Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 324 Apakah Sudah Cukup

Yuliana Jian mengangkat tangannya dan bergantung pada leher Wirianto Leng dengan tersenyum berkata: "bila terlalu kelewatan, aku tidak sanggup menerimanya."

Wirianto Leng menundukan kepala menatap Yuliana Jian, dia mencium perlahan bibir Yuliana Jian dan berkata: "Oh ya? sudah cukup?"

Yuliana Jian mengangukan kepala, dengan tersenyum memeluk Wirianto Leng dan tersenyum berkata: "Sudah cukup, aku bukan orang yang rakus."

Wirianto Leng tersenyum dan menundukan kepala menicum bibir Yuliana Jian, Yuliana Jian pun membalas ciuman Wirianto Leng, mereka menjerat, Wirianto Leng tidak dapat menahan dirinya dan menahan Yuliana Jian di bawah tubuhnya. Yuliana Jian perlahan membelalakan mata menatap Wirianto Leng, dengan sedikit bingung bertanya: "Kamu....kamu mau apa?"

"Apakah kamu tidak tahu?" Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Wlalupun kamu bukan orang yang rakus, tetapi aku adalah orang yang rakus."

Yuliana Jian sedikit gugup menahan Wirianto Leng: "Besok masih harus bangun pagi, bukankah besok anak-anak masih harus sekolah?"

Wirianto Leng tersenyum mengelengkan kepala: "tidak apa-apa, anak-anak kita sangat pandai."

"Tetapi...." Yuliana Jian mengerutkan keningnya.

Wirianto Leng tidak membiarkan Yuliana Jian menolaknya, dia mencium Yuliana Jian dengan intim, Yuliana Jian juga membalas ciuman Wirianto Leng, perlahan kerutan di alisnya menghilang, dia mengangkat tangannya dan memluk leher Wirianto Leng, dengan tidak berdaya tersenyum: "sepertinya tidak dapat menolaknya...."

Wirianto Leng tidak menjawabnya, hanya mengunakan ciuman yang tidak henti-hentinya menjawab Yuliana Jian. Yuliana Jian membalas ciuman Wirianto Leng, dia mengangkat kepalanya, menyipitkan mata, tersenyum berkata: "tadi kamu masih mengatakan untuk memandikanmu, sekarang tidak perlu mandi lagi."

WIrianto Leng saat ini baru tersenyum dan menundukan kepala menatap Yuliana Jian dan berkata: "Aku juga bukan orang yang suka kebersihan, Aku memintamu untuk memandikanku hanya untuk menghilangkan hawa dingin. Sekarang kita punya Jika metode lain digunakan untuk menangkal dingin, tidak ada metode lainnya yang diperlukan. "

Yuliana Jian tertawa, dia perlahan mengangkat tubuhnya memeluk Wirianto Leng: "kalau begitu ayo lanjutkan...."

Wirianto Leng tersenyum dan menatap Yuliana Jian, dan memeluk Yuliana Jian dengan erat. Kedua orang menempel terlalu erat, masing-masing nafas terjerat, dan setiap detak jantung bisa saling dirasakan. Perlahan-lahan, napas cepat terhubung, dan detak jantung hampir pada frekuensi yang sama. Wirianto Leng tidak bisa menahan diri untuk membungkuk dan menggigit bahu Yuliana Jian Yuliana Jian sedikit mengangkat kepalanya, dia tidak merasakan sakit, sebaliknya, ia berusaha lebih keras untuk mengirim tubuhnya kepada Wirianto Leng Leng.

Dengan tenang dia memberikan tubuhnya kepada Wirianto Leng, membiarkannya melakukannya, dan membiarkan Wirianto Leng mengambil kesempatan untuk melakukan beberapa keisenganl. Misalnya, Wirianto Leng akan menggosok pantatnya beberapa kali dan pinggangnya beberapa kali. Ketika Yuliana Jian tidak bisa menahan geli, Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa dan berkata, "Jangan seperti ini ... geli..."

Wirianto Leng tersenyum memeluk Yuliana Jian, mendekati telinga Yuliana Jian dan berakta: "sungguh?"

Yuliana Jian tersenyum dan menganggukan kepala, dia mengakat tangannya dan menyentuh pinggang Wirianto Leng, tersenyum dan beratanya: "Apakah kamu tidak geli?"

Wirianto Leng mengelengkan kepala dan tersenyum: "Tidak geli, hanya terasa bergairah."

Yuliana JIan membalikan tubuhnya memegang dada Wirianto Leng dan tersenyum berkata: "Kalau di sini?"

Wirianto Leng tetap berkata: "Tidak geli...."

"Kalau...." Yuliana mengunakan jarinya perlahan turun ke bawah hingga ketika ujung jarinya menyentuh perut Wirianto Leng, perlahan dia menyentuh bekas luka di sana, itu adalah bekas luka yang dia berikan padanya.

Yuliana Jian tadi beberapa kali menyentuh bekas luka tersebut, tetapi dia sengaja tidak menghiraukannya, Yuliana Jian ada sedikit tidak ingin mengakui, tidak mau mengakui luka ini disebabkan oleh dirinya. Jari Yuliana Jian perlahan berhenti, Wirianto Leng menyadarinya, Wirianto Leng segera menangkap jari Yuliana Jian, dan tersenyum berakta: "Mengapa berhenti? tadi juga kamu seperti ini, setiap kali menyentuh bekas luka ini kamu akan berkenti, mengapa? sangat memperdulikannya?"

Yuliana Jian merapatkan bibirnya, tersenyum pahit kepada Wirianto Leng: "Mungkin aku tidak memperdulikannya? tidak peduli dulu apakah aku sengaja, tetapi aku sungguh telah melukaimu, aku yang menusukan pisau itu kepada tubuhmu......aku yang melakukannya...."

Wirianto Leng tersenyum dan mengelengkan kepala: "Itu adalah ingatanmu, tetapi aku tidak merasa seperti itu, akhirnya aku dapat bersama denganmu. Aku tahu dua kata itu adalah kata sandinya. Tetapi aku bisa berkata kepadamu, karena aku sudah memutuskan, bila kamu menolongku, kita akan hidup bersama. Bila aku mati, kita akan mati bersama. Bekas luka ini bukan bekas luka karena kamu menyakitiku, tetapi bukti bahwa kita dapat besama-sama. Yuliana....aku..."

Yuliana Jian segera menutup bibir Wirianto Leng, dia mengelengkan kepala berakta: "Jangan katakan lagi, bisakah jangan katakan lagi. Aku takut....aku takut aku...."

"Aku mencintaimu." Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian, perlahan dia mengatakan dua kata ini.

Begitu kata-kata yang mengungkapkan kasih sayang antara mereka menjadi kata sandi bagi Yuliana Jian untuk membunuh Wirianto Leng, dan sekarang sangat mudah Wirianto Leng mengatakannya keluar. Yuliana Jian tidak berani bergerak, bahkan napasnya berhenti, dia tidak berani menutup matanya, dia bahkan tidak berani mengedipkan matanya. Yuliana Jian takut dia hanya sedikit mengedipkan matanya. Ketika dia melihat Wirianto Leng, dia melihat Wirianto Leng akan menutup matanya dan jatuh dalam genangan darah. Seperti dulu.

Yuliana Jian yang terdiam langsung di peluk oleh Wirianto Leng, Wirianto Leng tersenyum: "Lihat kan, apa pun tidak terjadi, dulu pisau itu sudah menusuk ke dalam. Yuliana, terima kasih."

Yuliana Jian memeluk Wirianto Leng, bersandar di bahu Wirianto Leng, dengan tersiak berakta: "kamu terima kasih apa? jelas-jelas kamu telah melakukan banyak untuku...."

Wirianto Leng tersenyum memeluk erat Yuliana Jian, dan berakta: "Aku berterima kasih padamu, membiarkan aku begitu mencintaimu, bila tidak bertemu denganmu aku tidak tahu memperdulikan seseorang adalah sebuah perasaan yang sangat unik."

Yuliana Jian menundukan kepala dan menangis berakata: "unik? bukan beban?"

Wirianto Leng mengangkat tangannya menghapus air mata Yuliana Jian, dengan tersenyum mencium bibir Yuliana Jian dan berakta: "bukan.....bila aku yang dulu, mungkin merasa menghadapi semua ini akan terasa begitu sulit, tetapi sekarang aku sungguh telah merasakannya, baru merasa sangat menarik. Tunggu ketika kita sudah tua, dapat menceritakan banyak hal kepada anak-anak kita...."

Yuliana Jian yang menangis, lalu tidak dapat menahan dirinya untuk tersenyum, menatap Wirianto Leng: "hal ini bagaimana menceritakannya kepada mereka? Mungkin mereka akan merasa hal ini adalah kebohongan, dan mengira kita mengarang cerita...."

"Tetap saja harus menceritakannya kepada mereka, asalkan kita tahu, maka itu sudah cukup." Wirianto Leng tersenyum menatap Yuliana Jian: "Aku berharap sudatu hari kita sudah tidak ada, ada orang yang tahu kita melewatinya seperti itu."

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, tidak dapat menahan dirinya menaikan alisnya dan tersenyum berkata: "Bila ingin orang lain mengingat kita, lebih baik kamu menulis 《36 Gaya Di Tempat Tidur》itu lebih realistis, dengan begitu akan banyak orang yang mengingat kita, kita pun dapat mendapatkan uang. Beberapa waktu ini kamu tidak sibuk bekerja, pasti banyak pemasukan yang berkurang, kita dapat mengunakan cara ini untuk menutupi kebutuhkan kita."

Wirianto Leng mendengar Yuliana Jian yang tadi menangis dan sekarang bisa tertawa, dia tidak dapat menahan dirinya untuk memeluk Yuliana Jian, dia tertawa. Wirianto Leng sambil tertawa sambil berkata: "Ini tidak boleh.....kita hanya memiliki 36 gaya? Dan semuanya di tulis keluar, membiarkan orang lain mempelajarinya, bukankah dengan begitu kita tidak memiliki kelebihan lagi?Sekarang, setelah karierku menemui hambatan, orang-orang akan berangsur-angsur bertambah tua. Aku sangat bangga dengan keterampilan ini. Aku masih mengandalkan kerja keras ku sendiri untuk terus memolesnya. Bagaimana mungkin aku memberikan semuanya kepada para anak muda tersebut?"

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng yang berbicara yang tidak-tidak dengan sangat serius, dia tidak dapat menahan dirinya untuk teratwa: "Siapa bilang kamu tidak memeiliki keterampilan? Apakah kamu tahu keterampilanmu melebihi orang lain? Walaupun perlahan menjadi tua,kamu tetap akan menjadi yang tertampan...."

Wirianto Lengmenaikan alisnya dan tersenyum bertanya: "apa yang tertampan?"

Yuliana Jian tersenyum nakal, dan mendekati telinga Wirianto Leng dan berkata: "Tuan tua....."

Wirianto Leng tersenyum memeluk Yuliana Jian: "Kamu berkata demikian, membuatku semakin bergairah."

Yuliana Jian menahan Wirianto Leng, dan segera mengelengkan kepala: "aku salah, aku salah, aku sungguh salah, aku tidak akan berani lagi."

Wirianto Leng menahan Yuliana Jian dengan suara berat berkata: "Sungguh? Kamu sudah mengaku salah?"

Yuliana Jian buru-buru mengangukan kepala dan dengan panik berkata: "sungguh, aku tidak akan bercanda lagi, kamu tidak akan menjadi orang tua, kamu selamanya CEO Leng yang paling mempunyai daya tarik."

"Salah, aku akan menjadi orang tua, kamu pun akan menjadi nenek tua, kita akan menjadi tua bersama." Wirianto Leng selesai berakta, dengan puas menatap Yuliana Jian: "Bagimana? terharu tidak? apakah kata-kata ini sangat menyentuh?"

Yuliana Jian mengerutkan alisnya, memiringkan bibirnya dan berakta: "biasa saja?"

Wirianto Leng memiringkan kepalanya tersenyum menatap Yuliana Jian: "Ada apa? apa yang biasa saja?"

Yuliana Jian memonyongkan bibirnya, bersembunyi menjauh, dengan senyum nakal menatap Wirianto Leng: "karena aku tidak ingin menjadi nenek tua, aku ingin selamanya menjadi muda. Walaupun kamu menjadi orang tua, ketika aku keluar bersama mu, orang lain akan berkata padamu 'orang tua mengapa cucumu begitu berbakti?', aku ingin hidup seperti ini."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, dengan tidak berdaya mulai tertawa: "jadi hanya aku sendiri yang menjadi tua?"

Yuliaan Jian tersenyum mengangukan kepala: "walaupun tidak ingin mengatakannya terus terang, tetapi lebih baik seperti ini. Karena sifatmu tidak baik, setiap kali mengertukan alis, pasti kerutanmu akan lebih banyak dariku. Aku akan baik-baik merawat diriku, aku 50 tahun tetapi seperti 30 tahun......Apa itu asam hyaluronic, Botox, aku akan menggunakannya, tetapi kamu tidak mungkin mengunakannya bukan, jadi ... "

Tanpa menunggu Yuliana Jian selesai berbicara, Wirianto Leng langsung mendekatinya dan memeluk Yuliana Jian, dengan sekuat tenaga mencium bibir Yuliana Jian dan berkata: "Tidak boleh, jangan suntik botox, jangan gunakan asam hyaluronic, aku mau kita tua bersama. Aku adalah kakek tuda dan kamu adalah nyonya tua....."

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu