Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 308 Semua Kenyataan
Yuliana Jian yang biasanya tidak suka asal menyentuh barang orang lain, terlebih ponsel yang merupakan alat sangat pribadi. Tetapi Yuliana Jian benar-benar penasran pada ponsel ini dan ingin mencari tahu apa sebenarnya barang ini.
Yuliana Jian melihat sekilas ke arah Wirianto Leng lalu memeluk ponsel tersebut dan melihatnya di pinggir ranjang. Begitu melihat ada kata sandi yang diperlukan untuk membuka ponsel terebut, Yuliana Jian mengerutkan keningnya dan menatap Wirianto Leng yang sedang tertidur pulas berkata: "mengapa ada kata sandi? Apa ada yang disembunyikan dariku?"
Kerutan kening Yuliana Jian semakin terlihat begitu dia berpikir hingga ke tahap ini. Sebenarnya semua peristiwa masa lalu dan hilang ingatan merupakan Wirianto Leng yang memberitahu dia. Meskipun semua masalah yang diberitahukan Wirianto Leng membuat dia merasa sangat tepat, tetapi dia yakin sebelum dia hilang ingatan dia juga merasa ingatan dia ketika bersama August Leng juga nyata.
Yuliana Jian merasa mungkin tidak seharusnya dia terus mengandalkan Wirianto Leng. Semua ucapan Wirianto Leng masih perlu diselidiki lebih dalam. Dia harus mencari bukti lainnya untuk membuktikan perkataan Wirianto Leng dan perasaan dia.
Yuliana Jian menunduk melihat ke arah ponsel begitu berpikir hingga ke tahap ini dan berkata: "jika semua ini adalah kenyataan, seharusnya tidak ada yang perlu ditakutkan untuk memperlihatkannya kepada aku bukan?"
Yuliana Jian menyipitkan matanya sambil tersenyum menekan layar ponsel: "1234.............."
Tetapi pada layar segera memunculkan tulisan bahwa kata sandi yang dimasukkan salah. Yuliana Jian berpikir sejenak lalu memasukkan tanggal ulang tahun dirinya sendiri, rupanya benar, dia berhasil membukanya. Yuliana Jian melihat gambar tema pada layar utama dan tersenyum menatap Wirianto Leng berkata: "tidak menyangka kamu begitu setia kepadaku hingga menggunakan tanggal ulang tahunku sebagai kata sandi. Aku sangat terharu, tunggu ketika kamu sadar, aku akan memberikan hadiah kepadamu."
Yuliana Jian berbicara sambil tersenyum, dia bergegas membuka kontak telepon dan melihat setiap tengah malam, Wirianto Leng pasti akan menghubungi seseorang. Hal ini membuat Yuliana Jian merasa curiga dan mengerutkan keningnya: "siapa dia? Apakah wanita simpanan? Tidak mungkin, dia sudah begitu setia membuang semuanya dan menemaniku ke sebuah pulau. Jika memang ada wanita lain, bagaimana mungkin dia bisa begitu setia kepadaku? Apakah mungkin anak-anak? Tapi apakah perlu semalam itu jika benar anak-anak? Benar-benar aneh!"
Tetapi Yuliana Jian tidak berani menghubungi nomor tersebut. Dia langsung membuka kontak pesan untuk melihat apakah ada pesan dari nomor tersebut. Ketika sedang membuka pesan ponsel milik Wirianto Leng, tiba-tiba masuk sebuah pesan baru, dan kebetulan nomor ini juga yang mengiriminya pesan. Yuliana Jian melihat ke arah Wirianto Leng dengan merasa bersalah, lalu mengigit bibirnya, menekan pesan dan pesan tersebut terbuka.
Lalu Yuliana Jian melihat isi pesan tersebut: "Direktur Leng, untuk mencegah memancing emosi Nona Yuli, perbuatan Anda sangat tepat dengan menutup kematian ayahnya.
Setelah Yuliana Jian melihat pesan tersebut, dia tertegun. Dia pun menggosok-gosokan matanya untuk meyakinkan diri apakah dia ada salah melihat atau tidak. Lalu tiba-tiba dia tertawa berkata: "konyol.....konyol........ini pasti mimpi buruk lagi. Benar-benar, aku merasa aneh selama beberapa hari ini aku terus bermimpi buruk, bagaimana mungkin tiba-tiba aku tidak lagi bermimpi buruk? Ternyata aku masih sedang di dalam mimpi ya. Aku hanya perlu kembali berbaring, menutup mata dan tidur sejenak. Lalu tunggu hingga aku terbangun saja............"
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia segera membuang ponsel Wirianto Leng, menaiki ranjang dan dengan panik membuka selimut dan menyelimuti seluruh dirinya. Yuliana Jian memejamkan matanya dengan kuat berkata: "sudah, sudah aman sekarang, sekarang aku sudah dapat tidur dan menunggu hingga aku terbangun dari mimpi ini."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia kembali menyelimuti dirinya dengan kuat. Pergerakan Yuliana Jian ini terlalu besar sehingga membuat Wirianto Leng terbangun dari tidurnya. Wirianto Leng bergegas membuka matanya dan melihat seluruh badan Yuliana Jian berada di dalam selimut serta ponselnya yang tergeletak di lantai. Dia segera mengerutkan keningnya, berjalan ke arah samping ponsel dan mengambilnya. Dia melihat isi pesan. Wirianto Leng langsung memijat dahinya, beberapa hari ini dia benar-benar kelelahan. Begitu melihat Yuliana Jian tertidur dengan pulas karena obat tidur pun juga membuat dia tertidur dengan pulas. Saking pulasnya membuat Yuliana Jian bangun terlebih dahulu.
Wirianto Leng menarik nafas dengan dalam, mengerutkan keningnya dan menghampiri Yuliana Jian, dia menjulurkan tangannya ke arah Yuliana Jian berkata: "Yuliana.........."
Yuliana Jian menghindar dengan panik, dengan gugup berkata: "aku tahu semua ini bukan kenyataan. Saat ini aku masih bermimpi buruk, semua ini palsu, aku tahu, kamu tidak perlu menjelaskannya kepadaku, aku dapat memahaminya dan mengerti......ayahku masih menungguku di rumah, jika aku pulang aku pasti dapat bertemu dengan ayahku. Dia pasti akan membelikan aku kue ketika aku berulang tahun. Ulang tahunku sudah dekat, bagaimana mungkin dia mati? Bagaimana mungkin dia tega meninggalkan aku? Jelas-jelas dia tahu aku sudah tidak memiliki ibu, bagaimana mungkin dia meninggalkan aku dan pergi sendirian?"
Wirianto Leng menjulurkan tangannya dan menaruhnya pada pundak Yuliana Jian berkata: "Yuliana.........."
Wirianto Leng masih ingat beberapa tahun yang lalu, dialah yang memberitahukan informasi bahwa dia sudah menemukan jasad ayahnya pada Yuliana Jian. Dialah yang memberitahukan kepada Yuliana Jian bahwa ayahnya sudah meninggal. Wirianto Leng tidak menyangka selama bertahun-tahun terlewati, masih saja harus dirinya yang memberitahu Yuliana Jian mengenai semua ini.
Tetapi karena Yuliana Jian sudah menemukannya, dia tidak perlu terus menyembunyikannya dan kemungkinan akan membuat Yuliana Jian menjadi kebingungan.
"Ini benar....." Wirianto Leng berkata: "Yuliana, ayahmu benar-benar sudah meninggal, itu sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu kita baru saja berjadian, masih belum menikah serta kedua anak tersebut belum lahir dan dia sudah meninggal."
Yuliana Jian berteriak memotong pembicaraan Wirianto Leng: "tutup mulutmu! Aku tidak ingin mendengar suaramu, sebelumnya baru saja kamu mengatakan ayahku masih hidup dan mengatakan jangan menghubungi dia karena takut dia akan khawatir. Ternyata semua ini adalah kebohonganmu bukan?"
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia semakin mempererat selimut yang membungkus dirinya. Dia seperti seekor siput yang takut menghadapi dunia dan berusaha untuk menyembunyikan dirinya, agar dia dapat menjauhi semua ingatan menakutkan, agar dia dapat dengan tenang berada di suatu tempat tanpa adanya gangguan dari dunia luar. Yuliana Jian sambil menggelengkan kepala sambil menangis berkata: "aku tidak mendengar apa pun, aku tidak melihat apa pun. Intinya ayahku masih hidup, jika aku pulang, aku pasti dapat melihat dia."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian seperti melihat Yuliana Jian beberapa tahun yang lalu. Beberapa tahun yang lalu, ketika Yuliana Jian mengetahui kematian ayahnya, dia juga lari seperti ini. Wirianto Leng tidak menyangka beberapa tahun kemudian hal ini akan terulang kembali.
Wirianto Leng tidak tega memberitahukan kepada Yuliana Jian mengenai kenyataannya, tetapi seperti beberapa tahun yang lalu, meskipun dia tidak tega, Wirianto Leng juga tahu bahwa dia harus memberitahukan semuanya kepada dia karena dirinya adalah orang terdekat dia, karena dia terluka karena dirinya.
Wirianto Leng duduk secara perlahan-lahan di pinggir ranjang Yuliana Jian berkata: "karena kamu sudah mengetahuinya, aku pun akan memberitahukan semuanya kepadamu. Sebelumnya aku tidak berani memberitahumu karena takut kamu tidak dapat menerimanya. Tetapi karena sekarang kamu sudah mengetahuinya, jika aku tidak memberitahu dengan jelas, kamu juga akan merasa sedih."
"Tidak.." Yuliana Jian menangis di dalam selimut sambil menggelengkan kepalanya berkata: "aku tidak merasa sedih, aku tidak ingin mengetahui kenyataannya, aku tidak ingin tahu..........kamu jangan beritahu aku.......aku mohon padamu....."
Hati Wirianto Leng bukannya tidak melunak begitu mendengar permohonan Yuliana Jian. Dia sangat ingin menghentikan semua ini, memeluk Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "tidak apa-apa, semua ini hanyalah sebuah lelucon, sebenarnya ayahmu masih hidup, semua penderitaan belum dimulai." Lalu? Lalu apakah membiarkan begitu saja Yuliana Jian terus berada di dalam mimpi? Lalu membuat Yuliana Jian tidak sadar selamanya dan bersembunyi terus-menerus?
Wirianto Leng mengerutkan keningnya lalu menoleh dan menatap Yuliana Jian dengan serius berkata: "Yuliana........jangan bersembunyi lagi. Meskipun kamu bersembunyi di dalam selimut, aku juga akan memberitahukan semuanya kepadamu. Ayahmu sudah tiada, dia dibunuh.........."
Setelah Wirianto Leng selesai berbicara, dia memberitahu semua kejadian dia dengan Yuliana Jian kepadanya. Wirianto Leng menyembunyikan bagian dimana Yuliana Jian dikontrol oleh August Leng untuk membunuh orang. Wirianto Leng hanya memberitahukan bahwa setelah Yuliana Jian diculik oleh August Leng, dia mendapatkan pukulan begitu besar sehingga membuat keadaan psikisnya menurun. Selain itu, Wirianto Leng menyembunyikan semuanya.
Tetapi hanya segitu saja sudah menjadi pukulan yang cukup besar bagi Yuliana Jian. Dia gemetar sambil menangis berkata: "tidak........tidak benar.........semua yang kamu katakan tidak benar. Kamu pasti sedang membohongi aku........tidak benar...........ini semua berbeda, tidak benar.........."
Wirianto Leng tidak menghalangi kata sanggahan Yuliana Jian. Dia hanya berbaring di samping Yuliana Jian dan menghela nafas dengan panjang berkata: "aku tahu saat ini kamu pasti lebih mempercayai bahwa kamu dan August Leng saling mencintai satu sama lain. Serta ayahmu masih hidup di dunia ini. Tetapi dunia ini sangat kejam, semua ini adalah kenyataan, kamu bukan hanya seorang putri, kamu juga seorang ibu dan seorang istri. Jika kamu terus bersembunyi di dunia asal milikmu, kamu bukan hanya tidak dapat memeluk ayahmu, kamu juga akan kehilangan anak-anak dan aku......."
Setelah Wirianto leng selesai berbicara, dia menjulurkan tangan menaruhnya di atas pundak Yuliana Jian berkata: "jangan lari kembali ya? Apakah bisa memberikan kita sebuah kesempatan untuk kembali menghadapi semua ini? Dulu kita bisa melewatinya bersama-sama, mengapa sekarang tidak bisa?"
Yuliana Jian dengan diam bersembunyi di balik selimut. Tetapi meskipun terhalangi oleh selimut, Wirianto Leng juga dapat merasakan tubuh Yuliana Jian sedang bergetar. Dia dapat dengan jelas merasakan semua penderitaan Yuliana Jian. Wirianto Leng perlahan-lahan membalikkan badannya dan memeluk Yuliana Jian berkata: "kamu tidak perlu harus segera menerima semua ini, kamu boleh lakukan dengan perlahan-lahan, kamu jangan takut, tidak akan ada orang yang akan memaksa kamu. Aku sangat sabar, aku bisa menunggumu dalam waktu yang panjang, aku dapat terus menunggumu...........menunggu hingga kamu bersedia untuk keluar dan menghadapinya....."
Yuliana Jian memejamkan matanya dengan sekuat tenaga sambil mengerutkan keningnya. Dia terus terdiam dalam keadaan seperti ini, dia mencoba untuk kabur, dia ingin kembali ke cangkangnya kembali. Selama bisa kembali, dia tidak perlu menghadapi semua masalah ini, dia dapat terus hidup di dunia dimana ayahnya masih hidup. Tetapi pelukan Wirianto Leng dari belakang membuat dia tidak dapat kabur, dia mengerutkan keningnya dan menghapus air mata dengan kasar berkata: "aku tahu.........."
Lalu Yuliana Jian membuka selimut dengan perlahan-lahan, dia menoleh menatap Wirianto Leng sambil terisak dia berkata: "mengapa begitu kejam? Kenapa? Mengapa semua yang dulu bukan kenyataan?"
Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian berkata: "karena dia adalah kenyataan sehingga sangat kejam. Karena yang dulu merupakan semua karangan sehingga itu adalah sebuah kepalsuan."
Setelah Wirianto Leng selesai berbicara, dia memeluk Yuliana Jian dengan erat. Yuliana Jian tidak dapat menahan air matanya untuk tidak turun. Ketika semua luka dan penderitaan dibuka di saat yang bersamaan pada saat ini, Yuliana Jian merasa dua kali lipat lebih sakit. Yuliana Jian sudah tidak dapat mengontrol tubuhnya sendiri, dia terus menangis dan gemetar.
Wirianto Leng tidak dapat menghadapi situasi ini. Dia pernah memanggil banyak dokter ke pulau ini, setelah selesai memeriksa seluruh tubuh Yuliana Jian dan karena psikisnya yang bermasalah. Serta keadaan Yuliana Jian yang sekarang juga membuat dokter psikolog tidak tahu harus berbuat apa. Psikolog dapat membetulkan hati yang rusak tetapi dia tidak dapat membetulkan hati yang sudah mau mati.
Sehingga Wirianto Leng tidak lagi mengizinkan para dokter itu untuk datang ke pulau. Dia mulai menjaga Yuliana Jian. Setiap harinya dia terus membicarakan masa lalu mereka dan menceritakan kisah usil Melly Jian dan Melvin Jian yang dulu, dia tidak berhenti-hentinya untuk bercerita tanpa merasa lelah.
"Kamu hanya belajar memasak Spaghetti, masih ada makanan manis dan beer braised duck yang belum kamu pelajari. Meskipun ayahmu sudah tiada, tetapi kita dapat sering menjenguknya. Pada saat itu kita dapat membawanya ke sana. Oh iya, pemakaman ayah dan ibumu digabung. Di samping pemakaman mereka ada sebuah batang pohon. Pohon tersebut sudah ditanam sejak kepergian ayah. Hidup pasti ada akhir dan kehidupan baru. Pohon itu sangat kuat tetapi hanya dalam beberapa tahun saja, pohon tersebut menjadi kasar. Terakhir kali kamu menjeguk ayahmu, kamu masih menertawakan pohon tersebut sangat bulat seperti perut ayahmu. Pada saat itu tiba-tiba datang sebuah angin kencang, kamu pun bersembunyi di belakang aku dan bergegas menjelaskan kepada ayahmu bahwa kamu hanya sedang membuat lelucon dan memintanya untuk tidak marah. Sebenarnya aku merasa nyalimu sangat kecil, bagaimana mungkin ayahmu marah padamu? Itu dia hanya sedang bermain denganmu, hanya saja kamu selalu merasa takut......." Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, dia melihat mata Yuliana Jian bergerak sedikit.
Wirianto Leng segera memegang tangan Yuliana Jian berkata: "Yuliana........luka memang menyakitkan terlebih jika terbuka kembali. Tetapi jika kamu melarikan diri, selamanya luka tersebut tidak akan sembuh. Aku rasa.........ayahmu juga tidak ingin melihat peristiwa seperti itu. Dia berharap kamu dapat hidup di bawah sinar matahari. Meskipun terkadang sinar matahari sangat terik, tetapi sangat hangat di bawah sinar matahari, hanya orang yang berada di bawah sinar matahari yang dapat merasakannya."
Perlahan-lahan Yuliana Jian membuka matanya. Ketika Wirianto Leng menatap mata Yuliana Jian, dia tidak terlalu bersemangat melainkan jauh lebih tenang seperti mengetahui Yuliana Jian pasti akan membuka matanya. Dia tersenyum dan berkata pada Yuliana Jian: "lapar tidak? Aku akan memasak bubur."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng berkata: "aku bermimpi dalam waktu yang sangat panjang.........apakah sekarang aku sudah sadar, Wirianto?"
"Sepertinya sudah." Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan menjawab.
Yuliana Jian memejamkan mata dengan kuat berkata: "aku sudah mengingat semuanya, masaklah untukku, aku ingin makan, sangat lapar........."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia mengadahkan kepalanya dan menatap sebuah botol asupan gizi sambil mengerutkan keningnya berkata: "aku sudah muak menerima semua selang itu, aku ingin makan."
Wirianto Leng cemas meninggalkan Yuliana Jian seorang diri di dalam kamar, dia berkata sambil menatap Yuliana Jian: "aku akan memanggil orang untuk kemari."
Yuliana Jian tersenyum menatap Wirianto Leng: "apakah kamu takut akan terjadi sesuatu padaku? Aku tahu pasti kamu berpikir seperti itu. Begini saja, kamu taruh aku di atas kursi roda dan mendorongnya, bagaimana?"
Wirianto Leng baru menganggukkan kepalanya sambil tersenyum berkata: "baik, ide bagus, sini aku gendong kamu."
Setelah Wirianto Leng selesai berbicara, dia berjalan menghampiri sisi Yuliana Jian dan menggendongnya. Lalu menaruhnya di atas kursi roda. Lalu Wirianto Leng menyelimuti kaki Yuliana Jian. Yuliana Jian tersenyum dan menyentuh pelan selimut tersebut dan berkata kepada Wirianto Leng: "aku sudah merasa lebih baik, selimut ini sangat nyaman."
Entah kenapa Wirianto Leng merasa lebih cemas melihat Yuliana Jian yang begitu tenang. Wirianto Leng mengerutkan keningnya berkata: "apakah kamu benar-benar sudah mengingat semuanya? Apakah kamu mengingat anak kita?"
Yuliana Jian tersenyum menganggukkan kepalanya: "tentu saja, bagaimana mungkin aku melupakan Melly Jian dan Melvin."
Wirianto Leng bertanya: "bagaimana........bagaimana dengan August Leng?"
Terdapat kilatan ketakutan pada tatapan Yuliana Jian. Dia menarik nafas dengan dalam lalu dengan serak berkata: "tentu saja............aku juga tidak melupakan dia........dia sudah menculik aku. Dia........dia membuat sebuah dunia untukku untuk hidup bersamanya. Aku mau tidak mau harus mempercayainya karena jika aku tidak mempercayainya, aku akan dibunuh."
Begitu Yuliana Jian selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya sambil gemetar berkata: "Wirianto, kamu mengatakan diriku yang dulu sangat kuat, tetapi aku tidak sekuat seperti yang kamu bayangkan."
Wirianto Leng jongkok di depan Yuliana Jian sambil menggenggam tangannya berkata: "tetapi..........tetapi semua ini sudah berlalu. Keadaan sekarang sudah membaik. August Leng juga sudah mati, dia..........."
"Kamu tidak perlu membohongiku lagi, aku sudah mengingat semuanya. Aku yang membunuh August Leng." Yuliana Jian mengerutkan keningnya menatap Wirianto Leng berkata: "dia yang memberikan aku perintah, tetapi aku lupa akan perintah tersebut. Aku hanya ingat dia mengucapkan sebuah kalimat lalu aku pun langsung membunuh dia. Aku merasa diriku seperti boneka yang sedang dikontrol oleh dia."
Wirianto Leng bergegas berkata: "tidak apa-apa, sekarang dia sudah tiada."
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya sambil mengerutkan kening berkata: "Wirianto, tetapi tali ini belum terputus."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia memejamkan mata dengan kuat lalu berkata: "Wirianto masaklah sesuatu untukku, aku benar-benar lapar."
Wirianto Leng mengerutkan keningnya menatap Yuliana Jian sambil tersenyum berkata: "baik aku akan memasaknya sekarang."
Setelah Wirianto Leng selesai berbicara, dia segera mendorong Yuliana Jian keluar dari dalam kamar. Dia mendorong Yuliana Jian masuk ke dalam restoran di lantai satu. Yuliana Jian terduduk di atas kursi roda dan menatap pisau pada dapur, tiba-tiba dia teringat akan sesuatu. Lalu Yuliana Jian bergegas memalingkan kepalanya seperti sedang berusaha menekan sesuatu keinginan. Tetapi Yuliana Jian berusaha keras menahan keinginan ini, tangan dia menggenggam pegangan kursi roda dengan kencang.
Wirianto Leng mengerutkan keningnya berkata: "ada apa?"
Yuliana Jian mengerutkan keningnya berkata: "aku....aku merasa sedikit kacau........."
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiUangku Ya Milikku
Raditya DikaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiMenunggumu Kembali
NovanAwesome Guy
RobinCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia