokan harinya, malahan semakin parah, bibir Yuliana membengkak, lukanya terlihat semakin jelas.

Ketika Yuliana berkaca, dia mengerutkan keningnya, dia menggosok bibirnya dan berbisik "Benar-benar, anjing gila ini, bagaimana aku bisa bertemu dengan orang dengan tampang seperti begini?"

Yuliana benar-benar tidak tahu bagaimana cara untuk menemui orang lain, tadi pagi ketika bertemu dengan pembantu, dia bahkan menutup bibirnya, tapi jika bertemu dengan Nyonya Tua, dia tidak boleh dong terus saja menutup mulutnya?

"Masih berapa lama kamu ingin berkaca?" Wirianto sambil mengganti jas dan melirik kearah Yuliana.

Yuliana mengerutkan keningnya, dia memegang bibirnya dan berkata, "Aku......"

Yuliana belum selesai berkata dan terdengar sebuah suara ketukan pintu, Wirianto berkata, "Masuk."

Barulah pintu kamar terbuka, Nyonya Tua Leng masuk dan bekata sambil tersenyum kepada Yuliana dan Wirianto, "Aku baru saja dengar kabar bahwa kemarin adalah hari ulang tahun Yuliana, aku melupakannya. aku lupa dengan hal ini, hari ini aku masak sendiri, dan membuatkan walet untukmu, Yuliana, anggapannya untuk menggantikan ulang tahunmu."

Wirianto melirik kearah Yuliana, dan bertanya, "Ulang tahunmu?"

Yulianto sedikit mengerutkan keningnya dan menganggukkan kepalanya, lalu dia berkata sambil tersenyum kepada Nyonya Tua, "Nyonya Tua, Terima kasih, aku bahkan melupakan ulang tahunku, Anda masih saja bisa ingat."

"Tidak apa-apa, kamu sudah satu keluarga dengan kami, tentu saja ini biasa saja." Nyonya Tua Leng menatap kearah Yuliana dan tercengang.

Senyuman Nyonya Tua Leng hilang, dia menunjuk kearah bibir Yuliana dan bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Yuliana, kamu ini kenapa?"

Yuliana bergegas menutup matanya dan entah bagaimana caranya untuk menjelaskannya kepada Nyonya Tua, Yuliana berani mengatakan faktanya kepada Wirianto, karena Wirianto hanya ingin menjadi suami istri kontrak dengannya saja, bagaimanapun juga Wirianto juga adalah anak muda, tingkat penerimaannya terhadap ini masih bisa lebih tinggi, Yuliana merasa bahwa mengatakannya dengan jelas kepadanya adalah cara paling baik, dan paling bisa menghindari salah paham.

Tapi Nyonya Leng adalah orang yang ingin menjadikannya sebagai istri dari cucunya, dan Nyonya Tua Leng juga sudah berusia tinggi, dia mungkin saja sangatlah tradisional terhadap beginian, Yuliana merasa bahwa Nyonya Tua Leng tahu bahwa bekas luka dimulutnya digigit oleh August, Nyonya Tua Leng mungkin merasa bahwa dia punya hubungan gelap dengan August, bahkan mungkin saja akan menghentikan bantuan terhadap keluarga Jian.

Dan disaat Yuliana mengerutkan keningnya, dia bingung untuk menjawabnya, dan tiba-tiba Wirianto berkata, "Nenek, urusan aku dan Yuliana jangan Anda tanya terus, lihatlah, Yuliana sudah malu."

Nyonya Tua Leng langsung menatapi Wirianto, lalu dia tertawa, "Benar kan kataku, aku bilang kalian berdua pasti akan sangatlah bagus, sekarang benar kan kataku, sudahlah, kalian urusan anak muda, aku juga tidak bertanya lagi, kalian berinteraksi saja sendiri."

Seusai Nyonya Tua Leng selesai berkata, dia langsung menyuruh pembantu untuk meletakkan sarang waletnya dan keluar dari kamar sambil tertawa.

Namun Yuliana tercengang ditempat semula, setelah sesaat kemudian barulah dia menatap kearah Wirianto, dan bertanya, "MEngapa kamu mau mengatakan hal yang begitu bisa membuat Nyonya Tua Leng salah paham? Jelas-jelas ini bukan dicium olehmu melainkan August......."

"Kemarin kamu sangatlah jujur." Wirianto sambil mengenakan dasi, dia sambil berkata, "Ini adalah bonus."

"Bonus?" Yuliana mengerutkan keningnya.

Setelah Wirianto selesai mengenakan dasi, dia mengangkat tangan dan menyentuh kening Yuliana "TIdak boleh terlalu banyak berpikir, ini hanya sebuah bonus saja, bukan ada rasa suka terhadapmu, dan ingin melindungimu, kamu tidak boleh suka terhadapku, aku juga tidak akan suka terhadapmu. kamu harus ingat dengan hal ini."

Yuliana bergegas mengangguk kepalanya, "Aku ingat, aku benar-benar sangatlah berterima kasih terhadapmu, jika tidak aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya untuk menghadapi suasana seperti tadi, jika Nyonya Tua Leng merasa aku tidak menjaga perbuatanku, dan menghentikan bantuan terhadap keluarga Jian, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi, sungguh terima kasih."

Wirianto melirik kearah Yuliana, dan berkata, "Kamu tidak perlu khawatir dengan bantuan keluarga Jian, bagaimanapun juga, asalkan anak didalam perutmu masih ada, maka kamu adalah ibu dari anakku, aku tidak akan terlalu membuat Keluarga Jian kesusahan."

"Benarkah?" Yuliana menarik lengan Wirianto dan melotot dengan tatapan kaget, perkataan Wirianto ini jelas menandakan bahwa dia bersiap untuk melindungi keluarga Jian kah?

Wirianto mengerutkan keningnya, dia melirik kearah Yuliana, "Lepaskan tanganmu, kamu kira apakah aku akan mengingkari janji seperti kamu? Sebentar demi uang bilang untuk mengugurkan anak, sebentar bilang mau anaknya, sebentar bilang suka terhadapku sebentar bilang selamanya tidak akan suka terhadapku, sambil bermesraan dengan August, malamnya malah tidur disamping kasurku......"

Yuliana merapatkan bibirya dan berdiri dipojokan, dia harus mengakui bahwa perkataan Wirianto tidak ada salahnya, selama kurun waktu ini yang dia lalukan memang berganti terus, namun mengapa keluhan Wirianto begitu aneh? Mengapa seperti cemburu saja?

Tapi baru saja Yuliana terpikiran seperti ini, dia bergegas mengelengkan kepalanya dia merasa bahwa dirinya tidak boleh berpikiran seperti itu, Wirianto sudah menolaknya dengan begitu terang-terangan, dia masih saja sedang menghalusinasikan apa? Mungkin saja Wirianto benar-benar sangatlah tidak puas dengannya, makanya karena terpaksa akan Yuliana mengandung anaknya, makanya WIrianto tidak ingin anaknya mempunyai seorang ibu yang terlalu kasihan.

"Aku tahu salah." Yuliana menundukkan kepalanya untuk mengakui kesalahan.

"Kamu......" Wirianto awalnya masih ingin mengatakan beberapa kata jahat, namun melihat Yuliana yang menempel didinding, dengan kepala ditundukkan, tampangnya sangatlah kasihan.

Wirianto menarik nafas dalam-dalam, dan akhirnya berkata, "Kamu cepat makan itu sarang waletnya, jangan sia-siakan kebaikan dari nenek."

Seusai berkata, Wirianto keluar dari kamar, dan ketika sampai dipintu kamar, Wirianto berhenti sejenak dan berkata kepada Yuliana dengan membelakanginya, "Hari ini aku resmi pergi bekerja di kantor, kamu bisa tinggal dirumah sendirian dengan tenang."

Yuliana menganggukkan kepalanya, dan melihat Wirianto menutup pintu kamar, dia berbalik melihat kamar yang menjadi kosong dan mengerutkan keningnya, Yuliana merasa bahwa dirinya sendiri sangatlah tidak berguna, disaat Wirianto menutup pintu, hatinya juga menjadi kosong, Yuliana mengelengkan kepalanya, sekalipun Wirianto mempunyai wajah yang tampan, tapi kali ini dirinya sungguh terjatuh sangat parah.

Yuliana merasa bahwa dirinya sekarang bagaikan permen karet yang sudah dikunyah hingga habis, jelas bahwa Wirianto berusaha keras untuk menghindar darinya namun dirinya masih saja tidak tahu malu dan melekat padanya.

Wirianto turun dari tangga, dan melihat August juga datang ke ruang tamu, Wirianto menatapi August, dan berkata, "Hari ini aku juga kekantor, aku antar kamu saja."

August tersenyum, "Aku juga punya mobil, tidak perlu menyusahkan kakak."

"Duduklah mobilku, ada yang ingin aku diskusikan denganmu." Seusai berkata Wirianto keluar dari rumah duluan.

August menatapi sosok belakang Wirianto, dia juga ikut dari belakang, Wirianto menyetir sendiri dan menganggukkan kepalanya terhadap August yang berada dibelakang, barulah August naik keatas mobil Wirianto.

August duduk dibelakang, dia berkata kepada Wirianto, "Aku tidak suka duduk didepan, tapi duduk dibelakang malah membuat kakak menjadi seperti supirku saja, tapi, apakah kakak keberatan?"

"Aku tidak akan keberatan, setelah melewati kecelakaan mobil itu, sekarang aku lebih suka memegang nyawaku sendiri ditanganku, siapa yang sangka bahwa supir yang selalu dipercayai akan sengaja pergi untuk menabrak truk?" WIrianto menyipitkan matanya dan mencibir.

"Apa?" August mengerutkan keningnya, "Ternyata kakak kecelakaan seperti begini? Ini pertama kali aku dengar, awalnya aku kira kakak demi mengejar Leny dan mobilnya terlalu cepat makanya kecelakaan, sungguh tidak disangka bahwa ternyata karena supir itu, jika tahu begitu keluarga kita juga tidak seharusnya memberikan begitu banyak uang kepadanya."

"Sebabnya tidak berada padanya, berikan sedikit uang juga tidak ada apa-apanya, jangan biarkan keluarga Leng dikira oleh orang lain adalah keluarga yang kejam bahkan tidak peduli dengan nyawa manusia." Sambil berkata, Wirianto menatapi August dari pantulan cermin dan menyalakan mobilnya.

Setelah mobil melaju keluar dari kediaman Leng, barulah August mengerutkan keningnya dan bertanya, "Kakak, apa yang ingin kamu diskusikan denganku?"

Wirianto menyetir mobil hingga kesebuah jalanan sempit, lalu dia menghentikan mobilnya dan membuka pintu mobil lalu turun, dan berkata kepada August, "Kamu turun, barulah aku bilang denganmu."

"apa sebenarnya maslahnya?" August membuka pintu mobil dan turun dari mobil.

Wirianto melihat August turun dan segera menarik bajunya dan meninju August, tinjuan Wirianto cepat dan kejam, August tidak bisa mengelak, wajahnya ditinju dua kali, namun August juga lumayan hebat, ketika Wirianto akan meninjunya lagi, August akhirnya menahan tinjuan Wirianto.

"Wirianto, jangan kamu kira kamu adalah Tuan Muda Pertama di Keluarga Leng dan aku tidak akan berani untuk membalasnya!" August menyipitkan matanya dan menatapi Wirianto.

Wirianto menyimpan tinjunya dan berkata, "Sekalipun kamu membalasnya, kamu juga tidak bisa menang dariku, dulu seperti begitu, kedepannya juga tetap begitu, August, kedepannya kamu sebaiknya lebih menjaga diri, kamu harus tahu identitasmu dan jangan menyentuh orang yang tidak boleh disentuh!"

"Orang yang tidak boleh disentuh? Leny?" August tersenyum, "Atau Yuliana? Dulu kamu demi Leny juga tidak turun tangan, sekarang demi Yuliana kamu malah turun tangan terhadapku? Sepertinya kamu sangatlah peduli dengan wanita itu!"

"Sekarang dia adalah istriku, ibu dari anakku, aku tidak akan membiarkanmu semabrangan terhadapnya, sekarang hanya memukulmu saja, aku ingatkan kamu, aku harap tidak ada lain kali." Wirianto menyipitkan matanya dan menatapi August.

Seusai Wirianto berkata, dia mendekati August, dan merapikan baju August yang berantakan, dia tersenyum "Naiklah, adikku, aku masih mau mengantarkanmu kekantor."

August memuntahkan sedikit darah dan tersenyum seram, "Baik, jarang-jarang kakak bersedia menjadi supirku dan mengantarkanku pergi kerja, bagaimana mungkin aku akan menolak?"

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu