Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 185 Pelanggan Misterius
Yuliana Jian berjalan kembali ke rumahnya, baru tiba di pintu depan, dia melihat segerombolan anak muda yang mengenakan pakaian moderen berjalan sambil tertawa. Yuliana Jian melihat salah satunya adalah anak muda yang tadi pagi menemukan kalung, Yuliana Jian mengangkat tangannya dan menyapanya.
Tetapi baru saja Yuliana Jian tersenyum mau berbicara, dia melihat anak muda itu membuang wajahnya, seperti sama sekali tidak mengenali Yuliana Jian. Yuliana Jian merasa sedikit aneh, tetapi dia pikir tidak apa-apa, mungkin sedang bersama teman-temannya, mungkin merasa malu berbicara dengan dirinya yang hanya seorang petani. Anak muda sekarang pasti memiliki rasa gengsi.
Yuliana Jian menurunkan tangannya dengan tersenyum menundukkan kepala dan berjalan kembali ke perkarangan rumahnya.
"Hei, kakak, kamu adalah orang desa ini?" seorang wanita dengan wajah bulat dari kelompok tersebut tiba-tbia berhenti dan tersenyum kepada Yuliana Jian.
Yuliana Jian mengangukan kepala dan tersenyum berkata: "Betul, ada apa?"
Wanita yang berwaha bulat itu langsung mengambil kameranya: "apakah aku boleh memotretmu? tadi ketika kamu berjalan terlihat sangat cantik! kelihatannya sangat tenang dan bahagia."
Yuliana Jian melihat kamera, lalu mengelengkan kepala: "Maaf, aku tidak mau."
Yuliana Jian berkata lalu melanjutkan berjalan. Wanita berwajah bulat itu langsung menahan Yuliana Jian, dengan bibir di monyongkan berkata: "Hanya memotret sekali, tidak apa-apa. Belakangan ini di sekolah kami akan mengadakan pameran foto, akan melakukan lelang. Bila ada orang yang membeli foto ini, maka uangnya akan di sumbangkan kepada sekolah miskin, kamu juga melakukan kebajikan?"
Yuliana Jian menggelengkan kepala dan tetap berkata: "Maaf, aku tidak mau, mohon anda pergi!"
Wanita berwajah bulat melihat Yuliana Jian dan terus berkata: "mengapa kamu sangat egois, jelas-jelas hal baik, hanya sebuah foto, mengapa tidak bersedia? Awalnya melihat dirimu dan penduduk lain tidak sama, tetapi mengapa sifatmu sangat buruk? orang lain saja bersedia kami foto, mengapa kamu sangat pelit?"
Yuliana Jian mentap wanita berwajah bulat itu dan berkata: "Aku rasa aku memiliki hak untuk menolaknya, bila dengan keadaan seperti ini, tidak akan mendapatkan foto dengan baik, dan juga apakah lelang ini akan di tulis di dalam CV?"
Wanita berwajah bulat berkata: "Koq kamu tahu?"
Yuliana jian tersenyum berkata: "mempersiapkannya untuk apa? untuk sekolah ke luar negeri, atau untuk mencari kerja? Lelang juga berfungsi untuk mendapatkan keuntungan untuk diri sendiri. Lelang adalah hal baik, tetapi tidak di letakan atas nama moral. bila aku tidak bersedia ya tidak bersedia, kamu tidak mempunyai hak untuk memaksaku."
Selesai berkata Yuliana Jian mengerutkan alisnya. Yuliana Jian sudah sangat jarang marah seperti ini, dia mengira sifatnya telah berubah karena kehidupan yang damai di sini, tetapi tidak disangka sifatnya masih begitu keras, di umurnya sekarang, ternayata bisa ribut dengan anak kecil juga.
Mata wanita berwajah bulat itu langsung merah dan dengan suara menangis berkata: "mengapa kamu berkata seperti ini?"
Para anak muda yang berjalan di depan mendengar suara tangis wanita itu, langsung berbalik dan menghampiri: "Ada apa? Lindi mengapa menangis? apa yang terjadi?"
Pria muda yang menemukan kalung itu berkata, meliahat Yuliana Jian lalu memutar kepalanya melihat wanita yang bernama Lindi itu.
Wanita yang bernama Lindi itu langsung menariknya, dengan menagis berkata: "Aldo Mo, bibi ini tidak masuk akal. Aku mau memotretnya dia menolaknya ya sudah, masih mengatakan mengambil keuntungan untuk sendiri!"
Yuliana Jian baru mengetahui bahwa pria muda itu bernama Aldo Mo, dia melihat Aldo Mo lalu melihat wanita yang bernama Lindi tersebut, dia sama sekali tidak tertarik masuk kedalam urusan anak muda.
Yuliana Jian dengan wajah muram berkata: "mohon kalian menyingkir, aku mau pulang. Kalian telah menutupi jalanku, mau apa?"
Wajah Aldo Mo langsung terlihat cangung, lalu dia memutar tubuhnya dan berkata kepada wanita yang bernama Lindi itu: "Dia tidak mau di foto, tidak usah di foto, ayo kita pergi."
Lindi menangis dan berkata: "tetapi mengapa dia berkata seperti ini kepadaku? sangat keterlaluan! setidaknya dia harus meminta maaf padaku."
Aldo Mo menatap Yuliana Jian, mengerutkan kening dan terdiam. Tetapi dia tidak berbicara, orang yang berada di sisinya segera berkata: "betul, kita ini demi berbuat kebaikan, tidak mau bekerja sama ya sudah, tetapi masih memarahi kami, sungguh kelewatan. Ayo minta maaf, Lindi adalah seorang wanita, dengan susah payah datang kemari untuk memotret, juga demi melakukan kebaikan."
Yuliana Jian mengerutkan kening, memicingkan mata melihat anak muda tersebut, tatapan matanya jatuh pada Aldo Mo sesaat, lalu menundukan kepala dan tersenyum: "Oh, kalau begitu maaf, aku minta maaf."
Apa yang di ributkan? Hanya kekesalan sesaat. Walaupun ribut dengan para anak muda ini, tidak ada baiknya untuk dirinya. Dan juga beberapa tahun ini Yuliana Jian sudah terbiasa mengalah, di desa ini bukannya tidak ada gesekan, menahannya maka semuanya akan lewat. Keadaannya tidak cocok menghadapi maslah.
Lindi menghisap hidungnya lalu dengan suara tangis berkata: "bila sejak awal kamu begitu ya sudah。“
Yuliana Jian mengangkat kepalanya dan menatap Lindi, perlahan dia menganggukan kepala dan tersenyum: "tadi sifat ku terlalu keras, sungguh maaf."
Ketika tadi Yuliana Jian tersenyum terlihat sedikit lesung pipit di wajahnya , matanya melengkung. Walaupun sudah berusa 30 tahun, tetapi karena beberapa tahun ini kehidupan Yuliana Jian sangat lancar, kulitnya tetap putih dan mulus, tidak beda jauh seperti dia ketika berusa 20 tahun. Cahaya matahari yang hangat jatuh di wajahnya, seperti terlihat cahaya lembut.
Para anak muda itu terdiam, hingga ketika Yuliana Jian pergi, mereka baru tersadar, dan saling bergumam.
"Pantas saja Lindi ingin memotretnya, sungguh sangat cantik."
"Tidak seperti orang desa?"
Tadi yang ribut ingin memotret, Lindi sekarang berteriak: "mengapa aku merasa dia biasa saja, tadi aku melihat dia berdiri di samping bunga itu, terlihat sangat bagus. Sekarang rasanya tidak ada yang spesial, hanya seorang wanita desa, kelihatannya juga sudah tua. Kita jalan saja, datang kesini untuk memotret hal yang spesial, yang ada bau desanya. Yang seperti dia, di kota banyak, apa yang perlu di potret?"
"Betul, seharusnya memotret yang sepsial."
"Ke sana foto orang tua saja, dua hari yang lalu aku melihat sebuah foto, lalu memtoret seorang nenek tua yang ompong. Hehe, hasilnya sangat bagus, itu baru namanya seni."
"Hei, Aldo Mo ayo jalan, mengapa berdiri di sini? lihat apa?"
Aldo Mo yang sedari tadi melihat bayangan Yuliana Jian, mendengar ada yang memangilnya, dia segera membalikan kepala dan berjalan mengejar mereka.
Ketika Yuliana Jian berjalan kembali kerumahnya, dia menerima sebuah telepon, mengatakan bahwa ada yang memiliki sayuran segar, sekarang tidak ada orang yang mengantarnya, menyuruh Yuiana Jian untuk mengantarnya. Yuliana Jian dengan tersenyum menyetujuinya, dia sedang pusing tidak ada hal yang di kerjakan. Walaupun Melly Jian nakal, tetapi ada dia, rumah terasa ramai, waktu cepat berlalu. Tetapi ketika Melly Jian pergi ke sekolah, rumah terasa sepi, dan waktu berjalan sangat lambat.
Yuliana Jian menaiki sepeda, pergi ke ladang sayur mengambil sayur. Sayur-sayur tersebut di taruh di atas sepeda, Yuliana Jian mendapatkan alamat yang dituju. Dengan penasaran, ternyata alamatnya di vila di atas gunung. Vila dan seluruh desa kecil itu tampak tidak cocok. Vila itu dibangun sebelum Yuliana Jian tinggal desa. Tidak ada seorang pun di desa yang tahu itu dibangun. Mereka semua mengatakan bahwa itu pastilah orang yang luar biasa.
Tetapi beberpa tahun ini tidak ada orang yang tingal di sana, selalu kosong, apakah sekarang ada orang yang tinggal di sana?
Yuliana Jian mendapatkan alamat, tersenyum dan bertanya: "siapa yang tinggal di sana? orang kaya mana yang dapat membangun vila di pedesaan?"
Orang yang berada disampingnya tersenyum dan mengelengkan kepala: "tidak jelas juga..."
Sambil berkata, orang tersebut berbisik berkata: "bila ada bahaya, maka cepatlah kembali."
Yuliana Jian tersenyum dan mengangukan kepala berkata: "tenang saja, aku tahu."
Yuliana Jian berkata, lalu menaiki sepedanya dengan cepat berjalan ke arah vila tersebut. walapun perjalanan tidak terlalu jauh, tetapi karena matahari sangat panas, ketika tiba di vila tersebut Yuiana Jian penuh dengan keringat.
Yuliana Jian menghapus keringat di dahinya, menatap tembok tinggi tersebut, secara samar dia dapat melihat bagian lain dari vila tersebut. Yuliana Jian megnira di dalam desa membangun vila seperti ini pasti seorang desa yang sangat kaya. Tetapi setelah melihat vila tersebut di bangun dengan sangat bagus, sama sekali tidak terliaht kuno, vila tersebut terlihat cantik dan elegan.
Siapa yang tinggal di sini? apakah seorang penulis ataukah pelukis, datang ke sini untuk mencari ide?
Yuliana Jian berpikir sesaat, lalu menekan bel. Bel tersebut berbunyi sebentar, lalu pintu terbuka, seseorang tua yang terlihat ramah membuka pintu dan terseyum: "oh, yang mengantarkan sayur?"
Yuliana Jian mengangukan kepala: "Ehm, betul, mau di taruh di mana sayur ini?"
Orang tua tersebut menunjuk: "bawa ke dapur, sini , kamu masuk, aku akan membawamu ke sana."
Yuliana Jian membawa keranjang, lalu mengikuti orang tua tersebut, memasuki pintu utama. Begitu masuk ke pintu utama, Yuiana Jian melihat sebuah perkarangan yang bersih dan rapi, kelihatannya sangat luas. Melewati perkarangan tersebut, Yuliana Jian melihat sebuah pintu samping dan langsung berjalan ke dapur.
Orang tua itu terseyum dan berkata: "Letakan di sini saja sayurnya....oh, tidak tahu apakah kamu ada waktu, bisakah mencuci sayur ini. Kami baru pindah ke sini, kekurangan orang. Aku pun sudah tua, ada penyakit rematik, tidak dapat terkena air dingin. Bila kamu bisa mencucinya, aku akan memberikan uang lebih."
Yuliana Jian tersenyum dan berkata: "hanya mencuci sayur, tidak seberapa. Tidak apa-apa tidak perlu memberikan ku uang lebih. Bila anda merasa sayur ini enak, sering seringlah memesannya dengan kami."
Orang tua tersebut langsung tersenyum dan menganggukkan kepala: "Kamu benar-benar orang yang pintar berjualan."
Yuliana Jian tersenyum: "kalau begitu mohon bantuannya."
Orang tua tersebut tersenyum dan mengangukan kepala: "pasti, kamu tenang saja!"
Selesai berbicara dengan orang tua tersebut, Yuliana Jian segera meletakan sayur tersebut di air, perlahan dia mencucinya dengan serius. Karena sayur yang di pesen oleh mereka cukup banyak, Yuliana Jian selesai mencuci sayur, pinggangnya tersa sedikit pegal. Ketika Yuliana Jian mau bangkit berdiri, terliahat orang tua tersebut bersiap mengodok obat, keika orang tua tersebut dengan susah payah memindahkan panci tanah liat ke atas tungku. Yuliana Jian segera menghampiri membantu orang tua tersebut.
Yuliana Jian melihat panci tanah liat tersebut, tersenyum dan bertanya: "Ada apa? apakah anda yang memakan obat?"
Orang tua tersebut mengelengkan kepala dan menghelakan napas: "Bukan, tuan rumah kami yang makan. Ah, masih muda tetapi banyak penyakit. Melihat pemandangan disini sangat bagus, seharusnya dapat menyembuhkan penyakitnya.
Ternyata datang ke sini untuk berisitrahat, kalau begitu semuanya sudah jelas. Yuliana Jian tersenyum dan berkata: "udara disini bagus, seharusnya bisa cepat sembuh. Bila tidak ada hal lainnya, maka aku akan jalan dulu."
Orang tua tersebut meliaht jam, lalu berkata: "sudah jam segini, makan dulu baru pergi."
Yuliana Jian tersenyum dan mengelengkan kepala: "tidak usah, tidak baik. AKu pergi dulu, bila anda mau sayur lagi, langsung telepon aku saja. aku akan mengantarkannya."
Yuliana Jian selesai berkata, dan segera keluar dari pintu. Ketika keluar ke halaman, Yuliana Jian merasa ada seseorang yang melihatnya. Tetapi ketika Yuliana Jian membalikan kepala, hanya terlihat jendela, selain tirai sama sekali tidak ada orang.
Yuliana Jian mengerutkan alis, hatinya merasa aneh. Yuliana jian menambah kecepatan kakinya, dan segera keluar dari Vila, ketika tiba di luar Vila, Yuliana Jian menaiki sepeda dengan cepat berjalan kembali.
Mungkin karena Yuliana Jian terlalu gugup, dia terlalu mengunakan tenanga menginjak pedal sepeda, akhirnya rantai sepeda terputus. Yuliana Jian melihat rantai itu terputus dia segera turun dari sepeda dan melihatnya. Dia juga baru beberpa tahun ini bisa mengendarai sepeda, mengendarai sepeda dia bisa, tetapi sama sekali tidak mengerti cara membetulkan sepeda.
Melihat rantai putus, Yuliana Jian menghelakan napas, dan tidak tahu harus bagaimana.
"Sepedamu rusak?" tiba-tiba terdengar suara seorang pria muda.
Yuliana Jian mengerutakn kening da nmemutar tubuhnya untuk melihat, terlihat Aldo Mo di belakang tubuhnya. Yuliana Jian menghelakan napas melihat Aldo Mo dan mengangukan kepala, dengan tersenyum berkata: "betul, sepeda rusak."
Aldo Mo mendekatinya dan berkata: "kalau begitu bolehkah aku membantumu untuk memperbaikinya?"
Yuliana Jian melihat Aldo Mo dengan aneh berkata: "kamu bisa membetulkan sepeda?"
Lalu, Yuliana Jian tidak dapat menahan diri untuk bertanya: "ternyata kamu tidak gagap?"
Yuliana Jian ingat kemarin ketika Aldo Mo berbicara dengan nya, dia gagap, dan sekrang mengapa baik-baik saja? baru bertanya, yuliana Jian merasa tidak sopan, dia segera berkata: "maaf, aku salah berbicara, sangat tidak sopan."
Wajah Aldo Mo langsung merah, dia nmengagukkan kepala, dengan terbata-bata berkata: "aku.....sebenarnya aku......ga...gagap...."
Selesai berkata, wjaah Aldo Mo semakin merah, dan berkata: "aku sedikit gugup."
Yuliana Jian tidak dapat menahan dirinya untuk tertawa: "kamu ini sangat menarik."
Melihat senyuman di wajah Yuliana Jian, perlahan dia pun tersenyum dan tertawa.
Novel Terkait
Hei Gadis jangan Lari
SandrakoMr Huo’s Sweetpie
EllyaAsisten Bos Cantik
Boris DreyThe Winner Of Your Heart
ShintaLove And War
JaneHarmless Lie
BaigeI'm Rich Man
HartantoCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia