Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 241 Sangat Memalukan
Kalau tidak mengalami sebuah pelajaran yang mengerikan, ada beberapa orang yang tidak mengerti, jangan sembarangan menggoda pria, terutama pria seperti Wirianto Leng.
Yuliana Jian berbaring di atas ranjang, bahkan tidak ada tenaga untuk menggerakan bola matanya. Ketika dia mendengar suara Wirianto Leng berdiri, dia baru menatap Wirianto Leng dengan tatapan memberontak. Wirianto Leng memakai baju lalu berkata sambil tersenyum kepada Yuliana Jian, "Aku buatkan sup untukmu ya, kamu perlu menambah vitamin."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sekilas, lalu dengan wajah yang kasihan dan suara serak berkata, "Kenapa kamu begitu bugar tapi aku malah begitu lemas?"
Wirianto Leng berjalan ke samping Yuliana Jian sambil tersenyum, mengelus kepala Yuliana Jian dan berkata, "Karena kemarin malam sudah dibilang, aku adalah rubah pria, dan kamu adalah pendeta wanita. Bukankah aku sudah berhasil menangkapmu dan menyerap habis energimu?"
Mendengar perkataan Wirianto Leng, Yuliana Jian berkata sedih, "Apa? Tidak disangka kamu benar-benar siluman rubah. Kelihatannya kamu mendekatiku karena ada tujuan lain. Kasihan sekali aku! Aku dimanfaatkan orang!"
Wirianto Leng tertawa dan menganggukan kepala, "Iya, tapi aku adalah siluman yang berperasaan. Karena sudah menyerap habis seluruh energimu, aku juga mau mengisinya kembali. Katakan saja, apa yang ingin kamu makan?"
Yuliana Jian melihat kaki Wirianto Leng sekilas lalu berkata, "Apa kakimu bisa berdiri begitu lama? Kamu jangan sibuk lagi, berbaring denganku saja di sini."
"Kalau aku berbaring, takutnya kamu selamanya tidak bisa berdiri lagi." Wirianto Leng mendekat ke telinga Yuliana Jian dan berkata dengan serak.
Yuliana Jian dibuat bergetar ketakutan. Dia langsung masuk ke dalam selimut, menariknya sampai menutupi setengah wajah dan berkata kecil, "Aku mau makan sup iga babi dan melon."
Wirianto Leng menyentuh wajah Yuliana Jian dengan ringan dan berkata sambil tersenyum, "Kamu lanjut tidur saja."
Yuliana Jian mengangguk, "Kalau kamu merasa lelah, suruh orang lain buat saja."
Wirianto Leng berkata, "Aku tahu batasannya. Sekarang bisa membuatkan makanan untukmu, aku merasa sangat senang. Selain itu hari ini kondisi tubuhku sangat baik, jadi tenang saja."
Yuliana Jian baru menganggukan kepala dan menutup mata. Yulliana Jian benar-benar sangat lelah. Begitu dia memejamkan mata, dia langsung tertidur. Yuliana Jian juga tidak tahu tertidur beberapa lama, ketika dia mencium wangi harum baru membuka mata. Mengikuti wangi harum, Yuliana Jian melihat meja di samping ranjang, sudah terletak sup yang masih panas.
Yuliana Jian lelah dan lapar. Begitu mencium wangi harum, dia langsung berdiri, mengangkat mangkok sup dan langsung meminum dengan lahap. Setalah meminum habis sup, dia juga memakan iga babi. Iga babi dimasak sampai hancur. Hanya dihisap dengan mudah saja, sudah bisa memakan habis semua daging ke dalam mulut. Meskipun sup ini dimasak kurang sempurna, tapi daging ini memiliki rasa yang spesial, jadi Yuliana Jian tetap mempunyai rasa puas yang sulit dideskripsikan. Setelah memakan habis isi mangkuk itu, Yuliana Jian masih tidak hentinya menjilati piring.
"Kamu sekarang seperti orang miskin." Wirianto Leng tanpa bisa ditahan tertawa di samping.
Yuliana Jian melihat sekilas Wirianto Leng dan mendengus, "Aku sekarang berubah menjadi seperti ini karena siapa?"
Setelah selesai berkata, Yuliana Jian menyerahkan mangkuk itu kepada Wirianto Leng dan meminta dengan kasihan, "Aku masih mau,tolong isi semangkuk lagi padaku."
Wirianto Leng tersenyum sambil mengambil mangkuk, "Iya, nanti aku baru ambilkan beberapa sayuran kecil."
Yuliana Jian langsung menganggukan kepala, "Aku mau makan lebih banyak, nanti bawakan dua mangkuk nasi kepadaku. Kamu bersikap seperti ini padaku, aku bertujuan membalasmu, makan sampai membuatmu bangkrut."
Wirianto Leng tertawa dingin, melihat ke arah Yuliana Jian dan berkata, "Kalau ini adalah balasanmu, maka aku benar-benar bersedia kamu lebih banyak membalaskan dendam padaku."
Setelah Wirianto Leng selesai berkata, dia tertawa lalu berjalan keluar. Yuliana Jian mendengus dingin tidak terima dan menoleh menatap sekitar. Sebelumnya Yuliana Jian terus tertidur dengan kabur, sama sekali tidak memperhatikan lingkungan di sekeliling. Sekarang melihat keadaan sekitar, Yuliana Jian dibuat terkejut sampai membelalakan mata.
Ini, bagaimana bisa seperti ini? Apa dia dan Wirianto Leng menghancurkan kamar kemarin malam?
Yuliana Jian menatap kamar ini sambil mengerutkan dahi. Melihat tirai yang ditarik sampai berantakan, baju-baju berserakan di atas lantai, lemari buku juga terjatuh, buku-buku di atas lemari jatuh semua ke atas lantai. Juga ranjang yang dia tiduri sekarang, selimutnya ditarik-tarik sampai sangat berantakan.
"Ok, aku sudah membawakan sayurannya ke sini." Wirianto Leng tersenyum sambil membawakan sayuran ke atas meja, lalu meletakkan meja di atas ranjang, meletakkan satu per satu sayuran ke atas meja ranjang, terakhir memberikan sumpit kepada Yuliana Jian.
Yuliana Jian mengambil sumpit itu dan bertanya sambil mengerutkan dahi, "Ada apa dengan kamar ini? Jangan bilang itu karena kita kemarin?"
Wirianto Leng mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Memangnya dia sendiri yang jatuh?"
"Ah?" Yuliana Jian membelalakan mata, "Aku dan kamu mana mungkin mempunyai daya rusak yang begitu besar? Wajar kalau ranjang berantakan, tapi bagaimana bisa sampai lemari buku juga ..."
Wirianto Leng tersenyum sambil menatap Yuliana Jian, "Kelihatannya kemarin malam kamu benar-benar kelelahan. Kita melakukannya bukan hanya di atas ranjang saja."
Yuliana Jian membuka mulut lebar-lebar, mengedipkan mata pelan, dan kenangan kemarin muncul di benaknya. Yuliana Jian juga tersenyum tidak berdaya, "Kemarin malam benar-benar sangat gila. Aku kira hanya aku saja yang menderita, tidak terpikir, ternyata kamar ini juga ikut menderita bersamaku, dihancurkan dengan sangat kasihan."
Berkata sampai sana, Yuliana Jian langsung menundukkan kepala dan makan dengan lahap. Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kenapa kamu sepertinya tidak terlalu senang? Melihat performaku kemarin, kamu seharusnya tahu beberapa tahun ini aku tidak memiliki wanita lain bukan?"
Yuliana Jian sambil makan sambil mengangguk kencang, "Aku tahu. Meskipun mempunyai wanita lain, juga pasti tidak bisa tahan dan pergi. Kulitku kuat, terserah kamu mau menyiksanya bagaimana."
Wirianto Leng tersenyum ke arah Yuliana Jian, ingin lanjut mengobrol dengan Yuliana Jian, tapi untuk sesaat tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya bisa tersenyum. Sampai Yuliana Jian memakan habis semua makanan dan bersendawa, Wirianto Leng baru mengambil tisu, memberikan kepada Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Pergi mandi dan ganti bajulah. Aku suruh orang bersihkan kamar ini dulu ..."
Mendengar perkataan Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung mengerutkan dahi dan bertanya, "Aku, aku tiba-tiba teringat satu hal. Bukankah di sinni ada CCTV? Kalau begitu kemarin malam ...."
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Tenang saja, aku sudah beritahu mereka untuk pergi."
Yuliana Jian mengerutkan dahi, "Tapi kamu kemarin tidak telepon."
Wirianto Leng tersenyum dan mengangkat jempolnya, "Juga tidak perlu telepon. Aku sebelumnya sudah berpesan, selama mereka mendapatkan sinyal dariku, mereka sudah bisa pergi."
Yuliana Jian baru menghela napas dan menganggukan kepala, "Bagus kalau begitu, bagus kalau begitu ...."
Berkata sampai sana, Yuliana Jian tanpa bisa ditahan menatap Wirianto Leng, "Kamu mempersiapkan begitu lengkap, apakah kamu sudah mempunyai persiapan sejak awal?"
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Memang sudah mempersiapkan dari beberapa waktu yang lalu, tapi tidak terpikir ..."
"Tidak terpikir apa?" Yuliana Jian memiringkan kepala menatap Wirianto Leng dan bertanya sambil mengerutkan dahi.
Wirianto Leng mendekat dan mencium ujung bibir Yuliana Jian, "Tidak terpikir kamu begitu lucu."
Wajah Yuliana Jian langsung merona. Meskipun kadang kada dia agak tidak tahu malu, tapi menghadapi pujian mendadak dari Wirianto Leng, dia tetap bisa malu. Yuliana Jian segera menggelengkan kepala, membungkus dirinya dengan selimut, lalu turun dari ranjang, "Aku mandi dulu, kamu ... kamu lihat anak-anak saja ..."
Selesai berkata, Yuliana Jian langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Meskipun tubuhnya masih sedikit sakit, tapi karena sudah makan sampai kenyang, Yuliana Jian masih bisa bertahan sampai selesai mandi. Setelah mandi, Yuliana Jian bercermin. Ketika melihat dirinya, dia langsung mengerutkan dahi, "Ya Tuhan, Wirianto benar-benar bukan manusia ..."
Yuliana Jian melihat jelas bekas ciuman di sekujur tubuhnya. Karena kulitnya putih, bekas ciuman semakin terlihat jelas. Yuliana Jian tanpa bisa ditahan berkata kecil, "Hanya aku saja yang bisa bertahan, kalau ini orang lain, pasti sudah sejak awal meninggalkannya."
"Baju ada di sini." Wirianto Leng tiba-tiba membuka pintu dan berkata sambil tersenyum pada Yuliana Jian, "Aku juga sangat berterima kasih kamu tidak meninggalkanku."
Yuliana Jian segera menutupi dadanya dengan tangan dan berkata panik, "Kamu, kamu, kamu jangan masuk. Tidak boleh mengintipku!"
Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum, "Iya, lain kali aku tidak akan mengintip lagi."
Wirianto Leng kemudian menutup pintu kamar mandi. Yuliana Jian mengerucutkan bibir, menggelengkan kepala dan mengeluh, "Benar-benar pria yang sangat mengerikan."
Setelah Yuliana Jian selesai memakai baju dan keluar, dia melihat dua orang pelayan wanita di dalam kamar. Ini adalah pertama kalinya Yuliana Jian melihat pelayan wanita setelah datang ke villa ini. Melihat dua pelayan wanita berdiri di dalam kamar miliknya dan Wirianto Leng yang berantakan, seketika dia merona dan berkata dengan panik, "Kalau begitu kamu bereskan kamar ini, aku turun dulu."
Setelah selesai berkata, Yuliana Jian seperti kabur dan turun ke lantai bawah. Berjalan di ruang tamu, Wirianto Leng yang sedang bermain puzzle dengan anak-anak langsung menengadahkan kepala, "Sudah turun?"
Yuliana Jian mengangguk ringan dan berkata, "Iya, aku sudah turun."
Ketika melihat Yuliana Jian, Melly Jian langsung memeluk kaki Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Ibu, apa ibu dan ayah sudah selesai tidur?"
Yuliana Jian langsung merona dan menatap Melly Jian dengan panik. Setelah itu dia melihat ke arah Wirianto Leng dan pada akhirnya menatap Malvin. Melihat wajah Wirianto Leng yang tenang, Malvin sedikit penasaran. Wajah Yuliana Jian sudah merona sampai sedikit merah, apa dia bisa lebih memalukan lagi?
"Ibu, ada apa? Kenapa menangis? Apa ibu menindasmu lagi?" Melly Jian memiringkan kepala menatap Yuliana Jian dengan penasaran.
Malvin mengerutkan dahi menatap Yuliana Jian, "Tidur apanya? Apa terjadi sesuatu pada kalian?"
Yuliana Jian benar-benar ingin langsung pingsan sekarang juga. Kelihatannya dia masih bisa lebih memalukan lagi!
Tapi malah di saat ini Wirianto Leng mengangguk ke arah Malvin dan berkata sambil tersenyum, "Iya."
"Wirianto!" Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan mata merah dan berteriak kencang.
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanMy Perfect Lady
AliciaPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraLove And War
JaneCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia