Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 153 Cuman Mau Sedikit
Odelia Ye melihat Yuliana Jian dan langsung berkata: “CEO Leng sungguh sangat suka denganmu.”
Yuliana Jian menatap Odelia Ye dan tertawa: “Aku juga sangat mencintai dia, tapi cinta akan habis diasah suatu hari. Dia sudah menikah dan punya anak, masih bilang suka apanya denganku? Sekarang Mellyku masih tidak tahu siapa ayahnya, anakku yang satu lagi, bahkan aku……”
Berkata sampai di sini, air mata Yuliana Jian langsung menetes, tidak tahan dan menangis, dia berkata dengan mengisak-isak: “Bahkan aku tidak bisa menemukan mayatnya, ayahku juga meninggal di tengah perebutan kekuasaan Keluarga Leng. Adikku juga, walaupun dia terkena akibat sendiri, tapi kalau aku tidak menyukai Wirianto Leng, sekarang dia cuman adalah orang menyebalkan yang angkuh dan bertindak semaunya saja. Sudah cukup, sebelum aku berpisah dengan dia, dia selalu bilang denganku harus kuat. Aku sudah cukup kuat, sekarang aku masih hidup, tidak bunuh diri, ini sudah merupakan hal paling kuat. Namun aku bisa bertahan, tapi kasih sayang sudah tidak bisa bertahan. Kamu teruskan padanya, aku mau memutus hubungan dengannya.”
Odelia Ye langsung berdiri dan melihat Yuliana Jian dengan melotot: “Yuliana, kamu……”
Sebenarnya Odelia Ye mau mengatakan sesuatu, tapi dia melihat dengan mata sendiri bagaimana Yuliana Jian berjuang sampai sekarang, semua perkataan menasihati sudah tidak bisa terucapkan. Odelia Ye berpikir dari posisi Yuliana Jian, kalau dia adalah Yuliana Jian, mungkin dirinya sudah menyerah sejak awal.
Yuliana Jian mengambil nafas dalam, memejamkan mata dengan kuat dan berkata sambil tersenyum: “Bilang dengan dia, aku masih berterima kasih dengannya, terima kasih sudah membawakan Melly padaku. Beritahu dia, tidak peduli apa rencananya, aku tidak sekuat itu. Kalau sungguh mau melindungi aku dan Melly, benar-benar lepaskanlah, biarkan aku dan Melly bisa meneruskan kehidupan kami. Biarkan aku punya kesempatan untuk mencintai pria lain, agar Melly ada seorang Ayah yang benar-benar bisa menemani dia. Tapi bukan terus menunggu dia balik badan dan melihat kami, bukan pria yang selalu menyuliti kami dan malah bilang melindungi kami.”
“Apa lagi yang mau dibicarakan ya?” Yuliana Jian membuka mata, menghela nafas dan berkata sambil tersenyum: “Oh, masih ada, kalau yang waktu itu dia pilih bukan cara melindungi seperti ini, tapi meninggalkan aku di sisinya dan membiarkan aku berjuang bersamanya. Bahkan kalau aku mati, mungkin pandangan terakhir aku masih melihat dia, hatiku masih mencintai dia. Aku mungkin bisa terluka, bisa mati, tapi cintaku padanya tidak akan menghilang. Aku lebih memilih mati bersamanya, juga tidak mau hidup dan menderita seperti ini. Sayangnya, tidak ada kata jika.”
Odelia Ye mengerutkan dahi, mengecap bibir dan menatap Yuliana Jian: “Kamu sudah yakin?”
Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum: “Aku tidak pernah seyakin ini, Odelia Ye, sampai jumpa.”
Mendengar perkataan Yuliana Jian, Odelia Ye merasa sedih dan tidak berdaya. Dia mengambil bajunya, menoleh ke Yuliana Jian dan tersenyum: “Semoga bisa bertemu kamu lagi.”
Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: “Jaga dirimu.”
Mendengar suara Odelia Ye menutup pintu, Yuliana Jian duduk di sofa, menyimpan kembali senyumannya dan berkata dengan suara pelan: “Maaf, aku sama sekali tidak kuat.”
Berkata sampai di sini, Yuliana Jian memejamkan mata, air mata langsung menetes dari sudut mata Yuliana Jian.
Odelia Ye pertama kali bertemu Wirianto Leng, CEO Leng yang ada di dalam legenda itu hanya pernah menelepon dia, atau kadang-kadang dia melihat wajah CEO Leng dari televisi.
Pertama kali melihat Wirianto Leng, Odelia Ye langsung merasa ngeri, benar-benar merasa takut. Di tubuh pria ini ada aura mengerikan, membuat dia merasa takut.
“Perkataan-perkataan itu, dia yang bilang semua?” tanya Wirianto Leng dengan suara rendah.
Suara dia datar, tidak terdengar ada emosi apapun. Odelia Ye langsung mengangguk: “Iya, dia yang bilang.”
Wirianto Leng mengecap bibir dengan kuat, lalu menghela nafas dengan gemetaran: “Oke, aku buatkan identitas baru untukmu, kamu keluar negeri saja.”
Odelia Ye mengerutkan dahi dan menatap Wirianto Leng, setelah ragu sebentar, dia baru bertanya: “CEO Leng, Anda tidak mau menyuruh aku terus melindungi Yuliana……oh bukan, Nona Yuli?”
Wirianto Leng menggeleng-geleng kepala: “Tidak perlu, dia tidak ada ancaman apa-apa. Tidak akan ada orang yang melukai dia lagi……dia sungguh bodoh, sampai……”
Berkata sampai di sini, Wirianto Leng mengangkat tangan dan memegang dadanya, berkata dengan suara pelan yang hanya bisa didengar dirinya: “Sampai sekarang baru menyadari, sebenarnya ancaman terbesar dia, adalah aku kan? Karena aku mencintai dia, dia juga mencintai aku, baru membuat satu sama lain menjadi ancaman terbesar masing-masing!”
Wirianto Leng mengambil nafas, mengangkat kepala dan melihat ke Odelia Ye: “Sebelum kamu pergi, biarkan aku melihat anak itu……anak perempuan yang bernama Melly Jian itu, hari ini dia mengatakan nama itu, anak……”
Berkata sampai di sini, Wirianto Leng menggerakkan bibir dan menutup mulut. Dia tidak tahu, dia masih tidak pantas menyebut anak perempuan yang bernama Melly Jian itu sebagai “anak”.
Odelia Ye mengangguk: “Oke, aku bisa bilang dengan Yuliana Jian mau bawa Melly Jian main ke taman, dia tidak akan menolak.”
Wirianto Leng mengangguk, menurunkan kelopak mata dan berkata dengan bengong: “Lebih berhati-hati, jangan sampai ketahuan orang. Lebih baik tidak bertemu, juga tidak mau ketahuan orang lain aku pergi menemui anak itu.”
Odelia Ye mengangguk dan keluar. Wirianto Leng duduk di kursi, saat itu cuaca sudah menjadi hangat, cahaya matahari yang hangat masuk dari jendela, tapi Wirianto Leng malah merasa dirinya perlahan-lahan menjadi dingin seperti mati.
Karena Odelia Ye minta untuk membawa Melly Jian pergi bermain untuk terakhir kalinya, Yuliana Jian langsung mengizinkan, dia masih memiliki kepercayaan dengan Odelia Ye. Kalau bukan karena Odelia Ye yang waktu itu, sangat mungkin dia dan Melly Jian sudah meninggal sejak awal.
Odelia Ye membawa Melly Jian ke kursi panjang di sudut taman, lalu berkata sambil tersenyum: “Melly, kamu duduk diam, Ibu Odel belikan gula kapas untuk kamu.”
Sebenarnya Melly Jian mau ikut, tapi melihat Odelia Ye pergi, Melly Jian duduk kembali ke kursi. Saat ini seorang pria yang memakai mantel hitam dan topi hitam berjalan ke arah Melly Jian, pria itu memakai topi dengan sangat rendah, Melly Jian sama sekali tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas.
Melly Jian yang kecil masih ingat dengan hal yang diajari ibunya, dia berdiri dengan waspada dan mau berjalan ke tempat yang ramai. Tapi pria itu sudah duduk di sampingnya dan menghalang jalan dia pergi. Melly Jian langsung ketakutan sampai matanya merah, dia mengecap bibir, balik badan dan membelakangi pria berpakaian hitam itu.
“Kamu sendirian?” Pria itu bertanya pada Melly Jian dengan suara rendah.
Melly Jian melirik pria itu, dia sedang ragu apakah mau menjawab pertanyaan pria itu atau tidak. Kalau dijawab, dia sangat takut. Kalau tidak dijawab, dia tidak sopan.
Melly Jian mengedipkan mata, pada akhirnya juga memutuskan berkata dengan suara pelan: “Aku……aku masih punya Ibu Odel, sangat cepat dia akan kembali, dia sangat hebat. Dia bisa langsung mengalahkan orang seperti kamu dengan satu pukulan.”
“Uhuk……” Pria berbaju hitam tidak tahan dan tertawa, lalu batuk.
Melly Jian mengerutkan dahi dan menatap pria berbaju hitam itu, lalu bertanya dengan suara pelan: “Kenapa, kamu sakit?”
Pria berbaju hitam menoleh ke Melly Jian dan mengangguk: “Iya, penyakit sakit hati.”
Melly Jian baru melihat mata pria berbaju hitam itu, dia tidak tahan dan memuji: “Wah……cantik sekali……”
Melly Jian tidak pernah melihat mata yang secantik ini, tapi dilihat-lihat sangat tidak asing. Melly Jian memiringkan kepala, berpikir sebentar dan berkata sambil tersenyum: “Mata kamu sangat mirip dengan Melly! Mata Melly paling cantik!”
Karena kemiripan mata, membuat Melly Jian tiba-tiba merasa dekat dengan pria asing yang di hadapannya ini, dia langsung balik badan dan memetik sebuah bunga liar kecil warna biru di samping, lalu memberikan kepada pria di hadapannya dan berkata sambil tersenyum: “Hadiah untukmu!”
Pria itu melihat bunga liar itu beberapa lama, lengan Melly Jian sudah sedikit pegal, pria itu baru mengambil bunga liar kecil warna biru itu dan berkata dengan suara rendah: “Terima kasih.”
Melly Jian berkata sambil tersenyum: “Sama-sama, tapi kamu sudah sakit, suruh ibu kamu rawat kamu dengan baik. Saat aku sakit, ibuku merawat aku dengan baik, aku jadi sembuh dengan sangat cepat.”
“Aku sudah tidak punya Ayah dan Ibu.” Pria itu menaruh bunga liar kecil itu di telapak tangannya dengan hati-hati dan berkata dengan suara rendah.
Melly Jian mengerutkan dahi dan menatap pria di hadapannya, dia merasa pria ini semakin kasihan. Melly Jian berkata dengan suara kecil: “Melly cuman tidak punya Ayah, tapi kamu, Ibu saja tidak punya ya. Kalau begitu kamu kasihan sekali, kamu punya anak tidak? Orang dewasa yang seperti kamu, semuanya seharusnya punya anak, punya……punya……”
Berkata sampai di sini, Melly Jian berpikir dengan sungguh-sungguh, baru lanjut berkata: “Oh, punya Istri.”
“Ehmm……” Dia terdiam, lalu menatap Melly Jian dan berkata: “Punya, tapi aku tidak pantas memiliki mereka, karena aku masih terlalu lemah, tidak bisa melindungi mereka dan malah melukai mereka terus-menerus……”
Melly Jian tidak mengerti dengan perkataan pria di hadapannya ini, tapi dia masih bisa mengerti apa arti “lemah”. Melly Jian langsung berkata: “Kalau, kalau begitu kamu harus semangat loh. Karena takut Ibu sedih, jadi Melly tidak pernah bilang, tapi Melly sangat mau punya Ayah. Anak kamu pasti juga sangat mau punya Ayah. Kamu harus berusaha, jangan terlalu lemah, berusaha melindungi mereka, berkumpul dengan mereka. Kalau begitu, seorang anak bisa punya Ayah, Melly merasa sangat senang. Ada Ayah sangat enak loh, Ibu tidak bisa mengambil barang di atas rak, Ayah akan ambilkan untuk Ibu. Kalau Ibu diganggu, Ayah akan memukul dan mengusir orang jahat.”
Wirianto Leng menatap Melly Jian, beberapa lama kemudian, dia baru mengelus kepala Melly Jian: “Sungguh anak yang baik.”
Melly Jian langsung tertawa, dia mendengus dan berkata dengan bangga: “Tentu saja……karena Melly adalah anak Ibu, ibuku adalah Ibu terbaik di dunia ini, tentu saja Melly anak yang sangat baik.”
Berkata sampai di sini, Melly Jian melihat Wirianto Leng dengan sedikit malu dan berkata dengan suara kecil: “Sebenarnya……sebenarnya kamu mau bertemu dengan ibunya Melly tidak? Ibunya Melly sangat cantik, Melly juga patuh. Aku tidak berebut Ayah dengan anak kamu, cuman mau sedikit……”
Melly Jian mengulurkan jari kecilnya: “Cuman mau sedikit untuk Melly……”
“Sedikit saja……” Melly Jian mengulurkan jari kelingkingnya dan berkata dengan suara kecil: “Kalau kamu tidak suka, Melly bisa minta lebih sedikit.”
Wirianto Leng menurunkan mata dan melihat Melly Jian, dia mengerutkan dahi dengan erat dan tidak bisa berkata apapun. Sampai ponsel dia berdering, dia baru bangun dan berkata pada Melly Jian dengan lembut: “Turuti kata ibumu dengan baik.”
Novel Terkait
The Gravity between Us
Vella PinkyMenunggumu Kembali
NovanLove In Sunset
ElinaBretta’s Diary
DaniellePejuang Hati
Marry SuMarriage Journey
Hyon SongHis Soft Side
RiseCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia