Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 375 Pria yang Sempurna

Yuliana Jian mendengar Wirianto Leng berbisik padanya kemudian tertawa menyipitkan matanya. Dia tersenyum dan berdiri untuk mencium Wirianto Leng kemudian duduk kembali dan berkata sambil tersenyum, “Baiklah, aku akan mencoba masakan orang lain hari ini.”

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk kepalanya, kemudian pelayan datang menghidangkan makanan. Koki memiliki keahlian masak yang sangat bagus, setelah hidangan pertama dihidangkan, Yuliana Jian segera memotong daging steak sapi dan mengunyahnya, dia menanggapi makanan tersebut dengan senyuman indah dan menganggukkan kepalanya, “Rasanya enak...”

Wirianto Leng mendeham, suaranya terdengar serak, “Aku baru saja mengatakan bahwa kamu hanya menyukai masakanku, saat ini, bukankah kamu harus berpura-pura mengatakan bahwa kamu hanya menyukai masakanku?”

Ketika Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, dia segera mengangguk dan tersenyum, ekspresinya sedikit berlebihan, “Ya... Setelah kamu mengingatkanku, aku menyadari bahwa steak ini tidak memiliki aroma yang kusukai dari masakanmu sehingga aku ingin mencobanya seporsi lagi agar bisa mengetahui apa yang kurang dalam masakan ini.”

Wirianto Leng terkekeh kemudian mengulurkan tangannya untuk menuangkan segelas anggur kepada Yuliana Jian dan tersenyum, “Anggur ini lebih manis, alkoholnya tidak terlalu tinggi, kamu akan menyukainya.”

Yuliana Jian tersenyum menerima dan langsung menyesap anggur tersebut, kemudian dia tersenyum menganggukkan kepalanya, “Benar-benar... Aku benar-benar menyukainya, kamu benar-benar mengetahui seleraku...”

Wirianto Leng merapatkan bibirnya dan tersenyum, “Apakah kamu sedang menyindirku?”

Yuliana Jian tersenyum menggelengkan kepalanya dan berkata dengan serius, “Tidak, aku mengatakan yang sebenarnya. Benar, masakan koki ini sangat lezat, tetapi koki ini dan juga restoran ini adalah pilihanmu, dikarenakan kamu sangat mengenal diriku dan mengetahui seleraku sehingga aku bisa menikmati makan malam ini dengan lezat. Kemudian..."

Yuliana Jian menunjuk pada gaun yang dia pakai dan tersenyum, “Kemudian gaun ini benar-benar sangat indah, aku sangat menyukainya, aku sudah lama tidak memakai gaun indah seperti ini, suasana duduk di sini menikmati steak dengan memakai gaun indah dan menikmati musik piano yang kamu mainkan untukku, kelihatannya seperti kamu sedang mengejarku lagi.”

“Mengejar kamu lagi?” Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum, “Kalau begitu, apakah kamu mengakui bahwa sebelumnya aku yang berinisiatif mengejarmu? Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu yang selalu berinisiatif terlebih dahulu?”

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, berkata dengan terburu-buru, “Aku salah ngomong...”

Setelah itu, dia tidak bisa menahan tawanya kemudian tersenyum memiringkan kepalanya, “Bukannya ini kesempatan yang tepat untukmu agar bisa serius mengejar cintaku. Kamu benar-benar wajib membawaku kencan sehingga nantinya aku bisa menceritakan pada anak-anak seberapa romantisnya ayah mereka."

Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk, “Aku juga berpikir begitu.”

Yuliana Jian tidak menyangka bahwa Wirianto Leng akan langsung mengakuinya, dia spontan mengerutkan keningnya menatap Wirianto Leng dan bertanya dengan suara serak, “Ada apa denganmu? Kenapa kamu langsung mengakuinya? Bukannya kamu akan mngelak dan berkata kapan kamu tidak romantis? Kamu membuatku takut karena tidak merespon seperti biasanya.”

Yuliana Jian menyipitkan matanya dan tersenyum menatap Wirianto Leng, suaranya sedikit serak, “Oh, kamu sepertinya memiliki taktik lain, dengan begitu, kamu seharusnya menyiapkan sebuah hadiah untukku. Ketika aku menerima hadiah itu, kamu akan mengatakan padaku inilah yang dikatakan romantis. Benarkah?”

Wirianto Leng tersenyum, “Kamu sudah mengetahui semuanya, kamu seharusnya berpura-pura tidak tahu.”

Yuliana Jian memiringkan kepalanya dan tertawa bangga, “Sepertinya benar-benar ada hadiah? Apa hadiahnya, keluarkanlah sekarang.”

“Kamu makan dulu, setelah itu aku akan memberitahumu.” Wirianto Leng tersenyum.

Yuliana Jian menyipitkan matanya kemudian memiringkan kepalanya untuk menatap Wirianto Leng dan tersenyum, “Masih saja jual mahal, aku memiliki kesabaran yang tinggi, aku sedang menantikan hadiah apa yang kamu siapkan untukku?”

Wirianto Leng tersenyum mengangguk, tidak berbicara apapun, hanya membiarkan Yuliana Jian terus menikmati makanannya. Setelah selesai makan, Yuliana Jian belum menikmati makanan penutup mulut, kemudian dia melihat ke arah dapur dan bertanya dengan mengerutkan kening, “Kenapa tidak ada makanan pencuci mulut?”

“Kali ini tidak ada makanan pencuci mulut.” Wirianto Leng tersenyum memberitahunya.

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng dengan heran kemudian tersenyum, “Apa... apakah kamu bercanda? Tidak ada makanan pencuci mulut untuk masakan Prancis? Ini... ini... koki ini... apakah koki ini benar-benar asal Prancis? Ataukah dia adalah koki lokal yang berpura-pura melamar diri menjadi koki luar negri?”

“Karena aku menyiapkan makanan pencuci mulut sendiri.” Wirianto Leng mengangkat jarinya dan membuat gerakan “diam” dan tersenyum, “Jangan biarkan koki mendengar apa yang kamu katakan, dia adalah orang yang sangat emosional, dia sangat marah ketika memintanya untuk tidak membuat makanan pencuci mulut. Jika dia mendengar perkataanmu lagi, kemungkinan besar dia akan berlari keluar memukul orang.”

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, tersenyum menatap Wirianto Leng, “Oh? Segitunya dia?”

Wirianto Leng tersenyum mengangguk: “Iya.”

Yuliana Jian tersenyum menatap Wirianto Leng kemudian berdiri dan berbisik, “Kalau begitu, ayo kita pergi, bagaimana jika dia benar-benar marah dan memukul orang?”

“Coba kamu lihat dirimu yang ketakutan seperti ini.” Wirianto Leng berdiri dan tersenyum mengulurkan tangannya pada Yuliana Jian dan berkata, “Untuk menghindari kemarahan koki, kamu sebaiknya memegang erat tanganku, jadi koki tidak akan marah padamu ketika melihat diriku ada di sampingmu.”

Yuliana Jian tersenyum menggandeng tangan Wirianto Leng, kemudian Yuliana Jian segera mengerutkan kening, tersenyum menatap Wirianto Leng dan bertanya dengan pelan, "Hah? Kenapa sepertinya aku yang membuat koki marah, bukannya karena kamu tidak ingin dia membuat makanan pencuci mulut? Kenapa kelihatannya..."

“Kita adalah sepasang suami istri, kita semua sama saja.” Wirianto Leng tersenyum meraih tangan Yuliana Jian dan berkata dengan lembut.

Yuliana Jian tersenyum mengangguk dan berkata, “Baiklah, jika memang begitu, aku juga tidak punya cara lain. Ayo kita cepat pergi, aku benar-benar takut koki akan bergegas keluar dan memukul orang. Ya Tuhan, aku tahu bahwa koki seperti itu sangat emosional.”

Wirianto Leng tersenyum mengangguk kemudian menggandeng tangan Yuliana Jian berjalan keluar dari restoran dan masuk ke dalam mobil. Yuliana Jian bersandar pada kursi mobil, menoleh melihat Wirianto Leng dan tersenyum, “Apakah kamu sudah bisa membawaku pergi makan makanan pencuci mulut?”

Wirianto Leng tersenyum menganggukkan kepalanya, lalu melambaikan tangannya untuk membiarkan supirnya menjalankan mobilnya. Ketika mobil perlahan berhenti di depan sebuah toko makanan pencuci mulut, Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian dan berbisik, “Ya, ini adalah makanan pencuci mulut yang aku siapkan untukmu dan ini juga hadiah dariku...”

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu